Anda di halaman 1dari 16

HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN GRATITUDE PADA

PENYINTAS COVID 19 DI DESA GUWO KECAMATAN


TLOGOWUNGU KABUPATEN PATI

PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan

Oleh
Annisa Putri Yulia Audina
NIM 112019030156

PEMBIMBING :
1. Heny Siswanti, S.Kep., Ns. M.Kep
2. Sri Karyati, M.Kep., Ns., Sp.Kep.Mat

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) adalah penyakit
menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang baru
ditemukan. Virus baru dan penyakit yang disebabkannya ini tidak
dikenal sebelum mulainya wabah pada bulan Desember 2019 di
Wuhan, Tiongkok. Sejak 11 Maret 2020, World Health Organization
(2020a) menyatakan Covid-19 sebagai pandemi yang terjadi di
banyak negara di seluruh dunia. Siapa pun dapat terinfeksi Covid-
19. Sebagian besar (sekitar 80%) orang yang terinfeksi berhasil
pulih tanpa perlu perawatan khusus. Sekitar 1 dari 5 orang yang
terinfeksi Covid-19 menderita sakit parah dan kesulitan bernapas.
Orang-orang lanjut usia dan orang-orang dengan kondisi medis
penyerta seperti tekanan darah tinggi, gangguan jantung dan paru-
paru, diabetes, atau kanker memiliki kemungkinan lebih besar
mengalami sakit lebih serius (World Health Organization, 2020)
Per 19 Mei 2022 terdapat 532.003.931 jumlah total kasus
Covid-19 di dunia dengan jumlah kasus aktif 22.454.189 orang dan
jumlah kematian akibat Covid-19 sebanyak 6.311.945 jiwa serta
jumlah kesembuhan 503.237.797 orang ( World Meter,2022 )
Per 19 Mei 2022 terdapat bahwa yang terkonfirmasi positif
6.051.532 orang dengan pasien sembuh 5.891.190 orang dan
jumlah kematian akibat Covid19 sebanyak 156.586 jiwa.
(KPCPEN , 2022 )
Data terupdate per 19 Mei 2022 terdapat 627.607 kasus
terkonfirmasi positif dengan jumlah kematian sebanyak 33.181 jiwa
dan jumlah yang sembuh 594.286 orang serta yang masih positif
aktif adalah 140 pasien. ( Dinkes Provinsi JATENG , 2022 )
Data terupdate per 19 Mei 2022 bahwa yang terkonfirmasi
positif 14.068 dengan pasien sembuh 12.560 orang dan yang
meninggal dunia 1.474 jiwa serta yang masih terkonfirmasi positif
aktif 2 paien. ( Dinke Kabupaten Pati , 2022 )
Dari data terupdate per 9 Mei 2022 dari Satgas Covid19
Desa Guwo total terkonfirmasi positif 174 orang dengan total
meninggal dunia 3 jiwa dan total yang sembuh / penyintas 171
orang.
Banyak sekali para pasien positif Covid-19 yang imunitas
dan mentalnya turun setelah mengetahui dirinya positif. Hal
tersebut dikarenakan apabila seseorang yang didiagnosa penyakit
kronis biasanya akan mengalami stress yang berat sehingga akan
menimbulkan kecemasan yang berlebih, ketika pasien menyadari
bahwa aktivitasnya akan dibatasi seperti dalam hal hilangnya
