Anda di halaman 1dari 9

MATERI :

MATERI 1 : PUDD (KERAPIHAN, BARAK ASRAMA, RUANG MAKAN, DINAS JAGA)

MATERI 2 : PUDD (PEMELIHARAAN, KEBERSIHAN, KESEHATAN, LINGKUNGAN)

MATERI 3 : TATA CARA UPACARA SIPIL (BUKAN UPACARA BENDERA)

RINGKASAN :

MATERI 1 : PUDD (KERAPIHAN, BARAK ASRAMA, RUANG MAKAN, DINAS JAGA)

Materi Oleh : Bapak Ramli, Pengasuh

PUDD (Peraturan Urusan Dinas Dalam)

Kerapihan : Barak/Asrama

Barak Taruna :

Susunan Lemari Taruna :

1. Tas Pesiar dan Tas IB


2. Buku Pembelajaran
3. Baju Putih dan Kemeja Putih
4. Baju PDO, Baju PDL, Kaos Dalam
5. Perlengkapan Kecil (Braso, Semir, Obat, Atribut PDH/PDL)
6. Celana PDO, Celana PDL, Celana Dalam
7. Baju Putih, Sprei
8. Baju PDH, PDP, PDUV, PDUB

Susunan Lemari

1. Baju/Celana dilipat menjadi bentuk 15cm x 20cm apabila dalam satu rak terdapat dua
tumpuk pakaian dan 20cm x 20cm apabila hanya terdapat satu tumpuk pakaian
2. Pakaian disusun berdasarkan urutan warna. Diawali dengan pakaian berwarna gelap dan
diakhiri pakaian berwarna terang

Kerapihan Tempat Tidur

1. Tempat tidur harus selalu rapih terutama saat ditinggalkan


2. Selimut dilipat memanjang dibagian bawah kasur
3. Sprei harus selalu dalam keadaan kencang, dibantu dengan peniti/jarum pentul untuk
mengencangkannya

Susunan Rak Sepatu

1. Sepatu PDL
2. Sepatu PDH
3. Sepatu PDO
4. Sandal

Kebersihan Toilet dan Kamar Mandi


Toilet dan kamar mandi harus selalu berada dalan kondisi bersih, tidak licin, tidak menguning, dan
tidak bau

PUDD

Pemeliharaan, Kebersihan, Kesehatan Lingkungan

Kurvey : Kegiatan pembersihan lingkungan baik dalam maupun luar asrama untuk dijaga kebersihan
dan kesehatan lingkungan tinggal.

Weekday : Pembersihan lingkungan dapat dilakukan pada hari dinas apabila sudah diberikan
instruksi oleh pimpinan

Weekend : Pembersihan lingkungan pada hari libur merupakan hal yang wajib baik pada waktu pagi
maupun siang hari menyesuaikan kegiatan yang ada

MATERI 2 : PUDD (PEMELIHARAAN, KEBERSIHAN, KESEHATAN, LINGKUNGAN)

Materi Oleh : Bapak Ramli, Pengasuh

BAB I

PENDAHULUAN

1. Disiplin adalah ketaatan/kepatuhan secara sadar dan bertanggung jawab terhadap


ketentuan-ketentuan yang tertulis dan tidak tertulis.
2. Tata tertib adalah aturan tingkah laku yang harus diikuti oleh setiap Taruna sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang telah digariskan.
3. Pedoman adalah arah yang diberikan sebagai pegangan dalam menjalankan aktivitas.
4. Taruna adalah peserta pendidikan dan latihan di lingkungan Sekolah Tinggi Transportasi
Darat.
5. STTD adalah Sekolah Tinggi Transportasi Darat yang berada dibawah naungan Departemen
Perhubungan dengan lokasi di Bekasi.

Maksud dari pedoman ini adalah agar para Taruna dapat memahami dan melaksanakan tugas dalam
urusan dinas dalam khususnya dalam perpiketan. Dengan demikian maka ada ketentuan-ketentuan
yang pasti, jelas dan dapat dipertanggung jawabkan untuk segala bentuk kewajiban Taruna yang
mendapat tugas piket dinas dalam.

