Anda di halaman 1dari 50

Pedoman Pola Pengasuhan Taruna 2014

c. Hari Sabtu dan Minggu:


Tabel 8. 3 Kegiatan harian Taruna/i bagi Taruna/i Diklat Pembentukan
pada UPT di Lingkungan BPSDM Perhubungan yang izin bermalam
Hari Sabtu
Pukul Kegiatan
04.30 – 05.00 Bangun pagi dan sholat subuh
05.00 – 05.30 Olahraga Pagi (Strecthing/Pemanasan),
Pembersihan/penataan lingkungan kamar/asrama
05.30 – 06.00 Mandi dan persiapan makan pagi
Apel Penaikan Bendera Merah Putih oleh divisi jaga
06.00 – 06.30 Makan pagi
06.30 – 12.00 Kegiatan Ekstrakurikuler
12.00 – 13.00 Ishoma
13.00 Izin Bermalam
Hari Minggu
Pukul Kegiatan
20.00 – 21.30 Apel malam
21.30 – 22.00 Persiapan Istirahat malam
22.00 – 04.30 Istirahat malam

Tabel 8. 4 Kegiatan harian Taruna/i bagi Taruna/i Diklat Pembentukan


pada UPT di Lingkungan BPSDM Perhubungan yang tidak izin bermalam
Hari Sabtu
Pukul Kegiatan
04.30 – 05.00 Bangun pagi dan sholat subuh
05.00 – 05.30 Olahraga Pagi (Strecthing/Pemanasan),
Pembersihan/penataan lingkungan kamar/asrama
05.30 – 06.00 Mandi dan persiapan makan pagi
Apel Penaikan Bendera Merah Putih oleh divisi jaga
06.00 – 06.30 Makan pagi
06.30 – 12.00 Kegiatan Ekstrakurikuler
12.00 – 13.00 Ishoma
13.00 – 17.30 Kegiatan Mandiri
17.30 – 18.30 Mandi dan Persiapan sholat Maghrib
Apel Penurunan Bendera Merah Putih oleh divisi jaga
18.30 – 19.00 Makan malam
19.00 – 19.30 Shalat Isya

BPSDM PERHUBUNGAN 101


Pedoman Pola Pengasuhan Taruna 2014

19.30 –21.30 Kegiatan Mandiri


21.30 – 22.00 Persiapan Istirahat malam
22.00 – 04.30 Istirahat malam
Hari Minggu
Pukul Kegiatan
04.30 – 05.00 Bangun pagi dan sholat subuh
05.00 – 05.30 Olahraga Pagi (Strecthing/Pemanasan),
Pembersihan/penataan lingkungan kamar/asrama
05.30 – 06.00 Mandi dan persiapan makan pagi
Apel Penaikan Bendera Merah Putih oleh divisi jaga
06.00 – 06.30 Makan pagi
06.30 – 12.00 Kegiatan Mandiri
12.00 – 13.00 Ishoma
13.00 – 17.30 Kegiatan Mandiri
17.30 – 18.30 Mandi dan Persiapan sholat Maghrib
Apel Penurunan Bendera Merah Putih oleh divisi jaga
18.30 – 19.00 Makan malam
19.00 – 19.30 Shalat Isya
19.30 –20.00 Kegiatan Mandiri
20.00 – 21.30 Apel malam
21.30 – 22.00 Persiapan Istirahat malam
22.00 – 04.30 Istirahat malam

8. 2. Apel
1. Taruna/i Diklat Pembentukan pada UPT di Lingkungan BPSDM
Perhubungan wajib mengikuti apel secara tertib dan teratur
2. Macam apel:
a. Apel harian
1) Apel pagi : diikuti oleh seluruh Taruna/i
2) Apel malam : diikuti oleh seluruh Taruna/i
3) Waktu pelaksanaan apel dilaksanakan selama  30 menit
b. Apel pesiar
1) Dilaksanakan  30 menit sebelum waktu pemberangkatan pesiar
2) Pada saat apel, Taruna/i sudah berpakaian pesiar kecuali Taruna/i
yang sedang menjalani hukuman
c. Apel izin bermalam di luar (IBL) dan cuti

BPSDM PERHUBUNGAN 102


Pedoman Pola Pengasuhan Taruna 2014

1) Dilaksanakan  30 menit sebelum waktu pemberangkatan IBL, IBL


panjang dan cuti
2) Pada saat apel, Taruna/i sudah berpakaian PDP kecuali Taruna/i
yang sedang menjalani hukuman
d. Apel luar biasa
1) Pelaksanaan apel luar biasa dilaksanakan sewaktu-waktu sesuai
kebutuhan dan perkembangan situasi
2) Apel luar biasa dilaksanakan dalam waktu 10 menit sejak perintah
apel diumumkan
3) Taruna/i berpakaian dinas lapangan pada saat pelaksanaan apel
e. Apel makan
Dilaksanakan sebelum makan pagi, siang dan malam.
3. Tempat pelaksanaan apel harian, pesiar, dan IBL/cuti dilaksanakan di
lapangan utama, apel makan di depan ruang makan atau disesuaikan
dengan kondisi lembaga pendidikan dan pelatihan, dan apel luar biasa
dilaksanakan meyesuaikan situasi dan kondisi
4. Pelanggaran terhadap peraturan ini dikenakan sanksi tindakan dan atau
hukuman kedisiplinan

8. 3. Piket
Piket Taruna/i Diklat Pembentukan pada UPT di Lingkungan BPSDM
Perhubungan terdiri dari:
1. Taruna/i yang mendapatkan tugas piket, wajib menggunakan aksesoris
atau atribut khusus.
2. Piket Jaga Harian (PJH) adalah kegiatan piket Taruna/i pada masing-masing
Pleton untukmenjaga terselenggaranya kegiatan Pleton yang bersangkutan,
diatur secara bergilir setiap satu hari satu orang untuk satu Pleton. Piket
dimulai pada awal aktifitas sampai akhir aktifitas di hari yang sama.
3. Piket Jaga Serambi (PJS) adalah kegiatan piket Taruna/i dari setiap serambi
(asrama) yang ditugaskan untuk melaksanakan tugas piket jaga pada setiap
serambi (asrama) dari pukul 22.00 s.d. 06.00 waktu setempat keesokan
harinya, diatur secara bergilir setiap dua jam sekali satu orang dari masing-
masing pleton atau serambi.
4. Piket Jaga Khusus (PJKh) adalah kegiatan piket Taruna/i yang ditugaskan
untuk melaksanakan tugas piket jaga dalam rangka membantu
pengamanan dan pengawasan dalam acara khusus, misalnya pada saat
acara wisuda.

BPSDM PERHUBUNGAN 103


Pedoman Pola Pengasuhan Taruna 2014

5. Petugas Jaga Kamar (PJKm) adalah Taruna/i yang ditugaskan untuk


menjaga ketertiban, keamanan dan kebersihan kamar yang ada di masing-
masing serambi (asrama), yang ditunjuk secara bergiliran.

8. 4. Kegiatan Sosial dan Agama


1. Taruna/i Diklat Pembentukan pada UPT di Lingkungan BPSDM
Perhubungan wajib mengikuti kegiatan sosial yang dilaksanakan internal
lembaga pendidikan dan pelatihan dan dianjurkan mengikuti kegiatan
sosial yang dilaksanakan eksternal oleh unit kerja di lingkungan
Kementerian Perhubungan, berupa donor darah, kunjungan panti sosial,
bakti sosial serta pelaksanaannya diawasi oleh pengasuh.
2. Kegiatan ibadah/keagamaan baik di dalam atau di luar kampus wajib
dilaksanakan Taruna/i sesuai dengan keyakinan masing-masing.
3. Taruna/i dilarang menganut agama/kepercayaan yang tidak ditetapkan
oleh pemerintah.
4. Pelanggaran terhadap pasal ini dikenakan sanksi tindakan kedisiplinan,
hukuman disiplin dan atau sanksi akademis.

8. 5. Pakaian dan Perlengkapan Dinas


1. Pakaian dinas
a. Taruna/i wajib menggunakan pakaian dinas Taruna/i Diklat
Pembentukan pada UPT di Lingkungan BPSDM Perhubungan
b. Pakaian dinas seragam Taruna/i Diklat Pembentukan pada UPT di
Lingkungan BPSDM Perhubungan dan taruni terdiri dari 5 (lima) jenis,
sebagai berikut :
1) PDH (Pakaian Dinas Harian) adalah pakaian dinas seragam yang
wajib dipakai Taruna/i selama mengikuti pendidikan dan
pelatihan di dalam kampus dan melaksanakan kegiatan di luar
kampus sesuai yang ditetapkan oleh ketua/direktur/kepala
lembaga pendidikan dan pelatihan Pembentukan.
2) PDO (Pakaian Dinas Olahraga) adalah pakaian dinas seragam
yang wajib digunakan Taruna/i pada waktu olahraga atau
kegiatan lain yang ditentukan.
3) PDU (Pakaian Dinas Upacara) adalah pakaian dinas seragam
yang wajib dipakai Taruna/i pada waktu mengikuti upacara
dalam rangka memperingati hari besar nasional atau kegiatan
khusus lainnya.

BPSDM PERHUBUNGAN 104


Pedoman Pola Pengasuhan Taruna 2014

4) PDL (Pakaian Dinas Lapangan) adalah pakaian seragam yang


wajib dipakai oleh Taruna/i pada waktu praktek lapangan, kerja
dan lain-lain.
5) PDP (Pakaian Dinas Pesiar) adalah pakaian dinas seragam yang
wajib dipakai Taruna/i pada waktu pesiar.
c. Khusus Taruni penggunaan celana panjang pada kegiatan hari biasa
dan kegiatan agama. Sedangkan penggunaan rok PDH hanya pada
saat pesiar, IBL dan cuti
d. Khusus Taruni yang menggunakan jilbab diwajibkan menggunakan
jilbab dengan warna dan aturan pakai yang sesuai dengan aturan
yang berlaku pada tiap lembaga pendidikan dan pelatihan
e. Taruna/i Diklat Pembentukan pada UPT di Lingkungan BPSDM
Perhubungan/i wajib menggunakan Pakaian Dinas Pesiar lengkap
pada radius lebih dari 500 meter dari tempat tinggal di luar kampus
f. Taruna/i Diklat Pembentukan pada UPT di Lingkungan BPSDM
Perhubungan/i wajib menggunakan Pakaian Dinas Pesiar lengkap
pada saat menghadiri acara resmi, memasuki tempat pelayanan
publik (bank, kantor pos, dll), kantor pemerintah maupun swasta dan
kegiatan ibadah kecuali yang telah ditentukan oleh agama tertentu.
2. Pakaian sipil
Taruna/i Diklat Pembentukan pada UPT di Lingkungan BPSDM
Perhubungan dilarang menggunakan pakaian sipil di dalam kampus selama
kegiatan diklat berlangsung
3. Perlengkapan dinas
a. Taruna/i wajib menggunakan dan merawat perlengkapan dinas.
b. Penggunaan perlengkapan dinas perorangan khusus jam tangan,
jaket dinas, buku saku diatur sebagai berikut:
1) Jam tangan
a) Pada saat kuliah/kegiatan sehari/hari
b) Pada saat pesiar
c) Pada saat kegiatan dinas lainnya dan dikenakan pada
tangan kiri serta tidak dikenakan pada saat olahraga
2) Tas
a) Tas pesiar dan tas harian dijinjing sebelah kiri.
3) Jaket dinas
a) Pada saat hujan
b) Pada saat mengendarai sepeda motor
c) Pada saat sakit

BPSDM PERHUBUNGAN 105


Pedoman Pola Pengasuhan Taruna 2014

d) Pada saat berada di daerah dingin


4) Buku saku dan buku peraturan Taruna/i Diklat Pembentukan
pada UPT di Lingkungan BPSDM Perhubungan serta kartu
anggota Taruna/i Diklat Pembentukan pada UPT di Lingkungan
BPSDM Perhubungan wajib dibawa saat menggunakan pakaian
dinas
4. Pelanggaran terhadap pasal ini dikenakan sanksi tindakan kedisiplinan,
hukuman disiplin dan atau sanksi akademis

8. 6. Pemeliharaan Kebersihan dan Perawatan Perorangan


1. Setiap Taruna/i Diklat Pembentukan pada UPT di Lingkungan BPSDM
Perhubungan harus memelihara kebersihan dan kerapian perorangan
2. Pedoman ukuran panjang rambut :
a. Taruna/i Diklat Pembentukan pada UPT di Lingkungan BPSDM
Perhubungan yaitu :
A0 : 0, 0, 0 (masa orientasi dan pembentukan)
A1 : 0, 0, 1 (setelah masa pembentukan)
b. Taruni : kedua telinga terlihat, rambut tidak boleh melebihi kerah
baju bagian atas, rambut depan tidak menutup mata
3. Taruna/i Diklat Pembentukan pada UPT di Lingkungan BPSDM
Perhubungan tidak dibenarkan memelihara kumis, jambang, jenggot,
membuat atau memelihara tato dan memanjangkan kuku
4. Taruna/i Diklat Pembentukan pada UPT di Lingkungan BPSDM
Perhubungan dilarang menggunakan perhiasan
5. Taruni tidak diperkenankan menggunakan make up yang berlebihan
(dekoratif)
6. Pelanggaran terhadap pasal ini dikenakan sanksi tindakan disiplin

8. 7. Berat Badan
1. Taruna/i Diklat Pembentukan pada UPT di Lingkungan BPSDM
Perhubungan wajib menjaga tubuh dan berat badan yang ideal sesuai
dengan berat badan yang ditetapkan untuk Taruna/i Diklat Pembentukan
pada UPT di Lingkungan BPSDM Perhubungan.
2. Taruna/i Diklat Pembentukan pada UPT di Lingkungan BPSDM
Perhubungan yang kelebihan berat badan akan diberikan pembinaan
khusus sampai dengan ideal, pelaksanaannya dilakukan oleh pengasuh
bekerja sama dengan bagian pembentukan jasmani dan ahli kesehatan.

