Anda di halaman 1dari 10

TRANPARANSI KEUANGAN DALAM PABLIK

KELOMPOK 5
Alip Muzikri – Rika Nursafitri
Iwan Syahputra - Susi Astika - Angga Syahputra
Khoirun Nabawi - Risto Yogi Pratama - Nada Seilvia Harahap

PRODI ILMU ADMINISTRASI


UNIVERSITAS LANCANG KUNING

ABSTRACT
This paper aims to examina the problems of state and local finance related to manageman
control and accountability. A set of legislasion as a product of a legislative joint executive has
been produced to organize ( managemen ) local finances, from planning, organizing, mobilizing
and monitoring. there are stiil many shortcomings and mistakes. The root of the commitement of
leaders and policy makers to implement the rules of legislation consistently. The economic and
political motives in implementing state and local finance managemen are still the main sets of
executive and legislative apparatus.
Keywords: regional finance, managemen control, accountability

ABSTRAK

Artikel ini bertujuan untuk mengkaji permasalahan keuangan negara dan daerah berkaitan
dengan pengendalian manajemen dan akuntabilitas. Seperangkat peraturan perundang-undangan
sebagai produk dari eksekutif bersama legislatif telah dihasilkan untuk mengatur (manajemen)
keuangan daerah, dari perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan dan pengawasan. Namun
dalam pelaksanaannya masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Akar permasalahan
pengelolaan keuangan negara dan daerah terletak pada komitmen pemimpin dan pengambil
kebijakan untuk melaksanakan aturan perundang-undangan secara konsisten. Motif-motif
ekonomi dan politis dalam melaksanakan pengelolaan suatu angaran dana keuangan negara dan
daerah masih menjadi mainset aparatur eksekutif dan legislatif. Ada beberapa penjelasan yang
dapat menerangkan mengapa transparansi keuangan lembaga publik sangat penting: Pertama,
untuk meningkatkan kepercayaan. Pemerintah yang terbuka menyampaikan informasi keuangan
kepada publik lebih dipercaya dibanding pemerintah yang relatif tertutup” Pemerintah yang
tertutup dengan informasi keuangan dapat dinilai warga memiliki setumpuk rahasia
penyelewengan keuangan

Kata Kunci : Keuangan Negara, Keuangan Daerah, Pengendalian Manajemen, Akuntabilitas

A. PENDAHULUAN

Regulasi berasal dari bahasa inggris, yaitu regulation atau peraturan. Dalam kamus bahasa
indonesia (Reality Publisher, 2008) kata “peraturan” mengandung arti kaidah yang dibuat untuk
mengatur, petunjuk yang dipakai untuk menata sesuatu dengan aturan, dan ketentuan yang harus
dijalankan serta dipatuhi. Jadi, regulasi publik adalah ketentuan yang harus dijalankan dan
dipatuhi dalam proses pengelolaan organisasi publik, baik pada organisasi pemerintah pusat,
pemerintah daerah,partai politik, yayasan dan lain sebagainya.

Perancang publik wajib mampu mendeskripsikan latar belakang perlunya disusun regulasi
publik. Sebuah regulasi publik disusun karena adanya permasalahan atau tujuan yang dicapai.
Sebuah regulasi disusun karena adanya berbagai isu terkait yang membutuhkan tindakan khusus
dari organisasi publik. Hal pertama yang harus dilakukan adalah mencari jawaban atas
pertanyaan mengapa isu tersebut harus diatur atau mengapa regulasi publik perlu disusun.

Sebuah regulasi publik disusun dan ditetapkan jika solusi alternatif atas suatu permasalahan
telah dapat dirumuskan. Penyusunan dan penetapan regulasi publik juga dilakukan dengan misi
tertentu sebagai wujud komitmen serta langkah organisasi publik menghadapi rumusan solusi
permasalahan yang ada.

