Anda di halaman 1dari 7

Jurnal SPEKTRUM Vol. 7, No.

3 September 2020

ANALISIS PENGGUNAAN DDC PADA SISTEM HVAC UNTUK


MENINGKATKAN PENGHEMATAN KONSUMSI ENERGI DI HOTEL
LANGHAM DISTRICT 8 SCBD JAKARTA
1 2 3
Wibisana Hadi Chandra , I.B Alit Swamardika , A.A Gede Maharta Pemayun
1,2,3
Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana, Bali.
1 2 3
Email: igedewibisana980816@gmail.com , gusalit@unud.ac.id , maharta@unud.ac.id

ABSTRAK
Heating System, Ventilanting and Air Conditioning (HVAC) atau sistem tata udara
menjadi salah satu kebutuhan dalam gedung bertingkat demi meningkatkan kenyamanan
dalam ruangan, perbedaan tingkat kenyamanan masing-masing individu membuat sistem
HVAC mengalami perubahan pola beban yang dapat mengakibatkan pemborosan penggunaan
energi listrik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar penghematan penggunaan energi
listrik dengan penggunaan DDC pada sistem HVAC di hotel Langham. DDC dapat mengatur
alat penunjang sistem HVAC seperti cooling tower, condenser water pump, chilled water pump
dan chiller yang bertujuan meringankan kinerja dari chiller sehingga didapat penghematan
penggunaan energi. Dengan menggunakan 2 metode operasi kerja maka didapatkan hasil
perhitungan penggunaan energi pada sisi chiller dihotel Langham, dengan operasi manual
tanpa penggunaan DDC didapatkan total biaya konsumsi sebesar Rp 3.409.290 dan operasi
kerja otomatis menggunakan DDC didapatkan total biaya konsumsi sebesar Rp 2.601.990
sehingga didapatkan persentase penghematan sebesar 24%.
Kata kunci : Sistem HVAC, Chiller, Direct Digital Controller, Building Automatic System
ABSTRACT
Heating System, Ventilanting and Air Conditioning (HVAC) or air conditioning systems
become one of the needs in high rise buildings in order to increase comfort in the room,
differences in the level of comfort of each individual makes the HVAC system changes in load
patterns that can result in wasteful use of electrical energy. This study aims to determine the
savings in the use of electrical energy with the use of DDC in the HVAC system at the Langham
hotel. DDC can regulate HVAC system supporting devices such as cooling towers, condenser
water pumps, chilled water pumps and chillers that aim to reduce the performance of the chillers
so that energy savings are obtained. By using 2 work operation methods, the results of the
calculation of energy use obtained at the side of the chiller Langham hotel, with manual
operation without the use of DDC obtained a total consumption cost of IDR 3,409,290 and
automatic work operations using DDC obtained a total consumption cost of IDR 2,601,990 so
that it is obtained saving percentage of 24%.
Key Words : HVAC system, Chiller, Direct Digital Controller, Building Automatic System

1. PENDAHULUAN dengan kebutuhan dan kondisi yang


Indonesia merupakan negara yang diinginkan (Stoecker 1989). Konfigurasi
terletak pada garis khatulistiwa dan sistem HVAC terdiri dari beberapa
memiliki iklim tropis dengan suhu rata-rata komponen seperti cooling tower, chiller, air
0 0
28 C-32 C, iklim tropis ini menyebabkan handling unit (AHU), fan coil unit (FCU) dan
tingginya ketergantungan terhadap ducting.
pendingin ruangan atau air conditioner Berdasarkan SNI 03-6572-2001
(AC). Penggunaan AC dalam gedung rentang temperatur dibagi menjadi sejuk
bertingkat pada umumnya menggunakan 0 0
nyaman (20,5 C - 22,8 C), nyaman optimal
konfigurasi AC sentral. AC sentral 0 0 0
(22,8 C - 25,8 C), hangat nyaman (25,8 C -
merupakan sistem pendinginan ruangan 0
27,1 C) dengan tingkat kelembaban udara
yang terfokus pada satu tempat dan relatif berkisar antara 40% - 60%.
terdistribusi keseluruh ruangan Perubahan temperatur berbanding lurus
menggunakan saluran udara (Ducting). terhadap ketidakstabilan permintaan beban
HVAC merupakan proses pengendalian dalam sistem HVAC yang menjadikan
terhadap temperatur, kelembaban, konsumsi listrik menjadi tinggi, sehingga
kebersihan udara, dan pendistribusian kontrol terhadap sistem HVAC dapat
udara secara merata ke seluruh ruangan

