Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Elektum Vol. 15 No.

2 ISSN : 1979-5564
e-ISSN : 2550-067
STUDI PENGGUNAAN SISTEM OTOMASI TERINTEGRASI GEDUNG
(BUILDING AUTOMATION SYSTEM) PADA APARTEMEN
Prian Gagani Chamdareno 1, Budiyanto 2, Gunawan Setiyo Budi 3
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta
Jl. Cempaka putih tengah, no.XXVII, Jakarta pusat
Email : prian.gagani@ftumj.ac.id, budiyen@gmail.com, tiyo.budi83@gmail.com

Abstrak
Sistem distribusi energi listrik pada gedung apartemen di Indonesia umumnya masih
menggunakan sistem distribusi energi listrik konvensional, sehingga kelalaian penghuni apartemen
dalam penggunaan energi listrik dapat mengakibatkan pemborosan khususnya pada unit hunian
apartemen.

digunakan pada gedung perkantoran yang


1 PENDAHULUAN fungsinya untuk pengontrolan atau pengendalian
Penggunaan Sistem Otomasi Terintegrasi sistem penerangan yang system pengendaliannya
Gedung (Building Automation System), agar bisa melalui panel-panel distribusi utama perlantai atau
mengontrol penggunaan energi listrik pada peruangan, pendingin ruangan, peralatan
apartemen. komunikasi, parkir dan keamanan dalam sebuah
Dari analisis penggunaan Sistem Otomasi gedung.
Terintegrasi (Building Automation System) pada Dalam penelitian ini saya akan melakukan
sistem distribusi energi listrik dan pemasangan evaluasi penggunaan Sistem Otomasi Terintegrasi
ulang sistem distribusi energi listrik dapat (Building Automation System) untuk mengurangi
menghemat daya sebesar 18,77 %. pemborosan penggunaan energi listrik pada
Dalam sebuah gedung apartemen apartemen khusunya hunian yang sering
mempunyai bebrapa tipe hunian tetapi dalam ditinggalkan oleh pemiliknya, pada sistem
jumlah yang banyak, didalam hunian tersebut pengontrolan ini akan melewati panel lantai,
memerlukan energi listrik yang tidak terlalu besar sistem langsung masuk kedalam panel yang
tetapi dikalikan dengan jumlah hunian yang sangat didalamnya terdapat beberapa gruping melalui
banyak, maka energi listrik yang digunakan pengaman MCB (Main Circuit Breaker) yang
sangatlah besar. Apartemen adalah salah satu melayani gruping lampu penerangan, stop kontak,
pengguna energi listrik terbesar. pendingin ruangan, dan pemanas air dalam bentuk
Dengan banyaknya hunian sehingga daya tampung air kecil (portable).
banyak juga manusia yang tidak memiliki Pada sebuah gedung apartemen, konsumsi
kesadaran pentingnya hemat energi, maka banyak energi listrik yang besar terdapat pada hunian
terjadi pemborosan pada penggunaan energi listrik apartemen, yang diamana didalam hunian tersebut
terbuang cuma-cuma, dengan cara meninggalkan terdapat penggunaan peralatan-peralatan yang
lampu menyala atau pendingin ruangan (Air membutuhkan energi listrik yang sangat besar
Conditioning) beroperasi disaat para pemilik seperti lampu penerangan, mesin pendingin
hunian apartemen tersebut meninggalkan hunian ruangan (Air Conditioning), kulkas, pemanas
mereka untuk melakukan aktifitas diluar rumah makanan dan minuman, pemanas air dalam bentuk
baik siang maupun dimalam hari. Oleh karena itu daya tampung air kecil (portable) serta perlatan
diperlukannya sebuah sistem yang dapat lainnya.
mengontrol secara terintergrasi, seperti halnya
digedung perkantoran yang besar dimana didalam 2 APARTEMEN DAN HUNIAN
gedung perkantoran tersebut memerlukan energy APARTEMEN
listrik yang sangat besar, apabila sistem tersebut
difungsikan bisa mengontrol disaat karyawan dan 2.1 Apartemen
karyawati meninggalkan ruangan pada saat jam Apartemen adalah bangunan gedung bertingkat
istirahat maupun jam pulang kerja. yang dibangun dalam suatu lingkungan yang
Dalam perkembangannya Sistem Otomasi terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan
Terintegrasi (Building Automation System) secara fungsional, baik dalam arah horizontal
melalui system komputerisasi ini banyak maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan

51
Jurnal Elektum Vol. 15 No. 2 ISSN : 1979-5564
e-ISSN : 2550-067
yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan kemudian melalui panel teganga menengah
secara terpisah, terutama untuk tempat hunian (MVMDB) setelah itu melalui Trafo 20kV/400V
yang dilengkapi fasilitas-fasilitas penunjang yang 3Phase 50Hz, setelah melalui Trafo menuju panel
sangat lengkap seperti: tegangan rendah (LVMDB), kemudian
A. Sistem Kelistrikan. didistribusikan kesetiap lantai yaitu panel
B. Sistem Tata Udara. distribusi lantai (DP LANTAI), kemudian ke unit
C. Sistem Mekanikal. hunian.
D. Sistem Pemadam Kebakaran. B. Sistem Tata Udara
E. Sistem Elektronik. Sistem tata udara disebut sistem
pengkondisisan udara atau sistem HVAC
2.2 Sistem Penunjang Pada Apartemen (Heating System Ventilation and Air
Di dalam apartemen sistem penunjang Conditioning). Sistem tata udara merupakan salah
sangatlah penting untuk berjalannya kegiatan satu sistem pemanas, sirkulasi udara, dan
apapun yang berada didalam apartemen, adapun pendingin yang ada pada umumnya dirangkum
sistem-sistem tersebut akan dijelaskan, dibawah dalam satu sistem.
ini: Tujuan dari sebuah sistem tata udara
A. Sistem Kelistrikan adalah untuk memberikan sebuah lingkungan
Sistem kelistrikan pada gedung apartemen yang nyama untuk penghuninya dengan
adalah sistem yang berfungsi membangkitkan, mengkondisikan variable dalam udara ruangan
mentransmisikan dan mendistribusikan energi yang meliputi : Temperatur, Humidity, Air
listrik dari pusat pendistribusian menuju Velocity, dan Cleanliness, dan menyebarkannya
konsumen. keseluruh ruang.
Pada apartemen mempunyai dua sumber Variabel-variabel udara yang diatur pada
energi kelistrikan yaitu, yang utama dari PLN sistem tata udara adalah sebagai berikut :
(Purusahaan Listrik Negara) dan Generator Set  Temperatur
(Genset) yang didistribusikan ke unit hunian Secara umum berarti temperatur dry-bulb,
melalui meteran listrik yang berada di panel dan mengindikasi panas dan dingin. Derajat
distribusi perlantai dan didistribusikan ke temperatur harian adalah cara yang digunakan
peralatan yang membutuhkan energy listrik untuk membantu mengindikasikan panas atau
Diagram sistem distribusi energi listrik dingin yang diperlukan untuk setiap harinya. Di
yang berada diapartemen secara umum Indonesia terdapat standar umum yang digunakan
diperlihatkan pada Gambar 2.1. untuk menentukan temperatur yang nyaman, yang
digunakan dalam suatu ruangan. Di Indonesia
standar ini dikeluarkan oleh SNI (Standar
Nasional Indonesia) yaitu temperatur sebesar
25ºC±1ºC dengan kelembapan relative
60%±10%².
 Kelembapan (Humidity)
Menggambarkan rasi kelembapan yaitu
istilah yang digunakan menunjukan presentasi
kadar uap air di udara. Kelembapan udara ini
bergantung pada temperatur udara. Udara yang
panas atau hangat mengandung uap air lebih
banyak dari pada udara dingin. Kelembapan udara
mempengaruhi rata-rata penguapan dari tubuh
manusia. Kelembapan relatif (Relative Humidity
ratio) atau perbandingan dari jumlah uap air
diudara denga jumlah uap air yang paling baik
pada temperature sama. Kelembapan relative
dimana manusia merasa nyaman adalah 40%-
60%³ dari jumlah total uap air di udara.
Gambar 1. Gambar skematik pendistribusian  Kecepatan Udara (Air Velocity)
energi listrik Berdasarkan standar SNI maka nilai air
velocity adalah sebesar 0,15m/s. Air flow yang
Pada gambar dimana alur dari terlalu cepat dapat menyebabkan gangguan
pendistribusian hingga ke panel hunian dimulai thermal atau masalah body temperature control,
melalui Gardu Induk (GI) yang dimilik oleh PLN
52
Jurnal Elektum Vol. 15 No. 2 ISSN : 1979-5564
e-ISSN : 2550-067
saat air flow terlalu lambat dapat menyebabkan bekerja selama 10 detik, maka secara otomatis
pencemaran, atau temperatur ruang menjadi naik. pompa ini akan bekerja.
 Kebersihan (Cleanliness) Dalam sistem pemadam kebakaran
Selama ruang udara tercemar oleh dicabang menjadi 2 yaitu :
penguapan manusia, asap rokok, pembakaran, 1. Sistem Pemadam Kebakaran Sprinkler
atau zat-zat yang diatur dalam masa cleanliness Sistem ini menggunakan instalasi pipa
yang meliputi ventilasi. Zat-zat yang diatur dalam sprinkler bertekanan dan head sprikler sebagai
masa cleanliness yang meliputi partikel yang alat utama untuk memadamkan kebakaran.
mengapung karbon monoksida, karbon dioksida, Sistem ada 2 macam, yaitu:
dan formaldehyde. a. Wet Riser System: Seluruh instalasi pipa
C. Sistem Mekanikal sprinkler berisikan air bertekanan dengan
Sistem mekanikal atau umumnya pada tekanan air selalu dijaga pada tekanan yang
apartemen biasa disebut dengan sistem plumbing relatif tetap.
atau pemipaan adalah system yang melayani b. Dry riser system : Seluruh instalasi pipa
dalam bentuk pemipaan, dimana fungsi dari sprinkler tidak berisi air bertekanan, peralatan
sistem ini adalah untuk melayani kegiatan yang penyedia air akan mengalirkan air secara
berhubungan dengan kegunaan air yaitu : Air otomatis jika instalasi fire alarm
Bersih, Air Kotor, dan Pipa Venting. memerintahkannya.
 Sistem Air Bersih Pada umumnya gedung bertingkat tinggi
Sistem Air bersih adalah sistem pemipaan menggunakan sistem wet riser, seluruh pipa
yang berfungsi untuk menyediakan air bersih ke sprinkler berisikan air bertekanan, dengan tekanan
seluruh ruangan yang memerlukan air bersih air selalu dijaga pada tekanan yang relatif tetap.
seperti toilet , taman, kolam renang dan lain-lain. Apabila tekanan dalam pompa menurun,
 Sistem air Kotor maka secara otomatis jockey pump akan bekerja
Sistem Pembuangan Air Buangan, untuk menstabilkan tekanan air didalam pipa. Jika
merupakan sistem instalasi untuk mengalirkan air tekanan terus menurun atau ada glass bulb head
buangan yang berasal dari peralatan saniter sprinkler yang pecah maka pompa elektrik akan
maupun hasil buangan dapur. bekerja dan secara otomatis pompa jockey akan
 Sistem Venting berhenti. Dan apabila pompa elektrik gagal
D. Sistem venting merupakan sistem instalasi bekerja setelah 10 detik, maka pompa cadangan
untuk mengeluarkan udara yang terjebak diesel secara otomatis akan bekerja.
didalam instalasi pipa air buangan. 2. Sistem Pemadam Kebakaran Hydrant
Sistem Pemadam Kebakaran Sistem ini menggunakan instalasi hydrant
Sistem pemadam kebakaran atau sistem sebagai alat utama pemadam kebakaran, yang
fire fighting disediakan di gedung sebagai terdiri dari box hydrant dan accesories, pilar
preventif (pencegah) terjadinya kebakaran. Sistem hydrant dan siemese. Box Hydrant dan accesories
ini terdiri dari sistem sprinkler, sistem hydrant dan instalasinya (selang hose nozzle) atau disebut juga
Fire Extinguisher. Dan pada tempat-tempat dengan Fire House Cabinet (FHC) biasanya
tertentu digunakan juga sistem fire gas.Tetapi ditempatkan dalam gedung, sebagai antisipasi jika
pada umumnya sistem yang digunakan terdiri dari: sistem sprinkler dan sistem fire extinguisher
sistem sprinkler, hydran dan fire extinguisher. kewalahan mengatasi kebakaran di dalam gedung.
Ada 3 pompa yang digunakan dalam sistem Sedang Pilar hydrant yang dilengkapi juga
sprinkler dan Hydran, yaitu elektrik pump, diesel dengan box hydrant disampingnya, untuk
pump dan jockey pump. Jockey pump berfungsi menyimpan selang (hose dan nozzle) biasanya
untuk menstabilkan tekanan di instalasi, dan ditempatkan di area luar jalan disekitar gedung,
secara otomatis akan bekerja apabila ada digunakan jika sistem kebakaran di dalam gedung
penurunan tekanan. Dan jika ada head sprinkler tidak memadai lagi. Dan Siamese berfungsi untuk
yang pecah atau hydran digunakan, maka yang mengisi air ground tank (sumber air hydrant)
bekerja secara otomatis pompa elektrik bekerja, tidak memadai lagi atau habis. Siamese
dan secara otomatis pula jockey pump akan ditempatkan di dekat dengan jalan utama. Hal ini
berhenti bekerja. Pompa elektrik pump (atau untuk memudahkan dalam pengisian air dari
elektrik pump) merupakan pompa utama yang mobil pemadam kebakaran.
bekerja bila head sprinkler atau hydran Sistem Hydrant ini juga terdiri dari 2
digunakan. Sedang pompa diesel merupakan system, yaitu:
pompa cadangan, jika pompa elektrik gagal a. Wet riser system: Seluruh instalasi pipa
hydran berisikan air bertekan dengan tekanan