BPSDM PERHUBUNGAN 106


Pedoman Pola Pengasuhan Taruna 2014

BAB IX KEGIATAN AKADEMIK DAN NON AKADEMIK


KEGIATAN AKADEMIK DAN NON AKADEMIK

9.1. Kegiatan Akademik


Kegiatan akademik menggambarkan hal-hal yang berhubungan dengan
aktifitas yang melibatkan belajar dan penalaran. Kegiatan akademik meliputi:

9.1.1. Pelajaran di Kelas


1. Sebelum memulai dan mengakhiri kegiatan belajar wajib didahului dengan
laporan dan doa.
2. Taruna/i wajib secara aktif mengikuti pembelajaran di kelas dan selalu
menjaga dan memelihara ketenangan.
3. Taruna/i dilarang tidur di kelas saat pembelajaran berlangsung.
4. Sebagai tanda dimulai dan berakhirnya pelajaran akan ditentukan dengan
lonceng atau alat-alat lainnya.
5. Taruna/i yang akan meninggalkan kelas pada waktu pelajaran sedang
berlangsung karena sesuatu hal harus meminta izin kepada
Dosen/Instruktur yang sedang mengajar.
6. Taruna/i yang datang terlambat ketika pelajaran telah berlangsung, wajib
melapor kepada Dosen/Instruktur pengampu.
7. Taruna/i wajib membawa Buku-buku dan alat-alat yang diperlukan saat
pelajaran di kelas.
8. Pada saat diadakan kesempatan untuk bertanya di saat pelajaran, Taruna/i
diharuskan mengangkat tangan untuk menarik perhatian Dosen/Instruktur
dan apabila Dosen/Instruktur telah mempersilahkan, maka baru Taruna/i
tersebut mengajukan pertanyaan.
9. Apabila Dosen/Instruktur yang mengajukan pertanyaan maka Taruna/i
yang ditunjuk segera menjawab.
10. Taruna/i tidak diperkenankan makan dan minum di dalam selama proses
pembelajaran
11. Taruna/i dilarang merusak, mengubah, atau memindahkan peralatan
keruangan lain kecuali mendapat izin dari dosen/intruktur
12. Taruna/i bertanggung jawab terhadap kebersihan kelas

BPSDM PERHUBUNGAN 107


Pedoman Pola Pengasuhan Taruna 2014

9.1.2. Belajar Mandiri


1. Taruna/i harus mengikuti kegiatan belajar mandiri dengan pengawasan
Pengasuh, kecuali :
a. Taruna/i yang bersangkutan sedang menjalani sanksi atau hukuman
disiplin akibat Pelanggaran Disiplin Kelas Berat (PDKB).
b. Taruna/i yang bersangkutan dalam keadaan sakit (opname) dan
sudah mendapatkan izin dari Dokter.
2. Taruna/i yang dibebaskan dari pelajaran wajib mempelajari sendiri
pelajaran yang tidak diikuti dengan cara bertanya kepada teman atau
dosen materi ajaran.
3. Pembebasan dari pelajaran dibuat surat resmi dari pejabat yang
berwenang.

9.1.3. Ujian
1. Ujian dilaksanakan sebagai penilaian dan pengukuran atas kemampuan
belajar Taruna/i.
2. Taruna/i wajib mentaati ketentuan tata tertib ujian.
3. Pelanggaran terhadap tata tertib ujian dikarenakan sanksi sesuai ketentuan
yang berlaku.

9.1.4. Tidak Mengikuti Pelajaran dan Pelatihan


1. Karena sesuatu dan hal lainnya, Taruna/i dapat dibebaskan mengikuti
pembelajaran setelah mendapat izin dari pejabat yang berwenang.
2. Taruna/i yang dibebaskan dari pelajaran atau pelatihan wajib mempelajari
sendiri pelajaran yang tidak diikuti dengan cara bertanya kepada teman
atau dosen materi ajaran

9.2. Kegiatan Non Akademik


Kegiatan non akademik diartikan sebagai kegiatan yang bukan bagian dari
kurikulum akademik

9.2.1. Konseling
Konseling merupakan pelayanan bantuan bagi Taruna/i secara perorangan
maupun kelompok dan merupakan upaya proaktif dan sistematik dalam
memfasilitasi individu mencapai tingkat perkembangan yang optimal,
pengembangan perilaku yang efektif dan peningkatan fungsi atau manfaat
individu dalam lingkungannya. Bimbingan konseling dilakukan oleh konselor yang
berada di tiap lembaga pendidikan dan pelatihan perhubungan.

BPSDM PERHUBUNGAN 108


Pedoman Pola Pengasuhan Taruna 2014

9.2.2. Olah Raga


1. Untuk memupuk mental/fisik Taruna/i maka disediakan fasilitas olahraga di
tiap kampus.
2. Fasilitas olahraga dapat dipergunakan oleh Taruna/i, baik dalam jam dinas
maupus di luar jam dinas sesuai dengan peraturan yang berlaku.
3. Kegiatan olahraga dilaksanakan dibawah pengawasan instruktur
profesional untuk cabang olahraga yang bersangkutan
4. Waktu kegiatan olahraga ditetapkan dengan mempertimbangkan
kecukupan waktu untuk pelatihan olahraga yang bersangkutan.

9.2.3. Ekstrakurikuler
1. Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan Taruna/i diluar jadwal kegiatan
Pendidikan dan Latihan Program Diklat Awal di lingkungan Kampus yang
bersifat non akademik dan bersifat wajib diikuti setiap Taruna/i sesuai
dengan minat dan bakat masing-masing.
2. Setiap kegiatan Ekstrakurikuler dipimpin oleh seorang pelatih sesuai bidang
masing-masing dan dikoordinasikan oleh Kabag Administrasi dan
Ketarunaan.
3. Penyelenggara kegiatan Ekstrakurikuler disesuaikan dengan jadwal
kegiatan Taruna/i pada waktu yang ditetapkan.
4. Khusus Taruna/i yang tidak memanfaatkan IB (Izin Bermalam) maupun IP
(Izin Pesiar) dapat memanfaatkan fasilitas/sarana kegiatan Ekstrakurikuler
yang ada untuk mengisi waktu luang tersebut.
5. Keaktifan maupun prestasi yang dimiliki setiap Taruna/i dalam mengikuti
kegiatan Ekstrakurikuler akan menentukan tingkat penilaian disiplin
Taruna/i.

9.2.4. Pesta dan Malam Kesenian


1. Dalam pelaksanaannya, dibentuk organisasi kepanitiaan dan mengajukan
kebutuhan dana untuk acara pesta dan malam kesenian.
2. Pada saat libur/cuti, Taruna/i diperbolehkan mengadakan atau mengikuti
acara pesta di luar kampus dengan ketentuan pakaian yang mengacu pada
bab 9.5.

BPSDM PERHUBUNGAN 109


Pedoman Pola Pengasuhan Taruna 2014

9.2.5. Berkunjung atau Menerima Kunjungan Taruna/i Akademi Lain


1. Dilaksanakan berdasarkan kalender pendidikan akademi.
2. Kegiatan yang dilaksanakan :
a. Makan bersama.
b. Olahraga bersana (volley, sepak bola, bulu tangkis, bola basket, tenis
lapangan)
c. Kesenian (band dan kesenian daerah)
d. Out bond dan in bond. Latihan kepemimpinan lapangan, psikologi
lapangan, permainan ketangkasan kelompok.

9.2.6. Koresponden
Taruna/i wajib memiliki teman korespondensi di salah satu negara di luar
negeri dengan memanfaatkan media teknologi informasi atau media lainnya,
guna membangun persahabatan, meningkatkan kemampuan berbahasa inggris
serta memperoleh wawasan yang lebih luas

BPSDM PERHUBUNGAN 110


Pedoman Pola Pengasuhan Taruna 2014

BAB XSTANDAR PERATURAN ASRAMA


STANDAR PERATURAN ASRAMA

10.1. Ketentuan Asrama Taruna/i Diklat Pembentukan pada UPT di


Lingkungan BPSDM Perhubungan
1. Setiap Taruna/i bertanggung jawab untuk menjaga inventaris asrama,
peralatan serta perabot yang dipinjamkan. Daftar inventaris barang
asrama harus ditempatkan di setiap ruang asrama Taruna/i.
2. Taruna/i ditempatkan di dalam barak bersama Taruna/i lain dengan latar
belakang penjurusan yang sama.
3. Perpindahan kamar Taruna/i dapat dilakukan setelah melalui persetujuan
pengasuh atau pengurus asrama.
4. Taruna/i dilarang membawa makanan ke dalam asrama.

10.2. Tidur
1. Taruna/i diwajibkan tidur di dalam asrama
2. Setelah waktu tidur malam, maka:
a. Taruna/i harus tidur di tempat tidurnya masing-masing dengan
menggunakan pakaian tidur.
b. Lampu kamar dimatikan.
3. Pada pelaksanaan tidur malam, Taruna/i wajib menjaga suasana tenang.
Apabila Taruna/i akan melanjutkan kegiatan belajar dan atau kegiatan
agama wajib melaporkan kepada pengasuh.
4. Pelanggaran terhadap pasal ini dapat dikenakan sanksi tindakan disiplin
dan atau hukuman disiplin.

10.3. Perletakan sprei, sepatu dan aksesoris asrama


1. Sprei harus rapi saat meninggalkan kamar.
2. Sepatu harus diletakkan secara sejajar dan menurut warna.
3. Pakaian dilipat dengan besar yang sama dan ditata dengan rapi.
4. Taruna/i dilarang mengubah (menambah atau mengurangi) inventaris

10.4. Berkunjung Dari dan Ke Kamar Taruna/i Lain


1. Taruna/i dilarang berkunjung diantara sesama Taruna/i ketika jam
istirahat malam

BPSDM PERHUBUNGAN 111


Pedoman Pola Pengasuhan Taruna 2014

2. Taruna dilarang berkunjung ke asrama taruni atau sebaliknya tanpa


pengasuh
3. Taruna/i yang akan berkunjung ke ruang Taruna/i lain wajib untuk
mengetuk pintu dan masuk setelah diizinkan.

10.5. Ruang Belajar Bersama


1. Taruna/i Diklat bertanggung jawab terhadap ruang belajar masing-
masing.
2. Taruna/i dilarang membawa makanan ke ruang belajar kecuali untuk
alasan kesehatan.
3. Taruna/i dilarang memasang foto, gambar atau benda lain di dinding
ruang belajar kecuali yang diperkenankan oleh pengasuh masing-masing
institusi
4. Pada saat meninggalkan ruang belajar, ruangan harus dalam keadaan
bersih dan rapi.

10.6. Kamar Mandi Bersama


1. Taruna/i wajib menjaga kebersihan kamar mandi.
2. Ke kamar mandi menggunakan pakaian/baju yang sopan.
3. Dilarang berteriak-teriak di dalam kamar mandi.
4. Dilarang membuang sampah berupa bungkus detergen/sabun, pembalut
atau benda lain di dalam kamar mandi maupun ke dalam WC.
5. Dilarang mencoret-coret kamar mandi.
6. Wajib menjaga kebersihan bak kamar mandi setiap saat.
7. Dilarang meninggalkan rendaman baju kotor.