Wibisana Hadi Chandra, I.B Alit Swamardika, A.A Gede Maharta Pemayun 1
Jurnal SPEKTRUM Vol. 7, No. 3 September 2020

dimanfaatkan dalam upaya penghematan perkantoran, pertokoan, rumah sakit,


energi, mengatur kestabilan suhu dan hotel, apartemen, dan lain-lain.
kelembapan udara dan dapat berfungsi 2. Penataan udara untuk gedung
juga untuk mengatur alur pergerakan udara Kualitas udara dalam ruangan karena
input dan output agar dapat merata ke diperlukan oleh proses segala kegiatan
seluruh ruangan sebagaimana fungsi yang ada didalamnya. Diterapkan pada
ruangan tersebut. bangunan atau ruangan dimana aktivas
Sistem HVAC di Hotel Langham sehari-hari misalnya dalam apartement
dapat dikontrol dengan dua operasi kerja dan kegiatan di dalam ruang kerja
yaitu operasi kerja manual dan operasi membutuhkan tingkat kenyamanan
kerja otomatis dengan bantuan DDC (Direct yang tinggi sehingga sistem penataan
Digital Controller). Operasi kerja secara udara harus di lakukan sebaik mungkin.
manual diperlukan adanya operator BAS 2.2 Bagian Sistem HVAC
(Bulding Automation System) yang Sistem HVAC dalam gedung
mengatur kerja dari perangkat HVAC tersusun dalam beberapa komponen utama
sesuai atau sebatas yang akan dibutuhkan antara lain cooling tower, condensor water
tanpa mengurangi fungsi peralatan yang pump, chiller, AHU atau FCU, semua
dipakai. komponen dioperasikan dengan bantuan
Pengaruh penggunaan DDC (direct panel kontrol DDC (Direct Digital Control)
digital controller) dapat dilihat melalui yang tergabung dalam sistem BAS
perbandingan penggunaan daya listrik pada (Building Automatic System), yang berguna
chiller antara pengoperasian sistem HVAC mengatur kerja dari semua komponen agar
secara manual dengan bantuan operator tercipta sistem pengkondisian udara yang
BAS dan operasi otomatis dengan bantuan baik.
DDC. Oleh karena itu, perlunya mengetahui 2.3 Building Automatic System
pengaruh penggunaan DDC dalam (BAS)
operasional sistem HVAC di Hotel BAS (Building Automatic System)
Langham. adalah suatu sistem pengendalian dan
2. KAJIAN PUSTAKA pemantauan yang terpusat dari seluruh
peralatan mekanikal dan elektrikal yang
2.1 HVAC
terdapat disuatu gedung. BAS terdiri dari
HVAC (Heating System,
beberapa Direct Digital Control (DDC) yang
Ventilanting and Air Conditioning) atau
mempunyai input dan output baik secara
yang biasa disebut tata udara adalah suatu
analog ataupun digital. Input dan output
sistem yang di dalamnya mengatur suhu,
tersebut berguna sebagai indikator untuk
temperatur, dan kelembapan udara pada
mengetahui status dari perangkat yang
suatu ruangan, agar kondisi udara dalam
dikontrol (Yamatake, 2006).
ruangan dapat di kategorikan nyaman
Penggunaan BAS dalam sistem
(Husodo,dkk.,2014). Kualitas udara
HVAC adalah untuk mencapai suatu
merupakan salah satu hal yang paling
tingkatan yang optimal dalam pengendalian
penting dalam menunjang aktivitas
sistem HVAC dengan penggunaan energi
manusia. Dengan sistem kelola udara bisa
yang seefisien mungkin berikut adalah
menghasilkan kualitas udara yang baik
pengendalian sistem HVAC dalam suatu
sehingga diperoleh kenyamanan bagi umat
ruangan:
manusia.
Menurut penelitian (Stoecker 1. Untuk mengatur sistem sedemikian
dkk.1994) menyatakan fungsi sistem HVAC rupa sehingga kondisi ruangan tetap
pada umumnya dibagi menjadi dua nyaman bagi pengguna dan sesuai
golongan utama, yaitu: dengan kegunaannya.
1. Penataan udara untuk kenyamanan 2. Mengoprasikan alat pendingin secara
Kualitas udara pada ruangan untuk efisien, dengan artian bahwa
memberikan kenyamanan kerja bagi penggunaan energi tidak berlebihan.
orang yang melakukan kegiatan Secara umum sistem HVAC didesain
tertentu. Diterapkan pada bangunan untuk menangani beban puncak
atau ruangan dimana manusia pendinginan atau pemanasan yang
merupakan faktor yang dominan dalam sebenarnya jarang terjadi, terlebih sering
peruntukan huniannya seperti gedung terjadinya perubahan pada beban

