Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas kehendak-Nyalah
makalah ini dapat terselesaikan. Adapun tujuan penulis dalam penulisan makalah ini adalah
Dampak Virus Covid 19 (Corona) Dari Segi Pendidikan Ekonomi Dan Social Budaya. Dalam
penyelesaian makalah ini, penulisan banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan oleh
kurangnya ilmu pengetahuan. Namun, berkat bimbingan dari berbagai pihak akhirnya makalah ini
dapat diselesaikan, walaupun masih banyak kekurangannya.

Semoga dengan makalah ini kita dapat menambah ilmu pengetahuan serta wawasan tentang Virus
Covid 19. Sehingga kita semua dapat terhindar dari penyakit berbahaya tersebut. Akhirnya kepada
Allah jualah penulis mohon taufik hidayah, semoga usaha kami ini mendapat manfaat yang baik.
Serta mendapat ridho dari Allah SWT. Amin ya rabbal alamin.

                                                                          

                                                                
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kita semua mungkin sudah banyak mendengar cerita-cerita yang menyeramkan tentang Covid 19
(Corona). Penyebrangan Covid 19 (Corona) itu berlangsung secara cepat dan mungkin sekrang
sudah ada disekitar kita. Sampai sekarang belum ada obat yang bisa menyembuhkan COVID 19
(CORONA), bahkan penyakit yang saat ini belum bisa dicegah dengan vaksin. Tapi kita semua
tidak perlu takut. Jika kita berprilaku sehat, jaga jarak dan tidak berpergian serta berdoa, maka
kita akan terbebas dari COVID 19 (CORONA).

B. Tujuan
Penulisan makalah ini dilakukan untuk memenuhi tujuan-tujuan yang diharapkan dapat
bermanfaat bagi kita semua dalam menambah ilmu pengetahuan dan wawasan.
Secara terperinci tujuan dari penelitian dan penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui penyebab COVID 19 (CORONA) serta bahaya yang ditimbulkan.
2. Mengetahui cara pencegahan COVID 19 (CORONA).

C Metode Penulisan
Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan penulis mempergunakan metode
observasi dan kepustakaan. Adapun teknik-teknik yang dipergunakan pada penelitian ini adalah
sebagai berikut :

1. Teknik Wawancara
Tujuan dari teknik wawancara ini adalah agar diperoleh gambaran yang lebih lengkap mengenai
kasus yang dibahas. Repondennya meliputi beberapa kaum pendidik yang penulis anggap cukup
mengerti tentang masalah ini.

2. Studi Pustaka
Pada metode ini, penulis membaca buku-buku dan literatur yang berhubungan dengan penulisan
makalah ini.

3. Internet
Pada metode ini penulis, juga mencari materi yang berhubungan dengan penulisan ini di internet
BAB II
PEMBAHASAN
A. Virus Corona
Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus
yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-
19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan, pneumonia akut,
sampai kematian.
Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama
virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini bisa
menyerang siapa saja, baik bayi, anak-anak, orang dewasa, lansia, ibu hamil, maupun ibu
menyusui.

Infeksi virus ini disebut COVID-19 dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Cina, pada akhir
Desember 2019. Virus ini menular dengan cepat dan telah menyebar ke wilayah lain di Cina dan
ke beberapa negara, termasuk Indonesia. Hal ini membuat beberapa negara di luar negeri
menerapkan kebijakan untuk memberlakukan lockdown dalam rangka mencegah penyebaran
virus Corona.
Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus,
virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa
menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia), Middle-East
Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

B. Gejala Virus Corona


Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa berupa gejala flu, seperti demam, pilek,
batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala bisa memberat. Pasien bisa
mengalam demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Gejala-
gejala tersebut muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus Corona.
Namun, secara umum ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi virus
Corona, yaitu:

 Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius)


 Batuk
 Sesak napas
Menurut penelitian, gejala COVID-19 muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu setelah
terpapar virus Corona.