53
Jurnal Elektum Vol. 15 No. 2 ISSN : 1979-5564
e-ISSN : 2550-067
yang selalu dijaga pada tekanan yang relatif ruangan yang memerlukannya, seperti ruang
tetap. operator gedung, kantor gedung, hunian, dan lain-
b. Dry Riser System: seluruh instalasi pipa lain. Pada sistem telephone yang berada
hydrant tidak berisikan air bertekanan, diapartemen untuk alamat atau penomeran untuk
peralatan penyedia air akan secara otomatis hunian langsung dari Telkom, tetapi untuk kantor,
jika katup selang kebakaran di buka. itu hanya perlu 1 atau 2 nomer dari Telkom untuk
Seperti halnya sistem sprinkler, jika ada menyambung keruangan yang lain, umumnya itu
tekanan dalam pipa instalasi menurun, maka hanya anak dari nomer yang utama dari
pompa jockey akan bekerja. Dan jika instalasi apartemen. Karena apabila hunian diberikan anak
hydrant dibuka maka secara otomatis pompa nomer utama gedung itu untuk penagihan
elektrik akan bekerja, dan jockey pump secara pemakaian akan masuk menjadi satu dengan
otomatis akan berhenti. Dan jika pompa elektrik tagihan gedung.
gagal bekerja secara otomatis, maka pompa diesel  Sitem MATV
akan bekerja. Kebutuhan pengelolaan televisi dalam suatu
E. Sistem Elektronik bangungan menjadi kebutuhan, terutama di
Sistem elektronik pada apartemen adalah perkantoran, apartemen, bandara dan lain-lain.
sistem yang melayani keperluan dalam media Sistem ini dinamakan dengan sistem master
informasi atau sebagai media hubungan dari luar antena TV (MATV). Sistem MATV terdiri dari
kedalam dengan cepat dan tepat. beberapa perangkat penerima (receiver), mixer,
Pada Sistem elektronik pada apartemen dan penguat sinyal.
umumnya terdapat beberapa sistem yaitu : Peralatan dari sistem MATV meliputi:
 Sistem Alarm Pemadam Kebakaran peralatan utama, peralatan pendukung, unit
Sistem Alarm pemadam kebakaran pada spur/distributor dan perkabelan. Peralatan sentral
apartemen berfungsi sebagai media informasi sistem MATV meliputi unit antena penerima
apabila terjadi kebakaran pada salah satu ruangan (antena parabola, antena hagi), mixer
atau hunian. Sistem akan aktif bila tanda indicator preamplifier, TVRO dan chanel receiver.
atau alat indicator mendeteksi berupa asap atau Peralatan pendukung meliputi penyediaan vidio
api, lalu pada control utama yang berada pada casset, tape player, vidio amplifier dan power
ruang control akan memberikan sinyal berbentuk suplay.
suara maupun sinyal berupa pencahayaan yang Pendistribusian sinyal meliputi spur unit
terdapat pada Box Hydrant yang ditempatkan di (distributor), coupler/spliter dan TV outlet. Spur
setiap lantai, sedangkan untuk alat deteksi asap unit dharus ditempatkan sesuai fungsi dan
maupun api berada pada ruangan maupun hunian kemudahan dari mantenance. Dan coupler harus
yang terdapat barang atau adanya kegiatan ditempatkan di tempat yang terlindung dan
manusia. mempunyai jarak yang cukup aman dari pengaruh
Pada sistem ini terbagi menjadi dua yaitu interferensi instalasi listrik yang menggunakan
yang pertama sistem Full adrresible dan sistem suplay tegangan 220 Vac / 50 Hz terutama di atas
Semi Adressible, Full Adressible yaitu sistem plafon
dalam pengalamatannya atau kontrolnya Dalam perkabelan biasanya yang
memberikan tanda kebakaran yang muncul di digunakan jenis coaxial 7C-2V pada trunk line
monitor control utama pada setiap ruangan atau dan dan 5C-2V pada TV outlet atau setara dengan
hunian dengan alamat yang jelas, sedangkan Semi losses yang memadai pada frekuensi 200 Mhz
Adressible yaitu apabila terjadi kebakaran pada dipasang dalam konduit.
salah satu ruangan atau hunian, pada monitor Ada beberapa sumber siaran MATV
control utama akan muncul hanya lantai dan area dalam suatu gedung, diantaranya: sumber siaran
saja, untuk mendeteksi apabila terjadi kebakaran dari teretorial TV lokal, dan sumber siaran dari
pada unit hunian lampu indicator yang berada satelit. Sumber siaran dari terestrial TV Lokal
dekat hunian umumnya ditempatkan didepan bisanya menggunakan antena Yagi sedang sumber
pintu akan menyala sehingga akan siaran dari satelit menggunakan antena parabola.
memberitahukan dan terlihat dari kejauhan.
 Sistem Telephone 2.3 Hunian di Dalam Apartemen
Sistem Telephone dalam Apartemen Di dalam sebuah gedung apartemen hunian
distribusi utama dari TELKOM lalu adalah sebuah ruangan yang dirancang sesuai
didistribusikan untuk memenuhi dari persyaratan dengan kebutuhan dan permintaan dari pemilik
apartemen melalu PABX lalu di salurkan melalui bahkan melihat dari situasi yang sedang
MDF setelah itu disalurkan menuju ruangan- berkembang pada saat apartemen akan mulai
dibangun. Hunian itu sendiri adalah bagian yang
54
Jurnal Elektum Vol. 15 No. 2 ISSN : 1979-5564
e-ISSN : 2550-067
sangat penting Karena pada sebuah gedung Pada gambar denah diatas masih belum ada
apartemen yang menjadi barang penjualan adalah instalasi yang menggunakan energi listrik, gambar
hunian, oleh karena itu hunian dirancang dengan diatas ruangannya belum ada instalasi penerangan,
senyaman mungkin bagi pemiliknya nanti. kotak kontak untuk kebutuhan eletronik. Sehingga
Dengan melihat perkembangan yang ada pada paada gambar diatas belum bisa didapatkan
sekarang ini hunian apartemen semakin kebutuhan daya listrik dan belum bisa
berkembang dalam perancangannya didalamnya digambarkan rangkaian panel atau gambar satu
diberikan fasilitas yang mewah agar menarik garis kebutuhan dayanya.
calon pemilik atau pembeli nantinya
Hunian dalam apartemen mempunyai
luasan area sesuai dengan kebutuhan dari pihak
pemilik apartemen demi pemasaran agar menarik  Instalasi Penerangan
calon pembeli, dalam sebuah gedung apartemen Instalasi penerangan pada unit hunian
ada beberapa tipe unit yang aka dipasarkan yaitu berfungsi untuk memberikan pencahayaan yang
mulai dari satu ruang tidur dengan satu ruang tamu baik demi kenyamanan, instalasi penerangan
satu toilet, dua ruang tidur satu ruang tamu satu dapat ditentukan dengan perhitungan mengacu
toilet, ada tiga ruang tidur satu ruang tamu dua pada Peraturan Untuk Instalasi Listrik (PUIL) atau
toilet, bahkan ada tipe penthouse yang dirancang juga bisa mengacu pada peraturan Standar
memiliki lebih dari tiga kamar tidur dan lebih dari Nasional Indonesia (SNI).
dua ruang tamu dan lebih dari dua toilet
Dalam sebuah unit hunian memerlukan Tabel 5. Tingkat pencahayaan rata-rata,
kebutuhan energi listrik yang tidak terlalu besar renderansi dan temperatur [1]
tetapi bila dikalikan dalam jumlah yang banyak
maka kebutuhan energi listrik itu sendiri sangatlah
besar. Energi listrik didalam sebuah unit
apartemen digunakan untuk melayani kebutuhan
barang-barang elektronik, seperti unit televisi,
pendingin ruangan, pendingin makanan, pemanas
makanan, pemanas air dalam bentuk yang bisa
menampung air dengan debit kecil (portable),
exhaust fan, dan sebagainya.