Wibisana Hadi Chandra, I.B Alit Swamardika, A.A Gede Maharta Pemayun 2
Jurnal SPEKTRUM Vol. 7, No. 3 September 2020

pendinginan. Oleh karena itu sistem kontrol A. Kondisi Sistem HVAC Manual
ini pada dasarnya adalah pengendalian Kondisi manual merupakan kondisi
variabel dalam udara dari suatu ruangan yang standar yang perlu operator BAS
agar variabel tersebut berada dalam batas untuk menjalakan dan mengatur sistem
yang diharapkan, melalui unit pengendali HVAC dari ruang kontrol, sehingga
sistem yang mengintegritaskan komponen perlu mengubah selector switch
fan, pompa, peralatan heating/cooling, menjadi manual pada panel DDC dan
thermostat dan peralatan lainya. Proses menyalakan komponen HVAC dari
monitoring dan optimasi temperatur, panel masing-masing secara manual
tekanan, kelembaban, dan laju alir udara dan dalam kondisi manual operator
adalah fungsi penting dari sistem kontrol diharuskan menghidupkan dan
bangunan yang modern. Penggunaan mematikan secara manual jumlah
kontrol otomatis untuk sistem HVAC cooling tower yang bekerja, jumlah
sebagai penggganti kontrol yang manual. condenser water pump yang bekerja,
Kontrol otomatis mengeleminasi kebutuhan jumlah chilled water pump yang
tenaga manusia yang terus menerus untuk bekerja, dan jumlah chiller yang
melakukan monitoring dari suatu proses, bekerja, dan menyesuaikan total
dan hal ini juga mengurangi biaya tenaga permintaan beban dari FCU atau AHU
kerja dan menghasilkan kinerja yang lebih dari screen panel pada chiller sehingga
baik, konsisten, dan dapat ditingkatkan dapat melayani permintaan beban
(Hurry, 2009). dengan tepat dan tidak menyebabkan
pemborosan penggunaan energi listrik.
2.4 Direct Digital Controller (DDC) B. Kondisi Sistem HVAC dengan DDC
DDC (Direct Digital Control) adalah Otomatis
suatu rangkaian micro controller yang Kondisi otomatis merupakan
digunakan pada sistem kontrol dan kondisi dimana semua sistem
pengendalian jarak jauh (remote station) HVAC dikontrol secara otomatis
dari pusat monitoring untuk mengontrol unit berdasarkan program yang
individual. DDC (Direct digital controller) diinputkan pada software DDC
yang terpasang pada sistem HVAC di Hotel yang telah diatur sebelumnya dan
Langham mempunyai panel tersendiri yang dijadwalkan sehingga hanya perlu
berguna untuk mengatur kinerja dan menyalakan FCU atau AHU
memonitor status dari komponen- sehingga terjadi permintaan beban.
komponen HVAC antara lain cooling tower, DDC dapat membuka MV
condenser Water Pump, chiller dan chilled (Motorized valve) pada header
water pump dengan menggunakan dua chiller seketika terjadi permintaan
buah jenis DDC dari ADF yaitu ADF-XTEC- beban dari FCU, dan chilled water
X1 dan ADF XTEC-UC, pada dasarnya pump akan beroperasi, lalu setelah
kedua DDC ini memiliki fungsi yang sama flow switch pada chiller mendeteksi
tetapi dibedakan dalam variable input dan adanya aliran dan beban yang
outputnya, berikut adalah gambar panel mencapai nilai minimum 30% dari
dari DDC yang terpasang di Hotel total kapasitas, maka chiller akan
Langham. bekerja untuk mensuplai beban
2.4.1 Cara Kerja Direct Digital menuju FCU atau AHU, apabila
Controller (DDC) beban sudah terpenuhi maka
Cara kerja pada sistem HVAC yang dengan otomatis DDC akan
terpasang di hotel Langham dimulai proses mengurangi persentase
kerjanya dari pengkondisian udara di pembukaan pada motorized valve
cooling tower menuju chiller hingga untuk meringankan kerja chiller.
pendistribusian ke AHU atau FCU DDC akan mengoptimalkan jumlah
menggunakan ducting, semua proses ini chiller yang diperlukan sesuai
dapat dilakukan secara manual dan juga dengan permintaan beban untuk
otomatis dengan bantuan software dan mengoptimalkan penggunaan
direct digital controller, berikut adalah energi dalam sistem. DDC akan
kondisi kerja dari HVAC secara manual dan menunggu selama periode waktu
otomatis dengan bantuan direct digital tertentu ketika terjadi perubahan
controller. permintaan beban dari FCU atau

