Anda di halaman 1dari 15

Aspek-Aspek Karya Seni Rupa~

Aspek-Aspek Karya Seni Rupa

Hi teman-teman disini saya akan membahas tentang Aspek-aspek Karya Seni Rupa, baik mari
kita simak sebagai berikut :

A. Aspek-aspek Karya Seni Rupa

a. Wujud
Wujud visual karya seni rupa merupakan wadah sedangkan yang ada di dalamnya disebut
isi. Apa yang dapat kita respons secara indriawi dari sebuah karya seni rupa adalah aspek wujud
fisiknya. Feldman membedakan wujud visual menjadi bentuk dan struktur estetis. Bentuk adalah
unsur seni rupa yang terbentuk karena unsur ruang dan volume. Sedang struktur estetis adalah
konfigurasi suatu karya seni rupa sebagai keseluruhan hubungan dari unsur-unsur visual (titik,
garis, bidang, warna, tekstur, cahaya, volume dan lain-lain) atau paduan unsur-unsur visual dengan
unsur lain (gerak, bunyi dan lain-lain) yang ditata dengan pengaturan tertentu sehingga tercipta
suatu keutuhan atau harmoni.
b. Isi
Isi atau ideoplastik adalah aspek ide gagasan atau tema yang ada dalam karya seni rupa.
Makna dapat dibedakan menjadi makna denotatif dan makna konotatif. Makna denotatif bersifat
objektif dan dipahami melalui pengamatan dan pikiran/rasio, sedangkan makna konotatif lebih
besifat subjektif dan lebih berkaitan dengan perasaan serta makna simbolik/tersirat.

B. Aspek-aspek Penilaian dalam Apresiasi Karya Seni Rupa


Aspek-aspek Penilaian dalam Apresiasi Karya Seni Rupa Untuk mengadakan penilaian
terhadap karya seni rupa terapan, berikut adalah beberapa aspek yang bisa dijadikan ukuran atau
kriteria sebuah penilaian. Dari aspek atau ukuran penilaian yang akan dibahas nanti, tidak mutlak
semua harus digunakan, karena tidak semua karya seni rupa cocok dengan ukuran penilaian
tersebut. Aspek-aspek atau ukuran penilaian itu adalah :

a) Aspek Ide atau Gagasan


3

Proses kreatif dalam dunia kesenirupaan merupakan suatu proses yang timbul dari
imajinasi menjadi kenyataan. Proses mencipta suatu benda melalui pikiran, dan melaksanakannya
melalui proses sehingga masyarakat dapat menikmati dan memanfaatkannya. Ekspresi yang
muncul akibat adanya rangsangan dari luar dan ilham dari dalam menciptakan suatu keunikan
sendiri. Keunikan ekspresi pribadi itulah yang disebut kreativitas.
b) Aspek Penguasaan Teknis
Teknik adalah cara untuk mewujudkan suatu ide menjadi hal-hal yang kongkrit dan punya
nilai. Ketidaktrampilan dalam penggunaan teknik akan berdampak pada karya yang dihasilkan.
Demikian dalam hal pemilihan teknik juga harus menjadi bahan pertimbangan dalam pembuatan
karya seni. Kesalahan dalam pemilihan teknik, juga akan berdampak pada karya seni yang
dihasilkan. Itulah sebabnya aspek penguasaan teknik perlu dipertimbangkan dalam penilaian
sebuah karya seni.
c) Aspek Penguasaan Bahan
Setiap bahan mempunyai sifat dan karakteristik yang berbeda, misalnya sifat rotan adalah
lentur, logam adalah keras, tanah liat adalah plastis dan masih banyak lagi. Untuk itu seorang
pencipta karya seni harus tahu betul sifat dan karakter bahan yang digunakan. Kesalahan dalam
memilih bahan juga akan berakibat pada hasil karya yang dibuatnya. Untuk itulah aspek
penguasaan bahan dalam penilaian karya seni rupa terapan patut dipertimbangkan.
d) Aspek kegunaan
Sebagaimana dalam aspek pertimbangan penciptaan karya seni terapan, perlu
mempertimbangkan aspek kegunaan (applied), maka dalam penilaian juga perlu
mempertimbangkan aspek tersebut. Hal ini sangat penting mengingat fungsi utama dalam seni
rupa terapan adalah kegunaan. Segi-segi penilaian yang perlu dipertimbangkan dalam kegunaan
adalah segi kenyamanan dalam penggunaan, segi keluwesan/fleksibelitas dan segi keamanan
dalam penggunaannya.
e) Aspek Wujud (Form)
Aspek wujud (form) adalah aspek yang berhubungan erat dengan prinsip-prinsip
komposisi. Prinsip-prinsip komposisi itu meliputi proporsi, keseimbangan (balance), irama (ritme),
kontras, klimaks, kesatuan (unity). Prinsip itulah yang menjadi ukuran untuk menilai karya seni
dari segi wujud atau form.