10.7. Kepemilikan Uang dan Barang


1. Uang
a. Taruna/i harus hidup hemat.
b. Taruna/i dalam masa dasar pembentukan karakter tidak dibenarkan
menyimpan uang tunai
c. Taruna/i diperkenankan menyimpan uang tunai maksimal sejumlah
500.000 rupiah dan yang selebihnya harus ditabung atau dititipkan
kepada pengasuh.
2. Barang
a. Barang perlengkapan/peralatan dinas yang dipertanggung jawabkan
kepada Taruna/i digunakan dan dirawat sesuai dengan ketentuan

BPSDM PERHUBUNGAN 112


Pedoman Pola Pengasuhan Taruna 2014

yang berlaku dan dilarang meminjamkannya atau membawanya


keluar asrama tanpa seizin dari sekolah
b. Taruna/i dapat menyimpan/membawa barang-barang pribadi yang
tidak berasal dari sekolah seperti radio kecil, MP3, jam tangan,
handphone dan laptop.
c. Taruna/i dewasa atau Taruna/i yang menjabat di resimen/batalyon
korps Taruna/i Diklat Pembentukan pada UPT di Lingkungan BPSDM
Perhubungan diperkenankan membawa handphone.
d. Ketentuan penggunaan laptop:
1) Laptop boleh dimiliki dan digunakan oleh Taruna/i serta
penggunaannya diatur oleh pengasuh Taruna/i
2) Laptop digunakan pada jam-jam yang telah ditentukan dan
hanya mendukung kegiatan Jarlatsuh
3) Latop hanya digunakan di ruang belajar, perpustakaan, dan
kantin
4) Waktu penggunaan pada saat jam belajar malam, kecuali ada
tugas khusus harus seizin Pengasuh/Piket Batalyon/Resimen
5) Bagi yang tidak melaksanakan pesiar diperbolehkan
menggunakan laptop
6) Penyimpanan laptop merupakan tanggung jawab pribadi
7) Pelanggaran atau penyalahgunaan laptop dapat dikenakan
sanksi dan hukuman disiplin
8) Hal-hal yang termasuk pelanggaran dan penyalahgunaan
laptop yang dapat dikenakan sanksi dan hukuman disiplin
antara lain:
a) Menggunakan laptop untuk hal lain (bermain game,
memutar film, dll) yang tidak ada hubungan dengan
proses belajar pada waktu jam belajar
b) Menggunakan laptop pada saat jam istirahat malam
(diatas pukul 22.00 WIB)
c) Membuka atau mengakses website atau situs porno
d) Menyimpan gambar/film porno di dalam CD, harddisk
laptop, external harddisk, dan flashdisk
e) Memutar film porno
e. Ketentuan penggunaan handphone:
1) Boleh digunakan hanya pada saat pesiar, dan izin bermalam
2) Tidak boleh digunakan pada saat mengikuti kegiatan
jarlatsuh

BPSDM PERHUBUNGAN 113


Pedoman Pola Pengasuhan Taruna 2014

3) Tidak boleh digunakan pada saat acara resmi


f. Ketentuan penggunaan radio kecil, MP3, jam tangan, dan kamera,
disesuaikan dengan kebutuhan, diatur oleh pengasuh.

10.8. Gudang
1. Harus tertata rapi dan bersih.
2. Dilarang menjemur dan menempatkan pakaian di dalam gudang.

10.9. Lingkungan asrama


1. Membuang sampah pada tempat yang telah ditentukan.
2. Menata halaman asrama dengan rapi dan indah.
3. Rumput yang tinggi harus dipotong dan dirapikan.
4. Khusus Taruni, sebelum membuang pembalut harus dibungkus terlebih
dahulu.
5. Kendaraan tamu tidak diperkenankan parkir di halaman asrama.
6. Di lingkungan asrama, Taruna/i harus berpakaian sopan.

10.10. Binatang Peliharaan


Taruna/i dilarang memelihara binatang peliharaan

BPSDM PERHUBUNGAN 114


Pedoman Pola Pengasuhan Taruna 2014

BAB XI KETENTUAN IZIN


KETENTUAN IZIN

Taruna/i Diklat Pembentukan pada UPT di Lingkungan BPSDM


Perhubungan diberikan izin keluar dari tempat pendidikan baik dalam kota
maupun luar kota untuk keperluan pesiar dan keperluan lainnya dengan
pelaksanaan diatursebagai berikut:

11.1. Izin Pesiar


1. Taruna/i mempunyai hak pesiar yaitu pada hari rabu dan jika dipandang
perlu pimpinan satuan pendidikan dapat memberikan izin pesiar pada hari
lain.
2. Taruna/i tidak diizinkan pesiar apabila:
a. Sedang mengikuti pendidikan dasar dan matrikulasi
b. Dalam rangka persiapan ujian
c. Sedang menjalani tugas akademik dan atau non akademik
d. Sedang dalam perawatan dokter
e. Sedang menjalani dinas atau hukuman
f. Karena adanya ketentuan atau kebijakan lain dari pimpinan satuan
pendidikan
3. Pesiar dilaksanakan minimal dua orang
4. Taruna/i dilarang pesiar ke tempat perjudian, lokasi pelacuran, klub malam,
diskotik, dan tempat terlarang lainnya
5. Pengajuan izin pesiar dilakukan paling lambat sehari sebelum pelaksanaan
pesiar secara kolektif melalui Pengasuh.
6. Pakaian yang digunakan adalah Pakaian Dinas Pesiar.

11.2. Izin Bermalam di Luar


1. Izin bermalam/berlibur (IB) dapat diberikan kepada Taruna/i, kecuali:
a. Sedang mengikuti pendidikan dasar dan matrikulasi
b. Sedang menjalankan tugas akademik dan atau non akademik
c. Sedang dalam perawatan dokter
d. Sedang menjalani hukuman disiplin
e. Karena adanya ketentuan atau kebijakan lain dari Pimpinan Satuan
Pendidikan
2. Pelaksanaan izin bermalam/berlibur

BPSDM PERHUBUNGAN 115


Pedoman Pola Pengasuhan Taruna 2014

a. Waktu bermalam dilaksanakan setiap hari Sabtu/Minggu, hari libur


nasional dan atau libur akademik.
b. Wilayah izin bermalam/berlibur disesuaikan dengan lama waktu
berlibur.
c. Pengajuan izin bermalam dilakukan paling lambat 2 (dua) hari
sebelum pelaksanaannya secara kolektif melalui Pengasuh.
d. Taruna/i Diklat wajib melaksanakan apel khusus bermalam/berlibur.
e. Pakaian yang digunakan adalah Pakaian Dinas Pesiar.

11.3. Izin Khusus


1. Untuk keperluan yang sangat penting, izin dapat diberikan kepada
Taruna/i dikarenakan:
a. Berkaitan dengan tugas akademik
b. Orang tua atau saudara kandung (kakak, adik) melangsungkan
pernikahan
c. Orang tua atau saudara kandung (kakak, adik) sakit keras atau
meninggal.
d. Keperluan lain yang dipandang perlu oleh pimpinan satuan
pendidikan
2. Pelaksanaan izin khusus
a. Taruna/i dapat diberikan izin khusus maksimal 3 hari kerja dan atau
disesuaikan dengan situasi dan kondisinya
b. Pakaian yang digunakan adalah Pakaian Dinas Pesiar
c. Ketentuan pemberian izin, diberikan oleh pejabat yang berwenang.

11.4. Izin Berobat


1. Izin berobat hanya diberikan kepada Taruna/i, jika:
a. Perawatan kesehatan di unit pendidikan tidak tersedia
b. Harus rawat inap di Rumah Sakit di luar unit pendidikan
2. Pelaksanaan izin berobat
a. Waktu izin berobat diberikan secara insidentil (sewaktu-waktu
diperlukan)
b. Pengajuan izin berobat dilakukan setelah ada rekomendasi dari
Dokter/poliklinik lembaga pendidikan dan pelatihan setempat atau
dapat dilakukan tanpa rekomendasi dari dokter/poliklinik apabila
penderita dalam keadaan gawat darurat (emergensi)

BPSDM PERHUBUNGAN 116


Pedoman Pola Pengasuhan Taruna 2014

c. Pakaian yang digunakan adalah PDH dan pakaian bebas rapi untuk
penderita yang dalam keadaan darutan.
d. Izin berobat diberikan melalui Pengasuh.
11.5. Izin cuti
1. izin cuti hanya diberikan kepada Taruna/i yang telah menempuh
pendidikan minimal selama 2 (dua) tahun untuk waktu cuti paling lama 1
(satu) tahun
2. turuna yang mengambil cuti dapat mengikuti kegiatan akademik kembali
dengan memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh lembaga pendidikan
dan pelatihan

BPSDM PERHUBUNGAN 117


Pedoman Pola Pengasuhan Taruna 2014

BAB XII PENGHARGAAN DAN SANKSI


PENGHARGAAN DAN SANKSI

12.1. Penghargaan
12.1.1. Sistem Penilaian
Bagi Taruna/i yang berprestasi, akan diberikan penghargaan dengan
ketentuan sebagai berikut:
1. Taruna/i yang berprestasi dalam pendidikan atau hal-hal khusus
memperoleh pujian dan penghargaan.
2. Pujian atau penghargaan dicatat dalam buku saku Taruna/i.
3. Penghargaan diwujudkan berupa tanda khusus atau angka penghargaan.
4. Pujian atau penghargaan tersebut dapat dicabut kembali apabila terdapat
kekeliruan.
5. Untuk Taruna/i yang berprestasi dibidang akademik diberikan penghargaan
setiap semester sesuai dengan tingkatan prestasi.
6. Khusus kegiatan keorganisasian angka penghargaan diberikan dalam satu
periode kepengurusan.
7. Angka penghargaan tidak dapat digunakan sebagai angka pengurangan dari
angka kesalahan Taruna/i.
8. Angka penghargaan dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan yang
berkaitan dengan keputusan yang ditetapkan untuk Taruna/i tersebut.

12.1.2. AngkaPenghargaan
Angka penghargaan adalah sebagai berikut:
a. Bidang Akademik:
Tabel 12. 1 Angka penghargaan bidang akademik
No. Prestasi Skor
1 Peringkat kelas no 1 s/d 5 20
2 Peringkat kelas no 6 s/d 10 15
3 Mengikuti seminar/pelatihan 10
4 Mengikuti kegiatan akademik yang mewakili sekolah 15
5 Juara I/II/III dalam lomba tingkat kabupaten 10-20
6 Juara I/II/III dalam lomba tingkat propinsi 15-25
7 Juara I/II/III dalam lomba tingkat nasional 25-35
8 Mengadakan penelitian dalam bidang IPTEK 20

BPSDM PERHUBUNGAN 118


Pedoman Pola Pengasuhan Taruna 2014

b. Bidang Olahraga dan Seni:


Tabel 12. 2 Angka penghargaan bidang olahraga dan seni
No. Prestasi Skor
1 Menjadi anggota tim Drum Band 5
2 Menjadi anggota tim olah raga sekolah 5
3 Menjadi anggota paskibratingkat lembaga pendidikan 15-30
dan pelatihan/Kabupaten/Provinsi/Nasional
4 Panitia dan pengisi pagelaran karya seni/kegiatan 5
olahraga
5 Juara I/II/III lomba olah raga/seni tingkat kabupaten 10-20
6 Juara I/II/III lomba olah raga/seni tingkat propinsi 15-25
7 Juara I/II/III lomba olah raga/seni tingkat nasional 25-35
8 Mewakili sekolah dalam kejuaraan olah raga/seni 10

c. Bidang Organisasi:
Tabel 12. 3 Angka penghargaan bidang organisasi
No. Prestasi Skor
1 Terpilih sebagai Komandan Resimen atau Ketua 15
Demustar
2 Terpilih sebagai pejabat/pengurus Resimen atau 10
Demustar
3 Menjadi panitia dalam kegiatan organisasi 5

d. Bidang Kerohanian:
Tabel 12. 4 Angka penghargaan bidang kerohanian
No. Prestasi Skor
1 Menjadi panitia dalam kegiatan kerohanian 5
2 Sebagai penceramah kegiatan kerohanian 10
3 Juara I/II/III lomba bidang kerohanian tingkat 10-20
kabupaten
4 Juara I/II/III lomba bidang kerohanian tingkat propinsi 15-25
5 Juara I/II/III lomba bidang kerohanian tingkat nasional 25-35
6 Mewakili sekolah dalam lomba bidang kerohanian 10

BPSDM PERHUBUNGAN 119


Pedoman Pola Pengasuhan Taruna 2014

e. Bidang Pengabdian Masyarakat:


Tabel 12. 5 Angka penghargaan bidang pengabdian masyarakat
No. Prestasi Skor
1 Sebagai penyuluh kegiatan IPTEK 20
2 Kegiatan pembangunan desa 20
3 Kegiatan alih teknologi pada masyarakat 25
4 Menjadi pembimbing PKL siswa SLTA 20
5 Menjadi donor darah 15
6 Bakti social 15

f. Bidang Ekonomi
Tabel 12. 6 Angka penghargaan bidang ekonomi
No. Prestasi Skor
1 Menyelenggarakan bazar 10
2 Menyelenggarakan pelelangan 10

12.1.3. Pemberian Tanda Penghargaan


1. Untuk mendorong motivasi belajar dan berlatih bagi Taruna/i dengan
cara berkompetisi dengan baik dan sehat, kepada mereka yang
berprestasi diberikan beberapa macam penghargaan. Prestasi yang dinilai
adalah prestasi yang bersifat umum meliputi tiga aspek penilaian yaitu
kepribadian, jasmani, dan akademis, serta prestasi khusus oleh karena
jasanya dalam mengharumkan nama lembaga pendidikan atau bangsa
dan negara.
2. Tanda penghargaan berupa lencana prestasi yang wajib disematkan pada
pakaian seragam Taruna/i guna senantiasa mengingatkan pemegangnya
untuk selalu menjaga prestasi yang telah dicapainya.
3. Tanda penghargaan berupa lencana dimaksud dapat dicabut kembali
dalam hal pemegangnya melakukan pelanggaran dan mendapatkan nilai
pelanggaran 50 atau lebih.

