Makalah EvaluasiPemanfaatan Kel8
Makalah EvaluasiPemanfaatan Kel8
OLEH:
KELOMPOK 8
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan rahmat dan
karuniaNya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Evaluasi pemanfaatan
media pembelajaran.” sebagai tugas dari mata kuliah Media Pembelajaran. Penulis berterima
kasih kepada seluruh pihak yang banyak membantu dalam proses penyusunan dan
penyelesaian makalah ini dari awal hingga akhir.
Dan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada ibu Dra. Effi
Aswita Lubis, M. Pd, M. Si dan Rini Herliani, SE, M.Si, Ak. CA sebagai dosen pengampu
mata kuliah Media Pembelajaran yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas
ini. Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini kiranya masih jauh dari kesempurnaan
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat penulis
harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis sendiri tentunya.
Kelompok 8
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Media pembelajaran adalah alat yang sangat membantu dalam proses pembelajaran.
Dalam memilih media pembelajaran, kita terkadang asal memilih dan menggunakannya
begitu saja tanpa kita tahu apakah media yang kita gunakan sudah sesuai atau tidak dengan
tujuan pembelajaran.
Media pendidikan sebelum digunakan secara luas perlu dievaluasi terlebih dahulu,
baik dari segi isi materi, segi edukatif, maupun segi teknis permediaan, sehingga media
tersebut memenuhi persyaratan sebagai media pendidikan. Evaluasi media dimaksudkan
untuk mengetahui apakah media yang dibuat atau diproduksi dapat mencapai tujuan yang
ditetapkan atau tidak.
Hal ini penting untuk diperhatikan dan dilakukan karena banyak orang yang
beranggapan bahwa sekali mereka membuat media pasti baik. Untuk itu perlu dibutuhkan
dengan cara menguji dan mengevaluasi media pembelajaran yang akan digunakan.Selain itu,
belajar merupakan suatu proses yang kompleks yang terjadi pada setiap diri manusia. Proses
itu sendiri terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh
karena itu belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja yang pastinya akan dipengaruhi
oleh berbagai faktor.
Contoh faktor itu adalah media pembelajaran yang merupakan sesuatu yang bersifat
menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan audien (siswa)
sehingga dapat terjadinya proses belajar. Media-media itulah untuk dievaluasi yang
penjabarannya akan sedikit dijelaskan dalam makalah ini.
Rumusan-rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu diantaranya:
1. Apakah tujuan evaluasi media pembelajaran?
2. Apa ciri-ciri efektif media pembelajaran?
3. Bagaimankah cara mengevaluasi media pembelajaran?
4. Apakah kriteria evaluasi media pembelajaran?
1
BAB II
PEMBAHASAN
Evaluasi Pemanfaatan
Media Pembelajaran
Studi kasus
2
2.2 Pengertian Evaluasi Media Pembelajaran
3
3. Memberikan pedoman kepada produsen dalam memproduksi media pendidikan
yang bermutu.
4. Melindungi sekolah dari penggunaan media pendidikan yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan dari segi teknis kependidikan.
Tujuan lain dari evaluasi media pembelajaran antara lain:
1. Menentukan apakah media pembelajaran itu efektif.
2. Menentukan apakah media itu dapat diperbaiki atau ditingkatkan.
3. Menetapkan apakah media itu cost-efective dilihat dari hasil belajar siswa.
4. Memilih media pembelajaran yang sesuai untuk dipergunakan dalam proses
pembelajaran.
5. Menentukan apakah isi pelajaran sudah tepat disajikan dengan media itu.
6. Menilai kemampuan guru menggunakan media pembelajaran.
7. Mengetahui apakah media pembelajaran tersebut benar-benar
memberi sumbangan terhadap hasil belajar seperti yang dinyatakan.
8. Mengetahui sikap siswa terhadap media pembelajaran.[5]
4
3) Kemudahan dalam memperoleh media, artinya media diperlukan mudah
diperoleh.
4) Keterampilan guru dalam menggunakan, apapun jenis media yang diperlukan
syarat utamanya adalah guru dapat menggunakannya dalam proses pengajaran.