Tujuan yang ingin dicapai :

a) Meningkatkan ketertiban dan disiplin Taruna dalam melaksanakan tugas perpiketan.


b) Menanamkan rasa tanggung jawab pada setiap Taruna.

BAB II

KETENTUAN PIKET
1. Berdasarkan ketentuan yang berlaku di Sekolah Tinggi Transportasi Darat, dalam urusan
dinas dalam tugas piket terbagi dalam 3 kelompok yang terdiri dari :
a) Piket Taruna adalah piket yang membantu pengasuh dalam setiap kegiatan Taruna
yang berada di Pusbintar.
b) Piket Permakanan adalah piket yang membantu dalam mempersiapkan makanan
bagi para Taruna serta hadir diruang makan 30 menit sebelum waktu makan yang
sudah ditentukan.
c) Piket Bendera adalah piket yang bertanggung jawab dalam pengibaran dan
penurunan bendera.

2. Petugas piket terdiri dari Taruna dari tingkat satu sampai dengan tingkat tiga, dengan jumlah
petugas piket sebagai berikut :
a) Piket Taruna.
1. Tingkat satu terdiri dari tiga Taruna dan dua Taruni.
2. Tingkat dua terdiri dari dua Taruna dan dua Taruni.
3. Tingkat tiga terdiri dari satu Taruna dan satu Taruni.

b) Piket permakanan.
1. Tingkat satu terdiri dari sebelas Taruna dan dua Taruni.
2. Tingkat dua terdiri dari dua Taruna dan dua Taruni.
3. Tingkat tiga terdiri dari satu Taruna dan satu Taruni.

c) Piket bendera terdiri dari tiga Taruna tingkat satu.

BAB III

TUGAS DAN KEWAJIBAN PIKET

Dalam pelaksanaan piket dinas dalam di Sekolah Tinggi Transportasi darat mempunyai tugas dan
kewajiban sebagai berikut :

a) Piket Taruna
1. Setelah Bel malam pukul 22.00 wajib membersihkan lonceng, kopel dan atribut lainnya
2. Pemasangan kopel harus benar dan rapi
3. Membunyikan bel bangun pagi pukul 04.00
4. Sebelum kegiatan apel Senam pagi maupun apel kegiatan sore wajib memberikan
pengumuman kepada seluruh taruna min 30 menit sebelum kegiatan
5. Pukul 04.50 pagi membunyikan bel senam pagi
6. Memimpin jalannya apel kegiatan
7. Pukul 05.20 dan 17.20 Piket taruna wajib datang untuk persiapan pengibaran maupun
penurunan bendera
8. Pukul 05.40 dan pukul 17.40 mengamankan jalan nya pengibaran maupun penurunan
bendera
9. Setelah pelaksanaan pengibaran/penurunan bendera, kemudian menuju ruang makan
membantu piket permakan
10. Pukul 06.15, 12.30, 18.30 membunyikan lonceng makan 2x3
11. Membunyikan bel apel pagi pukul 06.45 4 Metronom
12. Mencatat jumlah pasukan selama kegiatan apel dan melaporkan kepada pengasuh
13. Pukul 08.00-16.30" wajib mengikuti kuliah
14. Apabila tidak ada kuliah wajib piket teruna berjaga di Pusbintar
15. Apabila berhalangan hadir dalam pelaksanaan tugas atau ada kuliah yang bersangkutan
wajib mencari PJS (Piket Jaga Sementara)
16. Mengambil paket di Pos Satpam pada pukul 14.30 (Setelah perkuliahan)
17. Pergantian setelah makan siang di depan Pusbintar
18. Selama Bertugas atribut harus sudah braso dan sepatu sudah semir
19. Setiap ada informasi dari pengasuh wajib mengumumkan kepada seluruh taruna
minimal 15 menit sebelum kegiatan di mulai
20. Salah satu dari piket menggunakan Pakaian Dinas Olahraga dan mengambil apel atau
memimpin apel pagi dan sore (Apel Senam Pagi - Taruna Tingkat 1, Apel Kegiatan Sore -
Taruni Tingkat 1) EL TLDIMAS RIDHA ROYANRA,
21. Pembawa Toa berada di belakang pengambil apel
22. Memberi dan mengambil toa wajib hormat
23. Menjaga keamanan dan ketertiban selama apel dan sekitar apel
24. Apabila tugas selesai wajib jaga di pusbintar, menunggu pengumuman dari pengasuh
25. Khusus hari jumat, membunyikan lonceng 3x3 tanda akan dilaksanakan sholat jumat
26. Piket taruna wajib berjaga menggunakan seragam piket selama 1x 24 jam (selama waktu
dinas piket taruna)
27. Piket taruna diwajibkan memasukan sepeda kedalam pusbintar setelah melaksanakan
piket pada malam hari dan sepeda dalam keadaan bersih ketika pergantian piket
28. Melaksanakan tugas dengan penuh rasa tanggung jawab

