Draft Ad Art Karang Taruna
Draft Ad Art Karang Taruna
Anggara Dasar
Karang Taruna DESA “XXX”
Kecamatan “XX1” Kabupaten “XX2”
BAB I
Nama, Waktu, dan Kedudukan
Pasal 1
Lembaga ini bernama Karang Taruna Desa “XXX”, yang seterusnya disingkat KT DK.
Pasal 2
KT DESA “XXX” didirikan dengan SK Kepala Desa “XXX” Nomor __ Tahun __ untuk jangka waktu masa bakti ______ tahun
Pasal 3
KT DESA “XXX” berkedudukan di Desa “XXX”, Kecamatan “XX1”, Kabupaten “XX2”
BAB II
Asas dan Tujuan
Pasal 4
KT DESA “XXX” berasaskan Pancasila sebagai landasan ideologis, UUD 1945 sebagai landasan hukum, Peraturan Desa “XXX”
dan Majelis Permusyawaratan sebagai landasan operasionalnya.
Pasal 5
KT DESA “XXX” bertujuan untuk :
1. Mewadahi setiap remaja dan pemuda yang peduli dalam penanganan permasalahan sosial, serta meningkatkan
penggalangan kerjasama antar sesama generasi muda dalam rangka mewujudkan dan meningkatkan Kessos bagi generasi
muda dan menyiapkan kader yang beriman, bermoral, kreatif, mandiri dan bertanggungjawab untuk siap mengabdi kepada
masyarakatnya dan menjadi calon-calon pemimpin di masa datang;
2. Memberi arah, bimbingan, pendampingan dan advokasi kepada generasi muda penyandang masalah sosial dalam rangka
penghargaan usaha-usaha Kessos;
3. Menumbuhkan potensi keberagaman bakat, keterampilan, kewirausahaan dan pengetahuan hingga penyelesaian masalah
yang signifikan untuk mendukung upaya pemberdayaan masyarakat dalam kerangka implementasi otonomi daerah dan
peningkatan ekonomi kerakyatan;
4. Mendorong setiap warganya dan warga masyrakat pada umumnya untuk mampu menjalin toleransi dalam kehidupan
kemasyarakatan dan menjadi perekat persatuan dalam perbedaan dan keberagaman yang tinggi;
5. Membina kerjasama strategis dan saling menguntungkan dengan kalangan pemerintah,sektor swasta, organisasi sosial,
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), para praktisi pengembangan masyarakat, cendikiawan, dam mitra kepemudaan
lainnya, guna kemajuan dalam kemandirian dan independensi organisasinya dan cita-cita kesejahteraan masyarakat yang
menjadi tujuan gerakannya.
BAB III
Keanggotaan
Pasal 6
1. Keanggotaan KT DESA “XXX” menganut sistem stelsel pasif, yaitu bahwa setiap generasi muda yang berusia 11 sampai
dengan 45 tahun di wilayah Desa “XXX”, yang mempunya hak dan kewajiban yang sama tanpa membedakan agama, suku,
asal keturunan, jenis kelamin, kedudukan sosial ekonomi, dan pendirian politik, adalah anggota yang selanjutnya disebut
Warga Karang Taruna DESA “XXX”.
2. Pengaturan lebih lanjut ketentuan dimaksud ayat 1 tersebut diatas, ditetapkan dalam Anggaran rumah tangga KT DESA
“XXX”.
BAB IV
Kelembagaan
Pasal 7
1. Struktur kelembagaan KT DESA “XXX” di susun secara Demokratis Dengan Majelis Tertinggi Oleh DEWAN PENASEHAT
2.Secara hierarki struktur kepengurusan menunjukkan kedudukan dan arah pertanggungjawaban.
3.Pengaturan lebih lanjut tentang Kelembagaan ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga KT DESA “XXX”.
BAB V
Majelis Permusyawaratan
Pasal 8
Majelis Perwusyawaratan dalam KT DESA “XXX” adalah sebagai berikut :
1. Muktamar
2. Majelis Semester
3. Musyawarah Luar biasa, jika diperlukan
Pasal 9
Definisi tugas, kewenangan dan lain-lainnya mengenai Majelis Perwusyawaratan ini diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
BAB VI
Keuangan Organisasi
Pasal 10
1. Keuangan KT DESA “XXX” diperoleh dari :
a. Iuran anggota aktif dan pengurus (opsional);
b. Subsidi dari pemerintah berdasarkan pos-pos anggaran yang dialokasikan untuk kepentingan program Kessos dan
pembinaan kepemudaan.
c. Usaha-usaha dan sumbangan lain yang sah dan tidak mengikat.