B. TINJAUAN PUSTAKA

Berdasarkan pasal 18 UUD 194

5 Amandemen IV, tujuan pembentukan Daerah Otonom adalah meningkatkan daya guna
penyelenggaraan pemerintah untuk melayani masyarakat. Regulasi publik adalah ketentuan yang
harus dijalankan dan dipatuhi dalam proses pengelolaan organisasi publik, baik pada organisasi
pemerintah pusat, pemerintah daerah, partai politik, yayasan dan lain sebagainya. Jadi regulasi
keuangan publik adalah ketentuan yang harus dijalankan dan dipatuhi dalam proses pengelolaan
organisasi publik, baik pada organisasi pemerintah pusat, pemerintah daerah, partai politik,
yayasan dan lain sebagainya pada sektor keuangan dan adminsitrasi keuagan.

C. METODE

Metode penulisan ini, menggunakan studi kepustakan dan observasi tidak langsung
kelapangan untuk menganalisa upaya pemerintah untuk meningkatkan tata tertib keamann dalam
keuangan adimistrasi pablik. Studi kepustakaan adalah suatu system penulisan dimana penulis
mencari bahan-bahan dari buku sember yang tersedia, baik di perpustakaan maupun melalui
media internet. Sedangkan observasi tidak langsung kelapangan adalah upaya penulis menelita
kelapangan tetapi sebagai observan tidak langsung

D. PEMBAHASAN

a. trasfaransi dalam keungan pablik

banyak orang yang bertanya mengapa keuangan yang dikelola suatu lembaga publik harus
transparan atau terbuka untuk diketahui warganya? Ada beberapa penjelasan yang dapat
menerangkan mengapa transparansi keuangan lembaga publik sangat penting: Pertama, untuk
meningkatkan kepercayaan. Pemerintah yang terbuka menyampaikan informasi keuangan
kepada publik lebih dipercaya dibanding pemerintah yang relatif tertutup” Pemerintah yang
tertutup dengan informasi keuangan dapat dinilai warga memiliki setumpuk rahasia
penyelewengan keuangan. Pemerintah menutup informasi keuangan dapat diduga kurang
berkompeten dalam mengelola dan melaporkan keuangan. Umumnya. pemerintah yang tertutup
tidak dapat menjelaskan mengapa kinerja pembangunan mereka buruk dan tidak berhasil.

b. Upaya menahani keuangan yang tidak trasfaransi

1. Pertama akan melakukan pengawasan manajemen keuangan, yang dimulai dari pengkajian
ataureview dokumen perencanaan. 
2. memperkuat pengendalian atas kinerja inspektorat daerah untuk pengawasan akuntabilitas
keuangan.

3. pembahasan perencanaan anggaran antara Pemerintah Daerah dan DPRD dilakukan dengan
duduk bersama membahas perencanaan anggaran secara terbuka dengan penerapan sistem
anggaran elektronik yang difokuskan pada prioritas program.

c. Dampak akibat keuangan tidak trasfaransi

1. Penyelenggaraan pemerintah yang tidak transparan menjadikan penyelenggara negara


bertindak menyimpang, seperti korupsi, kolusi, dan nepotisme yang sangat merugikan
bangsa dan negara.
2. Adanya ketidak adilan dan ketidakpastian
3. Bentuk-bentuk penyimpangan akibat tidak transparannya penyelenggaraan negara misalnya:
dalam keuangan pablik,  penyelundupan, korupsi, kolusi, nepotisme.

d. Permasalahan Regulasi Keuangan Publik

1. Regulasi yang berfokus pada manjemen

organisassi publik didirikan dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat.


Perwujudan ini dicapai melalui pelayanan publik, segala proses dilakukan oleh organisasi
publik, dalam hal ini salah satu permasalahan yang ada dalam regulasi keuangan publik adalah
regulasi yang berfokus pada manajemen organisasi publik. Regulasi yang hanya berfokus pada
pengaturan wilayah manajemen sering kali mengaburkan proses pencapaian kesejahteraan
masyarakat. Jadi, regulasi publik harus fokus pada tujuan pencapaian organisasi publik yaitu
kesejahteraan publik.