b. Piket permakanan
1. Mengikuti Pergantian piket setelah makan siang di depan Pusbintar, apabila
berhalangan hadir karena suatu hal, harus mencari PJS (Piket Jaga Sementara)
2. Mengikuti pengibaran dan penurunan Bendera pada pukul 05.40 dan 17.40 dan
diharuskan hadir pada pukul 05.20 dan 17.20
3. Berada di ruang makan kurang lebih 30 menit sebelum makan pagi pukul gara
06.30, makan siang pukul 12.30, makan malam pukul 18.30
Hal-hal yang perlu di perhatikan di dalam ruang makan :
a) Memeriksa kelengkapan peralatan makan dan kelengkapan makanan
b) Mengecek jumlah taruna yang mengikuti makan
c) Menulis menu makanan beserta jumlahnya di papan yang telah tersedia
d) Menyalakan kipas dan lampu
e) Menempatkan posisi lauk, gelas, tissue, dll dengan benar
f) Mencegah kucing masuk ruang makan
g) Memastikan bahwa saat pelaksanaan makan, pintu dalam keadaaan
tertutup
h) Berbaris di depan ruang makan ketika taruna masuk ruang makan
i) Melaksanakan penghormatan perorangan, keluar ataupun masuk ruang
makan
4. Apabila karena suatu hal tidak dapat hadir dalam pelaksanaan tugas, wajib
mencari PJS (Piket Jaga Sementara)
5. Sebelum melaksanakan tugas piket wajib mengecek taruna yang sakit di
poliklinik maupun yang sakit yang berada di serambi
6. Mengantarkan makanan bagi taruna yang sakit di poliklinik
7. Atribut wajib bersih selama bertugas dan pelaksanaan pergantian
8. Menjaga kebersihan ruang makan serta berkoordinasi dengan pelayan dapur
9. Mendata taruna yang berpuasa pada hari tertentu dengan teliti
10. Mendata taruna yang bertugas sebagai piket jaga kamar (piket kebersihan
serambi) dan memisahkan makanan untuk yang bertugas.
11. Melaksanakan tugas dengan penuh rasa tanggung jawab.

c. Piket bendera
1. Pergantian dilaksanakan setelah mendapat izin atau tanda tangan dari
Operasional Batalyon, setelah melaksanakan tugas Pengibaran maupun
Penurunan Bendera
2. Melaksanakan Tugas Pengibaran pada pukul 05.40 dan Penurunan pada pukul
17.40 dimulai dari depan Pusbintar dan harus hadir pada pukul 05.20 dan 17.20
3. Satu regu terdiri dari 3 Taruna dengan pembawa bendera di tengah barisan
4. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat pelaksanaan tugas
a) Menempatkan Bendera Merah Putih dengan semestinya
b) Menjaga dan Menghormati Bendera Merah Putih
c) Mengibarkan Bendera Merah Putih dengan benar, merah di atas putih
dibawah
d) PBB pada saat pengibaran dan penurunan wajib dengan semestinya
e) Tata cara pengibaran bendera sebagai berikut :
1. Menaruh Bendera dengan benar di tempatnya
2. Sebelum mengambil bendera dan sesudah menaruh bendera wajib
hormat dahulu
3. Pada saat membawa Bendera wajib langkah tegap
4. Setelah mengibarkan bendera hormat terlebih dahulu
5. Sebelum menurun bendera hormat terlebih dahulu
6. Tidak boleh seenaknya sendiri pada saat membawa Bendera
7. Melaksanakan tugas dengan tepat waktu
f) Meminta tanda tangan kepada Operasional 1 Batalyon dan/atau
Operasional 2 Batalyon sesudah melaksanakan tugas, baik Pengibaran
maupun penurunan bendera.
g) Apabila berhalangan hadir dalam pelaksanaan tugas wajib mencari PJS
(Piket Jaga Sementara)
h) Atribut wajib bersih saat melaksanakan tugas
i) Melaksanakan tugas dengan ikhlas dan sebaik-baiknya