Untuk menentukan jumlah titik lampu dapat


ditentukan dengan rumus : [2]

Gambar 2. Denah unit hunian dengan tipe satu


kamar satu toilet.

55
Jurnal Elektum Vol. 15 No. 2 ISSN : 1979-5564
e-ISSN : 2550-067
Pada instalasi stop kontak tidak
memerlukan banyak perumusan, didalam
perancangan instalasi stop kontak hanya melihat
kebutuhan apa saja yang membutuhkan Stop
Kontak diantaranya perlatan Elektronik, Berikut
Untuk mencari Lumen (Flux cahaya) ini peralatan yang membutuhkan Instalasi Stop
lampu [2] Kontak :
1. AC (Air Conditioning)
2. Unit Televisi
3. Unit Water Heater
4. Pemanas Makanan
Untuk keperluan elektronik lainnya pada
umumnya perancangan sistem kelistrikan
memberikan lebih satu sampai tiga stop kontak.
 Instalasi Tata Udara
Instalasi tata udara (Air Conditioning) pada
unit hunian Apartemen hanya memerlukan
beberapa tipe, yaitu tipe yang menempel pada
Tabel 6. Tabel efikasi lampu [3] didnding (Split Wall), dan yang berada di atas
plafon (Split Duct), untuk menentukan kapasitas
AC dapat ditentukan melalui perhitungan : [4]

7080 Btu/h
P = x 746 x 1.3 = 763 Watt
9000

Jenis Lampu Kuat Cahaya (I)


Pijar 11 - 18
Sehingga didapatkan apabila lampu TL 50 - 80
penerangan diberi lampu downlight TL 13watt Halogen 16 - 20
Mercury 30 - 60
Halide 80 - 100
F= ΣxExP
= 2 x 80 x 13 Sodium 120 - 140
= 2080 lumen
Jadi bisa ditentukan jumlah titik lampu
pada ruangan atau unit apartemen dengan jumlah
:

 Instalasi Stop Kontak

56
Jurnal Elektum Vol. 15 No. 2 ISSN : 1979-5564
e-ISSN : 2550-067
Q = 0.59 x W x L x H x I x E
Jadi pada unit hunian dengan tipe Btu/h Kapasitas kecepatan
Q =
seperti diatas dapat di hasilkan kapasitas, udara
sebagai berikut : W = m ( Panjang ruangan)
L = m ( Lebar ruangan)
H = m ( Tinggi ruangan)
( I = 10, jika ruang berisolasi / di
I = lantai bawah / berhimpit dengan
ruangan lain )
( I = 18, jika ruang tidak
berisolasi / di lantai atas )
( E = 16, jika dinding terpanjang
E =
menghadap utara )
( E = 17, jika dinding terpanjang
menghadap timur )
( E = 18, jika dinding terpanjang
menghadap selatan )
( E = 20, jika dinding terpanjang
menghadap barat )

Untuk menentukan energy listrik yang


digunakan dapat ditentukan dengan perhitungan,
sebagai berikut :

Jadi dari perhitungan diatas mulai dari titik


lampu, stop kontak, dan AC (Air conditioning)
dapat digambarkan penitikan lampu , dan pada
gambar dibawah ini akan disertakan penggrupan,
agar bisa digambarkan diagram satu garisnya :

Gambar 3 Denah unit hunian dengan tipe satu


kamar satu toilet. Dengan instalasi penerangan,
stop kontak, AC dan penggrupannya.