2. Besarnya iuran anggota aktif dan pengurus selanjutnya ditentukan dalam ketentuan tersendiri dalam bentuk prosedur
administrasi.
3. Keuangan KT DESA “XXX” dikelola secara tertib dan transparan dan wajib dipertanggungjawabkan secara periodik.
4. Keuangan KT DESA “XXX” dikelola secara menyatu oleh bendahara KT DESA “XXX”.
BAB VII
Identitas Organisasi
Pasal 11
1. KT DESA “XXX” memiliki lambang yang ditetapkan oleh Muktamar .
2. Ketentuan dan penjelasan mengenai lambang selanjutnya diatur dalam ART KT DESA “XXX”.
BAB VIII
Perubahan Anggaran Dasar
Pasal 12
1.Perubahan Anggaran Dasar hanya dapat ditetapkan oleh Muktamar KT DESA “XXX”.
2. Rancangan perubahan Anggaran Dasar disusun oleh panitia khusus, untuk selanjutnya ditetapkan dalam Muktamar .
BAB IX
Penutup
Pasal 13
1.Hal-hal yang belum ditetapkan oleh Anggaran Dasar akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
2.Anggaran Dasar ini berlaku sejak ditetapkan dalam Muktamar KT DESA “XXX”.
BAB VI
PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 17
Perubahan Anggaran Rumah Tangga dapat dilaksanakan oleh Muktamar minimal 2 periode kepegawaian sejak ditetapkan.
BAB VII
LAMBANG
Pasal 18
Lambang KT DESA “XXX”
LAMBANG
Lambang Karang Taruna mengandung unsur-unsur………... Keseluruhan lambang tersebut mengandung makna:
(OPSIONAL) Lambang KT Dusun “XXX” dirumuskan kemudian.
BAB VIII
PENUTUP
Pasal 19
1. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur tersendiri dalam peraturan-pertauran atau
ketentuan-ketentuan Lembaga yang tidak bertentangan dengan Anggaran Rumah Tangga KT DESA “XXX”.
2. Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak ditetapkan dalam Muktamar KT DESA “XXX”.
Ditetapkan di “XXX”
Pada tanggal ___________ 2010
Muktamar
Karang Taruna Desa “XXX”
Ketua Sidang II Ketua Sidang I Ketua Sidang III
________________ ________________ ________________
TATA TERTIB MUSYAWARAH ANGGOTA
KARANG TARUNA DESA “XXX”
PERIODE 2010 – 201_
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
1. Musyawarah anggota Karang Taruna Desa “XXX”Tahun 2010 dalam tata tertib ini disebut sebagai Muktamar Karang Taruna
Desa “XXX” yang merupakan musyawarah tertinggi yang menjadi penentu dan pemutus terakhir dalam organisasi Karang
Taruna Desa “XXX”
2. Muktamar diadakan sekali dalam 4 tahun yang berkenaan dengan susunan kepengurusan dan berakhirnya masa jabatan
kepengurusan dalam Karang Taruna Desa “XXX”.
3. Muktamar dapat diadakan kembali tanpa memperhatikan poin no. 2 diatas dengan persetujuan pengurus Karang Taruna
Desa “XXX”, Dewan Penasehat, Para Tokoh dan sesepuh jika didalam masa kepengurusan yang sedang berjalan dianggap
tidak efektif menjalankan tugas dan fungsinya.
BAB II
TUGAS DAN WEWENANG PESERTA SIDANG
Pasal 2
Tugas dan wewenang peserta sidang adalah Menilai laporan pertanggungjawaban pengurus Karang Taruna Desa “XXX” periode
201_ – 201_. ( opsional : Memilih Ketua karang Taruna Periode 2010-201_ )
BAB III
PESERTA MUKTAMAR
Pasal 3
1. Anggota Karang Taruna Desa “XXX”.
2. Dewan Penasehat, Para Tokoh, Kepala Dusun, Sesepuh dan para undangan yang secara resmi di undang oleh pengurus
Karang Taruna Desa “XXX”
3. Pengurus dan anggota Karang Taruna Desa “XXX”
BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN PESERTA
Pasal 4
1. Peserta memiliki hak suara dan hak bicara, kecuali Kepala Desa dan Kepala Dusun yang hanya memiliki hak bicara saja.
2. Setiap peserta di dalam menyampaikan aspirasinya diatur oleh pimpinan sidang
3. Dalam penyampaian usul, saran, kritik dan sebagainya hendaklah langsung pada pokok persoalan, tidak disampaikan secara
bertele-tele.