Wibisana Hadi Chandra, I.B Alit Swamardika, A.A Gede Maharta Pemayun 3
Jurnal SPEKTRUM Vol. 7, No. 3 September 2020

AHU hingga sistem mencapai manual maka dapat dihitung penghematan


kondisi operasi optimal sebelum penggunaan energi sebagai berikut:
menyalakan chiller lainnya, untuk
Keterangan:
mencegah start-up sementara yang
bisa menyebabkan kerusakan pada P : Besar daya listrik (watt)
chiller. Chiller yang tidak digunakan
PkWh : Pemakaian energi pada mesin (Kilo Watt Hour)
dan tidak diperlukan secara
otomatis dimatikan saat permintaan Pmesin : Besar daya pada mesin (watt)
beban dipenuhi. Saat sistem dalam
mode offline, DDC memastikan 3. METODOLOGI PENELITIAN
Chiller, chilled water pump,
condenser water pump dan Cooling
Tower mati, setelah sistem
dinyalakan pompa chiller dan
pompa kondensor akan menyala.
DDC mengontrol pompa mulai dari
RPM rendah hingga RPM yang
diperlukan sehingga memastikan
operasi dimulai dengan aman dan
menghemat penggunaan energi
2.5 Perhitungan Kapasitas Chiller
Kapasitas Chiller dapat diketahui
melalui perhitungan total beban dari AHU
dan FCU yang terpasang pada Langham
yang biasa disebut RTH (Room Total Heat),
dengan koefisien 12.000 BTU/h = 1 TR
(Ton Refrigant) sehingga kapasitas chiller
menurut Faizal dkk. (2016) dapat di hitung
dengan rumus sebagai berikut:

Penelitian ini dilaksanakan di


project Apartement dan Hotel Langham
District 8 SCBD Jakarta. Waktu
pelaksanaan dimulai dari bulan Januari
Keterangan: sampai Maret 2020. Dengan menggunakan
dua metode kontrol sistem HVAC secara
1 TR = 12000 BTU/h
manual dan otomatis dengan bantuan
2.6 Penggunaan Daya listrik Chiller direct digital controller (DDC) dan di
Untuk pemakaian energi listrik bandingkan dalam pemakaian energi listrik.
dengan pemakaian dan pengoprasian Gambar 1. Diagram alir penelitian
mesin chiller secara manual/kontinu dapat 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
mengakibatkan semua mesin refrigrasi
bekerja 100% dan mengakibatkan Mengetahui hasil penggunaan
konsumsi daya yang dibutuhkan sangatlah energi pada sistem HVAC dengan dua
metode kerja.
4.1 Analisis Kapasitas FCU dan
AHU
Berdasarkan data kapasitas beban
pendinginan data dari konsultan perencana
besar. yang telah disesuaikan dengan kapasitas
FCU atau AHU yang telah terpasang
Pemanfaatan sistem BAS pada menjadi fasilitas publik hotel Langham.
mesin chiller dapat membuat chiller bekerja Hasil perhitungan FCU atau AHU secara
secara bergantian sesuai kebutuhan beban manual dengan total beban sebesar
dan dengan estimasi efisiensi kinerja mesin 10.867.988 BTU, Berdasarkan kapasitas
chiller sebesar 80% dari total kerja secara FCU atau AHU yang telah terpasang
sebesar 11.775.600 BTU, sehingga selisih