Dalam menentukan dan menggambarkan


diagram satu garis serta menentukan kapasitas
MCB pada box panel, dapat dihasilkan dengan
perhitungan :
P = V.I.Cos Ø
Dimana :
P = Daya aktif yang diserap beban (Watt)
V = Tegangan yang menyatu beban (Volt)
I = Arus yang mengalir pada beban (Ampere)
Ø = Sudut antara tegangan dan arus (°)

57
Jurnal Elektum Vol. 15 No. 2 ISSN : 1979-5564
e-ISSN : 2550-067
Pada Unit hunian apartemen dengan tipe Untuk mencari arus beban setiap stop
seperti diatas MCB induk yang digunakan dengan kontak, maka pada setiap stop kontak diberi daya
nilai satu fasa, jadi untuk perhitungan dan : 200 Watt didapatkan hasil: jumlah stop kontak x
penggrupan diatas didapatkan hasil : jumlah titik daya stop kontak
lampu dikali beban lampu
= 6 x 13 Watt =78 Watt = 3 x 200 Watt = 600 Watt

Untuk mencari arus pada beban daya AC : 763


Watt

Setelah mendapatkan hasil dari perhitungan


arus pada setiap sistem maka dapat digambarkan
sistem satu garis untuk unit hunian Apartemen
untuk tipe ini, Untuk menentukan MCB utama
didapatkan nilai dengan jumlah daya antara sistem
penerangan, stop kontak, AC, dan water heater
dengan jumlah daya : 2641 Wat

Untuk mencari arus pada beban Water


Heater pada beban daya: 1200 Watt

Untuk Penggambaran diagram satu garis


sistem Distribusi daya energy listrik hunian
Apartemen dengan hasil perhitungan diatas, pada
gambar 4

58
Jurnal Elektum Vol. 15 No. 2 ISSN : 1979-5564
e-ISSN : 2550-067
Pada prinsipnya sistem kontrol otomatis
harus berpedoman pada kehandalan, kontinyuitas,
serta kecepatan produktifitas. Secara umum
prinsip dari rangkaian control terdiri dari atas tiga
bagian :
 Masukan (Input)
 Proses (process)
 Keluaran (Output)
Blok diagram dapat dilihat sebagai berikut :

MASUKKAN PROSES KELUARAN

Gambar 5. Blok Diagram Dasar Sistem Kontrol.

Gambar 4. Diagram satu garis untuk hunian Dalam aplikasinya pada sistem control
tipe satu kamar satu ruang tamu dan satu BAS adalah sebagai berikut :
toilet.  Peralatan input : Tombol tekan, sensor-
sensor
3 SISTEM OTOMASI TERINTEGRASI  Peralatan Proses : DDC/Controller, relay
(BUILDING AUTOMATION SYSTEM)  Peralatan Output : Lampu, Valve, Motor,
dan lain-lain
3.1 Sistem Otomasi Terintegrasi (BAS) Selain itu pada sistem control ini
Sistem Otomasi terintegrasi Gedung atau dibutuhkan feedback untuk mengirim sinyal balik
umumnya dikenal dengan BAS (Building dari keluaran kemasukan sehingga sistem akan
Automasi System) adalah suatu sistem terus berputar atau yang biasa kita kenal sebagai
pengendalian dan pemantauan yang terpusat dari sistem control Close Loop.
seluruh peralatan mekanikal dan elektrikal yang Sistem Otomasi Terintegrasi Gedung
terdapat disuatu gedung. BAS terdiri dari (Building Automation System) ada beberapa
beberapa Direct Digital Control (DDC) yang bagian utama, yaitu terdiri dari :
mempunyai input dan output baik secara analog 1. Intelligent Controller
ataupun digital. Input dan output tersebut berguna Intelligent Controller adalah sebuah
sebagai indicator untuk mengetahui status dari controller digital untuk mengontrol unit
perangkat yang akan dikontrol. individual. Semenjak controller ini secara
BAS juga bisa disebut sebagai Energy otomatis mengontrol operasi, operasi akan tetap
Management and Control System (EMCS). BAS terjaga bahkan jika bagian Center Unit lewat UIC
dalam suatu gedung ini merupakan suatu sistem (Unit Integrated Controller), menerima
yang dapat mengatur penggunaan energi sesuai perubahan pada setpoint dari center unit dan
atau sebatas yang dibutuhkan tanpa mengurangi mengembalikan hasil control dan data lain.
fungsi peralatan yang dipakai dan meningkatkan IDC dan ICC menampilkan berbagai
kemampuan melakukan manajemen energy suatu macam control dan control IDGP serta status data,
gedung. nilai analog, dan alarm dari berbagai sistem
Untuk beberapa macam bangunan, Building a. IDC (Intelligent Digital Controller) [5]
Automation System adalah sebuah solusi untuk Intelligent Digital Controller adalah sebuah
mengatur, mengontrol dan mengotomasi kontroler digital untuk mengontrol unit individual.
perlengkapan dan fungsi dari gedung tersebut, Kontroler ini secara otomatis mengontrol operasi,
pada umumnya untuk mengontrol Heating operasi akantetap terjaga bahkan jika bagian lain
Ventilating and Air Conditioning (HVAC), sistem dari sistem berhenti. IDC pada panel dari sistem
distribusi daya pada energi listrik, penerangan, BAS yang digunakan adalah Inflex GC, yang
elevator (Lift), keamanan, sistem pemadam merupakan sebuah kontroler multiguna yang
kebakaran dan dalam kenyamanan untuk dirancang untuk mengontrol perangkat/peralatan
penghuni apartemen, didalam penulisan penelitian pada gedung, seperti panel pada sistem distribusi
ini, BAS akan diaplikasikan untuk mengurangi daya listrik (Panel Penerangan) dan AHU (Air
pemborosan dalam pemakaian energi listrik pada Handling Unit) pad sistem AC (Air Conditioning),
hunian apartemen yang diakibatkan oleh kelalaian dan lain-lain. Inflex GC juga dapat digunakan
penghuni apartemen.