5) Tersedianya waktu untuk menggunakannya, sehingga makna yang terkandung
di dalamnya dapat dipahami oleh para siswa.
6) Sesuai dengan taraf berpikir siswa, sehingga makna yang terkandung di
dalamnya dapat dipahami oleh para siswa.
Sedangkan menurut Azhar Arsyad, media pembelajaran bisa dikatakan efektif jika:
1) Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
2) Tepat untuk mendukung isi pelajaran.
3) Praktis, luwes dan tahan.
4) Guru terampil menggunakannya.
5) Pengelompokan sasaran.
6) Mutu teknis.
Cara mengevaluasi media pembelajaran dengan cara evaluasi formatif terdiri dari tiga
tahapan yaitu:
a. Evaluasi satu lawan satu (one to one)
Pada tahap ini pilihlah dua orang sasaran/siswa yang dapat mewakili populasi
target dari media yang telah dibuat. Kedua orang tersebut hendaknya satu orang
diambil dari populasi yang kemampuannya di atas rata-rata, sedangkan yang satu
5
orang lagi kemampuannya di bawah rata-rata. Sajikan media tersebut kepada mereka
secara individual. Kalau media itu didesain untuk belajar mandiri, maka biarkanlah
siswa mempelajarinya, sementara itu kita mengamatinya.
1) Jelaskan kepada siswa bahwa anda seorang merancang media baru. Amati
reaksi mereka terhadap media yang dibuat/ ditampilkan tersebut.
2) Katakan kepada siswa bahwa kalau terjadi kesalahan penggunaan media
tersebut, bukanlah karena kekurangan siswa tetapi karena kelemahan media
tersebut yang perlu diperbaiki dan disempurnakan.
3) Usahakan agar siswa bersifat santai dan bebas mengemukakan pendapat
mereka mengenai media yang ditampilkan tersebut.
4) Lakukan tes awal untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dan
pengetahuan siswa terhadap penggunaan media tersebut.
5) Catat lamanya waktu yang digunakan dalam penyajian media tersebut dan
catat pula reaksi siswa terhadap penampilan media tersebut.
6) Berikan tes yang mengukur keberhasilan penggunaan media tersebut.
7) Lakukan analisis terhadap informasi yang terkumpul.
kegiatan ini sebenarnya ada beberapa informasi yang dapat diperoleh
diantaranya: kesalahan pemilihan kata atau uraian-uraian tak jelas, kesalahan dalam
memilih lambang-lambang visual, kurang contoh, terlalu banyak atau sedikitnya
materi, urutan/ sequence yang keliru, pertanyaan atau petunjuk yang kurang jelas,
materi tidak sesuai dengan tujuan.
Pada tahap ini diujicobakan kepada sasaran/ siswa kurang lebih 10-20 siswa
yang dapat mewakili populasi target. Siswa/ sasaran yang dipilih untuk uji coba ini
hendaknya mencerminkan karekteristik populasi. Usahakan sampel tersebut terdiri
dari siswa/ sasaran berbagai tingkat kemampuan (pandai, sedang, kurang pandai),
jenis kelamin berbeda-beda (laki-laki dan perempuan), berbagai usia dan latar
belakang.
6
Tahap-tahap yang perlu dilakukann adalah, sebagai berikut;
a. Jelaskan bahwa media tersebut pada tahap formatif dan memerlukan umpan
balik untuk penyempurnaannya.
b. Berikut tes awal (pretest) untuk mengukur kemampuan dan pengetahuan siswa
tentang topik yang berkenaan dengan menggunakan media.
c. Tugaskan kepada siswa untuk mempelajari media tersebut.
d. Catat waktu umpan balik selama penyajian media.
e. Berikan tes untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang ditetapkan dapat
tercapai (postes).
f. Bagikan angket kepada siswa untuk mengetahui menarik tidaknya media yang
digunakan, mengerti tidaknya siswa terhadap pesan yang disampaikan oleh
media tersebut, konsisten tujuan dan materi, dan cukup tidaknya latihan yang
dilakukan.
g. Lakukan analisis terhadap data-data yang terkumpul.
