BAB II PETUNJUK TEKNIS WORK FROM OFFICE & WORK FROM HOME ..................... 12
2.1. Ketentuan Work From Office & Work From Home ................................................ 12
2.2. Skema Screening Karyawan dan Tamu ................................................................... 14
2.3. Petunjuk Teknis Pelaksanaan WFO ........................................................................ 15
2
BAB IX PERSISTENSI COVID-19, KASUS REINFEKSI, DAN FENOMENA LONG
COVID-19 ......................................................................................................................... 40
9.1. Persisten Positif COVID-19 .................................................................................... 40
9.2. Kasus Reinfeksi ....................................................................................................... 40
9.3. Fenomena Long COVID-19 .................................................................................... 41
BAB X INVESTIGASI................................................................................................................. 42
10.1. Tujuan Investigasi.................................................................................................... 42
10.2. Pelaporan Kronologis ............................................................................................. 42 *
3
BAB XVIII KEGIATAN MEDIS DI TEMPAT KERJA ............................................................. 61
18.1. Kegiatan Medis di HK Tower ................................................................................. 61
18.2. Kegiatan Medis di Proyek dan Ruas........................................................................ 61
4
BAB XXIII TATA CARA PENGGUNAAN APD UNTUK MENCEGAH INFEKSI
COVID-19 ......................................................................................................................... 88
23.1. Penggunaan Coverall Jumpsuit atau Hazmat .......................................................... 88
23.2. Pelepasan Coverall Atau Hazmat ............................................................................ 88
23.3. Penggunaan Masker ................................................................................................. 89
LAMPIRAN .................................................................................................................................. 93
5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. REFERENSI
1. Dokumen Pedoman Tanggap Darurat Pencegahan Penyebaran Virus Corona (COVID-19) di
Lingkungan Kerja PT Hutama Karya (Persero), No. QHSE/Aa.554/Intern/18/III/2020.
2. Handbook Pencegahan COVID-19 PT Hutama Karya (Persero) Revisi 0 tanggal 14 April 2020.
3. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 01 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan
Kegiatan untuk Pengendalian Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19).
4. Instruksi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 02/IN/M/2020 tentang
Protokol Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dalam
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/328/2020
tentang Panduan Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di
Tempat Kerja Perkantoran dan Industri dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha pada
Situasi Pandemi.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/413/2020
tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
7. Surat Edaran Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor M/7/AS.02.02/V/2020
tentang Rencana Keberlangsungan Usaha dalam Menghadapi Pandemi Corona Virus Disease
(COVID-19) dan Protokol Pencegahan Penularan COVID-19 di Perusahaan.
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 19 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Vaksinasi dalam *
Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
9. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/Menkes/4642/2021 tentang *
Penyelenggaraan Laboratorium Pemeriksanaan COVID19.
1.2. DEFINISI
1. Rapid Test Antigen adalah tes yang dilakukan dengan metode swab atau usap untuk
mendeteksi protein tertentu dari virus yang memunculkan respons kekebalan tubuh. Tes ini
biasa juga disebut dengan swab antigen.
6
2. Swab Test RT-PCR adalah pemeriksaan kecocokan DNA dan RNA virus corona secara Real
Time melalui metode PCR (Polymerase Chain Reaction) untuk menentukan status positif atau
negatif pasien dengan pengambilan spesimen pada pasien.
3. Limbah Medis adalah limbah infeksius (Limbah Berbahaya dan Beracun) khususnya limbah
COVID-19 seperti spesimen, bahan farmasi bekas, kemasan bekas makanan/minuman pasien
terpapar COVID-19, APD, dan lain-lain.
4. Kasus Suspek
Seseorang yang memiliki salah satu dari kriteria berikut:
a. Seseorang yang memenuhi salah satu kriteria klinis DAN salah satu kriteria epidemiologis.
1) Kriteria Klinis:
- Demam akut (suhu tubuh ≥ 37,3oC)/riwayat demam dan batuk
ATAU
- Terdapat 3 (tiga) atau lebih gejala/tanda akut seperti: demam/riwayat demam, batuk,
kelelahan (fatigue), sakit kepala, myalgia, nyeri tenggorokan, coryza/pilek/hidung
tersumbat, sesak nafas, anoreksia/mual/muntah, diare, penurunan kesadaran.
DAN
2) Kriteria Epidemiologis:
- Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat tinggal atau bekerja di
tempat berisiko tinggi penularan; ATAU
- Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat tinggal atau bepergian
di negara/wilayah Indonesia yang melaporkan transmisi lokal; ATAU
- Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan,
baik melakukan pelayanan medis, dan non-medis, serta petugas yang melaksanakan
kegiatan investigasi, pemantauan kasus dan kontak; ATAU
b. Seseorang dengan ISPA berat.
c. Seseorang tanpa gejala (asimptomatik) yang tidak memenuhi kriteria epidemiologis
dengan hasil rapid tes antigen positif.
7
5. Kasus Probable
Seseorang yang memiliki salah satu dari kriteria berikut:
a. Seseorang yang memenuhi kriteria klinis DAN memiliki riwayat kontak erat dengan kasus
probable atau terkonfirmasi atau berkaitan dengan cluster COVID-19.
b. Kasus suspek dengan gambaran radiologis sugestif ke arah COVID-19.
c. Seseorang dengan gejala akut anosmia (hilangnya kemampuan indera penciuman) atau
ageusia (hilangnya kemampuan indera perasa) dengan tidak ada penyebab lain yang dapat
diidentifikasi.
d. Orang dewasa yang meninggal dengan distres pernapasan DAN memiliki riwayat kontak
erat dengan kasus probable atau terkonfirmasi atau berkaitan dengan cluster COVID-19.
6. Kasus Konfirmasi
Seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi virus COVID-19 dengan kriteria berikut:
a. Seseorang dengan hasil swab test RT-PCR positif.
b. Seseorang dengan hasil rapid test antigen positif DAN memenuhi kriteria definisi kasus
probable atau kasus suspek (kriteria a atau b).
c. Seseorang tanpa gejala (asimptomatik) dengan hasil rapid test antigen positif DAN
memiliki riwayat kontak erat dengan kasus probable atau terkonfirmasi.
Kasus konfirmasi dibagi 2:
a. Kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik).
b. Kasus konfirmsi tanpa gejala (asimptomatik).
7. Kontak Erat
Orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable atau konfirmasi COVID-19.
Riwayat kontak yang dimaksud antara lain:
a. Kontak tatap muka/berdekatan dengan kasus probable atau kasus konfirmasi dalam radius
1 (satu) meter dan dalam jangka waktu 15 (lima belas) menit atau lebih.
b. Sentuhan fisik langsung dengan kasus probable atau konfirmasi (seperti bersalaman,
berpegangan tangan, dan lain-lain).
c. Orang yang memberikan perawatan langsung terhadap kasus probable atau konfirmasi
tanpa menggunakan APD yang sesuai standar.
8
d. Situasi lainnya yang mengindikasikan adanya kontak berdasarkan penilaian risiko lokal
yang ditetapkan oleh tim penyelidikan epidemiologi setempat.
8. Pelaku Perjalanan
Seseorang yang melakukan perjalanan dari dalam negeri (domestik) maupun luar negeri pada
14 hari terakhir.
9. Discarded
Apabila memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Seseorang dengan status kasus suspek dengan hasil pemeriksaan RT-PCR 2 kali negatif
selama 2 hari berturut turut dengan selang waktu >24jam.
b. Seseorang dengan status kontak erat yang telah menyelesaikan masa karantina selama 14
hari.
10. Kasus Tanpa Gejala
Kondisi ini merupakan kondisi paling ringan. Pasien tidak ditemukan gejala.
11. Kasus Ringan
Pasien dengan gejala tanpa ada bukti pneumonia virus atau tanpa hipoksia. Gejala yang muncul
seperti demam, batuk, fatigue, anoreksia, napas pendek, mialgia. Gejala tidak spesifik lainnya
seperti sakit tenggorokan, kongesti hidung, sakit kepala, diare, mual dan muntah, penghidu
(anosmia) atau hilang pengecapan (ageusia) yang muncul sebelum onset gejala pernapasan juga
sering dilaporkan. Pasien usia tua dan immunocompromised gejala atipikal seperti fatigue,
penurunan kesadaran, mobilitas menurun, diare, hilang nafsu makan, delirium, dan tidak ada
demam.
12. Kasus Sedang
a. Pada pasien remaja atau dewasa: pasien dengan tanda klinis pneumonia (demam, batuk,
sesak, napas cepat) tetapi tidak ada tanda pneumonia berat termasuk SpO2 > 93% dengan
udara ruangan.
b. Pada pasien anak-anak: pasien dengan tanda klinis pneumonia tidak berat (batuk atau sulit
bernapas + napas cepat dan/atau tarikan dinding dada) dan tidak ada tanda pneumonia
berat. Kriteria napas cepat pada pasien anak-anak:
- Usia <2 bulan : ≥60x/menit
- Usia 2–11 bulan : ≥50x/menit
9
- Usia 1–5 tahun : ≥40x/menit
- Usia >5 tahun : ≥30x/menit
13. Kasus Berat /Pneumonia Berat
a. Pada pasien remaja atau dewasa : pasien dengan tanda klinis pneumonia (demam, batuk,
sesak, napas cepat) ditambah satu dari: frekuensi napas > 30 x/menit, distres pernapasan
berat, atau SpO2 < 93% pada udara ruangan.
b. Pada pasien anak-anak : pasien dengan tanda klinis pneumonia (batuk atau kesulitan
bernapas), ditambah setidaknya satu dari berikut ini:
- Sianosis sentral atau SpO2<93%
- Distres pernapasan berat (seperti napas cepat, grunting, tarikan dinding dada yang
sangat berat)
- Tanda bahaya umum: ketidakmampuan menyusu atau minum, letargi atau penurunan
kesadaran, atau kejang
- Napas cepat/tarikan dinding dada/takipnea:
• Usia <2 bulan : ≥60x/menit
• Usia 2–11 bulan : ≥50x/menit
• Usia 1–5 tahun : ≥40x/menit
• Usia >5 tahun : ≥30x/menit.