59
Jurnal Elektum Vol. 15 No. 2 ISSN : 1979-5564
e-ISSN : 2550-067
untuk mengontrol dan memonitoring temperatur operasi peralatan semuanya direkan dan disimpan
dan kelembapan. pada SCS.
Intelligent Digital Controller ini 2. MIS (Management Integration Server) [5]
mempunyai kemampuan sebagai berikut : Data utama yag dikumpulkan didalam
 Dapat beroperasi sendiri melakukan kontrol SCS disimpan sebagai BAS data kemudian
perintah terhadap point-point (Analog Input, ditransmisikan ke MIS. Sebagai tambahan
Analog Output, Digital, Digital Output) sesuai terhadap proses informasi, data untuk lapran
dengan program yang sudah dibuat. harian/bulanan/tahunan dan untuk grafik
 Jika dihubungkan dengan sistem BAS maka kecenderungan dikumpulkan, disimpan pada
DDC ini dapat dikontrol secara terpusat dari hardisk, dan diproses untuk informasi manajemen
BAS Room dan perintah-perintah historical (point informasi, program, dll) pada MIS
serta alarm yang terjadi dapat diketahui. menggunakan perangkat lunak dari penyuplai PC
Pengertiannya adalah bahwa DDC itu. MIS merupakan interface antara DDC dengan
Controller mampu mengirimkan control perintah, PC Klien, komponen ini merubah bahasa program
dan mengirimkan laporan alarm secara langsung dari PC operator menjadi digital, maksudnya agar
kekomponen BAS yang berfungsi untuk apa yang diperintahkan oleh PC dapat dibaca dan
mengumpulkan informasi dari beberapa DDC dijalnkan oleh DDC Controller. Sebaiknya,
controller yang lain. komponen ini juga menerjemahkan keadaan yang
a. Modul I/O [5] ada pada kondisi actual yang diinformasikan oleh
Modul I/O merupakan penghubung antara DDC ke PC Klien sehingga dapat terbaca pada
perangkat yang akan dikontrol/dimonitoring pada operator.
gedung dengan kontroler Inflex GC pada panel 1. HUB [5]
DDC. Modul-modul I/O yang digunakan pada Berfungsi sebagai connector komunikasi
apartemen anatara lain : antara controller ke controller dan PC.
 DI (Digital Input) 1. UPS (Uniteruptible Power Supply) [5]
Ada 2 jenis modul DI yaitu, DI-8 dan DI- UPS adalah suatu alat yang berfungsi
16. Secara garis besar kedua modul ini memiliki sebagai buffer antara power suplai dengan
fungsi yang sama, yang membedakan dari kedua peralatan elektronik yang kita gunakan seperti
modul ini hanyalah jumlah pin input untuk computer, printer, modem dan sebagainya.
koneksi ke point yang akan di control atau di Uniteruptible Power Supply merupakan sistem
Monitoring. Modul DI berfungsi untuk monitoring penyedia daya listrik yang sangat penting dan
status dan alarm point dari peralatan yang diperlukan sekaligus dijadikan sebagai dari
terpasang. gagalnya distribusi daya listrik ke peralatan
 DO (Digital Output) tersebut untuk mencegah kerusakan pada
Sama halnya seperti DI, modul DO juga hardware dikarenakan kegagalan pada sistem
memiliki 2 jenis yaitu, DO-8 dan DO-16. Modul distribusi daya listrik.
DO berfungsi untuk melakukan instruksi untuk Fungsi utama dari UPS adalah :
menstart atau menstop point dari peralatan yang  Dapat memberikan energy listrik sementara
terpasang. terjadi kegagalan daya pada listrik utama
 AI (Analog Input) (PLN).
Modul AI yang digunakan pada sistem  Memberika kesempatan waktu yang cukup
BAS di gedung apartemen hanya satu type yaitu untuk menunggu suppl listrik dari generator
AI type A. AI type A ini berfungsi untuk set (Genset) sebagai sumber energy listrik
memonitoring analog input berupa teganagn dan cadangan.
arus dari perlatan yang akan dikontrol dan  Mencegah kerusakan pada sistem akibat dari
monitoring. gangguan-gagguan listrik berupa kerusakan
1. SCS (System Core Server) [5] pada software, data maupun kerusakan
SCS (System Core Server) adalah sebuah hardware computer.
controller yang terintegrasi dengan DDC (Direct  Apabila terjadi perubahan tegangan pada
Digital Controller) dan RS (Remote Station) input, maka UPS akan menstabilkan tegangan
seperti Inflex controllers kedalam BMS (building untuk pada saat tegangan output, jadi pada
Management Systems) Sarvic-net FX. SCS saat sistem memerlukan tegangan maka
mengumpulkan data atau berbagai informasi tegangan sudah menjadi stabil.
manajemen yang dikumpulkan oleh DDC/remote 1. PC Klien [5]
unit seperti data ON/OFF, status data point, waktu PC Klien adalah seperangkat PC (Personal
Computer) yang ditempatkan pada ruang kendali