Evaluasi lapangan adalah tahap akhir dari evaluasi formatif yang perlu
dilakukan. Evaluasi lapangan dilakukan kapada sekitar 30 orang dengan berbagai
karakteristik seperti tingkat kepandaiannya, kelas, latar belakang, jenis kelamin, usia,
sesuai dengan karakteristik populasi. Satu hal yang perlu dihindari baik pada dua
tahap evaluasi terdahulu maupun evaluasi lapangan ini yaitu efek halo (halo effect).
Hallo effect muncul apabila kita mencobakan media kepada mereka yang belum
pernah melihat media tersebut. Jika demikian maka informasi yang diperoleh banyak
dipengaruhi oleh sifat kebaruan tersebut sehingga kurang dapat dipercaya.
7
e. Catat semua respon yang muncul dan waktu yang diperlukan dari siswa
selama penyajian.
f. Lakukan postes (tes akhir) untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa
setelah penyajian media tersebut. Hasil tes akhir dibandingkan dengan tes
awal yang digunakan untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi media yang
dibuat tersebut.
g. Edarkan tes skala sikap kepada siswa yang dipilih tersebut untuk mengetahui
sikap mereka terhadap media yang digunakan.
h. Lakukan analisa terhadap data yang diperoleh melalui kegiatan-kegiatan yang
dilakukan, terutama mengenai kemampuan awal pretes, skor tes awal dan tes
akhir, waktu yang diperluakan, perbaikan dari bagian-bagian yang sulit,
pengajaran serta kecapatan sajian dan sebagainya.
Ahli bidang studi dan ahli media dalam melakukan evaluasi perlu
mempertimbangkan criteria penilaian/ evaluasi/ criteria evaluasi dimaksud merupakan
pedoman penilai dalam melaksanakan penilaian media pendidikan baik yang berkait
dengan software (perangkat lunak) maupun hardware (perangkat keras).
Akan tetapi beberapa criteria dalam mengevaluasi media pembelajaran yang perlu
diperhatikan antara lain adalah:
a. Relevan dengan tujuan pendidikan atau pembelajaran.
b. Persesuaian dengan waktu, tempat, alat-alat yang tersedia, dan tugas pendidik.
c. Persesuaian dengan jenis kegiatan yang tercakup dalam pendidikan.
d. Maksud dan tujuan dari media pembelajaran harus dapat dipahami oleh peserta
didik.
e. Menarik perhatian peserta didik.
f. Sesuai dengan kecakapan dan pribadi pendidik yang berdangkutan.
g. Kesesuaian dengan pengalaman atau tingkat belajar yang dirumuskan dalam silabus.
h. Keaktualan (tidak ketinggalan zaman).
i. Cakupan isi materi atau pesan yang ingin disampaikan.
j. Skala dan ukuran.
k. Bebas dari bias ras, suku dan gender.
8
Walker dan Hess memberikan kriteria dalam mereview perangkat lunak media
pembelajaran yang berdasarkan kepada kualitas.
1. Kualitas isi dan tujuan (ketepatan, kepentingan, kelengkapan, keseimbangan,
minat/perhatian, keadilan, kesesuaian dengan situasi siswa
2. Kualitas intruksional (memberikan kesempatan belajar, memberikan bantuan belajar,
kualitas memotivasi, fleksibilitas intruksionalnya, hubungan dengan progam
pembelajaran lainnya, kualitas sosial interaksi intruksionalnya, kualitas tes dan
penilaiannya, dapat memberi dampak bagi siswa, dapat membawa dampak bagi guru
dan pembelajarannya
3. Kualitas teknis (keterbacaan, mudah digunakan, kualitas tampilan/tayangan, kualitas
penanganan jawaban, kualiatas pengelolaan progamnya, kualitas
pendokumentasiannya).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada bulan Oktober sampai Desember
2020 di kelas V SD Negeri 69 Kota Banda Aceh, dengan melakukan observasi dan
wawancara yang telah peneliti uraikan, serta didukung dengan dokumentasi, dapat dilihat
bahwa guru memanfaatkan WhatsApp sebagai media pembelajaran dalam jaringan untuk
menunjang peningkatan siswa dalam proses pembelajaran berlangsung, selama di rumah
dalam hal ini guru telah melaksanakan kebijakan yang dikeluarkan Menteri Nadiem Anwar
Makarim yang menerbitkan Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020 pada satuan Pendidikan
melalui Surat Edaran Mendikbud Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 tentang “Pembelajaran
secara Daring (Dalam Jaringan) dalam rangka mencegah penyebaran Corona Virus Diseases
(COVID- 19).
