Anda di halaman 1dari 11

ASEAN Outlook on Indo-Pacific

Disusun Oleh:
Kevin Thedeus - 170210190039

Dosen Pengampu:

Rizki Ananda Ramadhan, S.IP., M.Han


Drs. Teuku Rezasyah, MA., Ph.D.

Program Studi Hubungan Internasional


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Padjadjaran
2021
Introduction

Hasil dari Perang Dingin melahirkan perubahan-perubahan baru di dunia. Contohnya, jatuhnya
Uni Soviet menjadikan Amerika Serikat sebagai negara superpower yang berkuasa dan dapat
mempengaruhi norma dunia dengan mudah. Selain itu, banyak negara-negara juga yang lahir dan
berkembang karena telah hilangnya bayangan mencekam dari Perang Dingin dan ancaman
Perang Nuklir yang dapat ditimbulkannya. Namun seiringnya waktu, seakan-akan status
Amerika Serikat dalam menjadi negara superpower ini terancam dengan keberadaan Tiongkok
sebagai regional powerhouse yang mengancam hegemoninya. Karena kedekatan geografisnya
Tiongkok kepada Asia, terutama Indo-Pasifik, kawasan tersebut kemudian menjadi arena bagi
dua negara tersebut beradu pengaruh.

Banyak kepentingan yang muncul bagi negara-negara di kawasan Indo-Pasifik. Dalam


berbagai aspek, Indo-Pasifik menjadi penting dalam sektor ekonomi sampai sektor sosial budaya.
Hal ini menjadi salah satu faktor penting dalam memahami kepentingan dua negara tersebut di
dalam Indo-Pasifik. Jika dianalisis, secara geografis lokasi seperti Laut Tiongkok Selatan, Selat
Malaka, dan masih banyak lagi, telah membuat lokasi ini penting untuk meningkatkan pengaruh
negara-negara seperti Tiongkok dan Amerika Serikat. Terlebih lagi, Laut Tiongkok Selatan
adalah salah satu kawasan penting baik untuk Amerika Serikat maupun Tiongkok supaya dapat
memegang erat pengaruh yang diberikan, karena Laut Tiongkok Selatan dianggap sebagai laut
yang memiliki keanekaragaman sumber daya alam dan juga merupakan jalur laut penting di
dunia internasional. Belum lagi, banyaknya kapal perdagangan yang melewati wilayah ini
menjadi kepentingan perdagangan maritim yang sangat tinggi bagi kedua negara tersebut.

Selain Amerika Serikat dan Tiongkok, negara-negara lain seperti Australia, Jepang, India,
dan negara-negara ASEAN, juga memiliki kepentingan di kawasan Indo-Pasifik baik karena
letak geografisnya yang penting untuk keamanan nasional, ataupun juga karena faktor-faktor
ekonomi yang dipertaruhkan di sana. Wilayah yang penuh dengan negara-negara berkembang
dan bekas jajahan Eropa ini pun dijadikan sebagai elemen penting dalam penyebaran pengaruh di
wilayah tersebut. Di sisi lain, kepentingan dari komunitas internasional terhadap wilayah Indo-
Pasifik tidak hanya penting bagi negara-negara yang ingin menyebarkan pengaruhnya di sana,
tapi juga menjadi kesempatan khusus bagi negara-negara di dalam Indo-Pasifik untuk
berkembang dan meningkatkan kekuatannya di ajang internasional dalam segi ekonomi dan
diplomasi.