60
Jurnal Elektum Vol. 15 No. 2 ISSN : 1979-5564
e-ISSN : 2550-067
pusat untuk mengatur dan mengontrol penggunaannya. Pengontrolan akan dilakukan
keseluruhan bangunan. Perangkat ini sebenarnya pada saat dimana jam kerja berlangsung dengan
dapat diinstall di manapun selama penempatannya waktu kerja selama 8 jam mulai dari pukul 09:00
dapat untuk koneksi jaringan PC Klien ini WIB hingga pukul 17:00 WIB
disediakan untuk pengoperasian : Disini perancangan konevensional akan di
 Mengatur dan mengontrol ON/OFF, status, install ulang dengan menggunakan BAS sebagai
trip dan pengukuran data yang lain sistem otomatisnya. Dengan menambahkan
 Memasukan perintah (Command) sebuah kontaktor sebagai alat pemutus utama pada
 Jaringan Alarm Management sistem panel yang berada pada unit hunian
PC Klien mengendalikan seluruh point- apartemen.
point dan menyimpan informasi untuk dievaluasi. Pada umumnya sistem control instalasi
Setelah dilakukan analisa terhadap keadaan atau kelistrikan konvensional masih menggunakan
kondisi peralatan atau lingkungan, PC akan sistem sambungan beberapa komponen seperti
mengirimkan informasi balik keperalatan control timer, relay counter dan kontaktor. Dalam
lokal. penggunaan BAS akan mengurangi beberapa
Pada PC Klien terdapat software yang peralatan tersebut diantaranya timer, relay dan
digunakan untuk mengontrol dan mengatur counter, pada sistem yang akan diterapkan hanya
peralatan yang akan dikontrol dan untuk perlu menggunakan 1 kontaktor saja. Dan dalam
melakukan perubahan pada proses kontrol. sistem ini akan mengurangi banyak penggunaan
Pada software atau perangkat lunak, wiring kabel yang terlalu banyak dan rumit.
minimum tersedia fungsi-fungsi sebagai berikut :
 Merubah, memprogram, menyimpan dan 4 EVALUASI SISTEM OTOMASI
mendownload data base controller. TERINTEGRASI (BUILDING
 Menghidupkan atau mematikan peralatan AUTOMATION SYSTEM) PADA
yang dikehendaki. HUNIAN APARTEMEN
 Merubah set point.
 Memasukkan jadwal dan operasi peralatan.
4.1 Sistem Distribusi Daya Konvensional
 Menampilkan citra trend dengan grafik dan
Sistem distribusi daya konvensional pada
kontrol dari peralatan.
unit hunian Apartemen pada umumnya dapat
 Mengumpulkan dan menganalisa data-data dilihat pada gambar diagram satu garis dibawah
pada waktu yang lalu (historical data). ini:
 Membuat perencanaan dan pemeliharaan
peralatan dari data yang dikumpulkan.

3.2 Pemanfaatan BAS pada Sistem


Kelistrikan
Pemanfaatan dari BAS untuk sistem
kelistrikan adalah untuk pencapaian suatu
tingkatan optimal dalam pengotrolan atau
pengendalian sistem kelistrikan terutama pada
hunian apartemen, dimana untuk mencegah
kelalaian pada kegunaan sumber energy listrik
Pengendalian sistem kelistrikan pada
hunian dimaksudkan adalah :
 Untuk mengatur sistem dengan terkontrol dan
termonitoring dengan benar, dan tidak
mengabaikan kenyamanan bagi penghuni
Apartemen Gambar 6. Gambar diagram satu garis unit
 Mengefisienkan sumber energy kelistrikan Apartemen (Konvensional).
terutama pada unit hunian, dan mencegah
pemborosan Pada sistem tersebut sudah didapatkan
Pada umumnya sistem kelistrikan yang jumlah daya pemakaian mulai dari penerangan,
digunakan untuk kebutuhan energy listrik didalam stop kontak atau kotak kontak, unit AC (Air
hunian sudah di rancang dengan seefisien Conditioning), dan water heater. Penggunaan
mungkin, tetapi banyak terjadi kelalaian penghuni antara sistem dengan sistem yang lain deberikan
apartemen sehingga terjadi pemborosan dalam perbedaan waktu pemakaiannya yaitu untuk

61
Jurnal Elektum Vol. 15 No. 2 ISSN : 1979-5564
e-ISSN : 2550-067
penerangan 18 Jam dimulai dari jam 05:00 s/d W = V.I.t
23:00 WIB, unit AC 20 Jam dimulai dari jam = 220.0,44.1
07:00 WIB s/d 03:00 WIB, stop kontak 24 Jam, = 97 joule
dan water heater 4 jam dimulai dari jam 05:00 s/d
07:00 dan 18:00 s/d 20:00 WIB, untuk P = W/t
mendapatkan nilai penggunaan dalam waktu satu = 97/1
hari atau 24 jam maka dapat dihasilkan dengan = 97 joule/detik = 97 watt
perhitungan : Penggunaan dalam 1 jam :
 Jika beda potensial ditulis V, kuat arus I, dan = 97.3600
waktunya t maka energi yang dilepaskan oleh = 349200 Watt/detik
alat dan diubah menjadi energi kalor W adalah = 349,2 kWh
:
W=V.I.t Jadi untuk satu hari pemakaian :
Dengan, = 349,2 kWh dikali 18 jam
V = beda potensial (volt) = 6285.6 kWh/hari
I = kuat arus (ampere)
t = waktu (detik) o Untuk Air Conditioning didapatkan :
W = energi yang dilepaskan oleh sumber
tegangan (joule)
 Daya listrik adalah besarnya usaha yang
dilakukan oleh sumber tegangan dalam 1
sekon. Jika dalam waktu t sekon sumber
tegangan telah melakukan usaha sebesar W,
maka daya alat tersebut adalah
P=W/t
Dengan,
W = usaha (joule)
t = waktu (detik)
P = daya (joule/detik) atau watt Perhitungan energi yang digunakan :
1 joule/sekon =1 watt W = V.I.t
 Untuk arus listrik dengan rumus : = 220.4,33.1
= 953 joule
P = W/t
= 953/1
= 953 joule/detik = 953 watt

Penggunaan dalam 1 jam :


Dengan, = 953.3600
P = daya (joule/detik) atau watt = 3430800Watt/detik
V = beda potensial (volt) = 3430,8 kWh
I = kuat arus (ampere)
Jadi untuk satu hari pemakaian :
o Untuk Penerangan didapatkan : = 3430,8 kWh dikali 20 jam
= 68616 kWh/hari

o Untuk Stop Kontak didapatkan :

Perhitungan energi yang digunakan :