pendapatan akibat pembatasan atas pekerjaannya, interaksi sosial
maupun bantuan yang biasa didapatkan baik dari lingkungan
keluarganya dan teman sekitarnya. Selain itu juga, untuk para
pasien positif Covid-19 atau yang biasa disebut dengan penyintas
Covid-19 memerlukan dukungan secara emosional dari lingkungan
sosialnya seperti dari keluarga, sahabat, tetangga atau rekan kerja
setelah menjalankan isolasi mandiri akibat dari penyakit yang
dideritanya. Dukungan sosial merupakan kebutuhan bagi para
penyintas Covid-19 agar kembali mampu untuk mengembangkan
diri dan menjalankan keberfungsian sosialnya dengan baik di
tengah masyarakat (Humaedi, Azizah, & Taftazani, 2020, hlm 375).
Akan tetapi pada kenyataannya banyak pasien Covid-19
yang mendapatkan stigma negatif di masyarakat sesuai survey dari
BPS yang dilakukan pada 7 s.d. 14 September 2020 mengenai
perilaku masyarakat selama masa pandemi 19 yang salah satunya
menyurvei mengenai respon terhadap orang yang terinfeksi
Covid19 di lingkungan sekitarnya mengatakan bahwa sebanyak 7
% masyarakat akan merespon dengan cara melakukan pengucilan
bagi mereka yang terinfeksi Covid19 (Larasaty. dkk, 2020, hlm. 6).
Hal tersebut, terjadi kepada orang–orang yang telah
dinyatakan sembuh dari virus Covid-19 atau disebut dengan
penyintas Covid-19. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh
Kelompok Peminatan Intervensi Sosial Fakultas Psikologi
Universitas Indonesia mengatakan bahwa : Dari survei ini
ditemukan, lebih dari separuh responden (55%) mengaku dijadikan
buah bibir (diperbincangkan) oleh orang-orang di sekitar mereka
karena status mereka terkait Covid-19. Sepertiga (33%) dijauhi
atau mengalami pengucilan, dan seperempatnya (25%) mendapat
julukan penyebar atau pembawa virus. Hampir 10% pernah
mengalami perundungan (bully) di media sosial. (laporcovid19.org,
2020).
Dari fenomena ditas akan memunculkan masalah kesehatan
mental yang dialami oleh seluruh lapisan masyarakat selama masa
pandemi ini, salah satu kelompok yang dapat dikatakan memiliki
risiko yang lebih tinggi terpapar kesehatan mental ialah
penyintasCOVID-19(Zhang dkk., 2020),terutama penyintas
COVID-19 yang sempat bergejala sedang/berat/kritis dan dirawat
di rumah sakit.Gejala fisik yang dirasakan, tuntutan menjalani
isolasi diri, perolehan informasi tentang keluhan fisik yang
serius usai sembuh, serta stigmatisasi dari masyarakat terbukti
menimbulkan permasalahan kesehatan mental tersendiri bagi
para penyintas COVID-19. Serta saat terinfeksi, seperti
kecemasan, depresi, mimpi buruk, sulit memahami suatu hal,
lelah, ketakutan, keputusasaan, tidak bersemangat, dan
PTSD(Kaligis dkk., 2020; Moradi dkk., 2020; Park, Jung dkk., 2020;
Park, Park dkk., 2020;Vigo dkk., 2020; Zhang dkk., 2020).