Asia Pasifik dan Samudra Hindia adalah salah satu dinamika terbesar di dunia serta
merupakan titik tengah dari pertumbuhan ekonomi selama berabad-abad. Karena arus
kepentingan yang ada di Indo-Pasifik, Asia Tenggara sebagai salah satu wilayah yang erat
dengan Indo-Pasifik kemudian melalui organisasi regionalnya (ASEAN), menciptakan sebuah
inisiatif untuk menghadapi arus dinamika geopolitik dan geostrategi yang terus menerus menerka
kawasan tersebut (Weatherbee, 2019). Walaupun perubahan ini memiliki keuntungannya
tersendiri untuk negara-negara Asia Tenggara karena memberikan kesempatan ekonomi dan
dapat menurunkan tingkat kemiskinan, pada dasarnya dinamika tersebut juga memberikan
ancaman besar kepada kawasan Indo-Pasifik, terutama dalam bidang keamanan dan ekonomi.
Maka dari itu, demi menciptakan keamanan dan ekonomi yang stabil dan damai, serta
memastikan bahwa dinamika geopolitik dan geostrategis yang dibawa oleh negara-negara lain ke
kawasan Indo-Pasifik akan terus membawa kedamaian, keamanan, stabilitas, dan kesejahteraan
untuk masyarakat di Asia Tenggara serta Indo-Pasifik, terciptalah ASEAN Outlook on Indo-
Pacific (ASEAN, 2019). Di dalam artikel ini penulis akan membahas tentang pentingnya Indo-
Pasifik, terutama bagi negara-negara ASEAN dalam berbagai sektor seperti ekonomi, keamanan,
dan politik. Selain itu, artikel ini juga akan menjelaskan mengenai ASEAN Outlook on Indo
Pacific yang menjelaskan tentang kepentingan-kepentingan negara ASEAN di kawasan Indo-
Pasifik.
Pembahasan

Ketika membahas tentang kawasan Indo-Pasifik, kondisi geopolitik ASEAN adalah salah satu
elemen terbesar di dalam analisisnya. Sekarang, ASEAN beranggotakan 10 negara yang
kepentingannya fokus pada perdamaian, perdagangan, dan kerja sama regional. Tepat berada di
antara Tiongkok dan India, serta diapit Samudra Hindia dan Samudra Pasifik, wilayah Asia
Tenggara terus-menerus menjadi kepentingan negara-negara lain dan terus-menerus terdampak
oleh karenanya (Acharya, 2017). Saat ini, ASEAN bersusah payah memainkan peran
manajerialnya dan berusaha menunjukkan kekuatan-kekuatannya agar dapat dianggap sebagai
organisasi regional yang besar dan penting dalam kawasan Indo-Pasifik. Maka dari itu, ASEAN
membuat “ASEAN Outlook on the Indo-Pacific” yaitu adalah sebuah inisiatif dari ASEAN untuk
menanggapi pengaruh-pengaruh eksternal terhadap kawasan geopolitik Indo-Pasifik. ASEAN
Outlook on Indo-Pacific ini dibuat pada KTT ASEAN ke-34 di Bangkok pada tahun 2019
(ASEAN, 2019).

Pertama-tama, ASEAN mendasarkan pandangannya terhadap Indo-Pasifik kepada


peranan ASEAN dalam membentuk keamanan dan ekonomi regional di Asia Tenggara dan
sekitarnya, sesuai dengan norma dan prinsip ASEAN. Terlebih lagi, ASEAN melihat bahwa
kawasan Asia Pasifik dan Samudra Hindia adalah sebuah kawasan yang satu dan ASEAN
memiliki peran yang sentral dan strategis di sana. Selain itu, ASEAN melihat Indo-Pasifik
sebagai sebuah kawasan yang didasari kerja sama dan dialog serta merupakan kawasan yang
penting untuk perkembangan dan kesejahteraan seluruh pihak. Terakhir, ASEAN menekankan
pentingnya kawasan laut dan perspektif dalam evolusi bentuk regional (ASEAN, 2019).

Pada dasarnya, kepentingan ASEAN di Indo-Pasifik berdasar pada latar belakang


pengaruhnya terhadap kawasan tersebut. ASEAN yang secara geografis terletak di kawasan Asia
Pasifik dan Samudra Hindia, merupakan sebuah kawasan yang dinamis. Walaupun kepentingan
negara lain terhadap Indo-Pasifik dapat membawa keterbukaan ekonomi yang kemudian
memberikan peluang kerja sama, di sisi lain kepentingan-kepentingan tersebut juga akan
bertabrakan dan menimbulkan persaingan di kawasan tersebut. Maka dari itu, ASEAN sebagai
organisasi yang sentral sebagai pembentuk ekonomi dan keamanan di kawasan Indo-Pasifik,
ingin memastikan bahwa keamanan, perdamaian, dan stabilitas akan terus terjaga bagi
masyarakat di Asia Tenggara, Asia Pasifik, dan seluruh dunia. Selain itu juga, ASEAN
menerapkan visinya terhadap kawasan Indo-Pasifik supaya dapat terbentuk lingkungan yang
membangun dalam menghadapi peluang maupun tantangan di lingkup regional dan global
(ASEAN, 2019). Oleh karena itu, ASEAN Outlook on the Indo-Pacific diharapkan untuk dapat
memperkuat dan memberikan momentum bagi ASEAN dalam mempromosikan kerja sama
dengan pihak-pihak lainnya.

