Anda di halaman 1dari 10

PENYULUHAN KESEHATAN: PENGGUNAAN DAUN CERMAI

TERHADAP KLIEN ASMA UNTUK MERINGANKAN GEJALA ASMA

Disusun oleh :

Nama Kelompok 18:

1. Merlin Anzani (112019030154)


2. Siti Ikhlasul Fitriyana (112019030155)
3. Annisa Putri Yulia Audina (112019030156)
4. Muhammad Yudhi Kurnianto (112019030158)
5. Anis Fitriyana Dewi (112019030159)
6. Dita Milasari (112019030160)
7. Riyan Yudana (112019030161)
8. Anggita Meliana Putri (112019030162)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS

PRODI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

2020/2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENGGUNAAN DAUN CERMAI TERHADAP KLIEN ASMA

UNTUK MENGATASI ASMA

Pokok Bahasan : Pendidikan pada Pasien Asma

Sub Pokok Bahasan : Penggunaan Daun Cermai Terhadap Klien Asma

Untuk mengatasi asma

Sasaran : Masyarakat

Hari /Tanggal : Senin,11 Oktober 2021

Tempat : Balai Desa Purwosari

Waktu : 35 Menit

Penyuluhan : Mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Kudus


1) LATAR BELAKANG
Sehat adalah keadaan sejahtera secara fisik, mental dan sosial yang merupakan satu
kesatuan, bukan hanya terbebas dari penyakit maupun cacat. Sehat adalah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial sehingga memungkinkan setiap orang dapat hidup
produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini berarti kesehatan seseorang berperan panting
untuk menunjang produktifitas orang tersebut dalam hidupnya (Hasrul, & Rini, 2017).
Pencetus serangan asma dapat disebabkan oleh sejumlah faktor seperti alergen, virus,
bahan iritan yang menyebabkan munculnya respon inflamasi. Respon ini dibagi menjadi
reaksi asma dini dan reaksi asma lambat. Setelah kedua reaksi ini, proses berlanjut
menjadi reaksi inflamasi kronik. Perpu Asma disebabkan oleh inflamasi dinding saluran
nafas. Terdapat peningkatan berbagai sel inflamasi pada umumnya eosinofil, basofil, sel
mast, makrofag, dan tipe limfosit tertentu dapat ditemukan pada biopsi dinding saluran
napas dan cairan bilas bronkoalveolar pada pasien asma. (Goodman dan Gilman, 2012).
Cermai (Phyllantus acidus) umumnya dikenal sebagai harfarauri atau star gooseberry,
adalah tanaman yang tersebar luas di India dan negara Asia lainnya. Tingginya sekitar 4-6
m dan daun tipis berseling (Christhope, 2006). Cermai telah digunakan dalam pengobatan
tradisional untuk mengobati beberapa gangguan terkait nyeri, inflamasi dan stres oksidatif
seperti rematik, bronkitis, asma, gangguan pernapasan, juga penting untuk meningkatkan
kecerdasan dan meningkatkan daya ingat (Sahab et al., 2016).
Komponen anti-inflamasi aktif yang dikandung oleh cermai telah banyak digunakan
oleh pengobatan tradisional sebagai upaya pengobatan asma. Untuk itu tujuan penelitian
berupa tinjauan pustaka ini dilakukan sebagai upaya mengetahui mekanisme manfaat dari
kandungan cermai terhadap asma.
2) TUJUAN
a) Tujuan instruksional Umum
Setelah mendapatkan penjelasan tentang penggunaan daun cermai terhadap klien
asma untuk menurunkan kadar asma selama 35 menit ,diharapkan keluarga dapat
mengerti dan memahami tentang penggunaan daun cermai terhadap klien asma
untuk mengatasi asma.
b) Tujuan instruksional Khusus
Setelah melakukan kegiatan laboratorium diharapkan mahasiswa dapat memiliki
kemampuan:
1. Mampu menjelaskan pengertian terapi air rebusan daun cermai.
2. Mampu menjelaskan tujuan dilakukannya terapi air rebusan Daun cermai.
3. Mampu menjelaskan tentang manfaat dan teknik pembuatan air rebusan
daun cermai.
4. Mampu menjelaskan tentang langkah-langkah pembuatan air rebusan
daun cermai.