Fenomena di atas menunjukkan bahwa akibat yang timbul


pada penyintas covid19 akan menyebabkan munculnya pikiran-
pikiran negatif , ditandai dengan tindakan yang tidak diinginkan
seperti terus-menerus menangis atau melakukan hal yang dapat
merugikan dirinya sendiri.( Ayudahlya & Kusumaningrum, 2019 )
Gratitude adalah rasa bersyukur dan terima kasih atas hal-
hal dan kejadian yang telah terjadi dalam kehidupan sseseorang.
Kebersyukuran merupakan hal yang penting dimiliki oleh manusia
dalam berkehidupan sehari-hari karena memberikan manfaat positif
seperti mampu membangun kualitas hubungan menjadi lebih baik
dengan orang lain, meningkatkan interaksi sosial, serta perilaku
prososial (Algoe, Fredrickson, & Gable, 2013: hlm. 605; dan Wood,
Maltby, Gillett, Linley, & Joseph, 2008a, hlm. 621).
Penyintas covid19 yang memiliki intensitas dan frequency
yang tinggi pada keadaan tersebut juga cenderung merasa
kesepian dan merasa diabaikan oleh lingkungan sekitar. Hal
tersebut tentu menjadikan keadaan menjadi lebih sulit untuk
kehidupan mantan pasien covid 19 karena pasien cenderung tidak
menyadari dukungan dari orang tua, keluarga atau teman yang
sebenarnya dapat membantu dirinya untuk menjalani kehidupan
normal kembali setelah sembuh dari virus tersebut. Sesuai aspek
trait gratitude ada empat , yaitu: pertama, Intensity, artinya sangat
bersyukur ketika terjadi hal-hal positif. Kedua, Frequency artinya
individu sering mengungkapkan rasa syukur setiap hari. Ketiga,
Span artinya individu merasa bersyukur dalam berbagai keadaan
hidup (seperti bersyukur atas pekerjaan, kesehatan dan keluarga
yang dimiliki). Keempat, Density artinya individu sering merasakan
perasaan berterima kasih terhadap lebih banyak orang.
(McCullough, Emmons, & Tsang 2002 dalam Ayudahlya &
Kusumaningrum, 2019)
Rasa syukur berhubungan secara positif dengan
pengalaman yang didapatkan dari rasa syukur dan bermanfaat
untuk meningkatkan kepercayaan kepada Tuhan. Makna rasa
syukur adalah sikap yang dimiliki seseorang untuk merespon
terhadap apa yang diterima dan berasal dari kebaikan yang
dilakukan oleh orang lain dan atau saat menerima hal-hal yang
positif (Watkins 2014 dalam Aldyafigama & Pujasari, 2018).
Rasa syukur erat berkaitan dengan kepuasan hidup,
kebahagiaan, optimisme, harapan, dan efek positif, dan cenderung
berhubungan negatif dengan kecemasan, depresi, dan efek
samping (Toussant & Friedman, 2009 dalam Andayati, 2016).
Selain itu orang yang tidak bisa bersyukur pada Tuhan atas
apa yang telah diterima dalam hidupnya tidak pernah berusaha
untuk melihat segala sesuatu dari hal yang positif. Seseorang
menjadi tidak bersyukur atas semua berkat yang dimiliki, prestasi,
pekerjaan, keahlian, kegagalan serta kesulitan dalam hidupnya.
Seseorang menjadi sulit untuk melihat hal baik dalam hidupnya dan
selalu dihinggapi rasa kurang percaya diri karena selalu
membandingkan dirinya dengan orang lain yang membuat hatinya
merasa cemburu sehingga tidak bersyukur pada apa yang
dimilikinya (Alam Bachtiar, 2020).
Terdapat beberapa hal yang dapat mempengaruhi gratitude
seseorang, antara lain affect dan well-being, prosociality, dan
spirituality.Yang terpenting salah satunya adalah spirituality yang
didefinisikan sebagai persepsi yang timbul dari pengalaman
seseorang, dimana keadaan atau kekuatan tersebt melampaui
kesadaran dan kekuatan dirinya; hal ini tidak harus terjadi dalam
konteks suatu agama yang terorganisir. Konsep yang serupa
dengan spiritualitas, yaitu religiusitas. Religiusitas adalah
keyakinan, praktek, serta ritual yang erkait dengan hubungan
dengan Tuhan yang terjadi dalam kontes suatu agama yang
terorganisir. ( Winny Agata , Fransisca M.Sidabutar :2015 hlm. 348-
363 )