Di dalam ASEAN Outlook on Indo-Pacific, ASEAN ingin melakukan kerja sama di


beberapa sektor, seperti:

1. Kerja sama maritim

Persaingan dan tantangan geopolitik yang sedang dihadapi oleh negara-negara di


kawasan Indo-Pasifik pada saat ini sangat terkait dengan isu-isu maritim yang jika
dibiarkan dapat berpotensi menciptakan open conflict. Terlebih lagi, masalah eksploitasi
sumber daya laut yang berlebihan dan juga polusi laut yang sedang melanda, juga
menjadi salah satu masalah besar di kawasan Indo-Pasifik. Oleh karena itu, perlu adanya
aksi preventif, penanganan, dan juga penyelesaian dari isu-isu ini secara damai dan
komprehensif (ASEAN, 2019).

Kerja sama maritim sendiri memiliki fondasi yang sama dengan United Nations
Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) tahun 1982. Beberapa sektor yang ingin
ditingkatkan oleh UNCLOS termasuk: kerja sama dalam penyelesaian masalah, promosi
keselamatan maritim dan keamanan maritim, freedom of navigation and overflight,
penanganan kejahatan transnasional, termasuk kasus human trafficking dan drug
trafficking. Terlebih lagi, UNCLOS juga mengatur tentang kerja sama dalam manajemen
sumber daya laut, promosi konektivitas maritim, perlindungan komunitas di pesisir
pantai, melawan polusi laut, perlindungan lingkungan dan biodiversitas, serta kerja sama
dalam penelitian dan perkembangan ilmu kelautan (ibid).

2. Ekonomi dan area lain yang dapat menjadi objek kerja sama

Selain bekerja sama dalam bidang maritim, ASEAN Outlook on Indo-Pacific juga
membicarakan tentang kerja sama ekonomi yang juga termasuk South-South
Cooperation, fasilitas perdagangan dan infrastruktur, micro, small, and medium
enterprises, climate change, penguatan integrasi ekonomi, stabilitas finansial, dan juga
perdagangan dan investasi, melalui implementasi dari ASEAN Economic Blueprint 2025
dan free trade agreement lainnya seperti Regional Comprehensive Economic Partnership
(ASEAN, 2019).

Pada dasarnya, ASEAN Outlook on the Indo-Pacific memberikan sebuah acuan untuk
ASEAN dalam bertindak di daerah Asia Pasifik dan Samudra Hindia. Outlook ini juga melihat
potensi kerja sama dengan mekanisme-mekanisme regional lain di Asia Pasifik dan Samudra
Hindia terhadap isu-isu dan sektor-sektor yang sama-sama dianggap penting oleh kedua belah
pihak. ASEAN sendiri memiliki harapan yang besar terhadap potensi yang dibawa oleh Indo-
Pasifik. Karena berperan sentral di sana, ASEAN bertanggung jawab untuk menjadi pemandu
dalam melaksanakan kerja sama di kawasan tersebut, mempromosikan perdamaian di lingkungan
tersebut, juga stabilitas dan kesejahteraan.

