BAB II
Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang
ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. (Kamus Besar Bahasa
merupakan suatu daya yang dapat membentuk atau mengubah sesuatu yang lain.
bentuk hubungan sebab akibat antar variabel. Dalam hal ini audit internal akan
jadi.
Internal auditing atau pemeriksaan internal adalah suatu fungsi penilaian yang
independen dalam suatu organisasi untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan
organisasi yang dilaksanakan. Tujuan pemeriksaan internal adalah membantu para
anggota organisasi agar dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif.
Untuk itu, pemeriksaan internal akan melakukan analisis, penilaian, dan mengajukan
2
Definisi lain audit internal adalah suatu fungsi penilaian independen yang ada
dalam organisasi untuk memeriksa dan mengevaluasi aktivitas organisasi sebagai
pemberian jasa kepada organisasi. Audit internal melakukan aktivitas pemberian
keyakinan serta konsultasi yang independen dan obyektif, yang dirancang untuk
menambah nilai dan memperbaiki operasi organisasi (Wuryan Andayani, 2008;2).
merupakan audit yang ditujukan untuk memperbaiki kinerja. Kegiatan audit internal
internal yang ada dalam organisasi. Dengan demikian audit internal berfungsi
sebagai penilai independen yang dibentuk dalam suatu organisasi dan mempunyai
berperan untuk membawa para anggota organisasi agar dapat menjalankan tanggung
jawabnya secara efektif dan untuk membantu organisasi dalam mencapai tujuannya.
dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif. Untuk itu pemeriksa internal
Untuk dapat melakukan tugasnya dengan baik, bagian audit internal dalam
suatu organisasi haruslah memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut:
1. Independensi (Independence)
5
a. Perencanaan
Penanggung jawab fungsi auditor internal harus menyusun perencanaan yang
berbasis risiko (risk based plan) untuk menetapkan prioritas kegiatan auditor internal,
konsisten dengan tujuan organisasi. Rencana Penugasan auditor internal harus
berdasarkan penilaian risiko yang dilakukan paling sedikit setahun sekali, masukan
dari pimpinan dan dewan pengawas organisasi serta perkembangan terkini harus juga
dipertimbangkan dalam proses ini. Rencana penugasan auditor internal harus
mempertimbangkan potensi untuk meningkatkan pengelolaan risiko, memberi nilai
tambah dan meningkatkan kegiatan organisasi.
e. Koordinasi
Penanggungjawab fungsi auditor internal harus berkoordinasi dengan pihak
internal dan eksternal organisasi yang melakukan pekerjaan audit untuk memastikan
bahwa lingkup seluruh penugasan tersebut sudah memadai dan meminimalkan
duplikasi.
2. Lingkup Penugasan
Fungsi auditor internal melakukan evaluasi dan memberikan kontribusi
terhadap peningkatan proses pengelolaan risiko, pengendalian, dan governance.
a. Pengelolaan Risiko
Fungsi auditor internal harus membantu organisasi dengan cara
mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko signifikan dan memberikan kontribusi
terhadap peningkatan pengelolaan risiko dan sistem pengendalian intern.
9
b. Pengendalian
Fungsi auditor internal harus membantu organisasi dalam memelihara
pengendalian internal yang efektif dengan cara mengevaluasi kecukupan, efisiensi
dan efektivitas pengendalian tersebut, serta mendorong peningkatan pegendalian
internal secara berkesinambungan.
Fungsi auditor internal harus memastikan sampai sejauh mana sasaran dan
tujuan program serta kegiatan operasi telah ditetapkan sejalan degan sasaran dan
tujuan organisasi. Auditor internal harus mereview kegiatan operasi dan program
untuk memastikan sampai sejauh mana hasil-hasil yang diperoleh konsisten dengan
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Untuk mengevaluasi sistem pengendalian
internal diperlukan kriteria yang memadai.
c. Proses governance
Fungsi auditor internal harus menilai dan memberikan rekomendasi yang
sesuai untuk meningkatkan proses governance dalam mencapai tujuan:
(a).Mengembangkan etika dan nilai yang memadai dalam organisasi, (b).Memastikan
pengelolaan kinerja organisasi yang efektif dan akuntabilitas, (c).Secara efektif
mengoordinasikan kegiatan dari dan mengomunikasikan informasi di antara
pimpinan, dewan pengawas, auditor internal dan eksternal secara manajemen.
Fungsi auditor internal mengevaluasi rancangan, implementasi, dan efektivitas
dari kegiatan, program dan sasaran organisasi yang berhubungan dengan etika.
3. Perencanaan penugasan
Auditor internal harus mengembangkan dan mendokumentasikan rencana
untuk setiap penugasan yang mencakup ruang lingkup, sasaran, waktu dan alokasi
sumber daya.
a. Pertimbangan Perencanaan
Dalam merencanakan penugasan, auditor internal harus mempertimbangkan
(a). Sasaran dari kegiatan yang sedang direview dan mekanisme yang digunakan
kegiatan tersebut dalam mengendalikan kinerjanya, (b). Risiko yang signifikan atas
10
kegiatan, sasaran, sumber daya, dan operasi yang direview serta pengendalian yang
diperlukan untuk menekan dampak risiko ke tingkat yang dapat diterima, (c).