f) Aspek Gaya atau Corak


Karya seni adalah karya perseorangan, ia lahir dari cita, visi, dan interpretasi individual
seorang seniman. Seorang yang mempunyai watak yang keras akan tercermin karya-karya yang
keras baik dalam segi bentuk, pewarnaan ataupun dalam pemilihan dan pengelolahan tema. Gaya
atau corak seseorang dalam menciptakan karya seni, perlu juga dipertimbangkan dalam penilaian
pada sebuah apresiasi.

g) Aspek Kreativitas
Kreativitas yang dimaksud di sini adalah kreativitas yang bersangkutan dengan karya seni.
Banyak cara untuk menemukan kreativitas, misalnya dalam penggunaan media, bahan, alat, dan
teknik yang berbeda dari yang sebelumnya. Kreativitas juga bisa didapat dengan menampilkan
bentuk-bentuk baru atau memadukan unsur baru dengan yang lama. Bila-halhal di atas dapat
dicapai pada penciptaan karya seni rupa, khususnya karya seni rupa terapan, maka penilaian dari
aspek ini menjadi penting untuk dipertimbangkan.

h) Aspek Tempat
Pertimbangan tempat di mana karya itu akan diletakkan harus mendapat perhatian dari
seorang perancang karya seni rupa terapan. Seperangkat meja kursi makan dari rotan yang dibuat
untuk keperluan rumah tangga, tentunya harus berbeda dengan seperangkat meja kursi makan dari
rotan yang dibuat untuk keperluan suatu rumah makan besar.

i) Aspek selera dan agama


Seorang seniman yang ingin membuat karya seni terapan yang dapat digunakan oleh orang
banyak, harus dapat menyesuaikan karyanya dengan selera dan agama yang dianut oleh pasar.
Dalam hal ini selera harus dipertimbangkan hal-hal yang sedang menjadi tren di masyarakat,
misalnya dari segi model/bentuk, warna, ukuran, bahan yang digunakan. Dalam hal agama, hal-hal
yang menjadi bahan pertimbangan, misalnya penerapan motif pada karya seni yang diciptakan,
motif Bali akan lebih cocok bagi mereka yang beragama Hindu. Hal-hal seperti itu penting karena
jika tidak demikian karya seni yang diciptakan tidak akan mendapat tempat dihati masyarakat.

C. Aspek Seni Rupa dalam Konsep Seni


A. Aspek Fisik
Seni sebagai segala bentuk yang memiliki nilai keindahan adalah pengertian yang dipahami
oleh masyarakat pada umumnya. Seni jika dipandang dari segi bentuk dan dimensinya terdapat
karya seni dengan dua dimensi dan tiga dimensi.
1. Pada karya dua dimensi, suatu yang nampak datar juga mempunyai kesan-kesan volume,
kedalaman dan ruang, namun itu hanya tipuan pandang semata. Karya seni dua dimensi disebut
semi visual, karena diserap oleh indra penglihatan. Karya Seni Rupa 2 Dimensi hanya memiliki
dimensi panjang dan lebar atau karya yang hanya dapat dilihat dari satu arah pandang saja.
Contohnya, seni lukis, seni grafis, seni ilustrasi, relief dan sebagainya.
2. Karya seni tiga dimensi disebut juga karya seni spasial , karena terdapat tiga dimensi yang harus
benar-benar diperhatikan. Dalam seni tiga dimensi, pelaku seni melibatkan indra gerak dan raba.