Kooperasi di dalam sektor maritim merupakan salah satu bidang kerja sama yang penting
di dalam Indo-Pasifik. Hal ini dikarenakan kerja sama ini akan sangat berguna dalam
menghadapi peluang-peluang dan tantangan-tantangan geopolitik yang hadir dari negara-negara
lain yang juga berkaitan atau memiliki kepentingan di Indo-Pasifik. Tantangan seperti eksploitasi
SDA laut, polusi, atau sengketa yang berpotensi bereskalasi menjadi konflik terbuka, merupakan
ancaman-ancaman yang harus dicegah. Selain itu, konektivitas juga menjadi salah satu sektor
kerja sama di ASEAN Outlook on Indo-Pacific. Hal ini sesuai dengan visi ASEAN untuk
menciptakan kawasan yang terhubung dan terintegrasi satu sama lain secara harmonis dan
komprehensif, yang kemudian akan meningkatkan kemampuan inklusivitas, daya saing, dan rasa
kebersamaan yang kuat. ASEAN juga berkomitmen dalam mewujudkan Sustainable
Development Goals (SDGs) melalui inisiasi ASEAN Outlook on Indo-Pacific ini, sebagai
kontribusi dari negara-negara di kawasan Indo-Pasifik untuk komunitas global. Inisiatif ini
menunjukkan bahwa strategi ASEAN tidak hanya berpengaruh kepada kawasan Indo-Pasifik
saja, namun juga mencakup seluruh dunia. Dan terakhir, kerja sama ekonomi dan bidang lainnya
diharapkan dapat mewujudkan kolaborasi dalam pengembangan kawasan Indo-Pasifik sebagai
kawasan yang berpengaruh besar dalam menciptakan integrasi global.
Pro-Kontra dari ASEAN Outlook on Indo-Pacific

Pada tanggal 23 Juni 2019, ASEAN menciptakan “ASEAN Outlook on the Indo-Pacific” yang
merupakan sebuah reaksi politik dari ASEAN terhadap konsep-konsep pemetaan kawasan yang
disampaikan oleh beberapa negara terhadap Indo-Pasifik (ASEAN, 2019). Dokumen ini,
kemudian diterbitkan di ASEAN Regional Forum Meetings di Bangkok, Thailand yang isinya
memuat tanggapan dan harapan yang dibawa dari penerapan pemetaan Indo-Pasifik (Acharya,
2019). Di dalam dokumen tersebut, ASEAN mencetuskan beberapa elemen yang hakikatnya
sejalur dengan norma-norma dan prinsip-prinsip Piagam ASEAN sebagai dasar pendekatan
terhadap kawasan Indo-Pasifik. Elemen yang pertama adalah bahwa ASEAN melihat Asia
Pasifik dan Samudra Hindia sebagai sebuah kawasan yang satu atau berintegrasi dan juga
memiliki hubungan erat dengan ASEAN, sehingga ASEAN memiliki peranan sentral dan
strategis di sana. Elemen kedua merupakan promosi kerja sama antar negara yang termasuk di
dalam kawasan Indo-Pasifik. Ketiga adalah peningkatan kemakmuran dan pembangunan
infrastruktur. Elemen ini memperlihatkan pentingnya laut sebagai pembentuk regional (ASEAN,
2019).

Walaupun terlihat bermanfaat kepada Indo-Pasifik dan seluruh dunia, ASEAN Outlook on
Indo-Pacific memiliki pro dan kontranya sendiri. Dilansir dari Antara News, Jose Tavares
(Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri Indonesia), berpendapat
bahwa konsep Indo-Pasifik ini memiliki implikasi yang dapat membantu implementasi
Sustainable Development Goals (SDGs) (Pramudyani, 2019). Secara spesifik, konsep Indo-
Pasifik dapat membantu memberantas SDG no.1 yaitu Ending Poverty (UNDP, n.d.). Hal ini
dikarenakan adanya peningkatan ekonomi dari negara-negara di kawasan tersebut akibat dari
kepentingan-kepentingan negara lain. Menurut Jose, kerja sama antar negara yang dilakukan di
kawasan tersebut akan mendorong negara-negara maju untuk membantu negara-negara yang
masih tertinggal di kawasan tersebut (Pramudyani, 2019). Dalam artikel yang sama, Jose juga
beropini bahwa Indo-Pasifik juga dapat mendorong perubahan dan meningkatkan rivalitas antar
negara yang dapat dianggap sebagai sebuah bentuk kerja sama (ibid). Di dalam artikel lain yang
ditulis Nurliana Kamaruddin, ASEAN akan mendapat keuntungan dalam sektor keamanan
sebagai bagian dari kawasan Indo-Pasifik. Hal ini dikarenakan kebangkitan Tiongkok yang dapat
dianggap ancaman terhadap tatanan internasional yang terus menerus ditentang oleh Amerika
Serikat (Kamaruddin, 2019). Selain itu juga, ASEAN akan mendapat keuntungan dalam sektor
maritim karena adanya keinginan bersama untuk melawan polusi, pembajakan laut, dan tindakan
kriminal lainnya yang dapat membahayakan laut ASEAN.