Kecukupan dan efektivitas pengelolaan risiko dan SPI, (d).Peluang yang signifikan
untuk meningkatkan pengelolaan risiko dan SPI.
b. Sasaran Penugasan
Sasaran untuk setiap penugasan harus ditetapkan.
4. Pelaksanaan Penugasan
Dalam pelaksanaan penugasan, auditor internal harus mengidentifikasi,
menganalisis, mengevaluasi, dan mendokumentasi informasi yang memadai untuk
mencapai tujuan penugasan.
a. Mengidentifikasi Informasi
Dalam pelaksanaan penugasan, auditor internal harus mengidentifikasi
informasi yang memadai, handal, relevan dan berguna untuk mencapai sasaran
penugasan.
c. Dokumentasi Informasi
Auditor internal harus mendokumentasikan informasi yang relevan untuk
mendukung kesimpulan dan hasil penugasan.
d. Supervisi Penugasan
Setiap penugasan harus disupervisi dengan tepat untuk memastikan
tercapainya sasaran, terjaminnya kualitas, dan meningkatnya kemampuan staf.
a. Kriteria Komunikasi
Komunikasi harus mencakup sasaran dan lingkup penugasan, simpulan,
rekomendasi dan rencana tindakannya. Komunikasi akhir penugasan, jika
memungkinkan membuat opini keseluruhan dan kesimpulan auditor internal.
b. Kualitas Komunikasi
Komunikasi yang disampaikan baik tertulis maupun lisan harus akurat,
objektif, jelas, ringkas, konstruktif, lengkap, dan tepat waktu.
Jika komunikasi final mengandung kesalahan dan kealpaan, penanggung jawab
fungsi auditor internal harus mengomunikasikan informasi yang telah dikoreksi
kepada semua pihak yang telah menerima komunikasi sebeleumnya.
1. Lingkungan pengendalian
Lingkungan pegendalian adalah menggambarkan keseluruhan sikap organisasi
yang mempengaruhi kesadaran dan tindakan personel organisasi mengenai
pengendalian. Berbagai faktor yang membentuk lingkungan pengendalian dalam
suatu organisasi adalah nilai integritas dan etika, kompetensi, filosofi, dan gaya
manajemen, struktur organisasi, pembagian wewenang dan tanggung jawab,
kebijakan, praktik sumber daya manusia, kepentingan terhadap kesejahteraan
organisasi, fungsi dewan direksi dan dewan komite, terutama komite audit.
2. Penentuan Risiko
15
standar masukan sumber daya dan hal-hal yang harus dicapai sebagai keluaran
(output) dan hasil.
a. Orang-orang yang bertanggung jawab untuk memenuhi target anggaran
haruslah berpartisipasi dalam penyiapannya.
b. Orang-orang yang bertanggung jawab untuk memenuhi target anggaran harus
dilengkapi dengan informasi yang memadai yang membandingkan anggaran
dengan kejadian-kejadian aktual dan memberikan alasan penyimpangan yang
signifikan.
c. Semua anggaran khusus harus cocok dengan keseluruhan anggaran
organisasi.
d. Anggaran harus menetapkan tujuan yang dapat diukur.
e. Anggaran akan menjadi tidak bermakna jika manajer tidak tahu apa
tujuannya.
f. Anggaran harus membantu mempertajam struktur organisasi.
7. Pelaporan (reporting) harus dilakukan tepat waktu, akurat, bermakna, dan
ekonomis. Berikut ini beberapa prinsip untuk menetapkan sistem pelaporan
internal yang memuaskan:
a. Laporan harus dibuat sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan.
b. Individu atau unit-unit harus diminta melaporkan hal-hal yang menjadi
tanggung jwabanya.
c. Laporan harus sederhana, konsisten dengan sifat subyek yang menjadi
masalah. Laporan harus berisi informasi yang melayani kebutuhan
pengguna. Klasifikasi dan terminologi umum harus digunakan sebanyak
mungkin untuk menghindari kebingungan.
d. Sedapat mungkin laporan kinerja memperlihatkan perbandingan dengan
standar biaya, kualitas, dan kuantitas yang ditetapkan. Biaya-biaya yang bisa
dikendalikan harus dipisahkan.
e. Jika kinerja tidak bisa dilaporkan secara kuantitatif, laporan harus dirancang
untuk menekankan pengecualian atau hal-hal lain yang membutuhkan
perhatian manajemen.
f. Agar bisa bermanfaat maksimal, laporan haruslah tepat waktu. Laporan yang
tepat waktu yang sebagian besar didasarkan pada estimasi bisa jadi lebih
berguna dibandingkan laporan yang lebih tepat tetapi terlambat.
g. Penerima laporan harus dinyatakan secara periodik untuk mengetahui apakah
mereka masih membutuhkan laporan yang diterima, atau apakah ada yang
bisa diperbaiki dari laporan tersebut.