2. Regulasi belum bersifat teknik

Banyak regulasi publik di indonesia yang tersusun dengan sangat baik untuk tujuan
kesejahteraan publik. Namun, banyak diantaranya tidak dapat diaplikasikan dalam masyarakat.
Hal ini terjadi karena regulasi tersebut tidak menjelaskan atau tidak disertai dengan regulasi lain
yang membahas secara lebih teknis bagaimana mengimplemntasikan suatu regulasi tersebut.
TEKNIK AKUNTANSI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK
Terdapat beberapa teknik akuntansi keuangan yang dapat diadopsi sektor public yaitu:
1)     Akuntansi Anggaran
2)     Akuntansi Komitmen
3)     Akuntansi Dana
4)     Akuntansi Kas
5)     Akuntansi Akrual

Pada dasarnya kelima teknik akuntansi tersbut tidak bersifat mutually exclusive. Artinya,
penggunaan salah satu teknik akuntansi tsb tidak menolak penggunaan teknik yang lain. Dengan
demikian, suatu organisasi dapat menggunakan teknik akuntansi yang berbeda – beda, bahkan
dapat menggunakannya kelima teknik dalam waktu yang bersamaan.

Akuntansi kas, akuntansi akrual, dan akuntansi komitmen berbeda satu dengan lainnya karena
adanya perbedaan waktu pengakuan pendapatan dan biaya. Dalam hal pengakuan pendapatan,
pada dasarnya terdapat dua langkah yang mempengaruhi pencatatan, yaitu pada saat barang
dikirim dan faktur dikeluarkan, dan pada saat barang dikirim dan faktur dibayar.

1)     Akuntansi Anggaran


Teknik akuntansi anggaran merupakan teknik akuntansi yang menyajikan jumlah yang
dianggarkan dengan jumlah akrual dan dicatat berpasangan (double entry). Akuntansi anggaran
merupakan praktik akuntansi yang banyak digunakan organsasi sektor publik khususnya
pemerintahan, yang mencatat dan menyajikan akun operasi dalam format yang sama dan sejajar
dengan anggarannya. Jumlah akun belanja yang dianggarkan dikreditkan terhadap akun yang
sesuai kemudian apabila belanja tersebut direalisasikan, maka akun tersebut didebit kembali.
Saldo yang ada dengan demikian menunjukkan jumlah anggaran yang belum dibelanjakan.
Teknik akuntansi anggaran dapat membandingkan secara sistematik dan kontiniu jumlah
anggaran dengan realisasi anggaran. Tujuan utama teknik ini adalah menekankan peran anggaran
dalam siklus perencanaan, pengendalian, dan akuntabilitas.
Alasan yang melatarbelakangi teknik akuntansi anggaran adalah anggaran dan realisasi harus
selalu dibandingkan sehingga dapat dilakukan koreksi apabila terdapat varians (selisih). Namun
akuntansi anggaran lebih menekankan kepada bentuk dari akun – akun keuangan bukan isi
(content) dari akun itu sendiri.

Salah satu kelemahan teknik akuntansi anggaran adalah teknik ini sangat kompleks. Akan lebih
mudah dan lebih komprehensif apabila akun – akun yang ada menunjukkan pendapatan dan
biaya actual, dan anggaran menunjukkan pendapatan dan biaya dianggarkan.

2)     Akuntansi Komitmen


Akuntansi komitmen adalah sistem akuntansi yang mengakui transaksi dan mencatatnya pada
saat order dikeluarkan. Sistem akuntansi akrual mengakui biaya pada saat faktur diterima dan
mengakui pendapatan ketika faktur dikeluarkan. Akuntansi komitmen dapat digunakan bersama
– sama dengan menggunakan akuntansi kas dan akuntansi akrual. Akuntansi komitmen tersebut
hanya menjadi subsistem dari sistem akuntansi utama yang dipakai organisasi. Akuntansi
komitmen mengakui transaksi ketika organisasi melakukan transaksi tersebut. Hal ini berarti
bahwa transaksi tidak diakui ketika kas telah dibayarkan atau diterima, tidak juga ketika faktur
diterima atau dikeluarkan, akan tetapi pada waktu yang lebih awal yaitu ketika order diterima
atau dikeluarkan.

Tujuan utama akuntansi komitmen adalah untuk pengendalian anggaran. Agar manajer dapat
mengendalikan anggaran, ia perlu mengetahui berapa besar anggaran yang telah dilaksanakan
atau digunakan jika dihitung berdasarkan order yang telah dikeluarkan. Dengan menerima akun
atas faktur yan diterima dan dibayarkan ia dapat dengan mudah menghabiskan anggaran (over
commit). Tentu saja manajer yang teliti akan tahun bahwa akun – akun tidak memasukkan order
yang dikeluarkan yang mana faktur belum diterima dan dengan itu membuat catatan sendiri agar
ia tidak melakukan pemborosan (over commit the budget).