Walaupun terlihat menguntungkan bagi ASEAN, harus diingat bahwa terdapat beberapa
kontra yang harus dihadapi oleh ASEAN akibat dari Indo-Pasifik ini. Contohnya, ASEAN
menolak keras pernyataan Amerika Serikat yang menyatakan bahwa Tiongkok adalah sebuah
ancaman. Hal ini berakar dari sifat kolektivitas yang dipegang teguh oleh negara-negara Asia
Tenggara yang sudah lama menjadi pendukung regionalisme Asia Timur dan juga sifat non-blok
yakni tidak mendukung pihak manapun dalam sebuah sengketa dan memiliki keterlibatan yang
sama terhadap semua pihak di dunia (Kamaruddin, 2019). Terlebih lagi, ASEAN dan Tiongkok
juga telah lama menjalin hubungan yang menguntungkan, sehingga pernyataan dari Amerika
Serikat memberikan ketidaknyamanan bagi negara-negara di sana, terutama bagi Indonesia.
Karena itu, Indonesia dengan bantuan dari ASEAN kemudian mengembangkan pemetaan sendiri
terhadap Indo-Pasifik, yang menempatkan ASEAN sebagai titik tengah dari Indo-Pasifik.
Konsep ini juga sesuai dengan Piagam ASEAN untuk melibatkan seluruh pihak dengan setara
(Archaya, 2019). Perbedaan pandangan antara ASEAN Outlook on Indo-Pacific dengan Free and
Open Indo-Pacific diduga akan menimbulkan perdebatan dan kesalahpahaman dalam
pelaksanaan dinamika di Indo-Pasifik. Terakhir, ASEAN Outlook on Indo-Pacific juga
menitikberatkan kerja sama ASEAN dalam bidang maritim, konektivitas, SDGs, ekonomi, dan
lain-lain. Jika objektif-objektif ini tidak bisa diimplementasikan dalam Indo-Pasifik karena
adanya tabrakan dengan kepentingan negara lain, maka peran ASEAN dalam Indo-Pasifik akan
merugikan ASEAN karena tidak berjalan sesuai dengan harapan yang diinginkan dalam ASEAN
Outlook on Indo-Pacific.

Maka dari itu, dalam menjembatani kepentingan-kepentingan negara-negara di kawasan


Indo-Pasifik, perlu ada dialektika bersama antar negara terlebih dahulu. Jika tidak ada
kesepakatan bersama atas kawasan Indo-Pasifik, maka pembuatan kebijakan di sana akan terus-
menerus menciptakan dinamika geopolitik yang tidak berhenti. Selain itu juga, dalam
merumuskan kepentingan dalam Indo-Pasifik, alangkah baiknya jika terdapat forum
perbincangan juga dengan negara-negara di Indo-Pasifik agar terdapat pemahaman yang sentral
yang tidak akan menimbulkan perdebatan. Selain itu juga, penulis berpendapat bahwa dalam
penyelesaian sengketa Laut Tiongkok Selatan juga merupakan faktor sentral dalam
menjembatani kepentingan-kepentingan di Indo-Pasifik. Dilansir dari Free and Open Indo-
Pacific, salah satu kepentingan dari negara-negara seperti Jepang, Australia, India, dan Amerika,
adalah penciptaan laut yang bebas untuk transportasi dan logistik internasional (Valencia, 2018).
Tentu saja hal ini sangat berkaitan dengan monopoli Tiongkok di Laut Tiongkok Selatan dan
maka dari itu, perlu adanya penyelesaian masalah tersebut terlebih dahulu sebelum dilanjutkan
dengan dialektika antara seluruh aktor yang terlibat untuk menciptakan kebijakan bersama terkait
Indo-Pasifik.
Penutup