Wibisana Hadi Chandra, I.B Alit Swamardika, A.A Gede Maharta Pemayun 4
Jurnal SPEKTRUM Vol. 7, No. 3 September 2020

antara perhitungan secara manual dan Berdasarkan gambar dibawah


kapasitas yang telah terpasang sekitar 9% merupakan skema kerja direct digital
sehingga masih dalam batas kewajaran controller yang terpasang pada sistem
yang disebabkan oleh beberapa faktor HVAC di hotel Langham sebagai alat untuk
antara lain kapasitas orang pada setiap mengatur kinerja dari sistem HVAC yang
ruangan yang akan di peruntukan. secara khusus untuk membantu kinerja dari
4.2 Analisis Kapasitas Chiller chiller. Apabila terjadi permintaan beban
Berdasarkan hasil total kebutuhan melebihi stage 2 sebesar 400 TR maka
BTU (British Termal Unit) yang telah langkah pertama DDC akan mulai
didapatkan secara manual kemudian menghidupkan dan mempersiapkan chiller
dikonversikan menjadi satuan TR (Ton 2 dengan minimal beban 30 % dari total
Refrigant) untuk menentukan kapasitas dari 500 TR kemudian menambah jumlah
chiller. Proses pemilihan chiller cooling tower yang dihidupkan kemudian
berdasarkan beberapa faktor diantaranya semua motorized valve dari CWP dibuka
semakin besar kapasitas chiller maka dan condenser water pump dinyalakan
dimensinya semakin besar sehingga untuk membantu mempercepat sirkulasi air
antara cooling tower dan condenser pada
chiller. Apabila belum teratasi maka DDC
akan membuka motorized valve pada
CHWP dan menyalakan chilled water pump
untuk mempercepat sirkulasi antara return
dari FCU menuju chiller dan supply chiller
menuju FCU, apabila kenaikan beban
masih belum teratasi dan mendekati stage
3 maka chiller 2 akan membantu suplai
beban dan DDC akan mengsinkronasi
diperlukan penentuan yang tepat untuk beban antara chiller 1 dan 2, untuk
menentukan kapasitas chiller mempercepat penurunan beban sehingga
Berdasarkan hasil diatas maka antara chiller 1 dan 2 seimbang serta
diperoleh kapasitas chiller sebesar 1500 TR membantu kinerja dari chiller sehingga
atau sebesar 18.000.000 BTU dengan menurunkan penggunaan daya listrik pada
rincian 3 x 500 TR, dengan penggunaan 2 chiller.
running dan 1 standby sebagai back-up 4.4 Skema Kerja Sistem HVAC
apabila salah satu chiller mengalami dengan Operasi Manual
gangguan atau proses maintenance. Berikut adalah skema kerja dari
4.3 Skema Kerja Sistem HVAC sistem HVAC yang operasinya secara
dengan DDC otomatis dengan bantuan direct digital
Berikut adalah skema kerja dari controller (DDC) ditunjukan pada gambar 3.
sistem HVAC yang operasinya secara
otomatis dengan bantuan direct digital
controller (DDC) ditunjukan pada gambar 2.