14. Kasus Kritis
Pasien dengan Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS), sepsis dan syok sepsis.
15. Selesai Isolasi
Selesai Isolasi apabila memenuhi salah satu kriteria berikut :
a. Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik yang tidka dilakukan pemeriksaan follow up
RT-PCR dengan ditambah 10 hari isolasi mandiri sejak pengambilan spesimen diagnosis
konfirmasi.
b. Kasus probable/ kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik) yang tidak dilakukan
pemeriksaan follow up RT-PCR dihitung 10 hari sejak tanggal dan onset dengan ditambah
minimal 3 hari setelah tidak lagi menunjukkan gejala demam dan gangguan pernafasan.
10
c. Kasus probable/ konfirmasi dengan gejala (simptomatik) yang mendapatkan hasil
pemeriksaan flollow up RT-PCR 1 kali negatif dengan ditambah 3 hari setelah tidak lagi
menunjukkan gejala demam dan gangguan pernafasan.
d. Khusus untuk di lingkungan PT Hutama Karya (Persero) group, bagi karyawan / pekerja *
yang diizinkan kembali bekerja pasca isolasi mandiri adalah yang sudah melakukan tes
RT-PCR minimal 1 x (satu kali) dengan hasil NEGATIF. Kecuali dengan alasan kondisi
tertentu kesulitan tes RT-PCR, maka mengacu pada arahan dokter setempat.
11
BAB II
PETUNJUK TEKNIS WORK FROM OFFICE & WORK FROM HOME
12
7. Terdapat car pooling yang disediakan untuk:
a. Karyawan yang sehat dan kehadirannya dibutuhkan di tempat kerja
b. Karyawan yang menggunakan transportasi umum ke tempat kerja
c. Penggunaan mobil jemputan perusahaan ini agar selalu memperhatikan physical
distancing dan protokol COVID-19 yang berlaku di Hutama Karya
8. Seluruh unit kerja dihimbau untuk menunda pertemuan dengan tamu di area kerja Hutama
Karya dan melakukan pertemuan secara virtual melalui video conference, namun apabila
kondisi mengharuskan melakukan pertemuan secara offline, maka diperbolehkan
menerima tamu maksimal 3 (tiga) orang per kunjungan dan diwajibkan menunjukkan bukti
tes COVID-19 (Swab Test RT-PCR, Tes Cepat Molekular (TCM), atau Rapid Test
Antigen) dengan hasil negatif berlaku maksimal 2x24 jam, serta hanya dapat ditemui di *
area meeting khusus.
9. Selalu disiplin dan konsisten dalam melaksanakan protokol COVID-19, baik didalam
maupun diluar lingkungan kerja Hutama Karya.
10. Tersedia masker, multivitamin, handsanitizer, dan desinfektan ruangan rutin dilaksanakan,
apabila memungkinkan, terdapat air purifier dalam ruang kerja.
11. Selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dengan cara:
a. Selalu menggunakan double mask sepanjang hari, dan mengganti masker setiap 4 jam *
sekali
b. Rajin mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum memasuki kantor
c. Membersihkan tangan dengan handsanitizer secara berkala
d. Hindari menyentuh bagian mata, hidung, dan mulut
e. Menggunakan peralatan ibadah, alat kerja, serta peralatan makan dan minum masing-
masing
12. Selalu menerapkan physical distancing:
a. Tetap berada di dalam kantor selama WFO atau di tempat tinggal selama WFH,
kecuali terdapat kondisi urgent yang mengharuskan untuk keluar kantor atau tempat
tinggal dengan menunjukkan surat izin dari atasan
b. Terdapat pengaturan tempat duduk antarkaryawan dengan ketentuan jarak minimal 2
meter dan hindari duduk secara berhadapan dengan orang lain
13
c. Tertib saat menggunakan lift dan menjaga jarak selama berada di dalam lift saat WFO
d. Menjaga jarak dengan orang lain saat menggunakan fasilitas umum yang ada di
Hutama Karya, seperti menggunakan ruang ibadah, toilet, dan fasilitas umum lain.
14
c. Tamu yang melakukan kedinasan lebih dari 1 (satu) hari wajib menunjukan hasil tes
COVID-19 oleh laboratorium yang independen, minimal 1 (satu) hari sebelum
pelaksanaan kunjungan.
15
7. Seluruh pekerja atau karyawan PT Hutama Karya (Persero) agar dapat mengikuti langkah-
langkah protokol kesehatan yang telah ditentukan oleh perusahaan dan pemerintah, seperti:
a. Apabila merasa tidak sehat dan menunjukkan gejala seperti demam ≥ 37.3 oC,
batuk/pilek/nyeri tenggorokan, dan sesak napas, maka lakukan karantina dan istirahat
yang cukup di kediaman masing-masing dengan menerapkan physical distancing dan
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta terapkan work from home sesuai arahan
dari atasan. Apabila keluhan berlanjut, hubungi fasilitas layanan kesehatan
(fasyankes) terdekat untuk dilakukan penanganan lebih lanjut.
b. Apabila mengharuskan untuk mendatangi fasyankes atau rumah sakit rujukan
terdekat, selalu gunakan masker (berlaku juga untuk orang sehat apabila ingin
bepergian ke luar rumah), ikuti etika batuk dan bersin yang benar, dan usahakan tidak
menggunakan transportasi umum.
c. Apabila pekerja atau karyawan membutuhkan bantuan perusahaan, perwakilan
perusahaan (tim satgas daerah masing-masing) untuk dapat membantu pelaksanaan
mobilisasi ke fasyankes tujuan melalui remote area.
d. Tenaga kesehatan di fasyankes akan melakukan screening terkonfirmasi positif
COVID-19 terhadap pekerja atau karyawan tersebut. Apabila:
1) Pekerja atau karyawan memenuhi kriteria terkonfirmasi positif COVID-19, maka
akan dirujuk ke salah satu rumah sakit rujukan terdekat untuk penanganan.
2) Pekerja atau karyawan tidak memenuhi kriteria terkonfirmasi positif COVID-19,
maka akan dirawat inap atau rawat jalan sesuai diagnosa dan keputusan dokter di
fasyankes tersebut.
e. Apabila pekerja atau karyawan ditetapkan sebagai terkonfirmasi positif COVID-19,
maka akan diantar menuju rumah sakit rujukan menggunakan ambulan fasyankes
didampingi oleh tenaga kesehatan menggunakan APD. Pastikan pekerja atau
karyawan juga selalu menggunakan APD.
f. Di rumah sakit rujukan, spesimen pekerja atau karyawan diambil untuk pemeriksaan
laboratorium dan dirawat di ruang isolasi.
g. Apabila pekerja atau karyawan memiliki riwayat perjalanan ke negara atau wilayah
terjangkit COVID-19 atau pernah berinteraksi dengan penderita COVID-19 dalam 14
16
hari terakhir, segera melapor ke petugas kesehatan dan periksakan ke fasyankes
apabila menunjukkan gejala-gejala COVID-19.
17
BAB III *
PETUNJUK PELAKSANAAN VAKSIN COVID-19
18
2. Berkonsultasi dengan dokter. Orang yang pernah mengalami reaksi alergi berat setelah
menerima vaksin, atau memiliki obat yang dikonsumsi secara rutin, perlu berkonsultasi
dengan dokter terlebih dahulu sebelum mengikuti program vaksinasi.
3. Pastikan tubuh dalam kondisi bugar. Beristirahat dan minumlah air putih yang cukup
agar Anda merasa bugar pada hari vaksinasi.
Beberapa bentuk KIPI ringan hingga sedang yang mungkin dialami pasca vaksinasi adalah:
a. Rasa pegal di sekitar area suntik
b. Demam ringan
c. Rasa Lelah
d. Sakit kepala
19
e. Pegal pada otot atau sendi
f. Menggigil
g. Diare
3. Bersabar. Tubuh perlu waktu untuk membangun kekebalan. Seseorang baru dapat
dikatakan divaksinasi, setelah dosis lengkap.
4. Jaga diri dan orang lain. Vaksin-vaksin yang tersedia menunjukkan efektivitas tinggi dalam
melindungi penerimanya dari kejadian sakit berat akibat COVID-19. Akan tetapi, orang
yang sudah divaksin masih mungkin menularkan COVID-19, meskipun tanpa gejala. Sebab
itulah, kita harus tetap mengikuti protokol kesehatan demi diri sendiri dan orang lain
dengan hindari kerumunan, jaga jarak, rajin mencuci tangan, dan selalu kenakan masker
di luar rumah.
20
BAB IV
PELAKSANAAN TES COVID-19
21
8. Untuk mencegah paparan infeksi COVID-19, pengetesan dapat dilakukan dengan metode
drive thru.
9. COVID test hanya boleh dilakukan oleh pihak laboratorium izin dari Kemenkes atau *
fasilitas kesehatan minimal Puskesmas.
10. Ketentuan Khusus:
*
a. Swab PCR dan Swab TCM sebagai gold standar penetapan status pasien COVID-19.