4. Peserta sidang dapat mengajukan pertanyaan, usul atau pendapat baik secara lisan maupun secara tertulis atas persetujuan
pimpinan sidang.
5. Peserta Sidang wajib menjaga kondusivitas Muktamar agar berjalan Lancar.
6. Setiap peserta musyawarah wajib mematuhi tata tertib dan ketentuan yang ditetapkan oleh panitia.
BAB V
QUORUM
Pasal 5
1. Musyawarah dianggap sah apabila dihadiri oleh seluruh unsur pengurus Karang Taruna Desa “XXX” dan/atau perwakilan
dari setiap dusun.
2. Apabila butir A tidak terpenuhi maka penyelenggaraan musyawarah ditangguhkan 1 x 10 menit dan jika dalam tenggang
waktu tersebut quorum tidak terpenuhi, maka atas persetujuan seluruh peserta yang hadir yang mewakili dari setiap dusun
(sekurang-kurangnya 5 orang/dusun) maka musyawarah tersebut dinyatakan sah.
BAB VI
TATA CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 6
1. Setiap keputusan diambil secara musyawarah untuk mencapai mufakat.
2. Apabila musyawarah untuk mufakat tidak dapat dicapai, maka keputusan diambil dengan suara terbanyak.
Pasal 7
1. Keputusan berdasarkan suara terbanyak adalah sah apabila, diambil dalam sidang yang memenuhi quorum dan disetujui
lebih dari setengah peserta yang hadir.
2. Apabila dalam pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak menghasilkan suara yang sama maka pemungutan
suara diulang satu kali lagi.
3. Apabila hasil pemungutan suara yang diulang tetap sama, maka keputusan dilakukan untuk yang terakhir kali.
4. Apabila hasil pemungutan suara yang terakhir tetap sama, maka keputusan diambil oleh pimpinan sidang dengan
sebelumnya bermusyawarah kepada dewan penasehat Para Tokoh, Kepala Dusun, dan Sesepuh.
BAB VII
PROSES PEMILIHAN PENGURUS
KARANG TARUNA DESA “XXX”
Pasal 8
Proses pemilihan pengurus dilakukan melalui dua tahap, yaitu tahap pencalonan dan tahap pemilihan.
BAB VIII
SYARAT BAKAL CALON KETUA KARANG TARUNA DESA “XXX”
Pasal 9
Syarat – syarat bakal calon ketua Karang Taruna Desa “XXX” :
1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Berdomisili di lingkungan Desa “XXX” Kecamatan “XX1” Kabupaten “XX2”.
3. Usia telah mencapai tahap remaja antara 15 s/d 45 Tahun.
4. Pendidikan akhir minimal setingkat SMP (opsional).
5. Memiliki komitmen untuk memajukan remaja dalam bidang keagamaan, sosial, dan kemasyarakatan.
6. Memiliki komitmen pada organisasi Karang Taruna Desa “XXX”.
7. Memiliki sikap dan kepribadian yang mampu mempersatukan segenap remaja khususnya di Desa “XXX” serta mampu
berkoordinasi dengan organisasi lain yang berada di sekitar dan di luar lingkungan Desa “XXX”.
8. Memiliki tanggung jawab yang tinggi.
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 10
Segala ketentuan yang belum diatur dalam tata tertib ini akan diputuskan oleh musyawarah anggota Karang Taruna Desa “XXX”
sejalan dengan norma dan ketentuan yang berlaku.
Pasal 11
Tata tertib ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di “XXX”
Pada tanggal ___________ 2010
Muktamar
Karang Taruna Desa “XXX”
Ketua Sidang II Ketua Sidang I Ketua Sidang III
1. Setiap anggota berhak mencalonkan diri menjadi Bakal Calon Ketua KT Desa “XXX”.
2. Pemilihan Ketua KT Desa “XXX” minimal diikuti oleh dua bakal Calon.
3. Masing-masing dusun berhak mengajukan bakal calon KT Desa “XXX” maksimal 2 orang atau
mengajukan bakal calon KT Desa “XXX” dari Dusun Lain.
4. Setiap bakal calon Ketua KT Desa “XXX” diwajibkan untuk menyampaikan visi & misi secara jelas
dihadapan peserta Muktamar.
5. Pemilihan dilakukan secara voting.
6. Bakal calon ketua KT Desa “XXX” dianggap sah menjadi ketua KT Desa “XXX” apabila memperoleh
suara minimal 40 % + 1 dari jumlah pemilih.
7. Jumlah pemilih yang mendapatkan hak memilih, ditetapkan dan dibatasi maksimal 20 orang perdusun.
8. Ke 20 orang perDusun tersebut ditentukan oleh masing-masing dusun.