C. Kapan harus ke dokter


Segera ke dokter bila Anda mengalami gejala infeksi virus Corona (COVID-19) seperti yang
disebutkan di atas, terutama jika gejala muncul 2 minggu setelah kembali dari daerah yang
memiliki kasus COVID-19 atau berinteraksi dengan penderita infeksi virus Corona.
Bila Anda mungkin terpapar virus Corona namun tidak mengalami gejala apa pun, Anda tidak
perlu memeriksakan diri ke rumah sakit, cukup tinggal di rumah selama 14 hari dan membatasi
kontak dengan orang lain.
Alodokter juga memiliki fitur untuk membantu Anda memeriksa risiko tertular virus Corona
dengan lebih mudah. Untuk menggunakan fitur tersebut, silakan klik gambar di bawah ini.

D. Penyebab Virus Corona


Infeksi virus Corona atau COVID-19 disebabkan oleh coronavirus, yaitu kelompok virus yang
menginfeksi sistem pernapasan. Pada sebagian besar kasus, coronavirus hanya menyebabkan
infeksi pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu. Akan tetapi, virus ini juga bisa
menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti pneumonia, Middle-East Respiratory
Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Ada dugaan bahwa virus Corona awalnya ditularkan dari hewan ke manusia. Namun, kemudian
diketahui bahwa virus Corona juga menular dari manusia ke manusia.
Seseorang dapat tertular COVID-19 melalui berbagai cara, yaitu:

 Tidak sengaja menghirup percikan ludah dari bersin atau batuk penderita COVID-19
 Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dulu setelah menyentuh
benda yang terkena cipratan air liur penderita COVID-19
 Kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19, misalnya bersentuhan atau berjabat
tangan

Virus Corona dapat menginfeksi siapa saja, tetapi efeknya akan lebih berbahaya atau bahkan fatal
bila terjadi pada orang lanjut usia, ibu hamil, orang yang sedang sakit, perokok, atau orang yang
daya tahan tubuhnya lemah.

E. Diagnosis Virus Corona


Untuk menentukan apakah pasien terinfeksi virus Corona, dokter akan menanyakan gejala yang
dialami pasien. Dokter juga akan bertanya apakah pasien bepergian atau tinggal di daerah yang
memiliki kasus infeksi virus Corona sebelum gejala muncul.
Guna memastikan diagnosis COVID-19, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan berikut:

 Uji sampel darah


 Tes usap tenggorokan untuk meneliti sampel dahak (tes PCR)
 Rontgen dada untuk mendeteksi infiltrat atau cairan di paru-paru

F. Pengobatan Virus Corona


Infeksi virus Corona atau COVID-19 belum bisa diobati, tetapi ada beberapa langkah yang dapat
dilakukan dokter untuk meredakan gejalanya dan mencegah penyebaran virus, yaitu:
 Merujuk penderita COVID-19 untuk menjalani perawatan dan karatina di rumah sakit
yang ditunjuk
 Memberikan obat pereda demam dan nyeri yang aman dan sesuai kondisi penderita
 Menganjurkan penderita COVID-19 untuk melakukan isolasi mandiri dan istirahat yang
cukup
 Menganjurkan penderita COVID-19 untuk banyak minum air putih untuk menjaga kadar
cairan tubuh

G. Komplikasi Virus Corona


Pada kasus yang parah, infeksi virus Corona bisa menyebabkan beberapa komplikasi serius
berikut ini:

 Pneumonia
 Infeksi sekunder pada organ lain
 Gagal ginjal
 Acute cardiac injury
 Acute respiratory distress syndrome
 Kematian

H. Pencegahan Virus Corona


Sampai saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus Corona atau COVID-19. Oleh
sebab itu, cara pencegahan yang terbaik adalah dengan menghindari faktor-faktor yang bisa
menyebabkan Anda terinfeksi virus ini, yaitu:

 Hindari bepergian ke tempat-tempat umum yang ramai pengunjung (social distancing).


 Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian.
 Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang mengandung alkohol
minimal 60% setelah beraktivitas di luar rumah atau di tempat umum.
 Meningkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat.
 Jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan.
 Hindari kontak dengan hewan, terutama hewan liar. Bila terjadi kontak dengan hewan,
cuci tangan setelahnya.
 Masak daging sampai benar-benar matang sebelum dikonsumsi.
 Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian buang tisu ke tempat
sampah.
 Hindari berdekatan dengan orang yang sedang sakit demam, batuk, atau pilek.
 Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan lingkungan.