BPSDM PERHUBUNGAN 120


Pedoman Pola Pengasuhan Taruna 2014

12.2. Sanksi
Pelanggaran Taruna/i dibagi dalam 3 tingkat sebagai berikut:
1. Pelanggaran ringan, yaitu pelanggaran yang belum termasuk kedalam
pelanggaran sedang dan berat atau belum mencapai nilai batas kritis
pelanggaran semester yang tercantum pada butir 12.2.3
2. Pelanggaran sedang adalah pelanggaran yang cukup besar nilainya tetapi
belum mencapai kategori berat, atau sebagai akibat jumlah angka kesalahan
mendekati batas maksimun periodik bulanan/semester sesuai butir 13.2.4.
3. Pelanggaran berat adalah pelanggaran termasuk kategori berat atau karena
jumlah angka kesalahan telah melampaui batas maksimum
periodik/semester dan dapat berakibat Taruna/i Diklat Pembentukan pada
UPT di Lingkungan BPSDM Perhubungan diberhentikan dari pendidikan

12.2.1. Ketentuan Pemberian Sanksi


Sanksi adalah suatu tindakan yang dikenakan kepada Taruna/i yang
bertujuan untuk membentuk kepribadian yang berdisiplin tinggi, menjaga
ketertiban dan keamanan di lingkungan sekolah, mendidik tanggung jawab
Taruna/i terhadap perbuatan yang dilakukan, menumbuhkan rasa empati, dan
menciptakan suasana kondusif di lingkungan sekolah.

Bagi Taruna/i yang melakukan pelanggaran, akan diberikan sanksi dengan


ketentuan sebagai berikut:
1. Pelanggaran terhadap Peraturan Tata Tertib Taruna/i akan dikenakan sanksi
berupa angka kesalahan dan dicatat dalam buku saku Taruna/i.
2. Selain angka kesalahan, kepada Taruna/i yang melakukan pelanggaran dapat
dikenakan sanksi berupa tindakan disiplin, hukuman disiplin, dan atau sanksi
akademis.
3. Penjatuhan sanksi yang berupa tindakan fisik, harus bersifat mendidik dan
jelas tujuannya serta dilarang dalam bentuk penganiayaan.
4. Pemberian hukuman hanya dapat dilakukan oleh Pengasuh.

12.2.2. Angka Kesalahan


1. Angka kesalahan adalah angka tertentu sebagai akibat dari pelanggaran yang
dilakukan oleh Taruna/i
2. Angka kesalahan diberikan sesuai dengan jumlah kesalahan/pelanggaran
yang dibuat oleh Taruna/i sebagai berikut:

BPSDM PERHUBUNGAN 121


Pedoman Pola Pengasuhan Taruna 2014

Tabel 12. 7 Batas kritis angka kesalahan


BULANAN SEMESTER
SEMESTER BATAS BATAS BATAS BATAS
KRITIS MAX KRITIS MAX
I 15 25 50 95
II – VIII 20 50 50 95

3. Bagi Taruna/i yang melewati batas kritis bulanan akan dikenakan hukuman
tambahan berupa kerja bakti atau tugas khusus lainnya dimana setiap 5
(lima) point dikenakan 1 (satu) jam kerja.
4. Taruna/i yang melewati batas maksimum bulanan dikenakan tahanan
kampus selama satu minggu untuk setiap 5 (lima) angka kesalahan
kelebihan.
5. Bagi Taruna/i yang melewati batas kritis semester dengan poin kesalahan 50
s/d 65 diberi peringatan tertulis pertama, dan dikenakan sanksi hukuman
ringan berupa:
a. Melakukan latihan kesamaptaan
b. Melakukan kerja sosial
c. Membuat karya tulis atau meresume buku tertentu dalam jangka waktu
terbatas dengan tulisan tangan
6. Bagi Taruna/i yang melewati batas maksimum semester dengan poin
kesalahan 66 s/d 80 diberi peringatan tertulis kedua, dan dikenakan sanksi
hukuman berupa:
a. Melakukan latihan kesamaptaan
b. Pencabutan hak pesiar dan izin bermalam selama 3 (tiga) minggu
berturut-turut
c. Pemanggilan orang tua,
d. Tidak diizinkan mengikuti salah satu atau lebih kegiatan akademis
maupun ekstrakurikuler dalam waktu tertentu
7. Bagi Taruna/i yang melewati batas maksimum semester dengan poin
kesalahan 81 s/d 95 diberi peringatan tertulis ketiga, dan dikenakan sanksi
hukuman berupa:
a. Pembebasan dari jabatan organisasi Korps Taruna/i
b. Skorsing paling lama 1 (satu) tahun
8. Taruna/i yang mempunyai poin angka kesalahan 100 atau lebih dalam satu
semester dapat dikeluarkan dari pendidikan.

BPSDM PERHUBUNGAN 122


Pedoman Pola Pengasuhan Taruna 2014

12.2.3. Pelanggaran Ringan


Angka kesalahan untuk pelanggaran ringan adalah sebagai berikut:
Tabel 12. 8 Pelanggaran ringan
No. Jenis pelanggaran ringan Skor
1 Kamar tidur/ruang belajar tidak rapi atau kotor 10
2 Tata letak perlengkapan tidak sesuai ketentuan peraturan 10
urusan dalam
3 Menjemur pakaian di tempat yang tidak pada tempatnya 10
4 Membawa tamu ke dalam kamar/asrama tanpa ijin 10
5 Mencoret atau menempel gambar di kamar tidur/tempat 10
belajar
6 Membuat keributan di dalam asrama 10
7 Membawa peralatan olahraga di dalam kamar/lingkungan 10
asrama
8 Membuang sampah sembarangan 10
9 Kamar mandi/toilet kotor 10
10 Tidak berada di dalam asrama pada waktu istirahat malam 10
11 Tidak mematikan kran air, lampu dan peralatan listrik 10
lainnya yang merupakan tanggung jawabnya
12 Mengubah instalasi/jaringan listrik atau air tanpa izin 10
13 Membawa atau menyimpan makanan ke dalam kamar 10
14 Memakai pakaian di luar yang ditetapkan di dalam asrama 10
15 Membawa/menggunakan/menyimpanperalatan memasak 10
di dalam asrama
16 Membawa binatang di lingkungan asrama 10
17 Terlambat masuk kuliah 10
18 Meninggalkan kelas tanpa izin 10
19 Membuat keributan di dalam kelas 10
20 Tidur di kelas 10
21 Membuang kotoran/sampah di lingkungan kampus 10
21 Mencoret-coret meja, kursi, dinding sekolah 10
22 Tidak mengembalikan buku dan peralatan sekolah tepat 10
pada waktunya
23 Tidak melakukan tugas jaga 10
24 Terlambat mengikuti pergantian tugas jaga 10
25 Terlambat melaksanakan tugas jaga 10

BPSDM PERHUBUNGAN 123


Pedoman Pola Pengasuhan Taruna 2014

No. Jenis pelanggaran ringan Skor


26 Meninggalkan tugas jaga sebelum tugas jaga selesai 10
27 Terlambat/mendahului kegiatan makan di ruang makan 10
28 Tidak menghabiskan makanan tepat pada waktunya 10
29 Membuang makanan 10
30 Membawa makanan ke luar/ ke dalam ruang makan tanpa 10
izin
31 Makan, minum sambil berjalan 10
32 Membuat kegaduhan/keributan di ruang makan 10
33 Menukar/mengambil makan Taruna/i lain 10
34 Tidak tertib dalam melaksanakan pergerakan/ bersikap 10
dalam lingkungan sekolah
35 Keluar dari barisan tanpa izin 10
36 Terlambat apel/upacara 10
37 Tidak tertib dalam mengikuti pelatihan baris berbaris (PBB) 10
38 Terlambat mengikuti olahraga 10
39 Tidak mengggunakan pakaian olahraga sebagaimana 10
mestinya
40 Tidak mematuhi instruksi pelatih/instruktur selama 10
mengikuti kegiatan olahraga
41 Pesiar tanpa izin 10
42 Menuliskan keterangan tidak benar di buku pesiar 10
43 Melakukan kegiatan ketarunaan di luar kampus tanpa izin 10
44 Menggunakan alat/perlengkapan inventaris sekolah tanpa 10
izin
45 Menyalahgunakan dispensasi/surat keterangan dokter 10
46 Memakai pakaian dinas tidak sesuai dengan yang 10
ditetapkan

47 Memakai pakaian dinas dalam keadaan kotor / tidak rapi 10

48 Sepatu tidak disemir 10

49 Tidak memberikan hormat kepada pengasuh/yang lebih 10


tinggi tingkatannya

50 Tidak bersikap sopan atau tidak menghargai terhadap 10


pengasuh/ yang lebih tinggi tingkatannya

BPSDM PERHUBUNGAN 124


Pedoman Pola Pengasuhan Taruna 2014

No. Jenis pelanggaran ringan Skor


51 Menggunakan bahasa daerah 10

12.2.4. Pelanggaran Sedang


Angka kesalahan untuk pelanggaran sedang adalah sebagai berikut:
Tabel 12. 9 Pelanggaran sedang
No. Jenis pelanggaran sedang Skor
1 Mengganggu pelaksanaan ibadah 20-50
2 Tidak mengikuti pelajaran yang diwajibkan 20-50
3 Merusak dengan sengaja sarana prasarana kampus 20-50
4 Tidak mematuhi ketentuan sebagai pemegang izin 20-50
kegiatan akademik dan non akademik
5 Tidak mengerjakan sendiritugas-tugas sekolah 20-50
6 Menyontek saat ujian 20-50
7 Mengerjakan tugas dengan menjiplak tugas orang lain 20-50
8 Tidak mengikuti apel/upacara 20-50
9 Keluar kampus tanpa izin 20-50
10 Tidak menggunakan pakaian pesiar pada waktu pesiar 20-50
11 Membuat kegaduhan pada waktu pesiar 20-50
12 Terlambat kembali ke kampus setelah pesiar 20-50
13 Memaksa Taruna/i yang lebih rendah tingkatannya 20-50
membawa uang/ makanan/ barang lainnyau ntuk
kepentingan Taruna/i yang lebih tinggi tingkatannya
14 Melanggar kode etik Taruna/i 20-50
15 Memanggil Taruna/i yang lebih rendah tingkatannya ke 20-50
kamar Taruna/i yang lebih tinggi tingkatannya
16 Memaksa Taruna/i yang lebih rendah tingkatannya untuk 20-50
melakukan atau berbuat sesuatu untuk kepentingan
Taruna/i yang lebih tinggi tingkatannya
17 Tidak mematuhi perintah pengasuh/ instruktur/ pelatih 20-50
18 Meninggalkan pos jaga sebelum jam jaga berakhir 20-50
19 Menyimpan/membawa rokok di lingkungan sekolah 20-50

BPSDM PERHUBUNGAN 125


Pedoman Pola Pengasuhan Taruna 2014

Catatan:
1. Pengasuh memberikan penilaian setelah mempertimbangkan tingkat
pelanggaran yang dilakukan oleh Taruna/i dengan tujuan untuk
memberikan efek jera.
2. Dalam hal pengasuh menghadapi keraguan dalam memberikan penilaian,
diajukan dalam forum pengasuh untuk dapat diputuskan.
3. Dalam pemberian penilaian pengasuh bertanggung jawab sepenuhnya.