3) METODE
1. Tujuan Persiapan
Tahap persiapan dari kegiatan adalah pembuatan pre planning, persiapan penyajian
PPT dan demonstrasi, tempat dan alat-alat lainnya disiapkan oleh peneliti. Pembuatan
PPT dibuat pada hari Selasa, 5 Oktober 2021, pada tanggal Senin 11 Oktober 2021
dilakukan penyuluhan pembuatan air rebusan daun cermai terhadap klien asam urat
untuk meringankan gejala asma.
2. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan ini dengan pemberitahuan kepada klien penyuluhan pembuatan air rebusan
daun cermai terhadap klien asma untuk meringankan gejala asma.
3. Evaluasi
a. Struktur Peserta hadir 3 orang yaitu perempuan. Setting tempat sudah sesuai
dengan rencana dan perlengkapan yang dilakukan untuk penyuluhan sudah tersedia
dan sudah digunakan sebagaimana mestinya. Peran peneliti sebagai moderator,
notulen, observer, dan juga fasilitator. Penggunaan bahasa yang dipraktekkan
sudah komunikatif dalam penyampaian, klien dapat memahami dan dapat
mempraktekkan kembali yang di demonstrasikan.
b. Proses Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan pukul 10.00 s/d 10.30 WIB. Sesuai
dengan jadwal yang sudah ditentukan.
c. Hasil
1. Klien dapat memahami dan mengerti tentang pengertian terapi air rebusan
daun cermai.
2. Klien dapat memahami dan mengerti tentang tujuan dilakukannya terapi air
rebusan daun cermai.
3. Klien dapat memahami dan mengerti tentang manfaat dan teknik
pembuatan air rebusan daun cermai.
4. Klien dapat memahami dan mengerti tentang langkah-langkah pembuatan
air rebusan daun cermai
4. POKOK MATERI
(Lampiran Materi)

5. Kegiatan Belajar Mengajar


a. Metode :
- Ceramah
- Diskusi
b. Pengorganisasian
1. Pembawa materi : Mahasiswa S1 Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Kudus
2. Kegiatan penyuluhan

No Tahap Waktu Kegiatan Media


1 Pembukaan 5 menit 1. Menyampaikan salam Lisan
2. Menjelaskan tujuan
3. Kontrak waktu
4. Tes awal / apersepsi.

2 Pelaksanaan 20 menit 1. Mampu menjelaskan PPT


pengertian terapi air rebusan daun
cermai.
2. Mampu memahami dan
mengerti tentang tujuan
dilakukannya terapi rebusan daun
cermai.
3. Mampu memahami dan
mengerti tentang manfaat dan
teknik pembuatan daun cermai.
4. Mampu memahami dan
mengerti tentang langkah –langkah
pembuatan air rebusan daun
cermai.

3 Penutup 10 menit 1. Evaluasi Lisan


2. Menyimpulkan materi
3. Memberi kesempatan untuk
bertanya
4. Salam penutup.
c. Setting Tempat
 Penyaji 

 Peserta penyuluhan 

d. Media dan Sumber


 Media : PPT
 Sumber :
 Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2 No 2 Hal 147 –
154, Mei 2020 Global Health Science Group
 Hossen, M. J., S.H. Jeon, S. C. Kim, J. H. Kim, D. Jeong, N.Y.
Sung, S. Yang, K. S. Baek, D. H. Yoon, W. O. Song, K. D. Yoon,
S.H. Cho, S. Lee and J.Y. (2015). In vivo and in vivo anti-
inflammatory activity of Phyllanthus acidus methanolic extract. J.
Ethnopharmacol.
 file:///C:/Users/Windows%208.1/Downloads/document.pdf

6. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1. Pendidikan Kesehatan yang berisi Satuan Acara Penyuluhan
Penggunaan Daun Salam Terhadap Klien Asma Untuk Mengatasi Asma telah
siap sebelum kegiatan dimulai.
2. Kontrak waktu, tempat dan topic dengan ibu pasien, pasien / keluarga.
3. Tempat dan media telah siap sebleum kegiatan dimulai.
4. Penyaji materi telah siap memberi penyuluhan atau pendidikan kesehatan.
5. Waktu dan tempat sesuai yang telah ditentukan.
6. Menyiapkan pertanyaan.

b. Evaluasi Proses
1. Penyuluh berperan sesuai dengan perannya
2. Kegiatan berlangsung sesuai dengan jadwal dan waktu yang telah ditentukan
3. Adanya tanya jawab dan feed back
4. Media dapat digunakan secara efektif
5. Penyuluh mampu melakukan evaluasi sesuai tujuan yang ingin di capai.
c. Evaluasi Hasil
1. Peserta mampu menjelaskan pengertian terapi air rebusan daun salamdengan
prosentase 95%
2. Peserta mampu menjelaskan tujuan ,manfaat,teknik pembuatan dan langkah-
langkah pembuatan air rebusan daun salam dengan prosentase 80%.
Lampiran Materi