Kebijakan yang dikeluarkan ini, memaksa guru dan peserta didik untuk tetap
melaksanakan proses pembelajaran dari rumah dengan bantuan media pembelajaran jarak
jauh salah satunya penggunaan whatsApp yang digunakan oleh guru kelas V, semua
aktiviitas pembelajaran diakses melalui WhatsApp baik penyampaian materi, informasi,
diskusi serta kegiatan evaluasi yang dilakukan dengan memanfaatkan fitur seperti foto dan
dokumen . Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh gurukelas V
dalam penggunaan media pembelajaran dapat membantu proses penyampaian informasi dari
materi yang akan dipelajari. Pribadi (2017:13) bahwa media menjadi sarana dalam kegiatan
belajar, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien.
9
Dalam keadaan pandemi saat ini, penggunaan media pembelajaran dalam jaringan
tentu memberikan kemudahan kepada guru maupun peserta didik dalam proses komunikasi
selama melakukan pembelajaran daring. Ada banyak teknologi aplikasi digital yang bisa
digunakan Menurut Jumiatmoko (2016:53) WhatsApp merupakan aplikasi berbasis internet
yang memudahkan penggunanya dalam berkomunikasi dengan fitur-fitur yang tersedia serta
merupakan media sosial yang paling populer digunakan dalam berkomunikasi. Berdasarkan
hasil observasi dan wawancara serta diperkuat dengan adanya bukti dokumentasi, fitur
whatsApp yang sering dimanfaatkan guru dalam proses pembelajaran yaitu fitur foto, video,
dokumen, Group WhatsApp, dan call (telpon). Dengan adanya fitur yang disediakan
mempermudah guru dalam proses pembelajaran. Menurut Barhomi (2015:223) manfaat dari
media yang ditampilkan tersebut dalam pembelajaran yaitu WhatsApp Messenger Group
memberikan fasilitas pembelajaran secara kolaboratif dan kolaboratif secara online antara
guru dan peserta didik ataupun sesama peserta didik baik dirumah maupun di sekolah,
aplikasi gratis yang mudah digunakan serta dapat digunakan untuk berbagi komentar, tulisan,
gambar, video, suara, dan dokumen. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, walaupun siswa
harus belajar di masa pandemi seperti sekarang ini.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Mujib, Dr., M.Ag, Ilmu Pendidikan Islam, Kencana Prenada Media, Jakarta, 2006
Azhar Arsyad, Dr., M.A, Media Pembelajaran, Rajawali Pers, Jakarta, 2001
file:///D:/MATA%20KULIAH%20SEMESTER%204/media%20Pembelajaran%20PAI/baha
n/Evaluasi%20Media%20Pembelajaran%20_%20sitiwiwin9.htm. Diambil pada 10-05-2013
14:49 wib.
file:///D:/MATA%20KULIAH%20SEMESTER%204/media%20Pembelajaran%20PAI/baha
n/Evaluasi%20Media%20Pembelajaran%20_%20amaliaelfanani.htm. Diambil pada 10-05-
2013 14:49 wib.
Sungkono, Evaluasi Media Pendidikan, evaluasi-media.pdf-Adobe Reader, hlm.1, Diakses
pada 10-05-2013 14:48 wib.
file:///D:/MATA%20KULIAH%20SEMESTER%204/media%20Pembelajaran%20PAI/baha
n/EVALUASI%20MEDIA%20PEMBELAJARAN%20_%20Ikrimah%20Maifandi.htm.
Diakses pada 10-05-2013 14:49 wib.
12