Namun karena kondisi tertentu sehingga tidak dimungkinkan dilakukan Swab PCR
atau Swab TCM karena berada di daerah terpencil, kondisi pasien yang tidak
dimungkinkan di lakukan test Swab PCR atau Swab TCM, maka hasil Swab Antigen
reaktif dapat menjadi standar status pasien dinyatakan terinfeksi COVID-19. Lebih
baik lagi jika didukung diagnose dokter.
b. Untuk menyatakan kesembuhan pasien COVID-19 sebaiknya dilakukan Swab PCR
atau Swab TCM. Namun jika dalam kondisi tertentu sehingga tidak dimungkinkan
dilakukan Swab PCR atau Swab TCM maka pasien dinyatakan Sembuh bila:
1) Pasien sudah isolasi mandiri 14 hari, pasien tidak bergejala dan ada
rekomendasi dokter bahwa pasien dinyatakan sembuh
2) Pasien sudah isolasi mandiri 14 hari, hasil tes swab antigen Non-reaktif, tanpa
gejala dan ada rekomendasi dokter bahwa pasien dinyatakan sembuh
3) Tidak ada hasil test antigen, namun pasien sudah isolasi mandiri 14 hari, tanpa
gejala dan ada rekomendasi dokter bahwa pasien dinyatakan sembuh
4.2. FALSE NEGATIVE DAN FALSE POSITIVE PADA PELAKSANAAN TES COVID-19 *
1. Bila terdapat perbedaan hasil perbedaan hasil pemeriksaan Covid Test di beberapa
fasilitas kesehatan bisa saja terjadi. hal ini juga disebut sebagai false negative dan false
positive. false negative adalah kondisi di mana hasil pcr negatif, tapi sebenarnya pasien
terinfeksi virus corona. sedangkan false positive merupakan hasil Covid Test positif,
namun sebenarnya pasien tidak terinfeksi virus corona.
2. Beberapa penyebab lainnya yang menjadi alasan mengapa hasil Covid test bisa berbeda
di beberapa fasyankes, seperti:
a. Adanya kesalahan teknis, seperti skill petugas
22
b. Waktu pengambilan tes swab yang terlalu dini atau terlalu cepat
c. Hasil swab yang sudah terkontaminasi sehingga hasilnya jadi palsu
d. Adanya kesalahan pada prosedur swab
e. Perbedaan reagen yang digunkan
3. Apabila hal ini terjadi pada 2 pengetesan yang dilakukan di hari yang sama maka diminta
untuk mempercayai hasil yang positif. Dan melakukan isolasi mandiri dan melakukan swab
test kembali di hari ke 7. Alasannya, kemungkinan untuk false positive lebih kecil ketimbang
dengan false negative
23
2. Ketentuan Pengguna GeNose
a. Pastikan karyawan yang akan dites selalu menerapkan protokol dan diedukasi dengan
baik terkait cara untuk menghembuskan nafas ke dalam kantung nafas hingga penuh,
baik secara progresif langsung maupun perlahan
b. Pastikan karyawan yang akan dites menarik nafas dari hidung dan menghembuskan
ke mulut 2-3 kali (dengan posisi masih terlindung masker) sebelum menghembuskan
nafas ke kantung (untuk meningkatkan coverage partikel virus dari nasofaring ke
orofaring)
c. Disarankan untuk melakukan pengambilan ulang sampel nafas apabila didapatkan
sinyal invalid atau low berulang
d. Disarankan penggunaan sampling bag sekali pakai buang, untuk meningkatkan
akurasi pembacaan dan menghindarkan kontaminasi silang maupun otokontaminasi
e. Apabila hasil dari GeNose positif, segera lakukan rescue ke ruang isolasi mandiri yang
berada di area kerja dan tunggu arahan selanjutnya dari petugas medis
f. Pastikan selalu menerapkan protokol kesehatan dengan bijak
24
4.4. PENYUSUNAN COVID-19 TEST PLAN
COVID Test Plan adalah dokumen rencana pelaksanaan kegiatan tes COVID-19 di tempat kerja
yang berisi antara lain:
1. Memastikan Struktur Organisasi Tim Tanggap Darurat COVID-19 di unit kerjanya beserta
tugas dan tanggung jawabnya
2. Laboratorium atau fasilitas kesehatan yang ditunjuk memiliki kompetensi melakukan
kegiatan tes COVID-19
3. Unit kerja mengklasifikasi karyawan dan pekerja yang melakukan tes COVID-19, serta
dilengkapi riwayat penyakit pasien
4. Menetapkan alur kegiatan mulai dari awal kegiatan sampai dengan selesai kegiatan tes
COVID-19
5. Menetapkan jadwal sosialisasi dan edukasi sebelum dilakukan tes COVID-19
6. Menetapkan Rumah Sakit tempat pelaksanaan tes COVID-19 serta harus
mempertimbangan Rumah Sakit atau laboratorium yang melakukan tes COVID-19 serta
mobil emergency dan Rumah Sakit Rujukan
7. Menetapkan rencana investigasi apabila ditemukan pasien kontak erat, suspek, atau
terkonfirmasi COVID-19
8. Memastikan sarana dan prasarana untuk kegiatan mulai dari tahapan persiapan,
pelaksanaan, dan pasca kegiatan
9. Rencana pelaksanaan tes COVID-19 ini disetujui oleh pimpinan unit kerja yang
bersangkutan
25
kembali (exit-test) untuk melihat apakah virus terdeteksi setelah/selama masa inkubasi. Jika
negatif, maka pasien dianggap selesai karantina
26
BAB V
KETENTUAN PELAKSANAAN MEDICAL CHECK UP
27
5) Audiometri
6) Alat Pelindung Diri (APD)
c. Kesiapan Prasarana
1) Ruang tunggu dan kelengkapannya
2) Ruang pendaftaran
3) Ruang pemeriksaan
4) Ruang ganti pakaian / APD
5) Laboratorium klinik umum
6) Ruang radiologi
7) Ruang elektromedis
5. Memastikam metode dan sarana pemeriksaan kesehatan yang digunakan tidak
menyebabkan penularan COVID-19 pada karyawan dan pekerja maupun SDM Pelaksana.
6. Pastikan seluruh karyawan, pekerja, dan SDM Pelaksana selalu mematuhi protokol *
kesehatan 6 M yang belaku yaitu memakai double masker, mencuci tangan dengan air dan
sabun, menjaga jarak dengan orang lain minimal 2 (dua) meter, menjauhi kerumunan,
menghindari mobilitas di area pemeriksaan, dan menghindari makan di area pemeriksaan.
7. Pastikan disetiap area terpasang stiker atau tanda jaga jarak dan keluar masuk.
8. Pastikan karyawan dan pekerja yang mengikuti pemeriksaan kesehatan dalam kondisi
sehat, apabila sedang dalam kondisi tidak fit, dihimbau untuk tidak datang dan beristirahat
di tempat tinggal.
9. Membuat jadwal pemeriksaan dan pembatasan kapasitas layanan pemeriksaan karyawan
dan pekerja.
10. Memastikan setelah pelaksanaan pemeriksaan kesehatan dilakukan pembersihan dan
desinfeksi sarana dan prasarana secara menyeluruh.
28
2. Pelaksana menginformasikan persiapan sebelum pemeriksaan kesehatan yang perlu
diperhatikan pada masa pandemi COVID-19 sesuai dengan kebutuhan jenis pemeriksaan
masing-masing.
3. Pendaftaran pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dilakukan secara daring/online jika
memungkinkan.
4. Karyawan dan pekerja melaporkan kondisi kesehatannya kepada atasan di unit kerjanya
atau tim pelaksana apabila mengalami sakit atau gejala COVID-19, untuk kemudian
dijadwalkan kembali pemeriksaan kesehatan apabila kondisi kesehatan sudah baik/sehat.
5. Pada saat dilakukan pemeriksaan kesehatan, karyawan dan pekerja harus:
a. Dilakukan sampel swab test antigen untuk memastikan kondisi *
o
b. Melakukan screening suhu tubuh, apabila lebih dari 37,3 C maka karyawan dan
pekerja tidak diizinkan melanjutkan pemeriksaan kesehatan
c. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 20 detik dan mengeringkannya
dengan tisu
d. Menggunakan double masker yang sesuai dengan standar kesehatan *
e. Menjaga jarak aman saat antrian pemeriksaan minimal 2 meter dengan orang lain
f. Membatasi percakapan selama di ruang tunggu dan di ruang pemeriksaan
g. Membawa alat tulis sendiri dan tidak saling meminjamkan alat tulis, jika
memungkinkan seluruh pengisian formulir dilakukan secara daring/online.
6. Pada saat dilakukan pemeriksaan kesehatan karyawan dan pekerja, SDM pelaksana harus:
a. Mengisi formulir screening gejala dan riwayat kontak COVID-19 saat datang ke
lokasi pemeriksaan kesehatan, bila hasil formulir screening dinyatakan sehat maka
SDM pelaksana diperbolehkan masuk dan menggunakan APD
b. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 20 detik dan mengeringkannya
dengan tisu sebelum dan sesudah melakukan pemeriksaan
c. Memahami protokol pemakaian, pelepasan dan penyimpanan APD yang dibutuhkan,
sesuai dengan risiko dan jenis pemeriksaan, antara lain: baju hazmat, masker N95,
masker bedah, pelindung wajah, sarung tangan sekali pakai
d. Menjaga jarak aman
29
e. Membatasi percakapan selama pemeriksaan dan waktu pemeriksaan tidak lebih dari
15 menit
f. Melakukan pembersihan dan disinfeksi sarana yang telah digunakan setiap selesai
pemeriksaan 1 (satu) orang karyawan atau pekerja
30
BAB VI
PENANGANAN PASIEN TERKONFIRMASI COVID-19
31
3. Arahkan pasien yang terkonfirmasi menuju ruangan atau area dimana mereka berada di area
karyawan lain di tempat kerja. Jika kondisi pasien shock, segera arahkan pasien ke ruang
isolasi sambil menunggu kedatangan ambulance / mobil transport.
4. Segera informasikan untuk memulangkan karyawan dan mengkondisikan agar karyawan
tidak panik terutama lantai kerja dimana pasien bertugas.
