19 Perancangan Dan Kontrol Mode Operasi Tata Udara Ruang Bedahr
19 Perancangan Dan Kontrol Mode Operasi Tata Udara Ruang Bedahr
kelas B (operasi mayor ringan), dan kelas C 515 Watt [4]. Udara segar pada nomor 1 melewati
(operasi mayor). Khusus untuk kelas C, RB harus damper udara segar dengan bukaan tertentu dan
diperlakukan sebagai ruang bersih dengan penapis awal, sehingga kualitas udara menjadi
menggunakan standar kondisi udara yang lebih bersih. Selanjutnya, udara melewati enthalpy
ditunjukkan pada Tabel 1 yang merujuk pada [2]. wheel sehingga suhu udara dan nisbah
kelembaban udara menurun (titik 4) akibat adanya
Tabel 1 Parameter kondisi udara RB kelas C pertukaran kalor dengan udara buangan yang
melewati unit enthalpy wheel melalui saluran
Parameter
Kondisi yang udara buangan. Setelah melewati enthalpy wheel,
Disarankan udara kemudian melewati penapis tengah (titik 5),
Suhu bola kering 19-24 °C dan didinginkan oleh unit refrigerasi DX sehingga
Kelembaban nisbi 45-60 % suhu udara menurun. Agar nisbah kelembaban
ACH (air change per hour) udara dapat menurun, maka pendinginan sensibel
25 dilakukan terus menerus sehingga suhu udara
minimum
Profil aliran udara meninggalkan Laminar menjadi lebih rendah dari suhu titik-embunnya.
muka diffuser unidirectional Akibatnya massa air dalam udara tersebut akan
Tekanan udara dibanding ruang
Positif berkurang karena proses kondensasi. Udara
sekitarnya kemudian dialirkan melewati kipas udara catu dan
pemanas elektrik. Suhu udara setelah melewati
2.2 Proses Psikrometrik unit pendingin menjadi terlalu rendah akibat
adanya proses kondensasi, sehingga perlu
Pengondisian udara pada RB dapat tercapai
dihangatkan secara sensibel menggunakan
apabila menggunakan komponen-komponen
pemanas elektrik, agar suhu udara mencapai
pengondisi udara yang memiliki spesifikasi sesuai
kondisi rancangan udara catu. Udara catu itu
dengan kebutuhan untuk memenuhi persyaratan
kemudian mengalir ke RB, sedangkan udara dari
yang ditetapkan. Kebutuhan RB akan udara segar
RB dikeluarkan melalui saluran udara buangan.
yang tinggi menyebabkan perlunya rancangan
Udara buangan ditapis menggunakan penapis
khusus sistem tata udara RB, untuk mengatasi
tengah, lalu melewati damper udara buangan.
tingginya tingkat kelembaban udara lingkungan
Setelah melewati damper, udara buangan yang
iklim tropik-hangat-lembab seperti umumnya di
masih bersuhu lebih rendah dari suhu lingkungan
Indonesia. Pemahaman parameter termal udara
kemudian dialirkan melewati unit enthalpy wheel,
melalui kajian psikrometrik digunakan untuk
agar terjadi pertukaran kalor dengan udara segar.
menentukan proses pengondisian udara yang
Suhu udara buangan akan meningkat dan
dibutuhkan, sehingga spesifikasi komponen
dialirkan keluar menggunakan kipas pembuangan
pengondisi udara dapat ditentukan. Pada karta
udara. Perubahan kondisi udara akibat kerja
psikrometrik, dapat ditentukan alur proses
komponen pengondisi udara ditunjukkan pada
pengondisian udara sampai masuk ke dalam
Tabel 2.