BAB IV

PELANGGARAN DAN SANKSI

1. Tingkat pelanggaran adalah sebagai berikut 55


a) Pelanggaran berat adalah sebagai akibat pelanggaran berat.
b) Pelanggaran ringan adalah suatu pelanggaran yang ringan dan belum mencapai
kategori pelanggaran berat.
2. Pengulangan pelanggaran yang sama terhadap ketentuan diatas, dikenakan sanksi sesuai
dengan ketentuan yang berlaku
3. Jenis-jenis pelanggaran dengan kategori pelanggaran berat dan pelanggaran ringan, sebagai
berikut :
I. Kategori Pelanggaran Berat
A. Piket Taruna
1. Tidak melaksanakan piket
2. Pemalsuan tanda tangan pergantian piket
3. Menyuruh orang untuk piket (PJS) tidak resmi
4. Tidak hadir ketika pengibaran/penurunan bendera

B. Piket Permakanan
1. Tidak melaksanakan piket
2. Pemalsuan tanda tangan pergantian piket
3. Menyuruh orang untuk piket (PJS) tidak resmi
4. Tidak hadir ketika pengibaran/penurunan bendera

C. Piket Bendera
1. Tidak melaksanakan piket
2. Pemalsuan tanda tangan pergantian piket
3. Menyuruh orang untuk piket (PJS) tidak resmi
4. Tidak hadir ketika pengibaran/penurunan bendera
5. Bendera jatuh ke tanah

Sanksi : Perpanjangan piket tiga hari

II. Kategori Pelanggaran Berat


A. Piket Taruna
1. Atribut tidak bersih
2. Terlambat datang
3. Tidak menyampaikan informasi dari pengasuh
4. Atribut tidak lengkap
5. Tidak ada PJS
6. Tidak mengikuti pergantian piket
7. Tidak mengamankan jalannya apael/upacara
8. Tidak membunyikan bel
9. Tidak membersihkan lonceng di ruang makan
B. Piket Permakan
1. Atribut tidak bersih
2. Terlambat datang
3. Atribut tidak lengkap
4. Tidak ada PJS
5. Tidak mengikuti pergantian piket
6. Tidak mendata puasa
7. Tidak mengantarkan makanan untuk taruna yang sakit
8. Tidak mengecek perlengkapan makan
C. Piket Bendera
1. Atribut tidak bersih
2. Terlambat datang
3. Atribut tidak lengkap
4. Tidak ada PJS
5. Tidak meminta tanda tangan
Sanksi : Tindak di tempat

MATERI 3 : TATA CARA UPACARA SIPIL (BUKAN UPACARA BENDERA)

Materi Oleh : Bapak Sertu Fendy, TNI-AL

Tata Upacara Sipil

Upacara adalah serangkaian kegiatan yang diikuti oleh sejumlah pegawai sebagai peserta upacara,
disusun dalam barisan di suatu lapangan/ruangan dengan bentuk segaris atau bentuk U, dipimpin
oleh seorang Inspektur Upacara dan setiap kegiatan, peserta upacara melakukan ketentuan-
ketentuan yang baku melalui perintah pimpinan upacara, dimana seluruh kegiatan tersebut
direncanakan oleh Perwira upacara dalam rangka mencapai tujuan upacara.