Akuntansi komitmen berfokus pada order yang dikeluarkan. Order yang diterima terkait dengan
pendapatan tidak akan dicatat sebelum faktur dikirimkan. Meskipun akuntansi komitmen dapat
memperbaiki pengendalian terhadap anggaran namun banyak masalah dalam pengadopsian akun
tersebut ke dalam akun – akun keuangan. Akun yang dicatat hanya didukung oleh order yang
dikeluarkan. Umumnya, tidak ada kewajiban hokum untuk patuh pada order yang terjadi dan
order tersebut dapat dengan mudah dibatalkan. Hal ini menjadi sulit dalam mengakui biaya –
biaya untuk periode akuntansi yang bersangkutan yang mendasarkan pada order yang
dikerluarkan.

3)     Akuntansi Dana (Fund accounting)


Masalah utama yang dihadapi organsisi sektor publik adalah pencarian sumber dana dan alokasi
dana. Penggunaan dana dan peran anggaran sangat penting dalam akuntansi sektor publik. Dalam
tahap awal perkembangan akuntansi dana, pengertian “dana” dimaknai sebagai kas (cash fund).
Tiap dana tersebut harus dikembalikan pada laci (cash drawer) secara terpisah; beberapa tagihan
harus dikembalikan dari saru laci dan tagihan lainnya dalam laci yang lainnya. Namun saat ini
“dana” dimaknai entitas anggaran dan entitas akuntansi yang terpisah, termasuk sumber daya
nonkas dan utang yang diperhitungkan di dalamnya.

Teori akuntansi dana pada awalnya dikembangkan oleh Vatter (1947) untuk tujuan organisasi
bisnis. Saat itu ia melihat perusahaan pribadi dengan perusahaan badan memiliki beberapa
kelemahan. Kelemahan tersebut adalah;
-         Perusahaan perorangan/pribadi kurang menguntungkan disbanding perusahaan yang
dimiliki publik/perseroan terbatas.
-         Adanya kesalahan dalam memaknai entitas.

Berdasarkan hal tersebut Vatter berpendapat bahwa reporting unit harus diperlakukan sebagai
dana (fund) dan organisasi tersebut harus dilihat sebagai satu dana atau rangkaian dana. Artinya
jika organisasi dilihat sebagai suatu dana atau rangkaian dana (series of fund) maka laporan
keuangan organisasi tersebut merupakan penggabungan atau konsolidasi dari laporan keuangan
dana menjadi bagian organisasi.

Perbandingan antara akuntansi dana pada organisasi bisnis dengan organisasi sektor publik
digambarkan sbb:
Organisasi
Bisnis Organisasi Sektor Publik

Dana 1 Dana 2
A= U + SD A = U + SD

A = U + KB Dana 3 Dana 4
A= U + SD A= U + SD

aktiva utang jangka


tetap Panjang

Keterangan
A = aktiva KB = kekayaan bersih
SD = saldo dana U - Utang
--------- organisasi secara keseluruhan yang mana laporan konsolidasian biasanya tidak tersedia.

Sistem akuntansi pemerintah yang dilakukan dengan menggunakan konsep dana memrlukan
suatu unit kerja sebagai entitas akuntansi (accounting entity) dan entitas anggaran (budget entity)
yang berdiri sendiri. Penggunaan akuntansi dana merupakan salah satu perbedaan utama antara
akuntansi pemerintahan dengan akuntansi bisnis. Sistem akuntansi dana adalah metode yang
menekankan pada pelaporan pemanfaatan dana, bukan pelaporan itu sendiri.