12.2.5. Pelanggaran Berat


Adalah pelanggaran Taruna/i yang dapat berakibat hingga dikeluarkan dari
pendidikan. Angka kesalahan untuk pelanggaran berat adalah sebagai berikut:
Tabel 12. 10 Pelanggaran berat
No. Jenis pelanggaran berat Skor
1 Tidak menghormati agama lain 50-100
2 Mencemarkan nama baik Sekolah / Lembaga Pendidikan 50-100
3 Menjiplak tugas akhir/skripsi (plagiat) 50-100
4 Terbukti merencanakan dan melakukan tindakan kejahatan 50-100
5 Menghasut sehingga terjadinya kekacauan/kerusuhan 50-100
6 Membawa, memiliki, menyimpan, mengedarkan dan 50-100
mempergunakan obat terlarang, minuman keras, ataupun
senjata api/ senjata tajam
7 Membawa, memiliki, menyimpan, mengedarkan serta 50-100
mengkonsumsi media visual berupa gambar/foto/video
yang di dalamnya mengandung unsur pornografi
8 Melakukan perkelahian, pemukulan dan segala bentuk 50-100
penganiayaan lainnya
9 Menyelenggarakan dan mengikuti kegiatan yang melanggar 50-100
norma agama dan norma sosial
10 Dengan sengaja merusak inventaris sekolah 50-100
11 Meninggalkan sekolah lebih dari 3 hari tanpa izin 50-100
Catatan:
1. Pengasuh memberikan penilaian setelah mempertimbangkan tingkat
pelanggaran yang dilakukan oleh Taruna/i dengan tujuan untuk
memberikan efek jera.

BPSDM PERHUBUNGAN 126


Pedoman Pola Pengasuhan Taruna 2014

2. Dalam hal pengasuh menghadapi keraguan dalam memberikan penilaian,


diajukan dalam forum pengasuh untuk dapat diputuskan.
3. Dalam pemberian penilaian pengasuh bertanggung jawab sepenuhnya.

12.3. Kondite
Kondite Taruna/i ditetapkan sebagai ukuran dalam rentang angka
kesalahan yang diperoleh setiap Taruna/i dalam satu semester. Rentang angka
dan kondite dikategorikan sebagai berikut :

Tabel 12. 11 Nilai Kondite Taruna/i


Angka Kesalahan Kondite
0 Teladan
10 – 20 Baik sekali
21 – 30 Baik
31 – 40 Cukup
41 – 60 Sedang
> 60 Memprihatinkan

12.4. Pemberhentian
Taruna/i dapat diberhentikan dari pendidikan melalui proses Sidang
Dewan kehormatan Taruna/i apabila:
1. Melakukan pelanggaran berat dan memiliki angka kesalahan sampai
dengan 100.
2. Terkena sanksi akademik.
3. Mengajukan permohonan berhenti dan diizinkan oleh pejabat yang
berwenang (Dewan Pertimbangan).
4. Sakit dan dirawat di Rumah Sakit secara berturut-turut selama 40 hari
maupun terputus-putus selama 80 hari yang jumlah harinya sesuai
ketentuan perhitungan hari efektif.

12.5. Dewan Kehormatan Taruna/i


1. Dewan kehormatan Taruna/i adalah dewan yang dibentuk oleh
ketua/direktur/kepala lembaga pendidikan dan pelatihan, dengan
anggota terdiri dari unsur tenaga pendidik, tenaga kependidikan,
pengasuh dan perwakilan dewan permusyawaratan Taruna/i.
2. Tugas dewan kehormatan Taruna/i adalah memberikan pertimbangan
terhadap pemberhentian Taruna/i dari pendidikan.
3. Keputusan dewan kehormatan Taruna/i adalah keputusan kolektif.

BPSDM PERHUBUNGAN 127


Pedoman Pola Pengasuhan Taruna 2014

BAB XIII EVALUASI PENGASUHAN TARUNA/I DIKLAT PEMBENTUKAN PADA UPT DI


LINGKUNGAN BPSDM PERHUBUNGAN

EVALUASI PENGASUHAN TARUNA/I

13.1. Pengertian
Evaluasi Pengasuhan adalah bentuk kegiatan yang ditujukan mencari
keserasian tingkat perkembangan kualitas sikap perilaku Taruna/i yang terwujud
dalam perbuatan maupun tutur kata selama mengikuti pendidikan untuk
mencapai kualifikasi yang telah ditentukan dengan mengacu pada Pedoman
Pengasuhan Taruna/i Diklat Pembentukan pada UPT di Lingkungan BPSDM
Perhubungan. Hasil evaluasi tersebut akan digunakan sebagai bukti penilaian
mengenai taraf perkembangan yang dialami Taruna/i setelah melewati tahapan
tertentu.

13.2. Obyek Evaluasi


Obyek evaluasi pengasuhan pada prinsipnya adalah materi pengasuhan
yang terwujud dalam bentuk pencerminan sifat, sikap perilaku Taruna/i sehari-
hari mulai dari kegiatan bangun pagi sampai dengan istirahat malam yang
berkaitan dengan proses mulai pada tahap perubahan sikap mental, tahap
pembentukan, tahap pendalaman dan pendewasaan.

13.3. Metode dan Alat Evaluasi Umum


1. Metode Evaluasi

a. Pengamatan/Observasi
Pengamatan adalah suatu kegiatan mengamati indikator komponen
(kecuali dari aspek watak kepribadian) dengan mencatat setiap perilaku
Taruna/i baik yang negatif atau positif, selanjutnya memberikan angka
penilaian. Kegiatan ini dilakukan secara terus-menerus dan tidak terputus
dalam bentuk kegiatan:
1) Rutin
a) Apel (pagi, malam).
b) Pemeriksaan sikap tampang.
c) Pemeriksaan asrama.
d) Pengawasan kegiatan belajar dan latihan.
e) Tugas dinas rutin.
f) Kehidupan pribadi Taruna/i setiap harinya.

BPSDM PERHUBUNGAN 128


Pedoman Pola Pengasuhan Taruna 2014

2) Insidentil
a) Pemeriksaan mendadak (sidak)
b) Kontra Apel
c) Penugasan khusus
d) Laporan informasi yang masuk
e) Kegiatan-kegiatan Tradisi
b. Wawancara
Bentuk kegiatan yang dilaksanakan untuk :
1) Mengetahui lebih dekat dan seksama tentang pribadi masing-masing
Taruna/i baik perorangan maupun kelompok dengan cara berdialog
(Brain Storming).
2) Meyakinkan hasil penilaian yang telah dilakukan dengan observasi
terhadap Taruna/i terpilih atau yang memiliki perilaku positif atau
negatif yang menonjol.
3) Wawancara dilakukan oleh Pengasuh sebagai penilai atau staf
psikologi berdasarkan Surat Perintah.
c. Sosiometri
Kegiatan sosiometri mencakup:
1) Kegiatan penilaian yang dilakukan oleh Taruna/i yang lebih rendah
tingkatannya terhadap Taruna/i yang lebih tinggi tingkatannya, rekan
atau yuniornya guna mencari kesesuaian dengan penilaian yang
sudah dilakukan dengan observasi maupun wawancara.
2) Sasaran penilaian adalah para Taruna/i yang relatif dekat dan mudah
diamati sehari-hari oleh Taruna/i yang melakukan penilaian.
d. Tes Psikologi
Hal-hal yang terkait dengan tes psikologi mencakup:
1) Kegiatan untuk mengetahui watak kepribadian melalui serangkaian
tes psikologi.
2) Tes psikologi dilaksanakan secara periodik sekurang-kurangnya 6
(enam) bulan sekali.

2. Alat Evaluasi
Dengan memperhatikan mekanisme dan ketentuan evaluasi pada setiap
tahap pengasuhan, alat evaluasi umum terdiri dari:
a. Lembar catatan data perorangan Taruna/i yang tersedia pada masing-
masing kelompok.
b. Catatan pada buku saku setiap Taruna/i.
c. Lembar catatan pada setiap Dosen, Instruktur dan Pelatih.

BPSDM PERHUBUNGAN 129


Pedoman Pola Pengasuhan Taruna 2014

d. Lembar evaluasi setiap Taruna/i yang sudah disiapkan dalam bentuk


hasil evaluasi harian, mingguan, bulanan, triwulan maupun hasil evaluasi
pada buku Riwayat Hidup Taruna/i (RHT) setiap semester.
e. Laporan lisan atau tertulis dari pejabat atau Personil organik, non
organik Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan
maupun masyarakat luas yang akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
f. Hal-hal lain yang ditentukan lain oleh Sidang di tingkat lembaga
pendidikan dan pelatihan
g. Pelaksanaan penilaian oleh Dosen, Instruktur, Pelatih dari masing-
masing mata kuliah, kegiatan latihan, dimaksudkan untuk mendapatkan
akurasi penilaian yang bersifat kualitatif, dengan sasaran antara lain:
1) Kepercayaan diri
2) Kemampuan berkomunikasi
3) Kemampuan bekerja sama dengan orang lain
4) Cepat beradaptasi dengan lingkungan
5) Memiliki motivasi
6) Ketabahan dan keuletan.
7) Kreativitas olah pikir.
8) Disiplin dan loyalitas.
9) Tanggung jawab.
10) Memiliki empati.
11) Memiliki kestabilan emosi.

3. Pemberian Nilai
a. Sanksi
1) Kepada Taruna/i yang melakukan dan menunjukkan hal-hal yang
positif, diberikan penghargaan berupa penambahan nilai dan
kepada yang berperilaku negatif diberikan hukuman berupa
pengurangan nilai dengan angka tertentu sesuai daftar sanksi.
2) Untuk mendapatkan akurasi, transparansi dan obyektivitas
penilaian, setiap bulan diinformasikan hasil penilaian sikap
perilaku Taruna/i.

b. Hukuman
Hukuman atau tindakan diberikan disesuaikan dengan jenis pelanggaran
yang dilakukan berdasarkan klasifikasi sebagai berikut:
1) Pelanggaran berat;

BPSDM PERHUBUNGAN 130


Pedoman Pola Pengasuhan Taruna 2014

2) Pelanggaran sedang dan;


3) Pelanggaran ringan.

4. Jenis Hukuman
Jenis hukuman mempedomani Pola Pengasuhan Taruna/i Diklat
Pembentukan pada UPT di Lingkungan BPSDM Perhubungan.

5. Penghitungan Nilai Pengasuhan


Penghitungan nilai terhadap sikap Taruna/i didasarkan pada angka
penghargaan dan angka kesalahan kemudian diakumulasikan pada akhir
tahun ajaran, sebagai dua nilai yang terpisah. Angka penghargaan dapat
dijadikan sebagai bahan pertimbangan pada keputusan akhir untuk
meminimalisir pelanggaran.

6. Prestasi
Prestasi digolongkan sebagai Prestasi Umum dan Prestasi Khusus yang
dijelaskan pada Pedoman Pengasuhan Taruna/i Diklat Pembentukan pada
UPT di Lingkungan BPSDM Perhubungan.
a. Pencatatan Prestasi
1) Tenaga pengasuh dan/atau tenaga kependidikan berkewajiban
mencatat pada Buku Saku Taruna/i mengenai prestasi Taruna/i.
2) Catatan nilai prestasi Taruna/i pada buku saku Taruna/i
mempedomani ketentuan mengenai prestasi yang diatur dalam
Pedoman Pola Asuh Taruna/i Diklat Pembentukan pada UPT di
Lingkungan BPSDM Perhubungan.
3) Pemberian penghargaan prestasi luar biasa hanya dapat diberikan
oleh ketua/direktur/kepala lembaga pendidikan dan pelatihan
dengan pertimbangan Senat.
b. Penilaian Sikap Taruna/i
1) Penilaian sikap Taruna/i dilakukan secara periodik setiap bulan
dan pada akhir semester.
2) Hasil penilaian pertengahan semester sebagai bahan umpan balik
pembinaan lebih lanjut.

BPSDM PERHUBUNGAN 131


Pedoman Pola Pengasuhan Taruna 2014

BAB XIV PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PENGASUHAN

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PENGASUHAN

15.1. Pengawasan
1. Pengawasan terhadap pengasuhan Taruna/i secara umum dilakukan oleh
Ketua/Direktur/Kepala lembaga pendidikan dan pelatihan, sehari-hari
dilaksanakan oleh Bagian Ketarunaan dengan berpedoman pada
pedoman pola pengasuhan.
2. Dalam pelaksanaan tugas pengasuhan sehari-hari dilaksanakan Pengasuh.