Definisi mengenai tata upacara termaktub pada pasal 1 ayat (5) Undang-undang Nomor 9 Tahun
2010 tentang Keprotokolan dan dan Peraturan Pemerintah nomor 62 Tahun 1990 tentang Ketentuan
Keprotokolan Mengenai Tata Tempat, Tata Upacara Dan Tata Penghormatan, yang menyatakan
bahwa Tata Upacara adalah aturan untuk melaksanakan upacara dalam Acara Kenegaraan atau
Acara Resmi.

Berdasarkan Pasal 24 Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2010 tentang Keprotokolan maka beberapa
hal yang perlu diperhatikan agar keberhasilan dalam penyelenggaraan upacara dalam Acara
Kenegaraan atau Acara Resmi dapat tercapai meliputi 3 hal: a. Kelengkapan upacara; b.
Perlengkapan upacara; c. Urutan acara dalam upacara.

Manfaat Tata Upacara Sipil (TUS) ini adalah bagian dari pembinaan disiplin. Pembinaan ini dilakukan
secara terus menerus selama mengikuti Diklat Prajabatan, dengan semua kegiatan dilakukan serba
tertib yakni tertib di ruang kelas, tertib di ruang tidur, tertib di ruang makan, tertib di lapangan,
tertib pengaturan dan penggunaan waktu (tepat waktu) dan kegiatan-kegiatan lain yang tertib akan
melahirkan suatu disiplin yang prima.

Manfaat Tata Upacara Sipil

Tata upacara Sipil berguna bagi peserta Diklat Prajabatan golongan I, II dan III, terutama dapat
dimanfaatkan di tempat tugas masing-masing untuk memahami dan turut membantu dalam
merencanakan pengaturan masing masing peran penanggung jawab/perwira upacara, Inspektur
upacara, maupun sebagai komandan upacara, upacara bukan upacara bendera dan kegiatan
pelaporan kesiapan mulai belajar atau selesai mengikuti pelajaran setiap hari kepada Widyaiswara di
kelas.

Pengertian dan pembagian Tata Upacara

Sesuai Pasal 1 ayat 5 UU No. 9 Tahun 2010 tentang Keprotokolan dan Pasal 1 ayat 7 Peraturan
Pemerintah No. 62 Th 1990 tentang Ketentuan Keprotokolan mengenai Tata Tempat, Tata Upacara
dan Tata Penghormatan, maka pengertian Tata Upacara adalah aturan untuk melaksanakan upacara
dalam Acara Kenegaraan atau Acara Resmi

Pedoman Tata Upacara Bendera


Berdasarkan Pasal 16 Undang-undang Nomor 9 Tahun 2010 tentang Keprotokolan, mengatur bahwa
upacara bendera hanya dapat dilaksanakan untuk Acara Kenegaraan atau Acara Resmi yang
meliputi: 1) Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia; 2) Hari besar nasional; 3)
Hari ulang tahun lahirnya lembaga negara; 4) Hari ulang tahun lahirnya instansi pemerintah; dan 5)
Hari lahirnya provinsi dan kabupaten/kota. Berdasarkan Pasal 17 Undang-Undang Nomor 9 Tahun
2010 Tentang Keprotokolan, bahwa pelaksanaan upacara bendera dalam Acara Kenegaraan atau
Acara Resmi meliputi pula tata urutan, tata bendera, tata lagu kebangsaan, dan tata pakaian.

Kelengkapan Upacara Bendera

Sebagaimana berdasarkan Pasal 24 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2010 tentang
Keprotokolan, terdapat kelengkapan upacara yang meliputi inspektur upacara, komandan upacara,
perwira upacara, peserta upacara, pembawa dan/atau pembaca naskah, dan pembawa acara.