Untuk orang yang diduga terkena COVID-19 atau termasuk kategori ODP (orang dalam
pemantauan), ada beberapa langkah yang bisa dilakukan agar virus Corona tidak menular ke
orang lain, yaitu:

 Jangan keluar rumah, kecuali untuk mendapatkan pengobatan.


 Periksakan diri ke dokter hanya bila Anda mengalami gejala gangguan pernapasan yang
disertai demam atau memenuhi kriteria PDP (pasien dalam pengawasan).
 Usahakan untuk tinggal terpisah dari orang lain untuk sementara waktu. Bila tidak
memungkinkan, gunakan kamar tidur dan kamar mandi yang berbeda dengan yang
digunakan orang lain.
 Larang dan cegah orang lain untuk mengunjungi atau menjenguk Anda sampai Anda
benar-benar sembuh.
 Sebisa mungkin jangan melakukan pertemuan dengan orang yang sedang sedang sakit.
 Hindari berbagi penggunaan alat makan dan minum, alat mandi, serta perlengkapan tidur
dengan orang lain.
 Pakai masker dan sarung tangan bila sedang berada di tempat umum atau sedang bersama
orang lain.
 Gunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung bila batuk atau bersin, lalu segera buang
tisu ke tempat sampah.

I. Dampak Korona Dari Segi Pendidikan

Virus Corona COVID-19  saat ini telah berdampak bagi seluruh masyarakat dan bagi sektor
pendidikan di Indonesia. hal ini telah diakui oleh (UNESCO) pada kamis (5/3) bahwa wabah
Virus Corona telah berdampak terhadap sektor pendidikan. hampir 300 juta siswa terganggu
kegiatan sekolahnya diseluruh dunia dan mengancam hak-hak pendidikan mereka di masa depan.
Sejak Presiden Joko widodo  mengumumkan kasus pertama COVID-19 di Indonesia pada (2/3),
Jokowi mengimbau masyarakat untuk mengurangi aktivitas diluar rumah demi menekan
penyebaran virus corona COVID-19 di Indonesia.  “saatnya kita kerja dari rumah, belajar dari
rumah, ibadah di rumah” ujar jokowi dalam konferensi pers di istana bogor, jawa barat Minggu
(15/3).

Jokowi meminta masyarakat Indonesia untuk melakukan social distancing untuk mencegah
penyebaran Virus Corona. Upaya untuk mencegah, menahan, atau memperlambat penularan
corona yaitu dengan social distancing. kebijakan social distancing kelihatannya belum sepenuhnya
dipahami secara baik oleh masyarakat sebagai strategi pencegahan penyebaran Covid-19. Karena,
sekalipun Covid-19 sangat meresahkan masyarakat terkait dengan kesehatan dan keselamatan diri,
namun ikatan relasi sosial masih lebih kuat dalam perspektif masyarakat. Peran dari perspektif
interaksionis simbolik dalam social distancing dapat dilihat pada perilaku masyarakat, di mana
istilah social distancing menjadi sulit  diterapkan. karena masyarakat kebiasaan dalam
kebersamaan, kerja sama, solidaritas, dan bentuk dari interaksi sosial lainnya terutama pada
daerah perdesaan.

Sejak diberlakukannya Social distancing memberi dampak bagi pendidikan. Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mendukung kebijakan pemerintah daerah untuk
meliburkan sekolah karena penyebaran virus corona yang semakin mengkhawatirkan. “Dampak
penyebaran COVID-19 akan berbeda dari satu wilayah dengan wilayah lainnya. Kami mendukung
kebijakan (meliburkan sekolah) yang diambil pemda,” ujar Nadiem seperti dikutip Antara,
Minggu (15/3).