PENGGUNAAN DAUN CERMAI TERHADAP KLIEN ASAM ASMA UNTUK


MERINGANKAN GEJALA ASMA

1. Pengetian
Asma adalah penyakit saluran napas dengan dasar inflamasi kronik yang
mengakibatkan obstruksi dan hiperreaktivitas saluran napas dengan derajat yang
bervariasi. Gejala klinis asma dapat berupa batuk, terdengar suara napas wheezing,
sesak napas, dada terasa seperti tertekan yang timbul secara kronik dan atau berulang,
cenderung memberat pada malam atau dini hari, dan biasanya timbul jika ada
pencetus. (IDAI, 2015)
Menurut (GINA) Global Initiative for Asthma (2018) asma merupakan penyakit
heterogen yang ditandai dengan adanya peradangan saluran napas kronis diikuti
dengan gejala pernapasan seperti mengi, sesak napas dan batuk yang bervariasi dari
waktu ke waktu dengan intensitas yang berbeda dan bersamaan dengan keterbatasan
aliran udara saat ekspirasi.
Cermai terdiri dari terpenoid (diterpenoid, seskuiterpenoid, dan triterpenoid),
nukleosida alami berupa adenosin, senyawa flavonoid dan fenolik. Sebagian besar
senyawa yang diisolasi dari Cermai adalah terpenoid yang telah diisolasi dan
diidentifikasi terutama dari kulit kayu dan akar cermai (Zheng et al., 2018). Penelitian
fitokimia juga menyebabkan isolasi 14 flavonoid, glikosida Flavonol diisolasi dari
daun, dan flavonoid yang mengandung asam sulfonat diisolasi dari akar cermai
(Sousa, 2013)
Cermai (Phyllantus acidus) umumnya dikenal sebagai harfarauri atau star
gooseberry, adalah tanaman yang tersebar luas di India dan negara Asia lainnya.
Tingginya sekitar 4-6 m dan daun tipis berseling (Christhope, 2006). Cermai telah
digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mengobati beberapa gangguan terkait
nyeri, inflamasi dan stres oksidatif seperti rematik, bronkitis, asma, gangguan
pernapasan, juga penting untuk meningkatkan kecerdasan dan meningkatkan daya
ingat (Sahab et al., 2016). Komponen anti-inflamasi aktif yang dikandung oleh cermai
telah banyak digunakan oleh pengobatan tradisional sebagai upaya pengobatan asma.
Untuk itu tujuan penelitian berupa tinjauan pustaka ini dilakukan sebagai upaya
mengetahui mekanisme manfaat dari kandungan cermai terhadap asma.
2. Tujuan
 Cermai terdiri dari terpenoid (diterpenoid, seskuiterpenoid, dan triterpenoid),
nukleosida alami berupa adenosin, senyawa flavonoid dan fenolik. Sebagian besar
senyawa yang diisolasi dari Cermai adalah terpenoid yang telah diisolasi dan
diidentifikasi terutama dari kulit kayu dan akar cermai (Zheng et al., 2018).
 Penelitian Diding HP dan rekan dari Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas
Maret, Surakarta, Jawa Tengah, membuktikan pemberian ekstrak daun ceremai
mengurangi jumlah sel darah putih CD4+ pada saluran pernapasan penderita asma.
Sel CD4+ di saluran pernapasan memicu reaksi alergi berbagai rangsangan seperti
debu, udara, dan makanan. Diding dan rekan menghaluskan daun ceremai lantas
mengekstraknya menggunakan cairan etanol 70%.
 Ekstrak buah mengandung asam askorbat 36,7mg/10g (Mahapatra et al. 2012).
Terdapat mineral unsur makro (kalsium, magnesium, kalium dan fosfor) dan unsur
mikro (besi, tembaga, seng dan mangan) (Shajib et al. 2013). Cermai terdiri dari
terpenoid (diterpenoid, seskuiterpenoid, dan triterpenoid), nukleosida alami berupa
adenosin, senyawa flavonoid dan fenolik. Sebagian besar senyawa yang diisolasi
dari Cermai adalah terpenoid yang telah diisolasi dan diidentifikasi terutama dari
kulit kayu dan akar cermai (Zheng et al., 2018). Penelitian fitokimia juga
menyebabkan isolasi 14 flavonoid, glikosida Flavonol diisolasi dari daun, dan
flavonoid yang mengandung asam sulfonat diisolasi dari akar cermai (Sousa, 2013).

Kesimpulan dari penelitian ini bertujuan bahwa pemberian daun cermai pada
klien asma untuk meringankan gejala asma.

3. Langkah-Langkah Pembuatan Air Rebusan Daun Salam


 Alat:
a. 1 buah Panci
b. 1 buah gelas
c. 1 buah saringan
d. 1 buah sendok
e. Kompor
 Bahan:
10-15 lembar daun cermai
 Cara membuat :
a. Sebanyak 10-15 lembar daun cermai
b. Bisa di tambahkan Jahe merah yang di geprek
c. Kemudian cuci daun cermai dengan air mengalir
d. Sebelum merebus daun cermai menggunakan takaran air 2 gelas
e. Lalu masukkan jahe merah yang sudah di geprek
f. Lalu rebus daun cermai didalam air mendidih hingga menyisahkan
satu gelas air .
g. Minum air rebusan 2 kali sehari.

Anda mungkin juga menyukai