5. Tim tanggap darurat dan/atau karyawan yang memberikan pertolongan melakukan
desinfeksi diri dengan disinfektan dan mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer
dan melaporkan ke tim krisis COVID-19, atasan masing-masing, HC, Umum, dan QHSSE
6. Ambulans/ mobil emergency harus selalu tersedia setiap saat. kendaraan yang digunakan
untuk mengirim karyawan kontak erat, suspek, dan/atau terkonfirmasi COVID-19 harus
disterilisasi. Karyawan harus dirujuk ke Rumah Sakit Rujukan COVID-19
7. Semua peralatan klinik dan peralatan pendukung kesehatan lain seperti alat pernapasan
rutin disterilisasi dan harus selalu tersedia di klinik untuk kondisi darurat
8. Tim tanggap darurat melakukan desinfeksi terhadap ruangan kerja dan perlengkapan kerja
karyawan yang terkonfirmasi, bila perlu desinfeksi dilakukan secara keseluruhan (satu
gedung)
9. Setiap karyawan yang kontak erat dengan pasien wajib melaporkan kepada tim krisis dan
tim tanggap darurat COVID-19 untuk kemudian dilakukan tes COVID-19 di Rumah Sakit
32
6. Kendaraan yang digunakan mobilisasi pasien agar dilakukan desinfeksi
33
Berikut alur evakuasi pasien terkonfirmasi COVID-19:
34
BAB VII
KETENTUAN ISOLASI MANDIRI & KARANTINA MANDIRI
Ketentuan ini dimaksudkan untuk karyawan atau pekerja yang melakukan bepergian dari perjalanan
dinas dan/atau perjalanan non-dinas (home trip), serta bagi karyawan atau pekerja yang
mendapatkan hasil tes COVID-19 reaktif atau positif.
1. Lakukan karantina mandiri dan bekerjalah dari rumah (work from home) selama 5 hingga 7 hari
sejak sampai di kota asal
2. Lakukan swab test antigen pada hari ke-5 atau ke-7 setelah dari perjalanan, kemudian
melaporkan hasil tersebut kepada atasan langsung. Apabila hasil rapid test antigen reaktif,
lakukan tes COVID-19 lanjutan swab test RT-PCR. Namun apabila hasil rapid test antigen non-
reaktif, bisa mulai bekerja (work from office) kembali
3. Manfaatkan fasilitas telemedicine atau sosial media kesehatan dan hindari transportasi publik.
Beritahu dokter atau petugas medis lainnya terkait keluhan dan gejala, serta riwayat bekerja ke
daerah terjangkit atau kontak dengan pasien COVID-19
4. Apabila demam dan muncul gejala yang mengarah kepada COVID-19, segera beritahu fasilitas
pelayanan kesehatan terdekat atau dokter perusahaan atau tim satgas COVID-19 di unit kerja,
dan lakukan swab test RT-PCR sebagai follow-up
5. Pastikan karyawan atau pekerja yang mendapatkan hasil rapid test antigen reaktif atau hasil
non-reaktif namun muncul gejala untuk melakukan swab test RT-PCR sebagai follow up
6. Selama isolasi mandiri, selalu gunakan masker dan membuang masker bekas di tempat yang
ditentukan
7. Tetaplah berada di rumah dan jangan pergi bekerja atau ke ruang publik untuk mencegah
penularan COVID-19
8. Gunakan kamar terpisah dari anggota keluarga lainnya, dan jaga jarak 2 (dua) meter dari
anggota keluarga
9. Tentukan pengecekan suhu harian, amati kondisi atau gejala yang muncul seperti demam,
batuk, sesak nafas, dan sebagainya
10. Hindari pemakaian bersama peralatan makan dan minum serta peralatan mandi, bila perlu beri
label pada peralatan tersebut
35
11. Pastikan tidak berbagi kamar tidur dengan anggota keluarga lain
12. Pastikan terdapat ventilasi udara dan buka jendela kamar selama isolasi mandiri agar terjadi
pertukaran udara
13. Selalu terapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta konsumsi makanan bergizi
14. Rutin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
15. Lakukan etika batuk dan bersin dengan baik
16. Jaga kebersihan dan kesehatan rumah dengan cairan desinfektan
17. Pastikan Selalu berada di ruang terbuka dan berjemur di bawah sinar matahari setiap pagi (±15-
30 menit)
18. Klasifikasi pasien dalam kode warna : *
36
Satuasi Oksigen Suhu Badan Denyut Nadi
SpO2 PRbpm
mulai berat agar melapor ke pihak Dokter
atau Fasyankes setempat
<92
Bila klinis baik, tidak ada batuk sedang dan
sesak, bisa isolasi mandiri. Namun pastikan
untuk melapor ke pihak Dokter atau
Fasyankes setempat
37
BAB VIII
KRITERIA SELESAI ISOLASI, SEMBUH, DAN PEMULANGAN PASIEN COVID-19
38
8.2. KRITERIA SEMBUH
1. Pasien konfirmasi tanpa gejala, gejala ringan, gejala sedang, dan gejala berat/kritis
dinyatakan sembuh apabila telah memenuhi kriteria selesai isolasi dan dikeluarkan surat
pernyataan selesai pemantauan, berdasarkan penilaian dokter di fasyankes tempat
dilakukan pemantauan atau oleh DPJP
2. Pasien konfirmasi dengan gejala berat/kritis dimungkinkan memiliki hasil pemeriksaan
follow up RT-PCR persisten positif, karena pemeriksaan RT-PCR masih dapat mendeteksi
bagian tubuh virus COVID-19 walaupun virus sudah tidak aktif lagi (tidak menularkan
lagi). Terhadap pasien tersebut, maka penentuan sembuh berdasarkan hasil assessment
yang dilakukan oleh DPJP
39
BAB IX
PERSISTENSI COVID-19, KASUS REINFEKSI, DAN FENOMENA LONG COVID-19
40
9.3. FENOMENA LONG COVID-19
1. Pada keadaan normal, pasien COVID-19 akan mengalami perbaikan kondisi setelah 2-6
minggu setelah terinfeksi. Pada Fenomena long COVID-19 didapatkan adanya gejala
COVID-19 yang dapat bertahan pada seseorang atau muncul kembali berminggu-minggu
hingga berbulan-bulan setelah pasien pulih
2. Beberapa gejala yang termasuk ke dalam fenomena ini antara lain batuk, sesak nafas,
anosmia, ageusia, sakit kepala, nyeri pada tubuh, diare, mual, kelelahan, nyeri abdomen
dan nyeri badan, gejala neurologis, kesulitan berpikir (brain fog), tarikan nafas yang
memendek, aritmia, hingga terjadinya hipertensi
3. Keadaan Long COVID-19 dapat menyerang berbagai kelompok usia
4. Pasien COVID-19 yang sudah perbaikan kemungkinan akan tetap mengalami gejala
persisten hingga 60 hari. Sehingga perlu menjadi pantauan karena dengan gejala yang
berkepanjangan, tidak menutup kemungkinan terjadinya perburukan kembali pada pasien
41
BAB X
INVESTIGASI
42
terakhir yang terkonfirmasi (dalam satu dokumen laporan) sehingga alur keterkaitan
mudah dipahami
5. Untuk laporan kronologis karyawan terinfeksi COVID-19 khususnya untuk kronologis
pasien meninggal mencakup :
a. Mulai dari kejadian awal terinfeksi
b. Proses selama penanganan
c. Penyebab kejadian meninggal (misal: peralatan di RS setempat kurang memadai
sehingga penanganan tidak maksimal)
43
BAB XI
KOORDINASI DENGAN STAKEHOLDER DALAM PENANGANAN COVID-19
11.3. PUSKESMAS
1. Melakukan komunikasi risiko termasuk penyebarluasan informasi tentang COVID-19
kepada tempat kerja
44
2. Mengkomunikasikan tentang pasien yang berstatus konfirmasi positif COVID-19 kepada
tempat kerjanya untuk dilakukan pelacakan kontak di lingkungan tempat kerja
3. Membangun dan memperkuat jejaring dengan lintas program, lintas sektor terkait
surveilans COVID-19 di tempat kerja.
11.6. KARYAWAN/PEKERJA
Karyawan/pekerja wajib menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat serta physical
distancing dalam rangka melindungi diri dan keluarganya dari penularan COVID-19
45
BAB XII
PENANGANAN PERGERAKAN BARANG, MATERIAL DAN TENAGA
46
8. Memastikan Pengendara maupun petugas yang menyertainya untuk mencuci tangan pada
tempat yang telah disediakan di area kedatangan serta melakukan pemeriksaan suhu
tubuh sebelum memasuki area proyek.
9. Komunikasi efektif harus dilakukan dengan pihak vendor terkait Rencana Manajemen
Perjalanan dan aspek K3 termasuk protokol kesehatan terkait COVID-19 yang dijalankan
dalam proses pengiriman ke proyek PT. Hutama Karya (Persero).
10. Penyediaan ruangan khusus dan terpisah dari area akomodasi Pekerja Proyek yang
mungkin diperlukan apabila pengendara maupun petugas yang menyertainya diharuskan
beristirahat sementara atau bermalam di lokasi proyek. Selama berada di lokasi proyek
agar tidak berinteraksi langsung dengan Pekerja Proyek maupun masyarakat sekitar
Kebutuhan berupa makan, minum dan kebutuhan akomodasi lainnya akan disediakan
oleh pihak proyek
47
2) Rontgen thorax
3) Hasil Swab-test sebelum keberangkatan ke lokasi proyek
c. Kartu Identitas Pegawai
d. Kartu Tanda Penduduk
4. Setiap tenaga kerja baru maupun rotasi tenaga kerja dari proyek satu ke proyek lainnya,
saat baru pertama masuk ke lokasi proyek agar melakukan isolasi mandiri selama 14 hari
mengacu pada Handbook Pencegahan COVID-19 Revisi 0, tanggal 14 April 2020
5. Pekerja baru akan melakukan pengujian medis dalam pengawasan dokter dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Hasil Swab-Tes RT-PCR, Rapid-Test Antigen, atau Tes Cepat Molekular
b. Selama proses ini Pekerja melakukan isolasi mandiri selama 14 hari dan tidak
melakukan interaksi langsung dengan pekerja lain maupun masyarakat umum.
c. Selama masa karantina, Pekerja mendapatkan bantuan logistik berupa makanan,
vitamin dan tambahan nutrisi guna peningkatan imunitas pekerja, dan pemantauan
oleh tenaga medis
6. Pekerja yang telah melalui rangkaian proses isolasi mandiri dan pengujian medis
selanjutnya dapat bekerja di area proyek dengan mematuhi semua aturan protokol
kesehatan yang telah diberlakukan di proyek, diantaranya:
a. Sebelum memasuki area kerja wajib melakukan screening awal untuk semua tenaga
kerja baru melalui pemeriksaan suhu tubuh dan orang orang dengan gejala
pernapasan seperti batuk/pilek/nyeri tenggorokan dan sesak napas. Jika ditemukan
tenaga kerja dengan gejala diatas, tenaga kerja tidak diperbolehkan untuk bekerja di
area proyek.
b. Memakai masker, rajin mencuci tangan atau menggunakan hand sanitizer dan
memakai sarung tangan apabila diperlukan
c. Menjalankan Physical Distancing selama melakukan aktifitas di dalam proyek
maupun ketika berada di area akomodasi/mess yaitu dengan menjaga jarak tempat
tidur minimal 2 meter
d. Memastikan Pekerja melaksanakan pola hidup bersih dan sehat diantaranya dengan
beristirahat yang cukup dan makan makanan bergizi.
