Anda di halaman 1dari 2

A.

PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Apakah semua bahan makanan yang diuji menunjukan warna yang sama?
Jawab : tidak
2. Perhatikan putih telur rebus, roti, tempe waktu dibakar. Identifikasi bau yang
ditimbulkannya, jelaskan kira-kira bau apa dari masing-masing bahan makanan yang
dibakar tersebut!
Jawab: a. Putih telur setelah di bakar baunya seperti/sama dengan bau yang ditimbulkan
oleh bulu ayam yang dibakar; b. Roti setelah di bakar baunya tidak seperti/tidak sama
dengan bau yang ditimbulkan oleh bulu ayam yang dibakar. c. Tempe setelah di bakar
baunya seperti/sama dengan bau yang ditimbulkan oleh bulu ayam yang dibakar.
3. Pada saat diberi air kapur dan larutan tembaga sulfat terhadap putih telur rebus, tempe,
dan daging ayam, manakah yang menunjukkan warna ungu? Apakah keunggulannya
sama? Manakah yang ungunya lebih muda dan yang paling tua? Mengapa demikian?
Jawab: Yang berwarna ungu adalah putih telur rebus, tempe, dan daging ayam.
Keunggulannya tidak sama. Warna ungu lebih muda pada  daging ayam dan tempe
sedangkan umgu yang lebih tua pada putih telur rebus. Karena Putih telur rebus
kandungan proteinnya lebih besar daripada pada daging ayam dan tempe yang
ditunjukkan dengan warna ungu lebih muda pada kedua bahan tersebut.
4. Berdasarkan uji yang telah dilakukan manakah bahan makanan sumber protein?
Jawab: a. Bahan yang mengandung sumber protein: Putih telur, tempe, daging ayam, dan
seledri; b. Bahan yang tidak mengandung protein: Roti dan kangkung.

Setelah kami melakukan pengamatan dalam uji protein, kami menyiapkan berbagai bahan
makanan seperti seledri, kangkung, putih telur yang telah direbus, roti, tempe, dan daging ayam
sebagai bahan makanan yang akan di ujikan melalui proses pembakaran. Bahan makanan seperti
gula pasir, putih telur yang telah direbus, roti, tempe,daging ayam, dan tepung terigu kami uji
melalui proses penetesan dengan larutan kapur dan asam sulfat. 

Dalam proses pembakaran, kami terlebih dahulu mengambil sampel bahan makanan dan 
menyalakan lilin kemudian kami menyiapkan bulu ayam untuk kemudian dibakar sebagai
kontrol dalam percobaan ini. Kami pun membakar bulu ayam tersebut dan mengamati/mencium
aroma bulu ayam yang dibakar tersebut. 

Kami membakar seledri kemudian mencium aroma seledri yang telah dibakar dan
membandingkan aromanya dengan aroma bulu ayam yang dibakar, kami membakar kangkung
kemudian mencium aroma kangkung yang telah dibakar dan membandingkan aromanya dengan
aroma bulu ayam yang dibakar, kami membakar putih telur yang telah direbus kemudian
mencium aroma putih telur yang telah dibakar dan membandingkannya dengan aroma bulu ayam
yang dibakar.
Kami membakar roti kemudian mencium aroma roti yang telah dibakar dan membandingkannya
dengan aroma bulu ayam yang dibakar, kami membakar tempe kemudian mencium aroma tempe
yang telah dibakar dan membandingkannya dengan aroma bulu ayam yang telah dibakar, dan
kami membakar daging ayam kemudian mencium aroma daging ayam yang telah dibakar dan
membandingkannya dengan aroma bulu ayam yang dibakar.

Hasil pembakaran tersebut kami mengamati adanya perubahan aroma-aroma tertentu. Seledri
yang dibakar ternyata menghasilkan seperti aroma bulu ayam yang dibakar, kangkung yang
dibakar menghasilkan aroma seperti aroma bulu ayam yang dibakar, putih telur yang dibakar
menghasilkan aroma seperti aroma bulu ayam yang dibakar, roti yang dibakar menghasilkan
aroma lain, tempe yang dibakar menghasilkan aroma seperti aroma bulu ayam yang dibakar, dan
daging ayam menghasilkan aroma seperti aroma bulu ayam yang dibakar.

Dalam uji protein melalui proses penetesan dengan larutan kapur dan tembaga sulfat, kami
menyiapkan bahan-bahan makanan tersebut ke dalam plate tetes. Gula pasir, putih telur yang
telah di rebus, roti, tempe, daging ayam, dan tepung terigu kami ambil sampelnya ke dalam plate
tetes.  

Kami meneteskan larutan kapur sebanyak 2-3 tetes ke dalam gula pasir, putih telur yang telah
direbus, roti, tempe, daging ayam, dan tepung terigu kemudian dilanjutkan dengan meneteskan
larutan tembaga sulfat kedalam sampel bahan makanan yang telah ditetesi larutan kapur tersebut.
Kami mengamati adanya perubahan warna pada beberapa bahan makanan tersebut. 

Sebelum di beri lerutan kapur dan tembaga sulfat warna bahan makanan tersebut masih berupa
warna dasar bahan makanan semula akan tetapi setelah diberi larutan kapur dan tembaga sulfat
menunjukkan adanya perubahan warna. Gula pasir tidak berubah dari warna putih tetap berwarna
putih. Putih telur yang telah direbus berubah warna dari putih menjadi ungu. 

Roti tidak berubah dari warna putih tetap berwarna putih. Tempe berubah warna dari putih
menjadi ungu. Daging ayam berubah warna dari cokelat menjadi ungu. Tepung terigu berubah
warna dari putih menjadi ungu.

Anda mungkin juga menyukai