Wibisana Hadi Chandra, I.B Alit Swamardika, A.A Gede Maharta Pemayun 5
Jurnal SPEKTRUM Vol. 7, No. 3 September 2020

Gambar 3. Skema Kerja HVAC dengan Operasi chiller dengan operasi kerja otomatis
Manual
menggunakan direct digital controller
Berdasarkan gambar diatas dapat pada kondisi beban penuh
dijelaskan bahwa sistem HVAC yang Daya (kW) = 1,73 x 380V x 376A x 0,85
dikontrol secara manual oleh operator Daya (kW) = 210 kW x 6 Jam
melalui ruang kontrol. Dengan sistem kerja kWh = 1260 kW x Rp 1035,-
yang hampir sama dengan sistem HVAC
Rp 1.304.100
menggunakan DDC yang membedakan
Daya (kW) = 1,73 x 380V x 375A x 0,85
adalah operator harus memulai dengan
Daya (kW) = 209 kW x 6 Jam
mengatur selector switch pada panel DDC
kWh =1254 kW x Rp 1035,-
menjadi local untuk mengoperasikan sistem
Rp 1.297.890,-
HVAC secara manual. Pertama operator
Total = Rp 2.601.990,-
harus membuka MV (motorized valve) pada
2. Estimasi total biaya konsumsi listrik
header chiller secara manual, selanjutnya
chiller dengan operasi kerja manual
operator harus menyalakan chiller untuk
tanpa menggunakan direct digital
dapat menampilkan permintaan beban dari
controller pada kondisi beban penuh
FCU, setelah itu operator harus mulai
Daya (kW) = 1,73 x 380V x 493,7A x 0,85
menghidupkan cooling tower, condenser
Daya (kW) = 275 kW x 6 Jam
water pump, dan chilled water pump secara
manual dari masing-masing panel. kWh = 1655 kW x Rp 1035,-
Selanjutnya operator harus mulai Rp 1.707.750
memperhatikan pola perubahan beban Daya (kW) = 1,73 x 380V x 491.3A x 0,85
yang ditampilkan pada screen panel chiller, Daya (kW) = 274 kW x 6 Jam
apabila terjadi kenaikan beban dari FCU kWh = 1647 kW x Rp 1035,-
maka operator harus menambah jumlah Rp 1.701.540,-
cooling tower, condenser water pump, Total = Rp 3.409.290,-
chilled water pump, dan chiller yang
berkerja dan memastikan permintaan V. SIMPULAN
beban dari FCU terpenuhi dan tidak Berdasarkan hasil analisis
menyebabkan overload penggunaan pada penggunaan DDC (direct digital controller)
sisi chiller yang dapat menyebabkan maka hasil perbandingan sistem kerja
pemborosan penggunaan energi listrik. HVAC dengan operasi manual dengan
Ketika terjadi penurunan dan kenaikan operator dan operasi otomatis dengan BAS
beban secara mendadak dari FCU maka maka didapat penggunaan daya listrik pada
operator harus mengatur motorized valve, sistem HVAC khususnya penggunaan
cooling tower, condenser water pump dan energi listrik pada chiller di hotel Langham,
chilled water pump secara efektif agar tidak dengan mode operasi manual tanpa
terjadi shutdown dan startup otomatis pada penggunaan DDC maka didapatkan total
chiller yang dapat menyebabkan kerusakan biaya konsumsi energi listrik sebesar Rp
komponen pada chiller. Operator harus 3.409.290 dan operasi otomatis dengan
menghitung secara realtime beban dari penggunaan DDC didapatkan total biaya
FCU pada tampilan screentime di chiller. konsumsi energi listrik sebesar Rp
4.5 Hasil Pengunaan Energi pada 2.601.990 sehingga didapatkan persentase
Chiller penghematan sebesar 24%
Hasil pengetesan pada chiller Faktor-Faktor yang mempengaruhi
dengan metode permintaan beban dan penghematan energi pada sistem HVAC di
zona wilayah serta total kerja jam chiller hotel Langham adalah DDC (Direct digital
untuk mendapatkan kondisi udara yang controller) yang tergabung dalam sistem
diinginkan berdasarkan standar udara BAS (Building Automatic System) sehingga
untuk hotel Langham. Data yang dapat memonitor dan mengatur secara
didapatkan berupa nilai arus pada power otomatis beberapa komponen dalam sistem
panel chiller dengan kondisi yang beban HVAC diantaranya cooling tower, motorized
penuh pada kedua percobaan untuk valve (CWP), condenser water pump,
mendapatkan perbandingan penggunaan motorised valve (CHWP), chilled water
energi dengan menggunakan DDC (direct pump sehingga secara realtime dapat
digital controller). membantu kinerja dari chiller dan dapat
menyebabkan penghematan daya listrik
1. Estimasi total biaya konsumsi listrik pada
dari sisi chiller.