48
e. Selalu menjaga kebersihan Alat Pelindung Diri dan tidak meminjamkan APD kepada
sesama pekerja lain
f. Menjaga kebersihan terhadap peralatan kerja di lapangan (Hand Tools, Mesin, dll)
maupun peralatan kerja di kantor/Direksi keet (monitor, mouse, laptop, keypad, dll)
g. Berperan serta aktif dalam kegiatan penyuluhan K3 dan menyampaikan penjelasan,
anjuran, kampanye, promosi teknik pencegahan Corona Virus Disease (COVID-19)
di lingkungan proyek.
49
BAB XIII
PELAKSANAAN AKTIVITAS AUDIT
Audit jarak jauh mengacu pada penggunaan teknologi untuk mengumpulkan informasi,
mewawancarai pihak yang diaudit, dan sebaliknya. Audit ini dilaksanakan ketika metode face to
face tidak memungkinkan untuk dilakukan.
50
4. Wawancara Jarak Jauh
a. Pelaksanaan Audit dilakukan dengan cara On Desk Audit berupa Audit Jarak Jauh
dengan memanfaatkan teknologi.
b. Audit diprioritaskan pada Risiko dengan nilai tinggi, dengan fokus observasi pada
risiko kunci (yang signifikan mempengaruhi pencapaian target kinerja dalam
RKAP).
c. Langkah - langkah audit tetap sesuai dengan prosedur Audit, namun pelaksanaannya
diatur sebagai berikut:
1) Rapat-rapat yaitu Rapat Pertemuan awal (Pembukaan Audit) dan Rapat
Pertemuan Akhir (Penutupan Audit) serta Rapat antar Anggota Tim Audit,
dilakukan secara jarak jauh dengan menggunakan teknologi video conference,
diutamakan aplikasi Ms. TEAMS.
2) Media komunikasi interview dengan Auditee menggunakan Whatsapp,
Teleconference, Electronic Mail, dan lain-lain.
3) Sharing dokumen dibuat dalam bentuk file PDF dan dikirim melalui aplikasi
Smartdocs atau email korporat pada Ms.Outlook
4) Meminimalkan komunikasi verbal dengan Auditee, mengoptimalkan untuk
melakukan observasi dan analisa data.
5) Untuk peninjauan lapangan (jika diperlukan) dapat diganti dengan pengamatan
melalui Video Drone dan dokumentasi lainnya.
6) Dokumentasi rapat berikut daftar hadir adalah absensi menggunakan link
Microsoft form dan screenshot meeting. Kerahasiaan dan masalah keamanan
dan hindari merekam individu
7) Ababila terjadi gangguan atau bencana alam selama akses jarak jauh, ketua tim
audit harus meninjau situasi dengan auditee dan, jika perlu maka ditetapkan
kesepakatan tentang apakah audit harus diinterupsi, dijadwal ulang atau
dilanjutkan
51
13.3. KETENTUAN KHUSUS AUDIT
Ketentuan khusus ini bila dengan keadaan sangat terpaksa maka tim auditor menuju ke lokasi
auditee untuk tinjauan lapangan :
1. Memastikan auditor sebelum melakukan mobilisasi telah melengkapi dokumen di bawah
ini sebelum menuju ke proyek dan dipastikan kembali pada saat sampai ke lokasi:
a. Surat tugas, berisikan informasi tentang lokasi penempatan, jenis pekerjaan, dan
jangka waktu tugas
b. Hasil Swab-Test maksimal berlaku 2x24 jam
c. Kartu Identitas Pegawai
d. Kartu Tanda Penduduk
2. Bila auditor melakukan perjalanan dinas singkat (pergi-pulang), maka pada saat
kembali ke kota asal agar melakukan Swab-Test di hari antara 7 – 10 hari, dan karantina
mandiri 7 – 14 hari (sampai hasil Swab-Test terbit dari laboratorium) setelah kedatangan
kembali.
3. Tetap menerapkan protocol preventif COVID-19 yaitu :
a. Menggunakan masker, sarung tangan
b. Memperhatikan physical distancing
c. Pengaturan jarak duduk saat menggunakan moda transportasi
d. Dipastikan untuk 1 kamar hotel , untuk 1 auditor
e. Menggunakan maskapai yang konsisten menjalankan protokol Kesehatan
f. Menghindari jamuan makan di tempat umum
52
BAB XIV
KUNJUNGAN TAMU
2. Tamu di Proyek
a. Tidak menerima tamu expatriat
b. Tamu diutamakan ditemui di ruang khusus penerimaan tamu dan harus menunjukan
hasil tes COVID-19 yang berlaku di Hutama Karya yaitu Swab Test RT-PCR, Rapid
Tes Antigen, atau Tes Cepat Molekular yang berlaku maksimal 2x24 jam, jika harus
ditemui di tempat kerja
c. Jumlah peserta rapat tidak melebih dari kapasitas ruangan 50%, dengan tetap
menerapkan physical distancing
d. Durasi rapat pastikan tidak melebihi dari 30 menit
e. Hindari makan dan minum bersama *
f. Desinfeksi ruangan setelah melakukan pertemuan
53
14.2. KUNJUNGAN TAMU DARI LUAR NEGERI
Hutama Karya tidak menerima kunjungan dari luar negeri untuk saat ini hingga dilakukan
perubahan ketentuan pada protokol ini sesuai dengan kondisi terbaru
54
BAB XV
PENERIMAAN KARYAWAN BARU DAN MAGANG
55
harus atas persetujuan ketua tim manajemen krisis COVID-19 dengan menunjukkan hasil
tes RT-PCR atau swab antigen dengan hasil negatif yang berlaku maksimal 2x24 jam,
dan jika dari luar kota agar melakukan isolasi mandiri selama 7 hari dilanjutkan dengan
swab RT-PCR atau swab antigen
2. Setiap EVP dan Direktur Anak Perusahaan bertanggung jawab untuk menjaga
keberlangsungan pelaksanaan tugas, fungsi, serta dapat mengoptimalisasi fungsi
Informasi Teknologi (IT)
3. Seluruh peserta magang wajib dipantau oleh unit kerja masing-masing dan memastikan
seluruh peserta magang selalu dalam keadaan sehat jasmani dan rohani
4. Apabila terdapat kasus terkonfirmasi COVID-19 pada peserta magang, kebijakan
terhadap pengobatan peserta magang ditanggung dan dimonitoring oleh unit kerja
masing-masing
56
BAB XVI
KETENTUAN PELAKSANAAN MEETING/PELATIHAN/DIKLAT/EVENT
57
16.2. AKTIVITAS PELATIHAN DAN DIKLAT
1. Pelatihan atau diklat hanya dilakukan melalui video conference (e-learning) dan
disediakan link daftar untuk diisi peserta pelatihan atau diklat
2. Apabila pelatihan dilakukan dengan offline agar dipastikan lokasi pelatihan apakah sudah
mengacu pada protokol Kesehatan COVID-19, bila perlu agar meminta dokumen
protokol kesehatan dari vendor training
3. Divisi Human Capital akan memberikan surat undangan pelatihan atau diklat
menggunakan media email terkait pelaksanaan pelatihan
58
BAB XVII
TINDAKAN PREVENTIF, KURATIF, REHABILITATIF SEBAGAI IMPROVEMENT
2. Tindakan Kuratif
a. Menyediakan rumah singgah dan kerjasama dengan Rumah Sakit Rujukan
b. Asuransi mencakup cover biaya terhadap pasien COVID-19
c. Mendata kembali alamat asal karyawan dan alamat domisili di Jakarta, beserta 2
(dua) nama dan nomor handphone keluarga
59
3. Tindakan Rehabilitatif
a. Desinfektan ruangan selama 3 (tiga) hari berturut-turut
b. Bersihkan dengan lap dan desinfektan peralatan kerja karyawan
c. Hidupkan air purifier portable untuk membersihkan ruangan bila AC belum
dilengkapi HEPA filter
d. Vacuum karpet kerja setiap sore setelah aktivitas atau pagi hari
e. Re-induction COVID 19 untuk karyawan di unit kerja
60
BAB XVIII
KEGIATAN MEDIS DI TEMPAT KERJA
61
BAB XIX
AKTIVITAS LAIN
62
pernah melakukan kontak fisik dengan tenaga kerja yang terpapar COVID-19 telah
selesai
63
7. Melarang bekerja bagi karyawan yang sakit atau menunjukkan suhu tubuh diatas normal,
batuk, pilek, diare dan sesak nafas.
8. Mengharuskan bagi penjamah makanan menggunakan sarung tangan, masker kepala dan
pakaian kerja sesuai pedoman keselamatan dan kesehatan kerja.