menurut perspektif  sosiologi Untuk belajar dirumah sudah tepat dilakukan dalam kondisi seperti
saat ini. karena  Dalam Ilmu Sosiologi, interaksi antar manusia itu tidak harus bertemu langsung,
tidak harus bersentuhan atau bertatap muka langsung. Interaksi bisa melalui media cetak,
teknologi dan media sosial. oleh karena itu, Instansi pendidikan mengalih pertemuan kelasnya
dengan pertemuan daring ataupun tugas rumah guna meminimalisir pertemuan satu sama lain
disuatu ruangan yang sama dalam jarak yang dekat serta menghindari kerumunan. Persekolahan
mengganti pertemuan kelas dengan pemberian tugas rumah kepada murid, pemberian tugas
bertujuan agar murid belajar dirumah. Sedangkan di perguruan tinggi, mengalih pertemuan
kelasnya dengan pertemuan daring dan tugas daring. covid-19 Sebagai gejala sosial, kontak sosial
menggunakan kontak sekunder yaitu menggunakan perantara melalui teknologi dalam pertemuan
kelasnya, sebisa mungkin dapat memanfaatkan teknologi dalam pertemuan pembelajaran secara
online dengan baik . 
permasalahan sosial covid 19 ini menurut teori intraksi simbolis, yaitu teori labelling theory suatu
kondisi sosial didalam masyarakat dikatakan bermasalah/adanya pelabelan. kondisi pandemi
wabah covid-19 saat ini sebagai suatu masalah internasional. dan pada faktanya memang
permasalahan virus corona membuat suatu kondisi masyarakat menjadi sangat menghawatirkan.
masyarakat melabel permasalahan covid-19 ini adalah permasalahan yang sangat serius karena
keadaan covid-19 berstatus darurat bencana non-alam oleh BNPB diperpanjang hingga tanggal 29
Mei 2020. 

permasalahan sosial yang diakibatkan covid-19 dirasakan oleh masyarakat terutama para siswa
dan mahasiswa terkait belajar dirumah, para siswa mengeluh akan belajar dirumah dipenuhi
dengan tugas rumah yang diberi oleh masing-masing guru terlalu banyak, sedangkan mahasiswa
mengeluhkan bahwa pertemuan daring banyak terkendala oleh jaringan Web, teknologi yang
kurang memadai, hingga sinyal. Selain itupula kurang efektifnya belajar dirumah karena mereka
belajar otodidak(sendiri), banyak orang tua yang tidak bisa mengajari materi yang ada dibuku,
hanya bisa membimbing anaknya saja. 

Tujuan belajar dirumah tidak berjalan dengan baik, maka timbulah berbagai masalah, seperti
Banyak para siswa yang menyalahgunakan belajar dirumah untuk bermain game online di warnet,
berbelanja, dan bermaen ketempat-tempat keramaian, yang berdampak pada munculnya  masalah
sosial baru akibat dari penyalahgunaan belajar dirumah untuk melakukan hal-hal yang tidak taat
akan sosial distancing. Untuk mengupayakan keefektifan belajar dirumah, terkait hal itu
pemerintah bersosialisasi dan menindak tegas bagi siswa yang ketauan tidak belajar dirumah,
seperti siswa bermaen game online di warnet, remaja belanja di mall dan membuat kerumunan.
pemerintah meminta untuk penutupan warnet, hingga mengatur pengoperasian jam buka tempat-
tempat keramaian seperti tempat perbelanjaan, dan hiburan. Proses Interaksi yang melibatkan
anak dan remaja dalam kajian Sosiologi disebut proses sosialisasi. Sosialisasi lembaga pemerintah
melalui kegiatan yang bertujuan pelajar dan remaja mematuhi himbauan pemerintah yaitu harus
mematuhi kaidah social distancing yang berlaku didalam masyarakat ditengah wabah virus corona
seperti ini. Tujuan pokok adanya sosialisasi itu bukanlah semata-mata agar social distancing itu
dapat dimengerti tetapi lebih dari itu agar bersikap dan bertindak sesuai dengan aturan yang
ditetapkan oleh pemerintah. harus dipatuhi oleh seluruh masyarakat dalam semua kalangan
masyarakat agar  menghargai aturan social distancing.