(Wuryan Andayani, 2008;54)
19
dapat melakukan pengawasan secara langsung atau secara pribadi terhadap jalannya
pengendalian internal dan sistem pelaporan yang baik sangat diperlukan oleh
Persediaan meliputi barang yang dibeli dan disimpan untuk dijual kembali,
misalnya barang dagang dibeli oleh pengecer untuk dijual kembali, atau pengadaan
tanah dan properti lainnya untuk di jual kembali. Persediaan juga mencakup barang
jadi yang telah diproduksi, atau barang dalam penyelesaian yang sedang diproduksi
perusahaan, dan termasuk bahan serta perlengkapan yang akan digunakan dalam
proses produksi.
Biaya persediaan harus meliputi semua biaya pembelian, biaya konversi, dan
biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan tempat yang siap
untuk dijual atau dipakai.
Persediaan mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
a. Biasanya merupakan aktiva lancar (current assets) karena masa
perputarannya biasanya kurang atau sama dengan satu tahun.
b. Merupakan jumlah yang besar, terutama dalam perusahaan dagang atau
industri.
c. Mempunyai pengaruh yang besar terhadap neraca dan perhitungan laba rugi,
karena kesalahan dalam menentukan persediaan pada akhir periode akan
mengakibatkan kesalahan dalam jumlah aktiva lancar dan total aktiva, harga
pokok penjualan, laba kotor dan laba bersih, taksiran pajak penghasilan,
pembagian dividen dan laba rugi ditahan, kesalahan tersebut akan terbawa ke
laporan keuangan periode berikutnya.
Contoh dari perkiraan-perkiraan yang biasa digolongkan sebagai persediaan
adalah:
a. bahan baku (raw materials)
b. barang dalam proses (work in process)
c. barang jadi (finished goods)
d. suku cadang (spare parts)
e. bahan pembantu: olie, bensin, solar
f. barang dalam perjalanan (goods in transit), yiatu barang yang sudah dikirim
oleh Supplier tetapi belum sampai di gudang perusahaan.
g. Barang konsinyasi: consigmnment out (barang perusahaan yang dititip jual
pada perusahaan lain). Sedangkan consigmnment in (barang perusahaan lain
yang dititip jual pada perusahaan) tidak boleh dilaporkan /dicatat sebagai
persediaan perusahaan.
22
penggunaan sumber daya yang diperlukan agar mencapai tujuannya dan diproduksi
1. Adanya laporan keuangan yang memuat persediaan barang jadi dapat dipercaya.
5. Kebijakan, sistem, dan prosedur mampu melindungi persediaan barang jadi dari
penyalahgunaan.
6. Kebijakan, sistem, dan prosedur mampu melindungi persediaan barang jadi dari
kehilangan.
8. Pengendalian persediaan barang jadi memiliki manfaat yang lebih besar dari
organisasi.
Kegiatan audit internal adalah menguji, menilai efektivitas dan kecukupan dalam
sistem pengendalian internal yang ada dalam organisasi. Dengan demikian audit
internal berfungsi sebagai penilai independen yang dibentuk dalam suatu organisasi
Auditor internal berperan untuk membawa para anggota organisasi agar dapat
menjalankan tanggung jawabnya secara efektif dan untuk membantu organisasi dalam
24
Persediaan barang jadi merupakan aset yang material dalam organisasi dan
membutuhkan perawatan serta perlakuan yang perlu diperhatikan agar terhindar dari
tercapai untuk mencegah penyelewengan yang terjadi. Hal tersebut harus diantisipasi
oleh pihak pimpinan dengan bantuan audit internal untuk memeriksa dan menilai
informasi dan rekomendasi kepada pihak manajemen dan pihak lain yang berwenang
manajemen dituntut memiliki sikap dan cara kerja yang profesional dalam mencapai
meneliti, dan mengantisipasi setiap kejadian dan perubahan yang terjadi di dalam
Untuk itu perlu diciptakan suatu sistem yang menjamin bahwa kondisi dan kejadian
25
merupakan suatu hal yang sangat penting. Struktur organisasi yang baik harus
yang baik telah dirancang dan ditetapkan tetapi bukan berarti bahwa proses telah
ditaati, kecurangan dan pemborosan tidak terjadi, serta efisiensi dan efektivitas
kendalan pelaksanaannya.
mungkin terjadi pada pengendalian internal persediaan barang jadi serta membantu
pelaksanaan pengendalian internal tersebut menjadi semakin efektif. Oleh karena itu
dapat disimpulkan bahwa dengan adanya audit internal, maka efektivitas
pengendalian internal persediaan barang jadi dapat semakin ditingkatkan (Hiro
Tugiman, 2006;44).
Paradigma Penelitian
Efektivitas Pengendalian
Audit Internal Internal Persediaan
Barang Jadi
2.3 Hipotesis
28
Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang sigifikan dalam
barang jadi.