1. Inspektur Upacara; Inspektur Upacara adalah pembesar upacara dengan tingkat preseance
tertinggi dan mendahului seluruh hadirin dalam upacara serta kepadanya diberikan
penghormatan oleh seluruh peserta upacara.
2. Komandan Upacara
Tata Upacara Sipil dan Keprotokolan 42 Komandan Upacara adalah pemimpin bagi seluruh
peserta upacara dalam melaksanakan upacara, sehingga hadirin upacara harus tunduk dan
patuh kepada perintah dan/atau aba-aba yang diberikannya mengingat aba-aba yang
diberikannya sebagian merupakan perintah yang didelegasikan oleh Inspektur Upacara.
3. Perwira Upacara
Perwira Upacara adalah Pembesar Upacara yang bertugas sejak dari penyusunan rencana
upacara dan mengendalikan jalannya upacara secara keseluruhan.
4. Pembawa dan/atau Pembaca Naskah Upacara
Pembawa dan/atau Pembaca Naskah Upacara adalah Petugas Upacara yang bertugas secara
khusus membawa atau membacakan Naskah Pancasila, Naskah Proklamasi Kemerdekaan,
Naskah Pembukaan Undang-undang Dasar 1945, Naskah Sumpah Pemuda, Naskah Ikrar
Kesatuan (sepertihalnya Panca Prasetya KORPRI, Sapta Marga, Tri Brata, dan lain-lain)
maupun Naskah Doa.
5. Pembawa Acara Upacara
Pembawa Acara Upacara adalah Petugas Upacara yang berperan dalam menghantarkan
susunan acara dalam upacara.
6. Peserta Upacara
Peserta Upacara adalah hadirin dan undangan, termasuk di dalamnya seluruh Petugas
Upacara dalam Upacara Bendera pada Acara Kenegaraan.
a) Peserta Upacara Berdiri
Peserta Upacara Berdiri adalah Peserta Upacara yang berjajar dalam format berdiri.
b) Peserta Upacara Duduk
Peserta Upacara Duduk adalah hadirin dan undangan dalam Upacara Bendera pada
Acara Kenegaraan.
7. Petugas Upacara
Petugas Upacara adalah para petugas yang berperan secara sentral dalam pelaksanaan
upacara.
a) Pasukan atau Petugas Pengibar Bendera
Pasukan atau Petugas Pengibar Bendera adalah petugas yang ditunjuk dan telah
menjalani pendidikan dan pelatihan serta seleksi sebelumnya.
b) Korps Musik
Korps Musik adalah kelompok atau kesatuan Petugas Upacara yang berperan dalam
memperdengarkan Lagu Kebangsaan atau lagu-lagu lainnya secara live, mengingat
dalam Upacara Bendera tidak diperkenankan memperdengarkan Lagu Kebangsaan
dengan perangkat play back audio player.
c) Ajudan Inspektur Upacara
Ajudan Inspektur Upacara adalah petugas yang setiap saat siap membantu Inspektur
Upacara dan berada tepat di belakang Inspektur Upacara pada sisi kanan dan kiri.
d) Kelompok Paduan Suara
Petugas yang tergabung dalam Kelompok Paduan Suara bertugas untuk
menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya dan Lagulagu Nasional yang
diperdengarkan dalam Upacara Pengibaran Bendera Sang Merah Putih.
e) Perlengkapan Upacara Bendera
Dalam upacara bendera dalam Acara Kenegaraan atau Acara Resmi, berdasarkan
Pasal 24 Ayat (3) Undang-uUndang Nomor 9 Tahun 2010 Tentang Keprotokolan,
terdapat beberapa perlengkapan upacara seperti bendera, tiang bendera dengan
tali, mimbar upacara, naskah Proklamasi, naskah Pancasila, naskah Pembukaan
UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan teks doa. Adapun
secara singkat rincian perlengkapan upacara bendera adalah sebagai berikut:
1. Bendera
2. Tiang bendera dengan tali
3. Mimbar Upacara
4. Naskah dan/atau dokumen
5. Peralatan audio dan visual
6. Peralatan pendukung lainnya
7. Tata Busana Upacara Bendera
a. Pakaian Sipil Lengkap (PSL)
b. Pakaian Dinas Kebesaran
8. Pejabat-Pejabat dan Tugas Pejabat Upacara Bendera

Anda mungkin juga menyukai