Dampak virus corona berdampak pada Ketertundaan Semua Agenda kegiatan yang ada, baik di
sekolah maupun di perguruan tinggi seperti tugas mahasiswa dalam pengabdian masyarakat tidak
dapat dilakukan karena guna meminimalisir pertemuan dalam jarak yang dekat serta mengikuti
himbauan pemerintah untuk menghindari kerumunan/membuat kerumunan, maka segala agenda
kegiatan yang sudah direncanakan harus ditunda dalam beberapa waktu yang tidak dapat
ditentukan. Penundaan/Pembatalan agenda kegiatan sangat  baik dilakukan dalam situasi dan
kondisi saat ini yang sangat menghawatirkan. Kita sebagai warga yang baik harus patuh dalam
aturan yang dibuat oleh pemerintah dalam upaya pencegahan penularan Virus Corona.  

Virus Corona juga berdampak bagi pelaksanaan UN 2020. Presiden Jokowi dalam Rapat Terbatas
yang diselenggarakan pada Selasa (24/3) bersama menteri terkait, sudah ketok palu. Hasilnya
pemerintah mengumumkan Ujian Nasional (UN) di tahun ini resmi ditiadakan. Mulai dari tingkat
Sekolah Dasar (SD) hingga setingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Langkah tersebut diambil
sebagai bagian dari sistem respons pandemi COVID-19, yakni dalam rangka memprioritaskan
keselamatan dan kesehatan rakyat. menurut masyarakat pembatalan dalam pelaksanaan UN 2020
tidak menjadi masalah karena 2019 memang pemerintah memang merencanakan penghapusan
UN sehingga mayarakat merespon baik dalam penghapusan UN 2020. 

Opsi untuk mengganti UN ada dua, melakukan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) secara
online atau menerapkan metode kelulusan dengan menimbang nilai kumulatif siswa selama
belajar di sekolah. Karena belum final, Kemdikbud masih akan terus berkoordinasi dengan
Presiden Jokowi untuk mengeluarkan kebijakan terkait penggantian UN.

Menurut masyarakat dalam lingkungan sekolah yaitu  para  siswa, guru dan seluruh individu
dalam instansi dengan ditiadakannya UN dirasa memiliki keluh kesah tersendiri yang dirasakan.
seperti perspektif  siswa, disatu sisi siswa merasa sedih karena siswa telah melakukan banyak
persiapan-persiapan terkait akan dilaksanakannya UN dan ternyata ditiadakan. Di sisi lain, siswa
merasa senang karena UN ditiadakan. walaupun UN ditiadakan, opsi pengganti UN yaitu USBN
online, sebagian sisiwa kurang setuju karena setiap siswa memiliki kendala tersendiri untuk
USBN online seperti jaringan dirumah masing-masing yang kurang bagus, teknologi yang tidak
memadai seperti siswa tidak memiliki laptop, hingga tidak memiliki kuota internet. 