3. Perbedaan interpretasi antara undang-undang dan regulasi di bawahnya

Regulasi ditetapkan untuk dilaksanakan dalam masyarakat. Regulasi yang baik harus
bersifat aplikatif, karena regulasi yang tidak jelas dan tidak aplikatif akan menimbulkan
multiinterpretasi dalam pelaksanaannya. salah satu permasalahan regulasi di indonesia adalah
perbedaan interpretasi.di atur dalam undang-undang 28 tahun 1999 tentang penyelengaraan
negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. dan regulasi dibawahnya.
Dalam banyak kajian, beberapa ayat atau pasal dari undang-undang atau regulasi terkait sering
menimbulkan berbagai interpretasi yang berbeda dalam melaksanakannya.

4. Pelaksanaan regulasi yang bersifat transisi berdampak pemborosan anggaran


Saat ini, banyak regulasi yang bersifat transisi telah dilaksanakan secara bertahap dan
membutuhkan kapasitas tertentu untuk melaksanakannya. Hal ini akan mempengaruhi anggaran
yang senantiasa meningkat dan cenderung boros. Pemborosan anggaran akan menurunkan
kapasitas organisasi dalam menjalankan roda organisasi sehingga pencapaian tujuan organisasi
semakin menurun.

5. Pelaksanaan regulasi tanpa sanksi

Sanksi adalah hukuman jika organisasi publik tidak melaksanakan regulasi tersebut. Dengan
tidak adanya sanksi, organisasi akan seenaknya melaksanakan atau tidak melaksanakan regulasi
tersebut. Sanksi terhadap organisasi yang sehingga akan mengakibatkan dampak tidak stabilnya
suatu keorganisasian.yang tidak melaksanakan regulasi hendaknya dicantumkan dalam setiap
regulasi public

E. KESIMPULAN

Proses penyelenggaraan pemerintahan ditujukan untuk mengkoordinasi pelaksanaan hak dan


kewajiban warga negara dalam suatu sistem pengelolaan keuangan negara. Pengelolaan
keuangan negara maupun keaungan daerah, sebagai mana yang dimaksud dalam Undang-
Undang Dasar 1945 perlu dilaksanakan secara profesional, terbuka dan bertanggungjawab untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat Dalam system trasfaransi naegara harus meterbukakan apa
saja yang di lakukan demi kesejahteraan rakyat
Karakteristik pengelolaan keuangan negara dan daerah mengharuskan untuk taat terhadap
peraturan perundang-undangan. Seperangkat peraturan perundang-undangan sebagai produk dari
eksekutif bersama legislatif telah dihasilkan untuk mengatur (manajemen) keuangan daerah, dari
perencanaan,pengorganisasian, menggerakkan dan pengawasan. Namun dalam pelaksanaannya
masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Akar permasalahan pengelolaan keuangan
negara dan daerah terletak pada komitmen pemimpin dan pengambil kebijakan untuk melak
sanakan aturan perundang-undangan secara konsisten. Motif-motif ekonomi dan politis dalam
melaksanakan pengelolaan keuangan negara dan daerah masih menjadi main setaparatur
eksekutif dan legislatif.
DAFTAR PUSTAKA
Yandra, Alexsander. M.Si. mei 2014.
Jurnal Avicenna dalam implementasi kebijakan publik. Universitas abdurrab volume 4,
nomor 1, issn:2089-2268, fax 0761-859839,20 mei 2016.
Bastian, Indra Akuntansi sektor publik,  (Jakarta : Erlangga, Edisi ketiga, 2010).

Yandra, Alexsander. "E-goverment dengan Memanfaatkan Teknologi

Isma, Coryanata. "Akuntabilitas, Partisipasi Masyarakat, dan Transparansi Kebijakan Publik


sebagai Pemoderating Hubungan Pengetahuan tentang Anggaran dan Pengawasan
Keuangan Daerah (APBD)." AKUNTABILITAS, PARTISIPASI MASYARAKAT, DAN
TRANSPARANSI KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PEMODERATING HUBUNGAN
PENGETAHUAN DEWAN TENTANG ANGGARAN DAN PENGAWASAN KEUANGAN
DAERAH (APBD) 12.2 (2014): 121-137.

Sari, D. (2012). Pengaruh pengendalian internal terhadap transparansi laporan keuangan


Pemerintah Daerah.

Halim, Abdul, and Syukriy Abdullah. "Hubungan dan Masalah Keagenan di Pemerintah Daerah." Jurnal
Akuntansi Pemerintah 2.1 (2010).

Anda mungkin juga menyukai