B. Aspek Isi
Aspek isi atau ideoplastik adalah ide atau gagasan atau tema atau makna (meaning) dari
bentuk karya seni. Isi atau makna suatu karya seni rupa sangat bergantung pada persepsi penikmat
atau publik seni.
Pada awalnya, banyak peneliti yang masih membagi persepsi pada tiga fase yaitu, persepsi
- kognisi - intrepretasi dan evaluasi. Hal ini berbeda dengan pandangan umum pada saat ini, bahwa
pada satu tahapan terdapat aspek aspek yang berbeda, sehingga garis stimuli-respon-tindakan tidak
bersifat linier. Outline membantu asosiasi agar terjadi proses persepsi. Konsep outline
(Jerman;Gestalt) pertama kali disajikan dalam ilmu psikologi oleh Christian von Ehrenfels pada
tahun 1890. Ia mengarahkan perhatiannya pada kenyataan bahwa untuk mengerti sebuah
komposisi, keseluruhan outline lebih penting daripada bagian. Jika urutan komposisi diubah
menjadi susunan baru, semua komposisi akan menjadi sesuatu yang lain tetapi keseluruhan outline
dari komposisi tersebut tetap sama.
Ketika seniman sedang menarik outline, bagian bawah sadar ternyata mematuhi aturan
aturan tertentu, yang dikenal dengan hukum-hukum Gestalt. Sebagai contoh, ketika manusia
melihat sebuah figur yang tidak sempurna, akan dilengkapi menjadi figur yang dapat dikenal
(asosiasi). Manusia cenderung untuk melengkapi bagian bagian yang tidak lengkap berdasarkan
kemiripan gambaran dalam memorinya.Tanda tanda yang dekat satu sama lain cenderung
bergabung dalam pikiran untuk membuat kesatuan yang lebih besar. Jika terdapat kemiripan pada
beberapa tanda, maka tanda-tanda tersebut akan saling bergabung membentuk satu kesatuan.
C. Aspek Estetika
Pada saat ini, mainstream dari penelitian estetika lebih melihat keindahan bukan sebagai
sifat dari objek itu sendiri, tetapi sebagai hasil sensasi atau interaksi antara persepsi dan objek.
Terdapat beberapa sudut pandang dan sikap manusia terhadap keindahan. Pada masa Yunani,
kemudian pada abad pertengahan, keindahan ditetapkan sebagai bagian dari teologi. Pada abad
pertengahan di Barat, tekanan diletakan pada subjek, proses yang terjadi ketika seseorang
mendapatkan pengalaman keindahan. Pada zaman modern, tekanan justru diletakkan pada objek,
sehingga tampak bahwa estetika dipertimbangkan sebagai dari cabang dari sains, khususnya
filsafat dan psikologi.
Melihat hal tersebut, khususnya dalam hubungan dengan Konsep seni maka pertimbangan
estetika dalam pengolahan rupa setidaknya dapat didekati melalui :
1. Pemahaman karya sebagai objek estetik.
2. Pemahaman terhadap manusia sebagai subjek yang mengamati atau menciptakan karya yang
estetik.
Tuntutan teknik tidak satu-satunya pernyataan dalam berkarya seni. Sering dikatakan
bahwa penguasaan teknik atau ketrampilan (skill) adalah tuntutan dasar proses penggarapan ide
menjadi karya seni. Ini berarti bahwa dalam menggarap unsur-unsur estetis sebagai langkah lanjut
dalam mencipta atau dalam menentukan azas-azas estetik, seniman perlu ditunjang dengan
kemampuan teknik atau ketrampilan. Bahkan kemampuan teknik itu sendiri saling berpengaruh
dengan azas atau prinsip estetis.
Kemampuan estetika adalah kemampuan mencipta nilai-nilai keindahan untuk karya seni
sesuai dengan pengalaman artistik seorang seniman. Pada pemanfaatan karya seni, melekat
pengertian sikap estetik.
Berawal dari perbedaan pengertian keindahan, lahirlah teori obyektif dan subyektif.
D. Aspek Nilai
Menurut R. S. Stites, karya seni memiliki tiga nilai :
1. Nilai pakai adalah nilai ekonomi; berkaitan dengan mata uang
2. Nilai kisah adalah nilai idiil yang bisa berupa nilai religius, moral, historic
3. Nilai formal adalah nilai khiriah atau design yang merupakan nilai intrinsik pada karya seni itu
sebagai nilai seni.
Jika boleh diasumsikan bahwa hanya tema yang dipandang bernilai yang akan ditampilkan
oleh penciptanya, tema tersebut dapat dikonotasikan ke dalam sumber nilai. Dengan demikian,
maka sejalan dengan pikiran R.S. Stites, kita akan menjumpai tema-tema bisnis fungsi praktis,
tema-tema lainnya yang terasosiasi atau terkonotasi ke dalam tema-tema agama, sejarah, moral,
disamping tema intrinsik itu sendiri.

KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Pemurah, karena
berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam makalah
ini kami membahas materi tentang “ASPEK-ASPEK SENI RUPA”.
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman mata kuliah Seni Rupa yang
sangat diperlukan dalam materi perkuliahan demi mendapatkan pemahaman yang maksimal dalam
melakukan kegiatannya dan sekaligus melakukan apa yang menjadi tugas mahasiswa untuk
memenuhi tugas pembuatan makalah Seni Rupa ini. Penulis menyadari bahwa penulis tidak dapat
menyusun makalah ini tanpa ada bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Penulis
menggucapkan terimakasih kepada Ibu Guslinda sebagai pembimbing kami di mata kuliah Seni
Rupa, teman-teman dan orang tua kami yang sudah memberi dukungan sehingga makalah ini
dapat diselesaikan dengan baik.
Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu penulis akan dengan senang hati menerima saran maupun kritik
yang sifatnya membangun untuk perbaikan selanjutnya.
Akhir kata penulis mohon maaf apabila ada kekurangaan dalam pembuatan makalah ini,
semoga makalah yang telah dibuat dapat bermanfaat bagi semua pembaca.

Pekanbaru, September 2013

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Aspek-aspek Karya Seni Rupa
B. Aspek-aspek penilaian dalam apresiasi Karya Seni Rupa
C. Aspek Seni Rupa dalam Konsep Seni
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Pendidikan seni merupakan saran untuk pengembangan kreativitas anak. Pelaksanaan
pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni bukan untuk
membina anak-anak menjadi seniman, melainkan untuk mendidik anak menjadi kreatif. Seni
merupakan aktivitas permainan. Melalui permainan, kita dapat mendidik anak dan membina
kreativitasnya sedini mungkin. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seni dapat digunakan
sebagai alat pendidikan. Melalui permainan dalam pendidikan seni anak memiliki keleluasaan
untuk mengembangkan kreativitasnya.
Beberapa aspek penting yang perlu mendapat perhatian dalam pendidikan seni antara lain
kesungguhan, kepekaan, daya produksi, kesadaran berkelompok, dan daya cipta. Pendidikan seni
adalah segala usaha untuk meningkatkan kemampuan kreatif ekspresif anak didik dalam
mewujudkan kegiatan artistiknya berdasrkan aturan-aturan estetika tertentu. selain itu, pendidikan
seni di SD bertujuan menciptakan cipta rasa keindahan dan kemampuan mengolah menghargai
seni. Jadi melalui seni, kemampuan cipta, rasa dan karsa anak di olah dan dikembangkan.
Selain mengolah cipta, rasa dan karsa seperti yang diterapkan di atas, pendidikan seni
merupakan mengolah berbagai ketrampilan berpikir. Hal tersebut meliputi ketrampilan kreatif,
inovatif, dan kritis. Ketrampilan ini di olah melalui cara belajar induktif dan deduktif secara
seimbang.
1

Pendidikan Seni Rupa sesungguhnya merupakan istilah yang relatif baru digunakan dalam
dunia persekolahan. Pada mulanya digunakan istilah menggambar. Penggunaan istilah pengajaran
menggambar ini berlangsung cukup lama hingga kemudian diganti dengan istilah Pendidikan Seni
rupa.Materi pelajaran yang diberikan tidak hanya menggambar tetapi juga beragam bidang seni
rupa yang lain seperti mematung, mencetak, menempel dan juga apresiasi seni. Tujuan pengajaran
menggambar di sekolah adalah untuk menjadikan anak pintar menggambar melalui latihan
koordinasi mata dan tangan.
Pendidikan seni merupakan sarana untuk pengembangan kreativitas anak. Pelaksanaan
pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni dapat
dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni bukan untuk membina anak-anak
menjadi seniman, melainkan untuk mendidik anak menjadi kreatif. Seni merupakan aktifitas
permainan, melalui permainan kita dapat mendidik anak dan membina kreativitasnya sedini
mungkin. Dengan demikian dapat dikatakan seni dapat digunakan sebagai alat pendidikan.
Pendidikan Seni Rupa adalah mengembangkan keterampilan menggambar, menanamkan
kesadaran budaya lokal, mengembangkan kemampuan apreasiasi seni rupa, menyediakan
kesempatan mengaktualisasikan diri, mengembangkan penguasaan disiplin ilmu Seni Rupa, dan
mempromosikan gagasan multikultural.

2. Rumusan masalah
 Apa sajakah aspek yang terdapat didalam seni rupa ?
 Apa sajakah aspek penilaian yang ada didalam apresiasi seni rupa?
 Bagaimana konsep seni rupa jika ditinjau dari aspek fisik, isi, estetika dan nilai ?