ruangan yang dikondisikan, dengan melakukan
pertimbangan terhadap pembangkitan termal dan Tabel 2 Kondisi udara pada komponen tata udara
kandungan air di dalam ruangan tersebut. Pada
karta psikrometrik terdapat protaktor yang
Kondisi udara
menunjukkan kemiringan garis RSHF (Room Properti
Enthalpy Evaporator Dalam
Sensible Heat Factor), yang merupakan udara Luar
wheel DX
Catu
ruangan
perbandingan antara beban kalor sensibel dan Tdb (°C) 35 27,27 10,76 17,77 21
gabungan beban kalor sensibel dan beban kalor Twb (°C) 31 23,52 10,67 13,92 15,26
laten, akibat pembangkitan energi termal di dalam RH (%) 75 74 99 65 55
ruangan yang dikondisikan [3]. W(gair/kgudara) 104,59 16,8 8,28 8,28 42,75
h (kJ/kg) 27 70,3 31,71 38,87 8,5
(m 3/kg) 0,92 0,87 0,82 0,84 0,844
3 Rancangan Pengondisian Udara pada s
Tdp (°C) 29,88 21,58 10,76 10,67 11,66
RB ACH 25
Laminar
3.1 Proses pengondisian udara pada RB Aliran udara unidirec-
tional
Proses pengondisian udara pada RB yang Proom (Pa) +15
dirancang pada karta psikrometrik ditunjukkan
pada Gambar 1. Agar udara masukan RB dapat
dikondisikan, dirancang sistem tata udara RB yang
ditunjukkan pada Gambar 2. RB memiliki beban
termal sensibel sebesar 4 kW dan beban laten
Seminar Nasional Instrumentasi, Kontrol dan Otomasi (SNIKO) 2015
Bandung, Indonesia, 10-11 Desember 2015
Ketika ∆proom > 18 Pa, maka damper perancangan, yaitu suhu, kelembaban nisbi, aliran,
udara buangan kembali terbuka 100 % dan tekanan. Suhu udara RB dikondisikan
dan putaran kipas udara buangan kembali menggunakan pemanas elektrik dengan kapasitas
cepat. daya 12 kW yang dikontrol berdasarkan
perubahan suhu udara catu. Kelembaban nisbi
5.4 Sistem interlock antarpintu RB udara dikondisikan menggunakan unit pengondisi
udara direct expansion dengan menggunakan dua
Pengondisian udara RB menyebabkan pintu-pintu buah kompresor dengan kapasitas daya masing-
yang terletak di ruangan tersebut membutuhkan masing 28 kW. Pengaktifan kompresor tersebut
perlakuan khusus. Tidak boleh terjadi dua pintu berdasarkan mode kerja, suhu udara setelah
yang terbuka secara bersamaan. Ketika terdapat melewati koil pendingin, dan tekanan refrigeran
salah satu pintu yang dibuka, maka pintu yang lain setelah melalui evaporator. Aliran udara dikontrol
harus terkunci. Hal tersebut merupakan upaya menggunakan damper udara catu, damper udara
antisipasi agar tekanan udara dalam RB tetap buangan, dan damper udara resirkulasi yang
positif. Faktor kebersihan udara dalam RB menjadi dapat diubah besar bukaannya, serta kipas udara
pertimbangan utama penerapan kondisi tersebut. catu yang memiliki kecepatan putaran konstan
dan kipas pembuangan udara yang dapat diubah
Pada RB yang dirancang, terdapat tiga pintu yang kecepatan putarannya. Terdapat juga sistem
terlibat dalam pengondisian sistem interlock, yaitu interlock antar pintu RB untuk menjaga tekanan
pintu utama RB (P1), pintu scrub station (P2), dan udara di dalamnya. Waktu yang diperlukan
pintu koridor kotor (P3). Pintu RB merupakan pintu ruangan untuk mencapai suhu tunak, nisbah
utama tempat masuk dan keluarnya pasien serta kelembaban tunak, dan kelembaban nisbi tunak
tenaga medis operasi. Pintu scrub station berdasarkan simulasi model matematik berturut-
menghubungkan antara RB dengan ruang scrub turut ialah 250 detik, 260 detik, dan 650 detik
station. Sedangkan pintu koridor kotor merupakan dan waktu yang diperlukan tekanan udara dalam
pintu yang menghubungkan ruang scrub station ruangan untuk mencapai tekanan udara yang
dengan koridor kotor, di mana pintu tersebut sama dengan ruangan di sekitarnya, yaitu 28
biasanya dilalui oleh petugas kebersihan yang detik.
mengeluarkan limbah pasca operasi dari ruang
scrub station. Lokasi penempatan pintu-pintu
tersebut dapat dilihat pada Gambar 7. 7 Daftar simbol
A = luas penampang (m2)
P = tekanan (Pa)
= kerapatan massa (𝑘𝑔⁄𝑚3 )
T = suhu (°C)
Gambar 7 penempatan pintu pada RB [5]
U = koefisien transmisi termal (𝑊 ⁄𝑚. 𝐾 )
wb = bola basah
Seminar Nasional Instrumentasi, Kontrol dan Otomasi (SNIKO) 2015
Bandung, Indonesia, 10-11 Desember 2015