15.2. Pengendalian
1. Pengendalian terhadap pelaksanaan pengasuhan Taruna/i dilakukan oleh
Pengasuh.
2. Dalam rangka pelaksanaan pengendalian pengasuhan sebagaimana
dimaksud dalam butir a di atas, Pengasuh secara rutin dan teratur
mengadakan pengecekan terhadap :
a. Materi pengasuhan (sesuai atau tidak dengan program dan silabus
pengasuhan yang telah ditetapkan).
b. Sarana dan peralatan yang digunakan (lengkap dan layak pakai atau
tidak).
3. Setiap bulan pengasuh mengadakan analisa dan evaluasi terhadap
pelaksanaan pengasuhan Taruna/i untuk kemudian merumuskan langkah-
langkah tindak lanjut yang akan ditempuh dalam rangka meningkatkan
sempurnanya pelaksanaan pengasuhan Taruna/i.
4. Pengasuh bertanggung jawab sepenuhnya atas penyelenggaraan dan
pelaksanaan pengasuhan Taruna/i kepada Ketua/Direktur/Kepala
lembaga pendidikan dan pelatihan.

15.3. Kondisi Luar Biasa


Kondisi luar biasa adalah:
1. Terjadi tindakan kriminal yang dilakukan oleh Taruna/i sehingga harus
ditangani oleh pihak berwajib. Dalam hal ini pihak pengasuh tetap
melakukan pengawasan dan pendampingan sampai dengan perkaranya
memiliki kekuatan hukum tetap.

BPSDM PERHUBUNGAN 132


Pedoman Pola Pengasuhan Taruna 2014

2. Dalam hal Taruna/i yang bersangkutan sedang melakukan praktek kerja di


luar lingkungan kampus baik dalam negeri maupun di luar negeri,
pengasuh melakukan monitoring guna mengetahui kondisi dari Taruna/i
yang bersangkutan.

BAB XVIIENUTUP
PENUTUP

Hal-hal yang belum diatur dan dipandang perlu berkaitan dengan pedoman
ini akan ditentukan kemudian sesuai dengan perkembangan dan tuntutan
kebutuhan demi kelengkapan dan keakuratan Pedoman Pola Pengasuhan
Taruna/i Diklat Pembentukan pada UPT di Lingkungan BPSDM Perhubungan
ini.

KEPALA BADAN PENGEMBANGAN


SDM PERHUBUNGAN,

Ttd

SANTOSO EDDY WIBOWO

BPSDM PERHUBUNGAN 133


Pedoman Pola Pengasuhan Taruna 2014

LAMPIRAN II PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER


DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN
NOMOR : PK. 11/BPSDMP-2014
TANGGAL : 19 JUNI 2014

STANDAR ASUPAN GIZI PERMAKANAN DAN TARUNA/I DIKLAT


PEMBENTUKAN PADA UPT DI LINGKUNGAN BPSDM PERHUBUNGAN

16.1 Standar Asupan Gizi Taruna/i Diklat Pembentukan pada UPT di


Lingkungan BPSDM Perhubungan

Gizi mempunyai peranan besar untuk kesehatan optimal seorang Taruna/i.


Gizi yang cukup dan seimbang dibutuhkan oleh seorang Taruna/i untuk dapat
melakukan kegiatan proses belajar mengajar, latihan fisik dan kegiatan
ekstrakurikuler dengan optimal tanpa mengalami kelelahan. Seorang Taruna/i
juga masih dalam masa pertumbuhan karena berusia antara 14-22 tahun. Jika
gizi tidak terpenuhi secara cukup dan seimbang maka akan menganggu proses
pertumbuhan dan Taruna/i tidak bisa tampil dengan performance yang optimal.
Sebaliknya jika gizi diasup secara berlebihan akan menimbulkan masalah
kesehatan seperti peningkatan yang tidak normal pada berat badan, tekanan
darah, glukosa darah dan profil lipida darah (kolesterol, trigliserida, LDL, HDL,
VLDL).
Perhitungan dan pemenuhan kebutuhan gizi Taruna/i sangat kompleks
karena harus mempertimbangkan banyak hal yaitu faktor pertumbuhan, latihan
fisik serta standar berat badan ideal dan bentuk proporsional tubuh yang harus
dicapai. Untuk itu perlu menetapkan panduan gizi Taruna/i yang dapat dijadikan
acuan bagi semua pihak, terutama pihak penyelenggara makanan Taruna/i Diklat
Pembentukan pada UPT di Lingkungan BPSDM Perhubungan.
Panduan gizi Taruna/i Diklat Pembentukan pada UPT di Lingkungan BPSDM
Perhubungan mencakup perhitungan kebutuhan energi, zat gizi makro dan zat
gizi mikro, standar makanan Taruna/i (nama kelompok bahan makanan dengan
anjuran besar porsi dan nilai gizi), daftar bahan makanan penukar, pembagian
bahan makanan sehari serta siklus menu 10 hari.

BPSDM PERHUBUNGAN 134


Pedoman Pola Pengasuhan Taruna 2014

16.1.1. Kebutuhan energi dan zat gizi Taruna/i Diklat Pembentukan pada
UPT di Lingkungan BPSDM Perhubungan

1. Kebutuhan Energi
Perhitungan kebutuhan energi Taruna/i berdasarkan kepada Angka
Kecukupan Gizi yang dianjurkan (AKG) ditambah dengan energi expenditure saat
melakukan latihan fisik. Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan adalah suatu
kecukupan rata-rata zat gizi setiap hari bagi hampir semua orang menurut
golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh dan aktifitas fisik untuk mencegah
terjadinya defisiensi gizi.
RATA-RATA AKG + ENERGI EXPENDITURE

Berdasarkan penggolongan umur Taruna/i maka AKG dibedakan menjadi


tiga kelompok yaitu :

Tabel 16. 1 Angka kecukupan gizi bagi orang indonesia

KELOMPOK UMUR KEB UTUHAN ENERGI (kkal)


NO
(Tahun) Taruna Taruni
1. 13-15 2400 2350
2. 16-18 2600 2200
3. 19-29 2550 1900
RATA-RATA 2333

Energi expenditure bagi Taruna/i didasarkan pada jam latihan fisik. Diketahui
bahwa seorang Taruna/i melakukan latihan fisik dengan frekuensi 4 kali
seminggu dengan durasi 90 menit yang terdiri dari peregangan statis,
peregangan dinamis, kegiatan lari dan latihan otot (push up dan sit up). Energi
yang dikeluarkan untuk melakukan peregangan statis dan dinamis 3-5 kkal per
menit, aktifitas lari adalah antara 10-23 kkal per menit dan energi yang
dikeluarkan untuk latihan otot adalah antara 10-17 kkal per menit. Dengan
pertimbangan jenis dan waktu latihan Taruna/i maka energi expenditure yang
dikeluarkan setiap kali berlatih adalah 1.185 kkal. Dalam satu minggu seorang
Taruna/i melakukan latihan 4 kali, oleh karena itu perhitungan energi
expenditure dikali dengan hari latihan yaitu 4 kali dan dibagi dengan 7 hari.
Sehingga perkiraan kebutuhan energi tambahan setiap harinya 677 kkal. Total

BPSDM PERHUBUNGAN 135


Pedoman Pola Pengasuhan Taruna 2014

kebutuhan energi Taruna/i satu hari adalah rata-rata AKG ditambah dengan
Energi expenditure yaitu 2333 + 677 = 3010 kkal ~ 3100 kkal

2. Kebutuhan Protein
Menurut panduan makan untuk hidup sehat yang dikeluarkan Kementerian
Kesehatan tahun 2002, kebutuhan protein dapat ditentukan berdasarkan
proporsinya terhadap kebutuhan energi total yang dinyatakan dalam persentase.
Angka yang ditetapkan adalah 10-15% dari energi total. Dengan pertimbangan
bahwa seorang Taruna/i sedang dalam masa pertumbuhan, membutuhkan
kekuatan otot dalam menjalankan kegiatan sehari-hari dan rutin melakukan
latihan fisik yang menggunakan otot, namun tidak untuk binaraga serta untuk
menunjang tubuh yang proporsional maka angka yang ditetapkan untuk
kebutuhan protein seorang Taruna/i adalah ± 13% dari energi total yaitu setara
dengan 100 gr protein. Pemenuhan protein ini dapat diperoleh dari protein
hewani dan protein nabati secara seimbang.
Kekurangan asupan protein berdampak pada terganggunya pertumbuhan
dan tidak bisa membangun otot secara sempurna. Sedangkan kelebihan asupan
protein berdampak pada peningkatan basal metabolisme sehingga kerja organ
tubuh menjadi lebih berat, meningkatkan kerja hati untuk memetabolisme hasil
pemecahan protein berupa ammonia serta meningkatkan kerja organ ginjal
dalam melakukan pengeluaran sisa-sisa metabolism protein berupa urea. Dalam
jangka waktu lama mengakibatkan penurunan fungsi ginjal sehingga
menyebabkan kerusakan ginjal.

3. Kebutuhan karbohidrat
Menurut gizi seimbang proporsi karbohidrat terhadap energi total adalah
antara 55-65%. Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi Taruna/i
dalam menjalankan kegiatan sehari-hari, namun karena kebutuhan protein
Taruna/i juga tinggi maka angka yang ditetapkan untuk kebutuhan karbohidrat
adalah 62% dari energi total yaitu setara dengan 480.5 g.
Pemenuhan karbohidrat ini dapat diperoleh dari karbohidrat kompleks dan
karbohidrat sederhana. Karbohidrat kompleks terutama banyak terdapat dalam
bahan makanan yang berasal dari sumber tumbuh-tumbuhan dan biasanya
dijadikan sebagai makanan pokok seperti nasi, kentang, roti, ubi, jagung,
singkong, mie, bihun, pasta dll. Sedangkan karbohidrat sederhana banyak
terdapat dalam makanan berupa gula, sirup, permen, coklat, selai dll.
Berdasarkan metabolism karbohidrat dalam tubuh dijelaskan bahwa
konsumsi karbohidrat sederhana berlebihan menimbulkan rebound fenomena

BPSDM PERHUBUNGAN 136


Pedoman Pola Pengasuhan Taruna 2014

yaitu efek kelelahan dan karbohidrat sederhana kurang bergizi karena tidak
mengandung vitamin dan mineral. Oleh karena itu dalam pemenuhan kebutuhan
karbohidrat, seorang Taruna/i harus mengutamakan konsumsi karbohidrat
kompleks.
Konsumsi karbohidrat juga harus cukup dan seimbang. Jika kekurangan
berakibat pada berkurangnya penyediaan energi secara berkesinambungan,
sehingga seorang Taruna/i Diklat akan mengalami kelelahan. Sedangkan
mengonsumsi karbohidrat komplek secara berlebihan mengakibatkan kelebihan
karbohidrat diubah menjadi sel-sel lemak sehingga terjadi kenaikan berat badan.
Dalam waktu lama mengakibatkan seseorang akan mengalami overweight hingga
obesitas.

4. Kebutuhan lemak
Kebutuhan lemak seorang Taruna/i Diklat Pembentukan pada UPT di
Lingkungan BPSDM Perhubungan adalah 25% dari energi total yaitu setara
dengan 86 g. Pemenuhan kebutuhan lemak dapat diperoleh dari lemak hewani
dan lemak nabati. Namun pada umumnya lemak hewani mengandung kolesterol,
lemak jenuh dan lemak rantai panjang yang metabolismenya dalam tubuh
membawa dampak tidak baik bagi kesehatan, maka dianjurkan pemenuhan
kebutuhan lemak Taruna/i diperoleh dari lemak nabati terutama lemak tidak
jenuh seperti minyak jagung, minyak biji bunga matahari dan olive oil. Minyak
kelapa dan minyak kelapa sawit dapat adalah lemak jenuh, namun masih lebih
baik dibandingkan lemak hewan karena mempunyai rantai menengah / medium
sehingga mudah dicerna. Untuk menghindari asupan lemak jenuh secara
berlebihan maka dianjurkan untuk mengurangi menu goring-gorengan untuk
Taruna/i.
Proses pencernaan lemak lebih lama dibandingkan karbohidrat dan protein.
Makanan berlemak lebih lama berada di lambung, dan proses pencernaannya
membutuhkan oksigen. Oleh karena itu, pemberian makanan yang berlemak
tidak dianjurkan pada pagi hari karena dapat menyebabkan kelelahan dan rasa
mengantuk akibat berkurangnya oksigen pada otak dan sel-sel tubuh. Begitu juga
dengan makan siang hari, juga tidak dianjurkan yang berlemak tinggi karena
setelah makan siang seorang Taruna/i akan melanjutkan aktifitas belajar
diteruskan kegiatan latihan fisik.
Namun demikian, pemberian makanan yang berlemak dapat diberikan pada
waktu makan utama di sore hari setelah semua aktifitas belajar dan berlatih
selesai dilakukan. Pemenuhan asupan lemak total sebesar 25% lebih banyak

BPSDM PERHUBUNGAN 137


Pedoman Pola Pengasuhan Taruna 2014

porsinya pada malam hari karena diperlukan untuk pemulihan jaringan dan sel-
sel tubuh yang telah digunakan seharian ketika proses belajar mengajar dan
berlatih fisik.