3. Tujuan penulisan
 Mengetahui aspek- aspek apa saja yang terdapat didalam seni rupa
 Mengetahui aspek-aspek penilaian dalam apresiasi seni rupa
 Mengetahui konsep seni rupa jika ditinjau dari aspek fisik, isi, estetika dan nilai
BAB II
PEMBAHASAN

A. Aspek-aspek Karya Seni Rupa


a. Wujud
Wujud visual karya seni rupa merupakan wadah sedangkan yang ada di dalamnya disebut
isi. Apa yang dapat kita respons secara indriawi dari sebuah karya seni rupa adalah aspek wujud
fisiknya. Feldman membedakan wujud visual menjadi bentuk dan struktur estetis. Bentuk adalah
unsur seni rupa yang terbentuk karena unsur ruang dan volume. Sedang struktur estetis adalah
konfigurasi suatu karya seni rupa sebagai keseluruhan hubungan dari unsur-unsur visual (titik,
garis, bidang, warna, tekstur, cahaya, volume dan lain-lain) atau paduan unsur-unsur visual dengan
unsur lain (gerak, bunyi dan lain-lain) yang ditata dengan pengaturan tertentu sehingga tercipta
suatu keutuhan atau harmoni.
b. Isi
Isi atau ideoplastik adalah aspek ide gagasan atau tema yang ada dalam karya seni rupa.
Makna dapat dibedakan menjadi makna denotatif dan makna konotatif. Makna denotatif bersifat
objektif dan dipahami melalui pengamatan dan pikiran/rasio, sedangkan makna konotatif lebih
besifat subjektif dan lebih berkaitan dengan perasaan serta makna simbolik/tersirat.

B. Aspek-aspek Penilaian dalam Apresiasi Karya Seni Rupa


Aspek-aspek Penilaian dalam Apresiasi Karya Seni Rupa Untuk mengadakan penilaian
terhadap karya seni rupa terapan, berikut adalah beberapa aspek yang bisa dijadikan ukuran atau
kriteria sebuah penilaian. Dari aspek atau ukuran penilaian yang akan dibahas nanti, tidak mutlak
semua harus digunakan, karena tidak semua karya seni rupa cocok dengan ukuran penilaian

tersebut. Aspek-aspek atau ukuran penilaian itu adalah :

a) Aspek Ide atau Gagasan


3

Proses kreatif dalam dunia kesenirupaan merupakan suatu proses yang timbul dari
imajinasi menjadi kenyataan. Proses mencipta suatu benda melalui pikiran, dan melaksanakannya
melalui proses sehingga masyarakat dapat menikmati dan memanfaatkannya. Ekspresi yang
muncul akibat adanya rangsangan dari luar dan ilham dari dalam menciptakan suatu keunikan
sendiri. Keunikan ekspresi pribadi itulah yang disebut kreativitas.
b) Aspek Penguasaan Teknis
Teknik adalah cara untuk mewujudkan suatu ide menjadi hal-hal yang kongkrit dan punya
nilai. Ketidaktrampilan dalam penggunaan teknik akan berdampak pada karya yang dihasilkan.
Demikian dalam hal pemilihan teknik juga harus menjadi bahan pertimbangan dalam pembuatan
karya seni. Kesalahan dalam pemilihan teknik, juga akan berdampak pada karya seni yang
dihasilkan. Itulah sebabnya aspek penguasaan teknik perlu dipertimbangkan dalam penilaian
sebuah karya seni.
c) Aspek Penguasaan Bahan
Setiap bahan mempunyai sifat dan karakteristik yang berbeda, misalnya sifat rotan adalah
lentur, logam adalah keras, tanah liat adalah plastis dan masih banyak lagi. Untuk itu seorang
pencipta karya seni harus tahu betul sifat dan karakter bahan yang digunakan. Kesalahan dalam
memilih bahan juga akan berakibat pada hasil karya yang dibuatnya. Untuk itulah aspek
penguasaan bahan dalam penilaian karya seni rupa terapan patut dipertimbangkan.
d) Aspek kegunaan
Sebagaimana dalam aspek pertimbangan penciptaan karya seni terapan, perlu
mempertimbangkan aspek kegunaan (applied), maka dalam penilaian juga perlu
mempertimbangkan aspek tersebut. Hal ini sangat penting mengingat fungsi utama dalam seni
rupa terapan adalah kegunaan. Segi-segi penilaian yang perlu dipertimbangkan dalam kegunaan
adalah segi kenyamanan dalam penggunaan, segi keluwesan/fleksibelitas dan segi keamanan
dalam penggunaannya.
e) Aspek Wujud (Form)
Aspek wujud (form) adalah aspek yang berhubungan erat dengan prinsip-prinsip
komposisi. Prinsip-prinsip komposisi itu meliputi proporsi, keseimbangan (balance), irama (ritme),
kontras, klimaks, kesatuan (unity). Prinsip itulah yang menjadi ukuran untuk menilai karya seni
dari segi wujud atau form.

