15.TOR BOK PKM - Pelayanan Kunjungan Antenatal Dan Kunjungan Neonatal Lengkap
15.TOR BOK PKM - Pelayanan Kunjungan Antenatal Dan Kunjungan Neonatal Lengkap
A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005-2025.
b. Undang Undang Kesehatan No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
c. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi
d. Peraturan Menteri Kesehatan No.64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Kesehatan
e. Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
f. Peraturan Menteri Kesehatan No 97 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan
Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, Masa Sesudah Melahirkan,
Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi dan Pelayanan Kesehatan Seksual
g. Permenkes No 53 tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial
h. Permenkes No. 78 Tahun 2014 tentang Skrinning Hipotiroid Kongenital
i. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 284/MENKES/SK/III/2004 tentang Buku
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
2. Gambaran Umum
a. Latar Belakang
Masalah kesehatan ibu, kesehatan neonatal dan pencegahan penularan
penyakit menular masih menjadi prioritas utama dalam pembangunan nasional
bidang kesehatan. Sebagaimana tercantum dalam dokumen Rencana
Pembangunan Kesehatan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Dari
hasil SUPAS 2015 menyebutkan AKI 305/100.000 kelahiran hidup (KH), dan target
RPJMN 2024 sebesar 183/100,000 Kelahiran Hidup. Angka Kematian Neonatal
(AKN) masih tinggi di Indonesia. Hasil SDKI 2017 menyebutkan AKN adalah
1
15/1.000 KH dengan target 2024 adalah 10 per 1000 kelahiran hidup, Angka
Kematian Bayi (AKB) 24/1.000 KH dengan target 2024 adalah 16/1000 KH.
Sedangkan target 2030 secara global untuk AKI adalah 70/1000 KH, AKB mencapai
12/1.000 KH dan AKN 7/1.000 KH.
Strategi pencapaian penurunan AKI dan AKB adalah melalui peningkatan
akses pelayanan, peningkatan kualitas pelayanan kesehatan, peningkatan
pemberdayaan masyarakat dan penguatan tata kelola.
Untuk mendeteksi dini faktor risiko ibu hamil, diperlukan pemeriksaan yang
komprehensif. Pelayanan ANC terpadu dilakukan dengan menerapkan standar 10
T. Terpadu pelayanannya antara KIA, gizi, dan pencegahan penyakit seperti
malaria, HIV, hepatitis, sifilis, DM dan lainnnya. ANC dilakukan dengan kolaborasi
antara dokter, bidan dan tenaga kesehatan lainnya. Jika diketemukan risiko pada
ibu hamil, maka ibu akan dirujuk untuk mendapat penanganan yang lebih awal.
Sehingga diharapkan ibu dan bayi dapat bersalin dengan aman dan sehat. Untuk
itu, ibu hamil perlu melakukan kunjungan antenatal sebanyak 6 kali ke fasilitas
pelayanan kesehatan selama kehamilannya, yaitu 2 kali pada TM 1, 1 kali pada TM
2 dan 3 kali pada TM 3.
Untuk menjaga kesehatan bayi baru lahir, kunjungan neonatal perlu dilakukan
untuk mendeteksi tanda bahaya dan melakukan skrining bayi baru lahir. Kunjungan
Neonatal dilakukan sebanyak 3 kali yaitu pada usia 48-72 jam, 3-7 hari dan 8-28
hari. Skrining bayi baru lahir yang saat ini dialkukan adalah SHK. SHK dilakukan
pada waktu ideal yaitu 48-72 jam setelah lahir.
Pada ibu, risiko kematian tidak hanya terjadi pada masa kehamilan atau
persalinan saja tetapi juga pada masa nifas. Pada masa ini ibu perlu dipantau tanda
bahaya pada nifas antara lain tekanan darah tinggi, perdarahan, infeksi dan lainnya,
Untuk itu, diperluka pemantauan kesehatan nifas oleh nakes dengan melakukan
kunjungan nifas, Kunjungan nifas dilakukan bersamaan dengan kunjungan
neonatal. Kunjungan nifas dilakukan sebanyak 4 kali.
Situasi saat ini masih banyak ibu hamil, ibu nifas dan neonatal yang belum
mendapatkan pelayanan yang berkualitas. Baik dari sisi frekuensi maupun kualitas
pelayanannya. Terdapat beberapa permasalahan antara lainnya adalah akses ibu
terhadap nakes maupun ke faskes. Untuk memastikan akses ibu terhadap
pelayanan antenatal, nifas dan bayi baru lahir yang berkualitas dapat berupa
menjamin ibu mampu datang ke faskes atau nakes yang mengunjungi ibu.
Berdasarkan hal ini maka komponen BOK Kab./Kota adalah kegiatan untuk
memfasilitasi hal ini agar nakes di puskesmas mampu memanfaatkan sumber daya
yang ada untuk menjangkau ibu hamil, ibu nifas dan neonatal.
B. TUJUAN
Meningkatkan kualitas dan cakupan pelayanan kunjungan antenatal dan kunjungan
neonatal.
C. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat dari kegiatan yang akan dilaksanakan adalah:
masyarakat (ibu hamil, ibu nifas dan bayi baru lahir)
2. Metode Pelaksanaan
Dilakukan dengan kunjungan rumah.
2
3. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan
Biaya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan dibebankan pada anggaran BOK
Kab/Kota dan BOK Puskesmas melalui DAK Non Fisik Bidang Kesehatan Tahun Anggaran
2022.
...............................................
NIP. ................................