Dinamika di kawasan Indo-Pasifik adalah bentuk dari pertarungan Amerika Serikat dan
Tiongkok dalam menjadi super power di komunitas internasional. Oleh karena itu, masing-
masing dari negara tersebut kemudian membuat Indo-Pasifik sebagai kawasan yang penting bagi
kebijakan luar negeri mereka, baik dalam sektor keamanan, ekonomi, dan kelautan. Salah satu
contoh implementasi kebijakan luar negeri Amerika Serikat di Indo-Pasifik adalah konsep “Free
and Open Indo Pacific” yang frameworknya menekankan keamanan, freedom of navigation, dan
aspek kedaulatan. Berbeda dengan pendekatan Tiongkok yang ingin menguasai Laut Tiongkok
Selatan. Dalam menelusuri dinamika geopolitik ini, ASEAN telah membuat konsep Indo-
Pasifiknya sendiri yang terkandung di dalam ASEAN Outlook on Indo-Pacific. Di dalam
dokumen tersebut, Indo-Pasifik dilihat sebagai sebuah perpaduan dari Asia Pasifik dan Samudra
Hindia. ASEAN juga menekankan beberapa bentuk kerja sama yang ingin diwujudkan di Indo-
Pasifik, beberapanya adalah kerja sama dalam bidang maritim, ekonomi, serta dalam
menciptakan konektivitas di kawasan tersebut.

Melihat adanya perbedaan-perbedaan dalam merumuskan Indo-Pasifik secara geografis


dan karena adanya perbedaan kepentingan di Indo-Pasifik, penulis berargumen bahwa diperlukan
sebuah dialektika antara negara-negara yang bersangkutan untuk menciptakan sebuah titik
tengah terhadap Indo-Pasifik secara geografis. Terlebih lagi, untuk menghindari adanya
pertikaian yang terjadi akibat perbedaan kepentingan, penulis juga menyarankan adanya dialog
antara negara-negara yang bersangkutan agar seluruh kepentingan di Indo-Pasifik dapat tercapai.
Hal ini juga sejalur dengan keingin ASEAN yang tidak ingin berpihak pada aktor manapun.
Selain itu juga, penulis berargumen bahwa penyelesaian sengketa di Laut Tiongkok Selatan juga
diperlukan dalam menjembatani kepentingan-kepentingan di Indo-Pasifik. Hal ini disebabkan
adanya perbedaan keinginan antara Amerika dan Tiongkok terhadap Laut Tiongkok Selatan.
Dengan adanya penyelesaian masalah, maka dialog-dialog selanjutnya akan berjalan dengan
lebih mulus.
Daftar Pustaka

Acharya, A. (2017). The Evolution and Limitations of ASEAN Identity. Asean@50 Building
ASEAN Community: Political-Security and Socio-Cultural Reflections, 4(August), 25–38.
http://www.eria.org/ASEAN_at_50_4A.2_Acharya_final.pdf

Acharya, A. (2019, Agustus 11). Why ASEAN’s Indo-Pacific outlook matters. Dipetik Juni
2021, dari East Asia Forum: https://www.eastasiaforum.org/2019/08/11/why-aseans-
indo-pacific-outlook-matters/

ASEAN. (2019, Juni 23). ASEAN Outlook on the Indo-Pacific. Dipetik Juni 2021, dari ASEAN:
https://asean.org/asean-outlook-indo-pacific/

Kamaruddin, N. (2019, Agustus 5). ASEAN’s strategic engagement in the unwieldy Indo-
Pacific. Dipetik Juni 2021, dari Lowy Institute: https://www.lowyinstitute.org/the-
interpreter/asean-s-strategic-engagement-unwieldy-indo-pacific

Pramudyani, Y. D. (2019, Oktober 21). Pandangan ASEAN tentang Indo-Pasifik berfokus


sinergi, bukan rivalitas. (T. Mutiasari, Editor) Dipetik Juni 2021, dari International
Corner Antara News: https://www.antaranews.com/berita/1124271/pandangan-asean-
tentang-indo-pasifik-berfokus-sinergi-bukan-rivalitas

UNDP. (n.d.). Ending Poverty. UN Department of Economic and Social Affairs.


https://sdgs.un.org/goals/goal1#:~:text=Goal%201%20calls%20for%20an,and
%20environmental%20shocks%20and%20disasters.
Valencia, M. J. (2018, Maret 30). What Does a Free and Open Indo-Pacific Actually Mean?
The Diplomat. https://thediplomat.com/2018/03/what-does-a-free-and-open-indo-pacific-
actually-mean/
Weatherbee, D. E. (2019). Indonesia, ASEAN, and the Indo-Pacific Cooperation Concept.
Yusof Ishak Institute, (2019). 23356677

Anda mungkin juga menyukai