f) Aspek Gaya atau Corak


Karya seni adalah karya perseorangan, ia lahir dari cita, visi, dan interpretasi individual
seorang seniman. Seorang yang mempunyai watak yang keras akan tercermin karya-karya yang
keras baik dalam segi bentuk, pewarnaan ataupun dalam pemilihan dan pengelolahan tema. Gaya
atau corak seseorang dalam menciptakan karya seni, perlu juga dipertimbangkan dalam penilaian
pada sebuah apresiasi.

g) Aspek Kreativitas
Kreativitas yang dimaksud di sini adalah kreativitas yang bersangkutan dengan karya seni.
Banyak cara untuk menemukan kreativitas, misalnya dalam penggunaan media, bahan, alat, dan
teknik yang berbeda dari yang sebelumnya. Kreativitas juga bisa didapat dengan menampilkan
bentuk-bentuk baru atau memadukan unsur baru dengan yang lama. Bila-halhal di atas dapat
dicapai pada penciptaan karya seni rupa, khususnya karya seni rupa terapan, maka penilaian dari
aspek ini menjadi penting untuk dipertimbangkan.

h) Aspek Tempat
Pertimbangan tempat di mana karya itu akan diletakkan harus mendapat perhatian dari
seorang perancang karya seni rupa terapan. Seperangkat meja kursi makan dari rotan yang dibuat
untuk keperluan rumah tangga, tentunya harus berbeda dengan seperangkat meja kursi makan dari
rotan yang dibuat untuk keperluan suatu rumah makan besar.

i) Aspek selera dan agama


Seorang seniman yang ingin membuat karya seni terapan yang dapat digunakan oleh orang
banyak, harus dapat menyesuaikan karyanya dengan selera dan agama yang dianut oleh pasar.
Dalam hal ini selera harus dipertimbangkan hal-hal yang sedang menjadi tren di masyarakat,
misalnya dari segi model/bentuk, warna, ukuran, bahan yang digunakan. Dalam hal agama, hal-hal
yang menjadi bahan pertimbangan, misalnya penerapan motif pada karya seni yang diciptakan,
motif Bali akan lebih cocok bagi mereka yang beragama Hindu. Hal-hal seperti itu penting karena
jika tidak demikian karya seni yang diciptakan tidak akan mendapat tempat dihati masyarakat.

C. Aspek Seni Rupa dalam Konsep Seni


A. Aspek Fisik
Seni sebagai segala bentuk yang memiliki nilai keindahan adalah pengertian yang dipahami
oleh masyarakat pada umumnya. Seni jika dipandang dari segi bentuk dan dimensinya terdapat
karya seni dengan dua dimensi dan tiga dimensi.
1. Pada karya dua dimensi, suatu yang nampak datar juga mempunyai kesan-kesan volume,
kedalaman dan ruang, namun itu hanya tipuan pandang semata. Karya seni dua dimensi disebut
semi visual, karena diserap oleh indra penglihatan. Karya Seni Rupa 2 Dimensi hanya memiliki
dimensi panjang dan lebar atau karya yang hanya dapat dilihat dari satu arah pandang saja.
Contohnya, seni lukis, seni grafis, seni ilustrasi, relief dan sebagainya.
2. Karya seni tiga dimensi disebut juga karya seni spasial , karena terdapat tiga dimensi yang harus
benar-benar diperhatikan. Dalam seni tiga dimensi, pelaku seni melibatkan indra gerak dan raba.