J. Corona Dan Dampak Sosial


Menurut catatan sejarah, hampir setiap 100 tahun sekali berbagai wabah, endemic, bahkan
pendemi melanda dunia. Setidaknya, bisa kita urut mulai tahun 1720, terjadi wabah Marseille.
Sesuai dengan namanya, wabah ini terjadi di
Marseille, Perancis. Menewaskan sedikitnya
200.000 orang. Berikutnya pada tahun 1820,
terjadi wabah kolera. Angka kematian karena
virus ini juga tidak sedikit, tidak ada catatan
pasti, namun menjalar sampai ke Indonesia. Pada
tahun 1920, terjadi Flu Spanyol, menjangkit
sekitar 500 juta orang. Seratus tahun berikutnya,
Dunia diguncang dengan Virus Corona yang
memulai cariernya di daerah Wuhan, China.
Bagaimana virus ini memporak-porandakan kehidupan Negeri Tirai Bambu. China dibuat
kerepotan, dalam waktu tidak begitu lama, Rumah Sakit berhasil dibangun. Pemerintah
menghabiskan tidak kurang dari Rp. 200 Triliun untuk menanggulangi Corona. Karena
penyebarannya yang sangat cepat dan lintas benua, WHO menetapkan penyebaran virus ini diatas
wabah dan endemic, yaitu pendemi. Hampir semua negara yang terdaftar di PBB terjangkit virus
ini, termasuk juga Indonesia. Jika membaca beberapa literature, baik dari lisan pejabat yang
berwenang maupun tulisan dari para pakar medis atau genetika, virus covid-19 ini sangat
meresahkan. Media penularannya manusia dan hewan. Cukup dengan bersentuhan virus ini akan
menjangkit. Satu orang yang sudah positif berjabat tangan dengan orang lain kemungkinan besar
akan terjangkit, bayangkan saja berapa angka eksponensial yang terjadi. Selama belum ditemukan
anti virus, yang paling bisa dilakukan oleh penduduk bumi adalah menghentikan atau mengurangi
laju penyebaran. Makanya, ada yang menawarkan solusi Lock Down. Disatu sisi, gagasan ini
dapat menahan laju atau melokalisir penyebaran virus. Menghentikan ativitas, sekolah,
perkantoran, wisata. Semua yang menjadi tempat aktivitas orang banyak harus dihentikan.
Gagasan ini sudah diterapkan dibeberapa negara yang sudah terjangkit Corona, seperti Italia.
Namun ada juga negara yang tidak melakukan Lock Down, namun tetap berupaya memutus mata
rantai penyebaran virus, seperti Korea Selatan. Kedua solusi itu memiliki kelebihan dan
kekurangan. Lock Down misalnya, jika pemerintah Indonesia menghentikan semua aktivitas, bisa
dibayangkan bagaimana nasib orang yang bekerja di pasar? Perusahaan swasta? Petani? Nelayan?.
Membandingkan dengan pertanyaan lebih memilih selamat atau hidup juga tidak relevan.
Menghentikan semua aktivitas juga berpeluang besar terjadinya chaos, penjarahan, dan berbagai
konflik sosial. Yang kita inginkan tentunya selamat dari virus dengan tetap bisa bertahan hidup.
Inilah yang harus dipikirkan oleh pemimpin, mulai dari presiden hingga kepala desa, sesuai peran
dan fungsi masing-masing. Menerapkan protokol kesehatan yang ketat, terutama di pintu masuk -
keluar Indonesia begitu penting, terutama yang menghubungkan Indonesia dengan dunia luar,
harus ada standart operasional prosedur, seperti di Bandara, Terminal dan Dermaga. Upaya
pemerintah dan kesadaran kolektif. Sejauh ini, pemerintah belum menyampaikan perlu
menghentikan semua aktivitas. Pemerintah mengumumkan kegiatan belajar-mengajar, ibadah,
bekerja dilakukan di rumah. Pemerintah kelihatan sangat berhati-hati terhadap penggunaan istilah
Lock-Down, dimana semua aktivitas dihentikan. “Dengan kondisi ini, saatnya kita kerja dari
rumah, belajar dari rumah, ibadah di rumah. Inilah saatnya bekerja bersama-sama, saling tolong
menolong, dan bersatu padu, gotong royong, kita ingin ini menjadi sebuah gerakan masyarakat
agar masalah Covid-19 ini bisa tertangani dengan maksimal,” ucap presiden Jokowi, Minggu
(15/3) Sejalan dengan kebijakan pemerintah pusat, pemerintah Aceh dan kabupaten/kota mulai
mengikutinya dengan mengeluarkan kebijakan, libur sekolah selama dua minggu. Belum sampai
24 jam sejak pengumuman itu dikeluarkan, langsung direspon oleh publik. Bebarapa titik pasar di
Banda Aceh kelihatan banyak di serbu oleh ibu-ibu, mereka belanja tidak seperti biasanya, belanja
dalam jumlah besar, barangkali untuk stok beberapa minggu. Beberapa jenis komoditi harganya
langsung bergerak naik. Dalam ilmu kebijakan publik, setiap kebijakan harus mempertimbangkan
segala aspek. Kebijakan menghentikan beberapa aktivitas harus diikuti dengan kebijakan lain.
Misalnya, kebijakan libur sekolah, harus dipikirkan bagaimana mengisi waktu libur. Jangan
sampai, waktu libur sekolah digunakan untuk berkunjung ke satu tempat, baik itu wisata atau ke
daerah ibu kota provinsi, Kepala daerah harus mengeluarkan intruksi kepada jajarannya untuk
menghentikan sementara perjalanan luar negeri, luar daerah dan dalam daerah, kecuali hal yang
mendesak, baik menggunakan anggaran pribadi, apalagi menggunakan anggaran negara. Jikapun
sampai pada kesimpulan perlunya menghentikan aktivitas total, pemimpin harus memikirkan
kebijakan penanggulangan dampak sosialnya. Bisa dibayangkan, jika pasar tutup, barang
kebutuhan sehari-hari menjadi langka, harga melambung tinggi, masyarakat ekonomi lemah tidak
bisa memenuhi kebutuhan hidup. Itulah sekilas kompleksitas masalah yang harus
dipertimbangkan jika melakukan mengisolasi secara total. Pemutusan penyebaran virus sangat
penting, memastikan masyarakat tetap bisa menjalani hidup juga tidak kalah penting. Jangan
sampai, menghindari dari virus Corona akan mati merana. Fungsi dari menghentikan aktivitas
yang melibatkan orang banyak adalah untuk memutus mata rantai penyebaran virus, termasuk
sekolah, tempat kerja. Perlu kesadaran dari kita semua untuk mewujudkan hal tersebut. Kita
diharapkan tidak bermigrasi dari satu kota ke daerah yang lain. Karena kita tidak bisa memastikan
terbebas pasti dari virus yang mematikan tersebut. Bisa saja kita yang membawa virus atau
terkena virus, maka baiknya tetap berdiam disatu tempat. Sebagai upaya pencegahan, hindari
kontak langsung, cuci tangan pakai sabun, jaga pola makan dan kesehatan, ikuti terus
perkembangan dari lembaga berwenang Selebihnya, berpegang teguh kepada Tali-Nya, seraya
berdoa agar virus mematikan ini segera ditemukan pola penanganannya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Jadi orang yang diduga terkena COVID-19 atau termasuk kategori ODP (orang dalam
pemantauan), ada beberapa langkah yang bisa dilakukan agar virus Corona tidak menular ke
orang lain, yaitu:

 Jangan keluar rumah, kecuali untuk mendapatkan pengobatan.


 Periksakan diri ke dokter hanya bila Anda mengalami gejala gangguan pernapasan yang
disertai demam atau memenuhi kriteria PDP (pasien dalam pengawasan).
 Usahakan untuk tinggal terpisah dari orang lain untuk sementara waktu. Bila tidak
memungkinkan, gunakan kamar tidur dan kamar mandi yang berbeda dengan yang
digunakan orang lain.
 Larang dan cegah orang lain untuk mengunjungi atau menjenguk Anda sampai Anda
benar-benar sembuh.
 Sebisa mungkin jangan melakukan pertemuan dengan orang yang sedang sedang sakit.
 Hindari berbagi penggunaan alat makan dan minum, alat mandi, serta perlengkapan tidur
dengan orang lain.
 Pakai masker dan sarung tangan bila sedang berada di tempat umum atau sedang bersama
orang lain.
 Gunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung bila batuk atau bersin, lalu segera buang
tisu ke tempat sampah.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.alodokter.com/virus-corona
https://www.academia.edu/28367700/makalah_HIV_AIDS?auto=download
https://news.detik.com/kolom/d-4945590/pendidikan-di-tengah-pusaran-wabah-corona
https://www.kompasiana.com/chanelhiburan6725/5e6f482ed541df4fb3604402/virus-corona-covid-19-
menghambat-dunia-pendidikan
MAKALAH
VIRUS CORONA (COVID 19)

DISUSUN OLEH :
ETI KURNIASIH
KELAS X IPS 1
SMA NEGERI 1 UTAN
TAHUN AJARAN 2019/2020

Anda mungkin juga menyukai