62
Jurnal Elektum Vol. 15 No. 2 ISSN : 1979-5564
e-ISSN : 2550-067
Perhitungan energi yang digunakan : pemakaian jam kerja antara jam 09:00 WIB s/d
W = V.I.t 18:00 WIB untuk mengurangi pemborosan, tetapi
= 220.3,4.1 para penghuni Apartemen banyak melakukan
= 748 joule kelalaian, Untuk itu diperlukan sistem BAS
P = W/t (Building Automatin System) untuk mengontrol
= 748/1 dan memonitoring.
= 748 joule/detik = 748 watt BAS akan bekerja untuk mematikan pada
jam kerja dan menghidupkan kembali pada jam
Penggunaan dalam 1 jam : pulang kerja, untuk pengaplikasiannya
= 748.3600 ditambahkan kontaktor dan pencabangan dari
= 2692800 Watt/detik sistem penggrupannya, bisa dilihat pada gambar 7.
= 2692,8 kWh

Jadi untuk satu hari pemakaian :


= 2692,8 kWh dikali 24 jam
= 64627,2 kWh/hari

o Untuk Water Heater didapatkan :

1200
I=
220. 0,8

I = 6,8 Ampere
Perhitungan energi yang digunakan :
W = V.I.t
= 220.6,8.1
= 1496 joule

P = W/t
= 1496/1
= 1496 joule/detik = 1496 watt

Penggunaan dalam 1 jam :


= 1496.3600
= 5385600 Watt/detik
= 5385,6 kWh

Jadi untuk satu hari pemakaian :


= 5385,6 kWh dikali 4 jam
= 21542,4 kWh/hari
Jadi total penggunaan dalam satu hari:
161071,2 kWH/hari
Pada sistem diatas untuk stop kontak
diberikan waktu pemakaian 24 jam, karena pada
stop kontak terdapat peralatan yang
penggunaannya itu selama 24 jam seperti kulkas, Gambar 7. Aplikasi antara sistem distribusi daya
dan pemanas makanan. Sistem diatas sudah dengan Sistem Otomasi Terintegrasi Gedung
dihitung dengan efisiensi pemakaian energy (Building Automation System)
listrik.
4.3 Evaluasi Pemakaian Daya Setelah
4.2 Aplikasi BAS Pada Sistem Distribusi Menggunakan BAS
Daya Didalam Unit Apartemen Setelah pemasangan Sistem Otomasi
Bila dilihat pada pemakain energy listrik Terintegrasi Gedung (Building Automation
diatas untuk lampu penerangan dan AC (Air System), BAS dipasang didalam sistem lampu
Conditioning) bisa diefisiensikan kembali, pada penerangan dan AC (Air Conditioning). Dengan
63
Jurnal Elektum Vol. 15 No. 2 ISSN : 1979-5564
e-ISSN : 2550-067
program disaat jam 09:00 WIB PC Klien 3. Pengaplikasian pada sistem BAS hanya
memberikan data output dengan perintah OFF digunakan pada dua sistem : sistem
maka sistem akan menggerakan kontaktor OPEN, penerangan dan sistem tata udara atau Air
dimana sebelumnya kontaktor dala posisi Conditioning.
Normaly Closed (NC). Untuk pengaktifan 4. Dalam studi ini hanya menggunakan nilai
kontaktor kembali pada jam 18:00 WIB, sistem cosØ : 0,8
diprogram CLOSED, sebelumnya kotaktor pada 5. Dengan adanya perubahan dan penambahan
posisi OPEN. Dengan BAS yang sudah sistem BAS ini, gambar satu garis juga unit
terprogram untuk posisi OPEN pada jam 09:00 konvensional mengalami perubahan, dengan
WIB dan CLOSED pada jam 18:00 WIB, maka ditambahkan satu kontaktor sebagai pemutus,
dapat dihasilkan daya pada sistem distribusi daya dan dipisahkan antara grup penerangan, AC
sebagai berikut : dengan grup stop kontak dan water heater.
Untuk penerangan didapatkan :
DAFTAR PUSTAKA
= 349,2 kWh dikali 8 jam
= 2793,6 kWh/hari [1] Standar Nasional Indonesia (SNI 03-
6197-2000) tentang konservasi energi
Untuk Air Conditioning didapatkan : pada sistem pencahayaan.
= 3430,8 kWh dikali 8 jam [2] Standar Nasional Indonesia (SNI 03-
= 27446,4 kWh/hari 6575-2001) tentang Tata cara
Total daya yang bisa diefisiensikan adalah : perancangan sistem pencahayaan buatan
30240 kWH/hari pada bangunan gedung.
Setelah mendapatkan daya yang
diefisiensikan, lalu ditambahkan dengan [3] Judul Pencahayaan
penggunaan stop kontak dan penggunaan water www.tarn2007.blogspot
heater, dihasilkan daya 86169,6 kWH/hari +
[4] .com/2011/08/sejarah-perkembangan-
30240 kWH/hari = 116409,6 kWH/hari
sumber-cahaya.html.
Jadi untuk persentase dalam satu hari
pemakain sumber energy listrik pada unit hunian [5] Standar Nasional Indonesia (SNI 03-
Apartemen antara sistem konvensioanal dengan 6575-2001) tentang Tata cara
sistem yang sudah diaplikasikan dengan BAS perancangan sistem ventilasi dan
pengkondisian udara pada bangunan
gedung.
[6] Ibnu El Hurry, ST. (2009). Studi Sistem
Automatik Pada Gedung Untuk Sistem
HVAC (Heating System, Ventilating And
Air Conditioning) Berbasis Direct Digital
Controller (Studi Kasus Pada Pabrik “X”
Di Cibitung). Jurnal ilmiah pada jurusan
pendidikan Teknik Elektro FT UI, 2009

5 KESIMPULAN
1. Dengan pengaplikasian Sistem Otomasi
Terintegrasi Gedung (Building Automation
System), dapat meningkatkan efisiensi
distribusi daya sebesar 18,77% yang
disebabkan kelalaian oleh penghuni
apartemen.
2. Dengan pengaplikasian Sistem Otomasi
Terintegrasi Gedung (Building Automation
System), dapat mudahkan pengontrolan sistem
distribusi daya energi listrik pada apartemen.

64

Anda mungkin juga menyukai