9. Melakukan disinfeksi secara rutin sebelum dan sesudah aktivitas penyediaan makanan
pada meja, kursi, dan peralatan yang digunakan oleh pelanggan dan pegawai.
10. Menerapkan physical distancing terhadap tempat duduk pelanggan.
11. Memasang pembatas mika pada tiap meja untuk menghindari penyebaran virus melalui
aerosol.
64
3. Pastikan limbah medis dalam hal ini masker bekas, hazmat bekas disimpan sementara
dalam freezer dan membuang limbah medis tersebut dengan vendor Limbah B3 medis
yang memiliki izin
4. Menggunakan APD standar COVID-19 bila menangani pasien darurat :
a. Baju hazmat
b. Sepatu booth
c. Masker N95
d. Face shield
e. Nurse cap (penutup kepala)
f. Handschoon / sarung tangan karet
65
19.7. AKTIVITAS PENGAMANAN
1. Aktivitas pengamanan dilakukan dengan bertujuan untuk terciptanya zero loss, dengan
menerapkan mekanisme penjadwalan secara bergantian kepada security untuk
menghindari efek psikosomatik bagi anggota Security. Penjadwalan ini dengan
memperhatikan analisa risiko pengamanan dan mitigasinya
2. Memastikan pintu darurat dalam keadaan tertutup, dan menutup area kerja yang sudah
tidak berlangsung aktivitas kerja
3. Security wajib melakukan patrol dan memastikan tidak ada orang bergerombol di area
kerja, pastikan physical distancing dijalankan. Khusus untuk di area HKT patrol setiap 1
66
jam sekali pada seluruh lantai. Hasil patroli agar dicatat dan dilaporkan. Termasuk
pemantauan aktivitas di sekitar Gedung HK Tower (Jl Biru Laut) dilarang adanya
kerumunan orang pembeli dan pedagang
4. Memastikan melakukan olah raga ringan di sela-sela apel pagi
5. Handie Talkie sebagai alat komunikasi harus rajin dibersihkan dengan alkohol 70%
maupun cairan desinfeksi
6. Mencatat karyawan keluar masuk dan meminta karyawan mengisi form kehadiran
7. APD wajib yang digunakan oleh petugas security :
a. Masker
b. Handschoon
c. Pelindung mata
d. Memakai long sleeve / baju lengan panjang
8. Pastikan pintu ruangan terkunci bila tidak ada aktivitas
67
3. Setiap karyawan yang akan melakukan perjalanan dinas wajib melakukan tes swab
sebagai syarat untuk perjalanan dan melaporkan hasilnya kepada Tim Krisis dan Tim
Tanggap Darurat COVID-19 Hutama Karya
4. Karyawan yang telah kembali dari perjalanan dinas WAJIB melakukan tes swab setelah
7 – 10 hari karyawan sampai di kota penugasan, dan melaporkannya kembali kepada Tim
Manajemen Krisis. Karyawan yang kembali dari perjalanan dinas wajib melakukan
isolasi mandiri dan work from home sampai dengan hasil swab test release.
5. Ketentuan poin 2, 3, dan 4 juga berlaku bagi karyawan yang melakukan perjalanan
hometrip dan cuti. Karyawan wajib melaporkan tujuan perjalanan kepada atasan masing-
masing dan harus atas persetujuan tim krisis dan tim tanggap darurat COVID-19 Hutama
Karya
6. Atasan di unit kerja/proyek wajib memantau dan memonitoring anggota yang melakukan
perjalanan
7. Karyawan yang telah kembali dari perjalanan wajib membuat laporan perjalanan untuk
selanjutkan dijadikan dokumen tracking karyawan
8. Karyawan yang melanggar ketentuan ini akan diberikan sanksi
68
b. Nama PIC
c. Nomor telephon PIC
d. Uraian kegiatan
e. Waktu pelaksanaan (mulai dan selesai)
f. Peralatan yang dibawa oleh petugas maintenance
g. Fotokopi KTP vendor
2. Maintenance dilakukan dengan pengawalan minimal 1 (satu) orang security
3. Pekerja yang datang lebih dari 1 hari, wajib menunjukan hasil swab test dari lab
independent
4. Pekerja dilakukan COVID-19 induction sebelum bekerja untuk mematuhi protocol
kesehatan
69
2. Mereview data absensi setiap minggu dan melakukan persetujuan Timesheet pada HITS
Employee Central.
3. Mengelola dokumen kerja pada aplikasi Office 365.
4. Menyimpan dan membagikan laporan menggunakan Document Management System
yaitu Smartdocs.
5. Mengirim dan menerima email pada aplikasi di Office.com yaitu Ms.Outlook.
6. Membuat surat dengan pengesahan tanda tangan Elektronik melalui aplikasi E-Office.
7. Diskusi/Meeting Online dengan berbagai stakeholder melalui Ms. Teams.
8. Mengakses aplikasi ERP dan NonERP yang dapat mendukung pekerjaan seperti AMS,
KMS, RMS, QHSE, BIM, Hits Update, SIPP, Service Desk, dsb.
9. Mengisi aktivitas harian pada Ms. Planner.
10. Melihat panduan lengkap penggunaan aplikasi di : bit.ly/GPITHKNewNormal
70
3. TBM dilakukan dengan memastikan jarak antara pekerja minimal 2 meter, dengan
masing-masing karyawan dan pekerja menggunakan masker
4. Tidak menambah atau memasukan tenaga kerja baru di Cabang
5. Pemeriksaan oleh pihak dokter minimal 1 minggu sekali untuk memastikan kesehatan
karyawan
6. Pastikan APD dan sarana kesehatan tersedia :
a. Ruang isolasi
b. Masker
c. Handscoon/sarung tangan
d. Long sleeve/baju lengan panjang
e. Peralatan tanggap darurat pasien berupa baju hazmat, head cape, sarung tangan
operasi, face shield
7. Untuk petugas ambulance agar menyediakan APD tanggap darurat sesuai standar
penanganan pasien COVID-19
8. Melakukan penyemprotan desinfektan untuk virus dengan dosis dan durasi sesuai
rekomendasi pihak yang kompeten, pada ruang kerja, kendaraan operasional, ambulance
, mobil derek, mobil patroli
9. Untuk tempat ibadah di rest area agar tidak disediakan karpet
10. Menjaga housekeeping dan melakukan desinfeksi secara rutin
11. Ruang rapat diatur untuk pola duduk berjarak, dengan durasi rapat tidak lebih dari 1 jam
dan peserta tidak lebih dari 5 orang
12. Melakukan penjadwalan kerja secara bergantian bagi Tim Cabang, yang disetujui oleh
masing-masing Kepala Cabang. Mengingat aktivitas operasional tol terus berjalan secara
normal
13. Menyusun tim tanggap darurat COVID-19 di Cabang Tol
14. Untuk ruas di luar Jabodetabek pelaksanaan PSBB mengikuti aturan pemerintah daerah
setempat
71
19.15. AKTIVITAS PROYEK
1. Menunjuk penanggungjawab dalam pelaksanaan pencegahan Corona Virus Disease
(COVID- 19) di kawasan proyek;
2. Membatasi aktivitas dan interaksi pekerja hanya dilakukan di dalam kawasan proyek;
3. Menyediakan tempat tinggal dan kebutuhan hidup sehari-hari seluruh pekerja selama
berada di kawasan proyek,
4. Menyediakan ruang kesehatan di tempat kerja yang dilengkapi dengan sarana kesehatan
yang memadai;
5. Melarang setiap orang yang memiliki suhu badan di atas normal, untuk berada di dalam
lokasi kerja;
6. Penyampaikan penjelasan, anjuran, kampanye, promosi teknik pencegahan COVID-19
dalam setiap kegiatan penyuluhan K3 pagi hari atau safety morning talk; dan
7. Melakukan pemantauan secara berkala kesehatan pekerja selama berada di kawasan
proyek
8. Menyediakan titik penempatan hand sanitizer dan area pencucian tangan dengan air yang
mengalir dilengkapi dengan sabun
9. Memastikan physical distancing dilakukan untuk karyawan dan pekerja di proyek
10. TBM dilakukan dengan memastikan jarak antara pekerja minimal 2 meter, atau bisa
dilakukan per masing-masing subkontraktor/mandor
11. Tidak menambah atau memasukan tenaga kerja baru
12. Pemeriksaan oleh pihak dokter minimal 1 minggu sekali untuk memastikan kesehatan
karyawan dan pekerja
13. Untuk aktivitas pendatangan material dan alat agar direview kembali dengan
memperhatikan analisa risiko beserta mitigasinya.
14. Memastikan luasan area kerja serta mess untuk karyawan dan pekerja, bersih dan layak
dengan menerapkan physical disctancing
15. Pastikan APD dan sarana kesehatan tersedia :
a. Ruang isolasi
b. Masker
c. Handchoon / sarung tangan karet
72
d. Long sleeve/baju lengan panjang
e. Peralatan tanggap darurat pasien berupa baju hazmat, head cape, sarung tangan
operasi, face shield
16. Melaporkan kondisi proyek ke Kantor Pusat terkait pelaksanaan apakah tetap beroperasi
/ dihentikan / slow down
17. Ruang rapat diatur untuk pola duduk berjarak, dengan durasi rapat tidak lebih dari 1,5
jam dan peserta tidak lebih dari 10 orang
18. Sedapat mungkin pertemuan dengan pihak luar perusahaan dilakukan secara daring
melalui teleconference. Apabila tidak memungkinkan dilakukan secara daring, harus
membuat janji terlebih dahulu dan memastikan kondisi tamu yang akan berkunjung
dalam keadaan sehat dengan menunjukan swab test atau rapid test 14 hari terakhir
19. Melakukan penyemprotan desinfektan untuk virus dengan dosis dan durasi sesuai
rekomendasi pihak yang kompeten, pada ruang kerja, kendaraan operasional
20. Pengaturan Subkontraktor yang bekerja di lingkungan proyek mengikuti tata kelola
pengaturan COVID-19 di proyek
21. Dihimbau untuk tidak melakukan jam kerja lembur / overtime. Karyawan / pekerja
masing-masing hanya boleh bekerja tidak lebih dari 8jam / hari
22. Menyusun Tim Tanggap Darurat COVID-19 di Proyek
73
8. Peserta disarankan untuk menghindari kontak fisik dengan peserta lainnya serta rutin
membersihkan tangan dengan sabun atau hand sanitizer.