Religiusitas mengarahkan
seseorang untuk menyadari
bahwa apa yang terjadi
pada mereka
bukanlah suatu hal yang
terjadi secara kebetulan,
tetapi adalah suatu hal
yang dikaruniakan kepada
mereka, dan bukan
diperoleh oleh kekuatan
mereka sendiri (Emmons
& McCullough, 2004).
Emmons
(2012) menambahkan
bahwa gratitude yang
didasari oleh religiusitas
adalah keadaan dimana
seseorang
menyadari bahwa ia
tidaklah pantas, namun ia
diberikan anugerah untuk
menikmati keadaannya
tersebut.
Religiusitas mengarahkan
seseorang untuk menyadari
bahwa apa yang terjadi
pada mereka
bukanlah suatu hal yang
terjadi secara kebetulan,
tetapi adalah suatu hal
yang dikaruniakan kepada
mereka, dan bukan
diperoleh oleh kekuatan
mereka sendiri (Emmons
& McCullough, 2004).
Emmons
(2012) menambahkan
bahwa gratitude yang
didasari oleh religiusitas
adalah keadaan dimana
seseorang
menyadari bahwa ia
tidaklah pantas, namun ia
diberikan anugerah untuk
menikmati keadaannya
tersebut.
Religiusitas mengarahkan seseorang untuk menyadari
bahwa apa yang terjadi pada mereka bukanlah suatu hal yang
terjadi secara kebetulan, tetapi adalah suatu hal yang dikaruniakan
kepda mereka, dan bukan diperoleh oleh kekuatan mereka sendiri.
Gratitude yang didasari oleh religiusitas adalah keadaan dimana
seseorang menyadari bahwa ia tidaklah pantas, namun ia diberikan
anugerah untuk menikmati keadaannya tersebut. ( Emmons, 2012 )
Dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa semakin tinggi
tingkat religiusitas cenderung lebih sering menunjukkan gratitude
dibanding orang dengan tingkat religiusitas yang rendah dan
gratitude merupakan ciri afektif positif yang terdapat dalam
religiusitas. ( Amin, 2012 )
Sesuai hasil wawancara kepada 10 penyintas Covid19 pada
20 Mei 2022 sebagai studi pendahuluan, dimana 8 penyintas
Covid19 menyatakan bahwa selama terkena covid19 sampai
dinyatakan sudah negatif merasa selalu bersyukur dan menerima
apa yang sudah terjadi karena lebih sering beribadah dan
mendekatkan diri kepada Tuhan sehingga . Sedangkan 2 penyintas
Covid19 menyatakan bahwa selama terkena Covid19 sampai
dinyatakan sudah negatif merasa kurang bersyukur dan tidak
menerima apa yang sudah terjadi karena kurangnya beribadah.
Dari uraian diatas maka peneliti bermaksud melakukan
penelitian yang berjudul “Hubungan Religiusitas dengan Gratitude
pada Penyintas Covid19 di Desa Guwo Kecamatan Tlogowungu
Kabupaten Pati”
B. Perumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah “ Bagaimana
Hubungan Religiusitas dengan Gratitude pada Penyintas Covid19
di Desa Guwo Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati ? “

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan
Religiusitas dengan Gratitude pada Penyintas Covid19 di Desa
Guwo Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui Religiusitas Penyintas Covid19 di Desa
Guwo Kecamatan Tlogowungu
b. Untuk mengetahui Gratitude Penyintas Covid19 di Desa
Guwo Kecamatan Tlogowungu
c. Untuk mengetahui Hubungan Religiusitas dengan Gratitude
pada Penyintas Covid19 di Desa Guwo Kecamatan
Tlogowungu Kabupaten Pati.
D. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
Mendapatkan informasi tentang Hubungan Religiusitas
dengan Gratitude pada Penyintas Covid19 di Desa Guwo
Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati. Menguatkan teori
yang ada bahwa Religiusitas ada kaitannya erat dengan
Gratitude terutama pada Penyintas Covid19 di Desa Guwo
Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati.
2. Praktis
a. Peneliti
Merupakan suatu pengalaman dan pengetahuan baru
dalam menganalisis Hubungan Religiusitas dengan
Gratitude pada Penyintas Covid19 di Desa Guwo
Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati
b. Instituti Pemerintahan Desa dan SATGAS Covid19
Bermanfaat sebagai tambahan referensi tentang
Hubungan Religiusitas dengan Gratitude pada Penyintas
Covid19 di Desa Guwo Kecamatan Tlogowungu Kabupaten
Pati
c. Masyarakat
Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai
Hubungan Religiusitas dengan Gratitude pada Penyintas
Covid19 di Desa Guwo Kecamatan Tlogowungu Kabupaten
Pati sehingga bisa dijadikan pengetahuan .
d. Responden
Memberikan pengetahuan kepada responden mengenai
Hubungan Religiusitas dengan Gratitude pada Penyintas
Covid19 di Desa Guwo Kecamatan Tlogowungu Kabupaten
Pati sehingga Penyintas Covid19 dapat lebih bersyukur atas
kesembuhan yang didapatkan dengan cara selalu beribadah
sesuai keyakinan masing-masing.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian ini belum pernah dilakukan oleh peneliti lain di Desa
Guwo Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati, sedangkan
penelitian yang terkait seperti dibawah ini :
Tabel 1.1
Originalitas Penelitian
Peneliti/ Judul Metode Hasil Perbedaan