B. Aspek Isi
Aspek isi atau ideoplastik adalah ide atau gagasan atau tema atau makna (meaning) dari
bentuk karya seni. Isi atau makna suatu karya seni rupa sangat bergantung pada persepsi penikmat
atau publik seni.
Pada awalnya, banyak peneliti yang masih membagi persepsi pada tiga fase yaitu, persepsi
- kognisi - intrepretasi dan evaluasi. Hal ini berbeda dengan pandangan umum pada saat ini, bahwa
pada satu tahapan terdapat aspek aspek yang berbeda, sehingga garis stimuli-respon-tindakan tidak
bersifat linier. Outline membantu asosiasi agar terjadi proses persepsi. Konsep outline
(Jerman;Gestalt) pertama kali disajikan dalam ilmu psikologi oleh Christian von Ehrenfels pada
tahun 1890. Ia mengarahkan perhatiannya pada kenyataan bahwa untuk mengerti sebuah
komposisi, keseluruhan outline lebih penting daripada bagian. Jika urutan komposisi diubah
menjadi susunan baru, semua komposisi akan menjadi sesuatu yang lain tetapi keseluruhan outline
dari komposisi tersebut tetap sama.
Ketika seniman sedang menarik outline, bagian bawah sadar ternyata mematuhi aturan
aturan tertentu, yang dikenal dengan hukum-hukum Gestalt. Sebagai contoh, ketika manusia
melihat sebuah figur yang tidak sempurna, akan dilengkapi menjadi figur yang dapat dikenal
(asosiasi). Manusia cenderung untuk melengkapi bagian bagian yang tidak lengkap berdasarkan
kemiripan gambaran dalam memorinya.Tanda tanda yang dekat satu sama lain cenderung
bergabung dalam pikiran untuk membuat kesatuan yang lebih besar. Jika terdapat kemiripan pada
beberapa tanda, maka tanda-tanda tersebut akan saling bergabung membentuk satu kesatuan.
C. Aspek Estetika
Pada saat ini, mainstream dari penelitian estetika lebih melihat keindahan bukan sebagai
sifat dari objek itu sendiri, tetapi sebagai hasil sensasi atau interaksi antara persepsi dan objek.
Terdapat beberapa sudut pandang dan sikap manusia terhadap keindahan. Pada masa Yunani,
kemudian pada abad pertengahan, keindahan ditetapkan sebagai bagian dari teologi. Pada abad
pertengahan di Barat, tekanan diletakan pada subjek, proses yang terjadi ketika seseorang
mendapatkan pengalaman keindahan. Pada zaman modern, tekanan justru diletakkan pada objek,
sehingga tampak bahwa estetika dipertimbangkan sebagai dari cabang dari sains, khususnya
filsafat dan psikologi.
Melihat hal tersebut, khususnya dalam hubungan dengan Konsep seni maka pertimbangan
estetika dalam pengolahan rupa setidaknya dapat didekati melalui :
1. Pemahaman karya sebagai objek estetik.
2. Pemahaman terhadap manusia sebagai subjek yang mengamati atau menciptakan karya yang
estetik.
Tuntutan teknik tidak satu-satunya pernyataan dalam berkarya seni. Sering dikatakan
bahwa penguasaan teknik atau ketrampilan (skill) adalah tuntutan dasar proses penggarapan ide
menjadi karya seni. Ini berarti bahwa dalam menggarap unsur-unsur estetis sebagai langkah lanjut
dalam mencipta atau dalam menentukan azas-azas estetik, seniman perlu ditunjang dengan
kemampuan teknik atau ketrampilan. Bahkan kemampuan teknik itu sendiri saling berpengaruh
dengan azas atau prinsip estetis.
Kemampuan estetika adalah kemampuan mencipta nilai-nilai keindahan untuk karya seni
sesuai dengan pengalaman artistik seorang seniman. Pada pemanfaatan karya seni, melekat
pengertian sikap estetik.
Berawal dari perbedaan pengertian keindahan, lahirlah teori obyektif dan subyektif.
D. Aspek Nilai
Menurut R. S. Stites, karya seni memiliki tiga nilai :
1. Nilai pakai adalah nilai ekonomi; berkaitan dengan mata uang
2. Nilai kisah adalah nilai idiil yang bisa berupa nilai religius, moral, historic
3. Nilai formal adalah nilai khiriah atau design yang merupakan nilai intrinsik pada karya seni itu
sebagai nilai seni.
Jika boleh diasumsikan bahwa hanya tema yang dipandang bernilai yang akan ditampilkan
oleh penciptanya, tema tersebut dapat dikonotasikan ke dalam sumber nilai. Dengan demikian,
maka sejalan dengan pikiran R.S. Stites, kita akan menjumpai tema-tema bisnis fungsi praktis,
tema-tema lainnya yang terasosiasi atau terkonotasi ke dalam tema-tema agama, sejarah, moral,
disamping tema intrinsik itu sendiri.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan seni merupakan sarana untuk pengembangan kreativitas anak. Pelaksanaan
pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni dapat
dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni bukan untuk membina anak-anak
menjadi seniman, melainkan untuk mendidik anak menjadi kreatif. Seni merupakan aktifitas
permainan, melalui permainan kita dapat mendidik anak dan membina kreativitasnya sedini
mungkin