74
11. Meniadakan aktivitas dan/ atau menutup fasilitas layanan hotel yang dapat menciptakan
kerumunan orang dalam area hotel.
12. Melarang tamu yang sakit atau menunjukan suhu tubuh diatas normal, batuk, pilek, diare
dan sesak nafas untuk masuk hotel.
13. Khusus untuk ruang pertemuan di hotel agar disesuaikan dengan protokol kesehatan
yaitu:
a. Kapasitas ruangan tidak melebih 50%
b. Jarak meja kursi agar diperhatikan
c. Lakukan desinfektan pasca kegiatan
d. Layanan makanan menggunakan box dan botol kemasan atau peserta membawa
tumbler masing masing
e. Menyediakan masker untuk peserta rapat, dan faceshield bila perlu
f. Menyediakan hand sanitizer
g. Mic cover harus diganti setiap 4 jam sekali dan membersihan mic dengan cairan
desinfektan
h. Memasang ionizer portable
75
6. Karyawan atau keluarga karyawan yang mengalami sakit dan terindikasi gejala virus
corona segera melaporkan kepada Tim Tanggap Darurat masing masing.
76
BAB XX
DUKUNGAN LOGISTIK
Kepastian ketersediaan logistik sangat diperlukan untuk mendukung upaya penanganan COVID-19
baik pada level preventif maupun kuratif.
77
20.2. DUKUNGAN LOGISTIC PERLENGKAPAN KESEHATAN
1. Perlengkapan kesehatan di Kantor Pusat/Proyek/Ruas/Cabang
a. Hand scoon
b. Masker woven
c. Masker N-95
d. Thermo gun
e. Hand sanitizer
f. Hand soap dengan antiseptik
g. Hand dryer
h. Tabung oxygen sebagai alat bantu nafas
i. Masker Nasal
j. Selang Nasal
k. Tandu / stretcher
l. Kursi roda / wheelchair
m. Emergency car
n. Vaksin influenza
o. Vaksin pneumonia
p. Ruang karantina
q. Ruang kesehatan
r. Kerjasama dengan RS untuk keadaan darurat
78
BAB XXI
KOMUNIKASI
Dalam penanganan wabah penyakit COVID-19, Komunikasi menjadi bagian terpenting dalam
menghadapi ancaman pandemic. Kepercayaan karyawan dan publik perlu dibangun dan dijaga agar
tidak terjadi kepanikan dalam berkegiatan di Kantor Pusat/Divisi/Proyek/Anak Perusahaan,
sehingga pencegahan dan penanganan COVID-19 dapat berjalan lancar.
79
3. Dokumen Tanggap Darurat/Surat Edaran dan Informasi serta kebijakan terkini
Perusahaan terkait Virus Corona dapat diunduh melalui link
http://bit.ly/InformasiTerkaitVirusCorona
4. Semua karyawan PT Hutama Karya (Persero) dan Anak Perusahaan wajib
mencantumkan nomor handphone dan nomor emergency yang bisa dihubungi melalui
link http://bit.ly/DataEmergencyKaryawanHK
5. Bagi karyawan yang diberlakukan mekanisme Work From Home (WFH), diwajibkan
tetap terus mengaktifkan nomor handphone dan terus melakukan koordinasi dengan PIC
Divisi masing-masing
6. Adapun mekanisme bagi karyawan yang melaksanakan WFH dapat berkomunikasi
dengan rekan-rekan kerja lain dengan menggunakan Whatsapp, Email ataupun channel
komunikasi lainnya dan untuk dukungan teknologi WFH dapat menggunakan platform
yang telah disediakan perusahaan
80
8. Informasi berikut dapat disampaikan setelah mendapat persetujuan dari Kementerian
BUMN dan HANYA disampaikan oleh Juru Bicara Perusahaan untuk COVID-19:
a. Jumlah Orang Dalam Risiko
b. Pasien Kontak Erat
c. Pasien Suspek, serta
d. Pasien yang sudah dinyatakan sehat di Perusahaan
9. Data dan identitas karyawan BUMN yang menjadi pasien tidak disebarluaskan ke publik
10. Menggunakan materi yang telah dikembangkan oleh Pemerintah Pusat (Kementerian
Kesehatan dan Kementerian Komunikasi dan Informasi) sesuai dalam Protokol
Komunikasi
11. Memberikan Akses kepada Media untuk mengetahui informasi terkini mengenai virus di
Perusahaan, dengan tetap berkoordinasi dengan Kementerian BUMN
81
BAB XXII
BUSINESS CONTINUITY PLAN
Dokumen tertulis yang memuat rangkaian kegiatan terencana dan terkoordinir mengenai langkah-
langkah pengurangan risiko, penanganan dampak gangguan/bencana dan proses pemulihan agar
kegiatan operasional Perusahaan dan layanan kepada stakeholder tetap dapat berjalan.
82
2. Menyediakan sarana cuci tangan dengan air dengan menggunakan air dan sabun atau
pencuci tangan berbasis alkohol
3. Menjaga sirkulasi udara lingkungan kerja
4. Frekuensi pembersihan & disinfektan area kerja (khususnya handel pintu, saklar lampu,
meja, keyboard komputer, laptop dan fasilitas lain yang sering dipegang oleh tangan
secara bergantian)
5. Penyediaan klinik kesehatan dan ambulance bekerjasama dengan Rumah Sakit rujukan
setempat
6. APD bagi front liner yang berinteraksi langsung dengan pihak lain
7. Membatasi area kerja hanya untuk kepentingan internal
8. Perusahaan menghimbau untuk tidak melaksanakan event yang bersifat mengumpulkan
masa dan/atau mengundang narasumber (tamu) yang berasal dari luar negeri
9. Bagi pengunjung yang akan melakukan site visit ke lokasi proyek, mekanisme
pencegahan disesuaikan dengan kebijakan proyek dan daerah setempat
83
melapor kepada Karyawan yang bertanggung jawab di Divisi/Proyek/Ruas/Cabang
untuk didata.
4. Penerapan teknologi online untuk dukungan WFH
5. Menetapkan aturan bekerja di area kerja (tidak bekerja dari rumah) untuk fungsi
operasional yang bersifat kritikal
6. Menetapkan aturan bekerja di area kerja untuk seluruh pegawai struktural
84
antisipasi dampak virus corona dengan selalu berkonsultansi dan melaporkannya kepada
Dewan Direksi
8. Menunda pertemuan/rapat dengan stakeholder eksternal
9. Menunda kegiatan tatap muka langsung dalam jumlah besar (rapat, training, event,
konsultasi, FGD) dan mengoptimalkan pemakaian teknologi telecomputing dan
teleconference
10. Unit bisnis yang sedang melakukan pekerjaan operasi dan/atau konstruksi agar tetap
mengoptimalkan kinerja terbaik dengan memanfaatkan sumber daya dalam negeri sesuai
prinsip GCG
85
m. Menyusun laporan terkait COVID-19 di tempat kerja dan melaporkan ke manajemen
dan Command Center
2. Meningkatkan awareness karyawan dalam upaya kesiapan pencegahan penyebaran virus
corona melalui penyebaran informasi penting
3. Mengelola informasi publik dan media handling
86
22.7. RENCANA KONTINGENSI
1. Meningkatkan komunikasi dengan Dinas Kesehatan setempat dan dinas terkait lainnya
terkait tata cara pencegahan dan mekanisme bila terdapa Pasien Suspek dan Pasien
Kontak di tempat kerja
2. Menyusun Rencana Kontingensi COVID-19:
a. Rencana mencakup cara memastikan keberlangsungan usaha meskipun banyak dari
karyawan, pekerja kontrak, dan pemasok yang tidak dapat hadir di tempat kerja, baik
karena larangan perjalanan setempat atau karena sakit
b. Mengkomunikasikan kepada karyawan dan pekerja kontrak Anda tentang rencana
ini dan pastikan mereka mengerti apa yang perlu dan yang tidak boleh mereka
lakukan terkait rencana tersebut
c. Menekankan poin-poin utama seperti pentingnya tidak masuk kerja jika
menunjukkan gejala yang ringan sekalipun atau jika harus minum obat ringan
(seperti paracetamol, ibuprofen) yang dapat menyamarkan gejala, termasuk
minuman herbal yang diberikan kepada karyawan dan pekerja
d. Memastikan rencana ini mencakup kesehatan mental dan konsekuensi sosial dari
kasus COVID-19 di tempat kerja atau di komunitas, dan memberikan informasi serta
dukungan
e. Kemitraan dan rencana dengan penyedia layanan kesehatan dan sosial setempat
sebelum terjadi kedaruratan. Dalam bentuk kerja sama dengan RS Rujukan
87
BAB XXIII
TATA CARA PENGGUNAAN APD UNTUK MENCEGAH INFEKSI COVID-19
Alat Pelindung Diri untuk penanganan COVID-19 ini merupakan APD yang dapat digunakan untuk
menangani karyawwan yang terduga terinveksi COVID-19, diantaranya adalah:
1. Cover all Jumpsuit atau Hazardous Materials (Hazmat Suit)
2. Penutup kepala (bila tidak menggunakan cover all jumpsuit)
3. Sepatu tertutup/Shoes cover
4. Masker Bedah
5. Googles/Kacamata
6. Sarung tangan
88
2. Melepaskan penutup kepala dan leher dengan hati-hati untuk menghindari kontaminasi
wajah. Dimulai dari bawah pelindung kepala di belakang dan gulung dari belakang ke
depan dan dari bagian dalam ke bagian luar, lalu buang secara aman
3. Melepaskan coverall dan sarung tangan luar dengan cara miringkan kepala ke belakang
untuk menggapai reseleting, buka resleting sepenuhnya tanpa menyentuh kulit atau scrub
lalu mulai lepaskan coverall dari atas ke bawah. Setelah menanggalkan bagian bahu
lepaskan sarung tangan luar sambil menarik lengan keluar dari lengan baju. Dengan
sarung tangan bagian dalam menggulung coverall dari pinggang ke bawah turunkan
hingga sampai pada sepatu boot. Menggunakan sepatu untuk melepaskan coverall lalu
menjauh dari coverall dan buang dengan aman.