5. Kebutuhan vitamin dan Mineral


Seorang Taruna/i membutuhkan lebih banyak vitamin dan mineral untuk
membantu proses metabolisme energi, membangun jaringan, memelihara
keseimbangan cairan tubuh, membawa oksigen untuk kerja metabolism dan
menurunkan stress oksidatif terutama pada otot dan tulang.
Vitamin meningkat kebutuhannya pada Taruna/i yang rutin melakukan
latihan fisik adalah vitamin B, vitamin C dan vitamin K. Sedangkan mineral yang
meningkat kebutuhannya adalah kalsium, fosfor, magnesium, natrium, klorida,
kalium dan zink. Khusus untuk Taruni perlu memperhatikan pemenuhan asupan
Fe (zat besi) dan asam folat, terutama ketika menstruasi. Untuk memenuhi
kebutuhan vitamin dan mineral ini dapat diperoleh dari peningkatan asupan
buah terutama sari buah dan sayur-sayuran. Untuk pemenuhan asupan vitamin B
otomotis akan terpenuhi ketika kebutuhan energi dan protein yang meningkat
terpenuhi.

6. Kebutuhan air
Keseimbangan air sangat diperlukan oleh seorang Taruna/i untuk
mempertahankan proses kehidupan sel yang secara langsung berhubungan
dengan penampilan aktivitas dan latihan fisik. Pemberian cairan yang tepat dapat
mencegah kelelahan, cedera dan memelihara suhu tubuh serta detak jantung,
meningkatkan volume gerak dan peredaran darah.
Kebutuhan cairan minimal adalah 1 cc untuk setiap 1 kkal yang dikonsumsi
yaitu setara dengan 3.1 liter air. Untuk selanjutnya dapat disesuaikan dengan
jumlah cairan yang keluar melalui urin, keringat, pernafasan dan feses.
Pemenuhan kebutuhan cairan dapat diperoleh dari konsumsi air putih, kuah
sayur, jus dan sari buah.
Dianjurkan seorang Taruna/i melakukan penimbangan berat badan sebelum
berlatih dan setelah berlatih. Jika terjadi penurunan berat badan setelah berlatih
maka dapat disimpulkan seorang Taruna/i mengalami kehilangan cairan yang
harus segera diganti dengan perhitungan sebagai berikut jumlah kehilangan
berat badan + jumlah cairan yang diminum selama berlatih. Jumlah ini harus
segera diganti dengan minum secara bertahap yaitu 250 cc setiap 15 menit.

BPSDM PERHUBUNGAN 138


Pedoman Pola Pengasuhan Taruna 2014

16.1.2. Standar makanan Taruna/i Diklat Pembentukan pada UPT di


Lingkungan BPSDM Perhubungan
Standar makanan adalah ukuran tertentu bahan makanan yang mempunyai
nilai gizi tetap sehingga dapat dipakai sebagai patokan atau pedoman
penyelenggaraan makanan. Standar makanan terdiri dari jumlah dan jenis bahan
makanan yang diberikan sehari, pembagian waktu makan dan nilai gizi bahan
makanan / makanan. Standar makanan disusun dengan mempertimbangkan
kebutuhan gizi dan kebiasaan makan secara umum.
Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan energi untuk Taruna/i maka
ditetapkanlah kebutuhan energi ± 3100 kkal dan ± 100 gr protein. Berikut adalah
standar makanan Taruna/i untuk satu hari.

Tabel 16.2 Standar makanan untuk penyelenggaraan makanan banyak bagi Taruna/i

Bahan makanan / Penukar Berat Energi Protein (gr)


makanan (P*) (gr/urt**) (kkal)
Nasi / Penukar 8.5 850 / 6.5 gelas 1.487,5 34
Sayuran A+B+C 3p 300 / 3 gelas 125 7
Buah 5p Disesuaikan 250 --
jenis buah
lihat DBMP
Tempe / penukar 4p 200 / 4 ptg sdg 300 20
Ikan / penukar gol 2 A+B 3p 120 / 3 ptg sdg 275 21
Susu Segar (UHT) 2p 200 / 1 gelas 150 14
Minyak 8p 40 / 8 sdt 400 --
Gula 2p 13 / 2 sdm 100 --
munjung
Garam Secukupnya Secukupnya Secukupnya Secukupnya
Total Energi 3.087,5 96

Standar makanan satu hari ini dibagi kedalam beberapa kali pemberian.
Untuk memperoleh energi yang berkesinambungan dan mudah dalam
pencernaan dan metabolismenya maka pemberian makanan dibagi dalam 5 kali
pemberian yaitu tiga kali makanan utama dan 2 kali makanan selingan. Makanan
utama diberikan pada pagi hari, siang hari dan sore hari, sedangkan makanan
selingan diberikan 2 kali yaitu diantara waktu makan pagi dan makan siang serta
menjelang tidur.

BPSDM PERHUBUNGAN 139


Pedoman Pola Pengasuhan Taruna 2014

Pembagian makan satu hari dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 16. 3 Pembagian makan satu hari

Bahan makanan / Penukar Energi Protein


Waktu Berat (gr/urt**)
makanan (P*) (kkal) (gr)
PAGI Nasi/penukar 2 200 gr / 2 gelas 350 8
Telur/penukar gol 2b 1 55 gr / 1 butir 75 7
Tempe / penukar 1 50 gr / 1 potong 75 5
sedang
Sayuran A / B 1 100 gr / 1 gelas 25 1
Buah 1 Lihat DBMP*** 50
Minyak**** 2 10 gr / 2 sdt 100
Gula***** 1 13 gr / 1 sdm 50
SELINGAN Roti / penukar ½ 35 gr / 1-2 ptg sdg 87.5 2
PAGI Kc hijau /penukar gol 3 1 20 gr / 2 sdm 75 5
(PUKUL Gula 1 13 gr / 1 sdm 50
10.00 Santan 1 40 gr / 1/3 gelas 50
WIB) Susu golongan 2 A 1 Susu cair 200 gr / 1 75 7
gelas
Susu bubuk 20 gr /
4 sdm
SIANG Nasi/penukar 3 300 gr / 2 ½ gelas 525 12
Ikan/penukar gol 2A 1 40 gr / 2 potong 50 7
sedang
tempe / penukar 1 50 gr / 1 potong 75 5
sedang
sayuran C / B 1 100 gr / 1 gelas 50 3
Buah 2 Lihat DBMP*** 100
Minyak 2 10 gr / 2 sdt 100
MALAM Nasi/penukar 2 250 gr / 2 ¼ gelas 350 8
Ayam pakai kulit 1 110 gr / 2 potong 150 7
/penukar gol 2 C sedang
tempe / penukar 1 50 gr / 1 potong 75 5
sedang
sayuran B 1 100 gr / 1 gelas 25 1

Buah 2 Lihat DBMP*** 100


Minyak 3 15 gr / 3 sdt 150
SELINGAN Krakers/penukar 1 50 g / 5 buah besar 175 4
MALAM Susu golongan 2 A 1 Susu cair 200 gr / 1 75 7
(PUKUL gelas

BPSDM PERHUBUNGAN 140


Pedoman Pola Pengasuhan Taruna 2014

Bahan makanan / Penukar Energi Protein


Waktu Berat (gr/urt**)
makanan (P*) (kkal) (gr)
20.00 Susu bubuk 20 gr /
WIB) 4 sdm
TOTAL 3.087, 96
5 (12.4%)

Keterangan :

*Penukar dapat dilihat pada pembahasan 16.2.3


** urt : ukuran rumah tangga
*** DBMP : Daftar Bahan Makanan Penukar
****minyak digunakan untuk pengolahan bahan makanan misalnya saat
menggoreng, menumis atau disantan
*****gula ditambahkan dalam pengolahan bahan makanan seperti
misalnya dalam minuman atau dalam pembuatan kue.

16.1.3. Daftar bahan makanan penukar


Daftar Bahan Makanan Penukar (DBMP) adalah suatu daftar bahan makanan
yang mempunyai kesamaan dalam hal kandungan energi, protein, karbohidrat
dan lemak. Oleh karena itu bahan makanan yang berada pada tabel yang sama
dengan berat yang tercantum dapat saling menukar dan disebut dengan satu
satuan penukar (P). Daftar bahan makanan penukar dinyatakan dalam ukuran
gram dan ukuran yang biasa terdapat di rumah tangga disebut dengan Ukuran
Rumah Tangga (URT). Penggunaan DBMP dimaksudkan untuk memudahkan
dalam menyusun menu yang bervariasi dan sesuai dengan kebutuhan energi dan
zat gizi. Pengelompokkan bahan makanan pada DBMP berdasarkan pada
peranannya dalam pola menu makanan seimbang dan zat gizi yang
dikandungnya.
Untuk memudahkan penggunaan, bahan makanan dalam daftar ini selain
dalam ukuran gram, juga dinyatakan dengan alat ukuran yang lazim terdapat
dalam rumah tangga. Cara ini terbukti cukup teliti dan praktis dalam penyusunan
menu. Di bawah ini dicantumkan keterangan singkatan ukuran rumah tangga.
bh = buah g = gram
bj = biji kcl = kecil
btg = batang ptg = potong
btr = butir sdg = sedang
bsr = besar sdm = sendok makan
gls = gelas sdt = sendok teh

BPSDM PERHUBUNGAN 141


Pedoman Pola Pengasuhan Taruna 2014

GOLONGAN I
SUMBER KARBOHIDRAT

1 satuan penukar mengandung 175 kkal, 4 g protein, 40 g karbohidrat

Tabel 16. 4 Bahan penukar karbohidrat

Bahan Makanan Urt Berat (g)


Bihun ½ gls 50
Bubur Beras 2 gls 400
Biskuit 4 bh bsr 40
Havermout 5 ½ sdm 45
Kentang 2 bj sdg 210
Krakers 5 bh bsr 50
Makaroni ½ gls 50
Mi kering 1 gls 50
Mi basah 2 gls 200
Nasi ¾ gls 100
Nasi tim 1 gls 200
Roti putih 3 ptg sdg 70
Singkong 1 ptg 120
Talas 1ptg 125
Tepung Sagu 8 sdm 50
Tepung hunkwe 10 sdm 50
Tepung terigu 5 sdm 50
Tepung Maizena 10 sdm 50
Tepung beras 8 sdm 50
Ubi 1 bj sdg 135

GOLONGAN II
SUMBER PROTEIN HEWANI

2A. Rendah Lemak


1 satuan penukar mengandung 50 kkal, 7 g protein, 2 g lemak

BPSDM PERHUBUNGAN 142


Pedoman Pola Pengasuhan Taruna 2014

Tabel 16. 5 Bahan penukar protein hewani rendah lemak

Bahan Makanan Urt Berat (g)


Ayam tanpa kulit 1 ptg sdg 40
Babat 1 ptg sdg 40
Daging kerbau 1 ptg sdg 35
Dideh sapi 1 ptg sdg 35
Ikan 1 ptg sdg 40
Ikan asin 1 ptg sdg 15
Teri kering 1 sdm 15
Udang segar 5 ekor sdg 35

2B. Lemak sedang


1 satuan penukar mengandung 75 kkal, 7 g protein, 5 g lemak

Tabel 16. 6 Bahan penukar protein hewani lemak sedang

Bahan Makanan urt Berat (g)


Bakso 10 bj sdg 170
Daging kambing 1 ptg sdg 40
Daging sapi 1 ptg sdg 35
Hati ayam 1 ptg sdg 30
Hati sapi 1 ptg sdg 35
Otak 1 ptg bsr 60
Telur ayam 1 btr 55
Telur bebek 1 btr 55
Usus sapi 1 ptg bsr 50