B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami sajikan tentang Seni Rupa dan Keterampilan yang
cukup singkat, namun jika ingin lebih mengetahui tentang Seni Rupa dan Keterampilan dapat
mendalaminya dengan berbagai buku ataupun sumber yang berhubungan dengan Seni Rupa dan
Keterampilan.
Pendidikan seni rupa amatlah penting dalam suatu pembelajaran untuk mengembangkan
bakat dan kreativitas anak. Oleh karena itu pendidikan seni rupa perlu ditananmkan pada anak
sejak usia dini, agar bakat yang dimiliki anak dapat dikembangkan sesuai dengan minat dan
kreativitas yang dimiliki anak.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.reenie92.wordpress.com/2011/01/11/penilaian-karya-seni-rupa/
http://www.scribd.com/doc/36612533/makalah-seni-rupa
http://www.scribd.com/doc/80867662/Makalah-Seni-rupa

http://yuli-iluy.blogspot.com/2011/05/materimediametodemodelpendekatan-dan.html
C. Fungsi dan Tujuan Pembuatan Seni Kriya

1. Sebagai benda pakai, adalah seni kriya yang diciptakan mengutamakan fungsinya,
adapun unsur keindahannya hanyalah sebagai pendukung.
2. Sebagai benda hias, yaitu seni kriya yang dibuat sebagai benda pajangan atau
hiasan. Jenis inilebih menonjolkan aspek keindahan daripada aspek kegunaan atau segi
fungsinya.
3. Sebagai benda mainan, adalah seni kriya yang dibuat untuk digunakan sebagai alat
permainan.

6. Contoh Seni Rupa Terapan


Di bawah ini beberapa contoh karya seni rupa terapan daerah Indonesia:

6.1. Arsitektur
Candi borobudur merupakan salah satu karya seni rupa terapan Jawa Tengah
yang luar biasa, masih banyak karya seni arsitektur yang lain yang ada di
Indonesia seperti rumah adat dan pada tempat ibadah.

Karya seni rupa Arsitektur di Indonesia begitu beragam dan banyak jenisnya,
mulai dari masa lampau sampai modern, mungkin kita dapat membedakan
arsitektur masa lampau, modern, maupun tradisional.

6.2. Poster
Poster atau plakat adalah karya seni atau desain grafis yang memuat
komposisi gambar dan huruf di atas kertas berukuran besar.
Pengaplikasiannya dengan ditempel di dinding atau permukaan datar lainnya
dengan sifat mencari perhatian mata sekuat mungkin. Karena itu poster
biasanya dibuat dengan warna-warna kontras dan kuat. Poster bisa menjadi
sarana iklan, pendidikan, propaganda, dan dekorasi. Selain itu bisa pula
berupa salinan karya seni terkenal.

6.3. Keramik
Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani keramikos yang artinya
suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran.
Kamus dan ensiklopedia tahun 1950-an mendefinisikan keramik sebagai suatu
hasil seni dan teknologi untuk menghasilkan barang dari tanah liat yang
dibakar, seperti gerabah, genteng, porselin, dan sebagainya. Tetapi saat ini
tidak semua keramik berasal dari tanah liat. Definisi pengertian keramik
terbaru mencakup semua bahan bukan logam dan anorganik yang berbentuk
padat. (Yusuf, 1998:2).

6.4. Baju / Pakaian


Busana adat Jawa biasa disebut sebagai busana kejawen yang mempunyai
perlambang atau perumpamaan terutama bagi orang Jawa yang biasa
mengenakannya. Busana kejawen penuh dengan piwulang sinandhi, kaya
akan ajaran tersirat yang terkait dengan filosofi Jawa.

Ajaran dalam busana kejawen ini merupakan ajaran untuk melakukan segala
sesuatu di dunia ini secara harmoni, yang berkaitan dengan aktivitasnya
sehari-hari, baik dalam hubungannya dengan sesama manusia, dengan diri
sendiri, maupun dengan Tuhan Yang Maha Kuasa.

Sementara busana adat Bali menggunakan kamen, kebaya, udeng, sarung,


dll. Busana adat Bali digunakan ketika ada upacara adat, ada proses
persembahyangan, Purnama, Tilem, dan di beberapa acara resmi di Bali.

Ciri khas pakaian adat Nusantara adalah menggunakan batik. Batik adalah
salah satu cara pembuatan bahan pakaian dengan pewarnaan yang
menggunakan malam. Batik juga merupakan salah satu warisan UNESCO.

Anda mungkin juga menyukai