4. Melepaskan pelindung mata dengan menarik tali dari belakang kepala dan buang dengan
aman
5. Melepaskan masker dari belakang kepala dengan terlebih dahulu melepaskan tali bagian
bawah ke atas kepala dan biarkan menggantung di depan, berikutnya lepas tali belakang
kepala dan buang dengan aman
6. Melepaskan sepatu tanpa menyentuhnya. Jika sepatu yang sama akan digunakan di luar
pada area risiko tinggi, tetap gunakan namun bersihkan dan dekomentasi secara benar
sebelum meninggalkan area sebelumnya
7. Melepaskan sarung tangan dengan hati-hati dan buang dengan aman
8. Setiap kali melepaskan bagian dari Alat Pelindung Diri yang dikenakan harus mencuci
tangan menggunakan cairan antiseptik bakteri atau mikroorganisme tidak berpindah ke
tangan
9. Pakaian Coverall atau Hazmat akan dicuci dengan cara khusus untuk mensterilkan baju
dari berbagai jenis penyakit atau zat berbahaya. Sarung tangan, masker dan sarung kaki
umumnya hanya digunakan untuk sekali pakai.
89
2. Masker berjenis scuba dan buff termasuk masker kain 1 ply (satu lapis) dengan proteksi
yang tidak kuat, tipis, elastis, mudah ditarik dan merenggang, kemampuan filtrasi sangat
kecil, pori-pori masker mudah melebar sehingga menyebabkan daya lindung masker
berkurang dan tidak efektif dalam mencegah penularan COVID-19
3. Masker jenis scuba dan buff tidak efektif melindungi area hidung dan mulut pengguna
dari kontak dengan percikan, tetesan, maupun partikel yang mungkin terpapar COVID-
19
4. Seluruh karyawan atau pekerja PT Hutama Karya (Persero) wajib menggunakan double
masker kain dan masker sekali pakai minimal 3 ply (tiga lapis) pada setiap aktivitasnya,
baik di dalam maupun di luar lingkungan kerja PT Hutama Karya (Persero)
5. Ketentuan penggunaan masker kain dan masker sekali pakai:
a. Pastikan menggunakan masker dengan filtrasi yang baik, minimal masker 3 ply (tiga
lapis), serta pastikan masker menutupi hidung, mulut, hingga dagu
b. Apabila menggunakan masker kain minimal 3 (tiga) lapis, pastikan masker kain tidak
digunakan oleh pengguna yang mengalami kesulitan bernapas atau kondisi yang
tidak sadar dan pengguna yang tidak mampu atau tidak dapat melepas masker tanpa
bantuan
c. Pastikan kedua sisi pada masker kain memiliki warna yang berbeda agar dapat
dibedakan bagian dalam dan luar masker
d. Cuci masker kain dengan air bersih dan deterjen sebelum digunakan pertama kali
e. Sebelum menggunakan masker kain atau masker sekali pakai, pastikan mencuci
tangan dengan air mengalir dan sabun, lalu pasang masker dengan erat agar tidak
longgar
f. Jangan menyentuh masker saat sedang digunakan. Apabila ingin memperbaiki posisi
masker yang berubah atau longgar, cucilah tangan terlebih dahulu sebelum
menyentuh masker
g. Rutin membersihkan dan mencuci masker kain setiap hari, disesuaikan dengan
frekuensi pemakaian masker kain
h. Pastikan masker kain atau masker sekali pakai diganti setiap maksimal 4 jam sekali
90
i. Setelah selesai menggunakan masker, lepaskan masker kain atau masker sekali pakai
dengan hanya menyentuh pengait atau tali pengikatnya
j. Pastikan segera mencuci masker kain dengan air bersih dan deterjen sendiri dan tidak
dicampur dengan cucian lainnya, bila perlu rebus masker pada air mendidih dengan
suhu minimal 130 derajat celcius
k. Segera ganti dan buang masker kain apabila sudah sobek atau rusak. Hancurkan
bekas masker yang akan dibuang untuk masker sekali pakai, dan buanglah masker
sekali pakai tersebut ke tempat sampah khusus (limbah infeksius)
6. Pilih masker yang menggunakan kawat hidung. Kawat hidung adalah strip logam di
sepanjang bagian atas masker untuk mencegah udara masuk dari bagian atas masker.
Tekuk kawat hidung agar pas dengan wajah
7. Bila perlu, gunakan mask fitter atau penjepit masker untuk untuk mencegah udara masuk
di bagian sisi masker
8. Pastikan bagian hidung, mulut, dan dagu tertutupi masker
a. Periksa celah dengan menangkupkan tangan di sekitar sisi luar masker
b. Pastikan tidak ada udara yang masuk dari arah atas atau sisi masker
c. Buat simpul diujung tali masker sekali pakai agar celah udara dapat tertutup dan
masker menjadi pas di wajah
9. Kombinasi 2 (dua) masker dapat digunakan dengan ketentuan:
a. Gunakan masker kain yang memiliki banyak lapisan kain
b. Kenakan satu masker sekali pakai di bagian dalam masker kain
c. Masker bagian luar harus mendorong tepi masker bagian dalam ke wajah
d. Jangan menggabungkan dua masker sekali pakai secara bersamaan, karena masker
sekali pakai tidak dirancang untuk penggunaan lebih dari satu sehingga menjadi
kurang efektif jika menggunakan lebih dari satu
e. Jangan menggabungkan masker KN95 dengan masker lainnya, gunakan hanya satu
masker KN95 dalam satu waktu
f. Pastikan saat menggunakan masker tetap dapat bernapas dengan mudah
91
KRONOLOGIS DOKUMEN
92
LAMPIRAN
93
Lampiran A. Standarisasi Fasilitas Preventif COVID-19
1.00m 1.00m
Layout Meja Rapat
0.50
U-Shape m
Sambungan atau
Dudukan sekat di
baut / di double
tip pada meja dan
lantai
KANTOR PUSAT
1. BATASAN POPULASI TIAP RUANG TIDUR - Barak dibagi menjadi ruangan lebih kecil (ruang kamar) dengan maks. 20
org/kamar atau luas (A) = 60 – 90 m2. Dinding ruang tidur harus tertutup sempurna dengan ruang tidur lainnya. Tiap
ruang tidur harus ada min. 1 fasilitas cuci tangan dengan sabun.
2. RUANG KHUSUS PEKERJA RENTAN – Ruang tidur khusus bagi pekerja yang dinilai akan rentan apabila terinfeksi (umur >50
thn, perokok berat, penderita penyakit diabetes, jantung, tekanan darah tinggi, dan pernafasan akut).
3. ADA SEKAT ANTAR TEMPAT TIDUR PEKERJA - Ada sekat khusus (tidak full dinding) untuk menjadi batas tiap pekerja agar
terhindar dari droplet. Dimensi sekat adalah H min = 1,2 m dan P min = 2,4 m.
4. SYARAT KHUSUS - Ventilasi tiap ruang tidur harus memadai dan tiap ruang tidur harus dipastikan ada bukaan untuk
masuknya sinar matahari secara maksimal. Jika memungkinkan bisa ditambah atap transparan (tembus cahaya) untuk
meningkatkan efek sterilisasi pada ruang tidur.
5. SYARAT TREATMENT STERILISASI - Semua bagian barak harus dilakukan penyemprotan disinfectant rutin (min. 1x sehari)
dan pembersihan bagian-bagian yang sering disentuh/dipegang tiap hari rutin (min. 3x sehari).
1
Dinding pembatas tiap Cluster Terbuat dari GRC/ Gypsum
3
Yang memungkinkan pemasangan full hingga plafon
2 Visualisasi
4 3
2
1
4
4
Menambah ventilasi ukuran 60x60 di tiap cubicle tidur 2
pekerja (jika dimungkinkan) Untuk kemudahan ventilasi Menyediakan tempat cuci
dan pencahayaan alami Jendela dilengkapi dengan tangan pada akses masuk.
kasa nyamuk.
KANTIN PROYEK/ RUAS MODIFIKASI
Panduan Makan di Kantin dalam
waktu New Normal :
1. Pastikan Jarak tempat duduk
antar karyawan minimal 1 meter
atau kosongkan 1 meja di
sebelah
2. Apabila Langkah 1 tidak dapat
dilaksanakan, pada setiap meja
diberikan pembatas mika /
partisi
Menyediakan tempat 3. Pada setiap pengelompokkan
cuci tangan pada meja harus terdapat hand
akses masuk. sanitizer Layout Meja Makan
1
Keterangan Keterangan
1. Pada meja saji diberikan partisi Acrylic 2 1. Pembatas/Partisi berbahan Acrylic
tinggi 50cm tebal 3mm dan diberikan tinggi 50cm tebal 3mm atau
jendela untuk pengambilan makanan bahanberstruktur kaku lainnya
2. Pramusaji dan juru masak wajib 2. Sambungan atau Dudukan partisi di
menggunakan masker, face shield, dan baut/di double tip pada meja dan
Meja Saji
sarung tangan lantai
3. Pekerja tidak boleh mengambil makanan 3. Pada setiap meja makan wajib
secara langsung, harus melalui pramusaji terdapat hand sanitizer
KELUAR MASUK MATERIAL DAN ORANG
Tisu
TEMPAT CUCI TANGAN PORTABLE (PEDAL OPERATED)
Tisu