2C. Tinggi Lemak


1 satuan penukar mengandung 150 kkal, 7 g protein, 5 g lemak

Tabel 16. 7 Bahan penukar protein hewani tinggi lemak

Bahan Makanan urt Berat (g)


Ayam dengan kulit 1 ptg sdg 55
Bebek 1ptg sdg 45
Corned Beef 2 sdm 45

BPSDM PERHUBUNGAN 143


Pedoman Pola Pengasuhan Taruna 2014

Kuning telur ayam 4 btr 45


Sosis 1 ptg sdg 50

GOLONGAN III
SUMBER PROTEIN NABATI

1 satuan penukar mengandung 75 kkal, 5 g protein, 3 g lemak, 7 g karbohidrat

Tabel 16. 8 Bahan penukar protein nabati

Bahan Makanan urt Berat (g)


Kacang hijau 2 sdm 20
Kacang kedelei 2 sdm 25
Kacang merah segar 2 sdm 20
Kacang tanah 2 sdm 15
Kacang tolo 2 sdm 20
Keju kacang tanah 1 sdm 15
Oncom 2 ptg kcl 40
Susu kedelai bubuk 2 sdm 25
Tahu 1 bj bsr 110
Tempe 2 ptg sdg 50

GOLONGAN IV
SAYURAN

Sayuran A
Bebas dimakan, kandungan energi dapat diabaikan
Baligo, gambas (oyong), jamur kuping segar, ketimun, labu air, lobak, selada air,
selada, tomat

Sayuran B
1 satuan penukar – 1 gls (100 g) mengandung 25 kkal, 1 g protein, 5 g
karbohidrat
Bayam, bit, buncis, brokoli, caisim, daun pukis, daun wuluh, genjer, jagung muda,
jantung pisang, kol, kembang kol, kapri muda, kangkung, kucai, kacang panjang,

BPSDM PERHUBUNGAN 144


Pedoman Pola Pengasuhan Taruna 2014

kecipir, labu siam, labu wuluh, pare, pepaya muda, rebung, sawi, tauge kacang
hijau, terong, wortel.

Sayuran C
1 satuan penukar – 1 gls (100 g) mengandung 50 kkal, 3 g protein, 10 g
karbohidrat
Bayam merha, daun katuk, daun melinjo, daun pepaya, daun singkong, daun
tales, kacang kapri, kluwih, melinjo, nangka muda, tauge kacang kedelei.

GOLONGAN V
BUAH DAN GULA

1 satuan penukar mengandung 50 kkal, 5 g protein, 12 g karbohidrat

Tabel 16. 9 Bahan penukar buah dan gula

Bahan Makanan urt Berat (g)


Anggur 20 bh sdg 165
Apel 1 bh 85
Belimbing 1 bh bsr 140
Blewah 1 ptg sdg 70
Duku 9 bh 80
Durian 2 bj bsr 35
Gula* 1 sdm 13
Jambu air 2 bh bsr 110
Jambu biji 1 bh bsr 100
Jambu bol 1 bh kcl 90
Jeruk manis 2 bh 110
Kedondong 2 bh sdg 120
Kemang 1 bh bsr 105
Kolang kaling 5 bh sdg 25
Kurma 3 bh 15
Lychee 10 bh 75
Madu 1 sdm 15
Mangga ¾ bh bsr 90
Melon 1 ptg bsr 190
Nangka masak 3 bj sdg 45

BPSDM PERHUBUNGAN 145


Pedoman Pola Pengasuhan Taruna 2014

Bahan Makanan urt Berat (g)


Nenas ¼ bh sdg 95
Peach 1 bh kcl 115
Pepaya 1 ptg bsr 110
Pisang 1 bh 50
Rambutan 8 bh 75
Salak 2 bh sdg 65
Sawo 1 bh sdg 55
Semangka 1 ptg bsr 180
Sirsak ½ gls 60
* gula tidak mengandung vitamin dan mineral, sedangkan buah merupakan
sumber vitamin dan mineral

GOLONGAN VI
SUSU

6A. Susu tanpa lemak


1 satuan penukar mengandung 75 kkal, 7 g protein, 6 g lemak, 10 g karbohidrat

Tabel 16. 10 Bahan penukar susu tanpa lemak

Bahan Makanan Urt Berat (g)


Susu skim cair 1 gls 200
Susu skim bubuk 4 sdm 20
Yoghurt non fat 2/3 gls 120

6B. Susu rendah lemak


1 satuan penukar mengandung 125 kkal, 7 g protein, 6 g lemak, 10 g karbohidrat

Tabel 16. 11 Bahan penukar susu rendah lemak

Bahan Makanan Urt Berat (g)


Keju 1 ptg kcl 35
Susu kambing ¾ gls 165
Susu sapi 1 gls 200
Susu kental tak manis ½ gls 100
Youghurt susu penuh 1 gls 200

BPSDM PERHUBUNGAN 146


Pedoman Pola Pengasuhan Taruna 2014

6C. Susu tinggi lemak


1 satuan penukar mengandung 150 kkal, 7 g protein, 10 g lemak, 10 g
karbohidrat

Tabel 16. 45 Bahan penukar susu tinggi lemak

Bahan Makanan urt Berat (g)


Susu kerbau ½ gls 100
Susu penuh bubuk 6 sdm 30

GOLONGAN VII
MINYAK

1 satuan penukar mengandung 50 kkal, 7 g protein, 5 g lemak

Lemak tidak jenuh

Tabel 16. 13 Bahan penukar lemak tidak jenuh

Bahan Makanan Urt Berat (g)


Avokad ½ bh bsr 60
Kacang almon 7 bj 10
Margarin jagung 1 sdt 5
Minyak bunga matahari 1 sdt 5
Minyak jagung 1 sdt 5
Minyak kacang tanah 1 sdt 5
Minyak kedelai 1 sdt 5
Minyak zaitun 1 sdt 5
Lemak jenuh

Tabel 16. 14 Bahan penukar lemak jenuh

Bahan Makanan urt Berat (g)


Kelapa 1 ptg kcl 15
Kelapa parut 2 ½ sdm 15
Lemak babi / sapi 1 ptg kcl 5
Mentega 1 sdt 5
Minyak kelapa 1 sdt 5
Minyak inti kelapa sawit 1 sdt 5
Santan 1/3 gls 40

BPSDM PERHUBUNGAN 147


Pedoman Pola Pengasuhan Taruna 2014

GOLONGAN VIII
MAKANAN TANPA ENERGI

Agar-agar, air kaldu, air mineral, cuka, gelatin, gula alternative (aspartame,
sakarin), kecap, kopi, teh.

16.1.4. Siklus menu


Menu adalah susunan hidangan yang disusun dalam variasi yang serasi untuk
memenuhi kebutuhan gizi. Siklus menu adalah perputaran menu atau hidangan
yang akan disajikan dalam jangka waktu tertentu, misalnya siklus menu 3 hari, 5
hari, 7 hari atau 10 hari dan dilaksanakan untuk kurun waktu tertentu misalnya 3
bulan, 6 bulan atau 12 bulan. Setiap siklus menu akan digunakan kembali perlu
dilakukan evaluasi untuk mengetahui hidangan-hidangan yang tidak disukai
sehingga bisa dilakukan pergantian menu.
Diantara pilihan siklus menu terdapat kelebihan dan kekurangan, namun
siklus menu 10 hari dianggap lebih baik karena dapat mencegah kebosanan dan
biasanya klien tidak bisa menghafal menu tersebut. Selain itu juga siklus menu 10
hari sesuai dengan jumlah hari dalam satu bulan yaitu rata-rata 30 hari dalam 1
bulan. Oleh karena itu dianjurkan penerapan siklus menu 10 hari pada Taruna/i
untuk jangka waktu 6 bulan.
Berikut adalah siklus menu 10 hari :

BPSDM PERHUBUNGAN 148


Pedoman Pola Pengasuhan Taruna 2014

Hari 1 (pertama):
Tabel 16.15 Contoh menu hari 1 (pertama)

Bahan Makanan / Porsi


Waktu Menu
Makanan Penukar Gram URT
Pagi Nasi Putih Nasi Putih 2P 200 g 1 ½ gelas
Telur bumbu Telur 1p 50 g 1 butir
kuning Santan encer 1p 40 g 1/3 gelas
Tumis Tahu Tahu 1p 110g 1 bj bsr
Taoge Taoge 1p 100 g 1 gelas
Minyak kelapa 1p 5g 1 sdt
Buah Pepaya 1p 110 g 1 ptg besar
Teh / kopi manis Gula pasir 1p 13 g 1 sdm
Selingan Bubur kacang ijo Roti tawar ½p 35 g 1-2 lembar
dengan roti Kacang ijo 1p 20g 2 sdm
Santan encer 1p 40g 1/3 gelas
Gula pasir 1p 13g 1 sdm
Susu UHT Susu 1p 200g 1 gelas
Siang Nasi Putih Nasi 3p 300g 2 ½ gelas
Ikan taoco Ikan 1p 40g 1 ptg sdg
Minyak kelapa 1p 5g 1sdt
Perkedel tahu Tahu 1p 110g 1 bj bsr
Telur Sckp* Sckp* Sckp*
Minyak kelapa 1p 5g 1sdt
Bening bayam Bayam ½p 50g ½ gelas
tomat bumbu Tomat ½p 50g 1 bh kcl
kunci
Aneka buah Nanas 1p 95g ¼ bh sdg
potong Semangka 1p 180g Ptg bsr
Sore Nasi Uduk Nasi putih 2.5p 250g 2 ¼ gelas
Santan 1p 40g 1/3 gelas
Ayam goreng Ayam 1p 40g 1 ptg sdg
kremes Minyak kelapa 1p 5g 1 sdt
Semur tempe Tempe 1p 50g 1 ptg sdg
Minyak kelapa 1p 5g 1 sdt
Lalap sayur Timun ½p 50 g ½ gelas
Tomat ½p 50 g ½ gelas
Kemangi Sckp* Sckp* Sckp*
Sari / jus melon Melon 2p 380g 2 ptg sdg
Malam Singkong rebus Singkong 1p 120g 1 ptg
Susu UHT Susu 1p 200g 1 gelas

BPSDM PERHUBUNGAN 149


Pedoman Pola Pengasuhan Taruna 2014

Hari 2 (kedua):
Tabel 16. 1646 Contoh menu hari 2 (kedua)

Bahan Makanan / Porsi


Waktu Menu
Makanan Penukar Gram URT
Pagi Nasi Putih Nasi Putih 2P 200 g 1 ½ gelas
Orak-arik sayuran Telur 1p 50 g 1 butir
Wortel ½p 50 g ½ gelas
Taoge ¼p 25 g ¼ gelas
Kol ¼p 25 g ¼ gelas
Minyak kelapa 1p 5g 1 sdt
Sop tahu cina Tahu 1p 110g 1 bj bsr
Kaldu Sckp* Sckp* Sckp*
Buah Pisang 1p 50 g 1 bh sdg
Teh / kopi manis Gula pasir 1p 13 g 1 sdm
Selingan Kue Ku Kacang Tepung Ketan ½p 25 g 4 sdm
Hijau Kacang ijo 1p 20g 2 sdm
Santan encer 1p 40g 1/3 gelas
Gula pasir 1p 13g 1 sdm
Susu UHT Susu 1p 200g 1 gelas
Siang Nasi Putih Nasi 3p 300g 2 ½ gelas
Pepes Teri basah Ikan teri basah 1p 40g 8-10 ekor
Tempe bumbu Tempe 1p 50g 1 ptg sdg
kari Santan 1p 40g 1/3 gelas
Tumis buncis Buncis ½ p 50g ½ gelas
wortel Wortel ½ p 50g ½ gelas
Minyak kelapa 1p 5g 1 sdt
Buah potong Pepaya 1p 110g 1 ptg sdg
Melon 1p 190g 1 Ptg bsr
Sore Nasi Nasi putih 2.5p 250g 2 ¼ gelas
Soto Ayam Ayam 1p 40g 1 ptg sdg
Taoge ¼p 25g ¼ gelas
Kol ¼p 25g ¼ gelas
Tomat ½p 50 g 1 bh kcl
Minyak kelapa 1p 5g 1 sdt
Tempe mendoan Tempe 1p 50g 1 ptg sdg
Tepung Sckp* Sckp* Sckp*
Minyak kelapa 1p 5g 1 sdt
Sari / jus Belimbing 2p 280g 2 bh bsr
Malam Krakers Krakers 1p 50g 5 bh bsr
Susu UHT Susu 1p 200g 1 gelas

BPSDM PERHUBUNGAN 150

Anda mungkin juga menyukai