Wibisana Hadi Chandra, I.B Alit Swamardika, A.A Gede Maharta Pemayun 6
Jurnal SPEKTRUM Vol. 7, No. 3 September 2020

VI. DAFTAR PUSTAKA Analisa Perhitungan Beban Cooling


[1] PT. SCGU. 2020. Pengambilan Tower Pada Fluida Di Mesin Injeksi
data teknis sistem HVAC. Jakarta. Plastik, JTM, 4(2).
[2] Afriandi, M. E. 2018, Analisis [13] Septian, D., Prihartono, J., dan
Perhitungan Arus, Daya, Dan Subekti, P., 2013, Audit Energi dan
Kecepatan Pada Rangkaian Motor Analisa Peluang Hemat Energi
Listrik 3 Phase Dengan Pada Bangunan Gedung PT.X,
Menggunakan Time Delay Relay Jurnal Aptek, 5(2)
(Tdr) Dan Tanpa Menggunakan [14] Septian,A. D., Roza,E., dan
Time Delay Relay (Tdr), Skripsi, Rosalina., 2013, Perancangan
Fakultas Teknik, Universitas Squencing Chiller untuk
Muhammadiyah Sumatera Utara. Menstabilkan Temperature Suhu
[3] Faizal, M. H. 2016, Perancangan Ruangan Menggunakan PLC,
Ulang Sistem HVAC Pada Gedung Jurnal Teknoka.
Perkantoran X di Jakarta Dengan [15] Stoecker, W. F., and Jerold, W. J.
Metode CLTD. Jurnal Bina Teknika 1994, Refrigerasi dan
12(1) Pengkondisian Udara, Edisi Ke-2,
[4] Firmansyah, A. 2013, Analisa Erlangga, Jakarta.
Otomatisasi HVAC (Heating, [16] Yamatake. 2006, Instrumentation
Ventilating, Air Conditioning) Pada Guide Comfort Control, Yamatake
Gedung Wisma Bca Pondok Indah. Corp.
[5] Hurry, I. E. 2009, Studi Sistem
Automatik Pada Gedung Untuk
Sistem Hvac (Heating System,
Ventilating and Air Conditioning)
Berbasis Direct digital controller
(Studi Kasus Pada Pabrik “X” Di
Cibitung), Skripsi, Fakultas Teknik
Universitas Indonesia, Depok.
[6] Husodo, B.Y., dan Siagian, N. A. B.
2014, Analisa Audit Konsumsi
Energi Sistem HVAC (Heating,
Ventilasi, Air Conditioning) Di
Terminal 1A, 1B, Dan 1C Bandara
Soekarno-Hatta. Jurnal Teknologi
Elektro, 5(1).
[7] Iryanty, R. D. 2018, Analisa Beban
Pendinginan Pada Ruang Operasi
Menggunakan Sistem Chilled
Water Di Sky Hospital Rsud
Tarakan, Skripsi, Fakultas Teknik
Universitas Jenderal Achmad Yani,
Cimahi.
[8] Ismail, 2008, Analisa Sistem
Pengaman Motor Chiller di Gedung
Bertingkat, Skripsi, Fakultas Teknik
Universitas Indonesia, Depok.
[9] McDowall, R. 2007, Fundamentals
of HVAC Systems SI Edition.
Atlanta, USA: ELSEVIER.
[10] Peraturan Gubernur Provinsi Ibu
Kota Jakarta No. 38 Tahun 2012.
[11] Persyaratan Umum Instalasi Listrik.
2011
[12] Putra, R. S dan Soekardi, C. 2015,

Wibisana Hadi Chandra, I.B Alit Swamardika, A.A Gede Maharta Pemayun 7

Anda mungkin juga menyukai