Tahun

Susilo Coronavirus Telaah Covid-19 1. Variabel


Disease 2019 : Studi merupakan dependen
(2020) Tinjauan Covid- penyakit baru penelitian yang
Literatur Terkini 19 yang telah sudah
menjadi pandemi. dilakukan
Penyakit ini harus coronavirus
diwaspadai disease
karena penularan sedangkan
yang relatif cepat, penelitian ini
memiliki tingkat gratitude
mortalitas yang penyintas covid
tidak dapat 19.
diabaikan, belum
adanya terapi 2. Metode
definitif. Masih penelitian yang
banyak sudah
knowledge gap dilakukan
dalam bidang ini menggunakan
sehingga telaah studi
diperlukan studi- covid19
studi lebih lanjut sedangkan
penelitian ini
menggunakan
metode analitik
korelasi

Dhian Gambaran Analitik Hasil penelitian ini 1. Variabel


Luluh R Stigma Korelasi menunjukkan dependent dan
Penyintas bahwa tingginya independent
(2020) Covid-19 Dan stigma eksternal pada penelitian
Faktor yang dirasakan ini yaitu
Sosiodemografi pada penyintas mengenai stigma
covid-19. Adanya penyintas
hubungan yang covid19 dan
signifikan antara faktor
usia dengan sosiodemografi
kekhawatiran sedangkan pada
pengungkapan penelitian yang
pada stigma akan dilakukan
penyintas covid- variabel
19. Kekhawatiran dependennya
pengungkapan yaitu gratitude
pada dewasa penyintas
awal paling tinggi covid19 dan
rata-ratanya pada variabel
penyintas covid- independennya
19. Selain itu yaitu religiusitas
kategori tingkat
pendidikan 2. Tempat penelitian
berhubungan dan responden
signifikan dengan yang berbeda
stigma yang
terinternalisasi.
Penyintas covid
dengan
pendidikan
menengah ke
atas berhubungan
dengan stigma
yang
terinternalisasi.
Penyintas covid-
19 dengan
penyakit penyerta
memiliki
hubungan yang
signifikan dengan
stigma eksternal
yang dirasakan.

Wahyu,Ta Gratitude pada Analitik Hasil 1. Penelitian yang


tik, mantan pasien korelasi menunjukkan akan dilakukan
Covid19: bahwa percaya mengambil
Akta Bagaimana diri tidak memiliki variabel bebas
peran percaya korelasi yang (independent)me
(2021)
diri? signifikan dengan ngenai
gratitude. Setelah Religiusitas ,seda
didapatkan nilai ngkan penelitian
dari dua variabel, di atas
maka dilakukan mengambil
analisa dan variabel
didapatkan bahwa bebasnya
percaya diri tidak mengenai
berhubungan
dengan gratitude percaya diri.

2. Dalam
melakukan
penelitian yang
akan dilakukan
dengan penelitian
diatas tempat
penelitiannya
berbeda.
F. Ruang Lingkup
1. Ruang lingkup waktu
Penelitian ini rencana akan dilakukan sesuai dengan standar
pengumpulan data yaitu pada Juni – Agustus 2022
2. Ruang lingkup tempat
Penelitian ini dilakukan di Desa Guwo Kecamatan
Tlogowungu Kabupaten Pati
3. Ruang lingkup materi
Penelitian ini berkaitan dengan materi keperawatan
komunitas khususnya kesehatan psikologis yang berkaitan
dengan gangguan psikologis akibat efek dari covid19. Landasan
teori yang dimasukkan sesuai dengan judul penelitian yaitu
untuk mengetahui hubungan religiusitas dengan gratitude pada
penyintas covid19.
4. Ruang lingkup sasaran
Sasaran pada penelitian ini adalah penyintas covid19 yang
ada di Desa Guwo Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati.

Anda mungkin juga menyukai