Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Disusun oleh:

NAMA : SASKIA REHANI BR TARIGAN

NIM : 5181131003

DOSEN PENGAMPU: Bakti Waluyo S.Pd.,M.T

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

UNIVERSITAS NEGRI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kita panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat
dan Karunia-nya sehingga saya dapat menyusun tugas makalah ini dengan baik dan benar, serta
tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah
ini.Oleh karena itu saya mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun makalah ini. Kritik konstruktif dari pembaca sangat saya harapkan untuk
penyempurnaan tugas selanjutnya.
Akhir kata semoga tugas yang kami buat ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua
dan dapat memberikan nilai lebih pada proses pembelajaran mata kuliah teknik pendingin ini.

Medan, 13 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................1
1.2 Tujuan...........................................................................................................................1
1.3 Batasan Masalah ..........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................................2
2.1 Sistem Kelistrikan Unit Refrigerasi..............................................................................2
2.2 Komponen Kelistrikan Unit Refrigerasi.......................................................................2
BAB III PENUTUP...................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................9
3.2 Saran..............................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10

ii
BAB I
PEMBAHASAN

1.1 Latar Belakang


Proses pendingan atau refrigerasi pada hekekatnya merupakan proses pemindahan energy
panas yang terkandung dalam suatu ruangan. Sesuai dengan hukum kekekalan energi maka
kita tidak dapat menghilangkan energi tetapi hanya dapat memindahkannya dari suatu
substansi ke substansi lainnya.Untuk keperluan pemindahan energi panas ruang ,dibutuhkan
suatu fluida penukar kalor yang di sebut refrigeran.
Pendinginan yang dilakukan saat ini umumnya bertujuan untuk pengawetan bahan
makanan ataupun untuk mendinginkan ruangan. Terdapat beberapa sistem ataupun siklus
yang dapat digunakan untuk mendapatkan pendinginan ini, antara lain sistem jet uap, siklus
absorpsi, siklus udara,pendinginan termoelektris, dan siklus kompresi uap. Siklus kompresi
uap bekerja berdasarkan siklus Carnot. Siklus kompresi uap merupakan sistem yang paling
sering digunakan dalam proses pendinginan karena dapat beroperasi pada suhu yang
beragam dan efisiensi proses yang berlangsung mudah diketahui. Dalam siklus ini, panas
akan diserap dan dilepaskan oleh fluida kerja sehingga didapatkan efek pendinginan.
Adanya pertukaran panas menyebabkan pendinginan siklus kompresi uap dikategorikan
sebagai pendinginan mekanis.
1.2 Tujuan
Makalah ini dibuat untuk memenuhi persyaratan mata kuliah Teknik Pendingin. Adapun
manfaat dari pembuatan makalah ini yaitu untuk mempelajari lebih dalam mengenai Sistem
Kelistrikan Refrigerasi.

1.3 Batasan Masalah


Dalam makalah ini saya akan membatasi topik permasalahan yaitu, mengenai Sistem
Kelistrikan Refrigerasi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sistem kelistrikan unit Refrigerasi


Dengan semakin kompleknya sistem refrigerasi ini, para teknisi/mekanik harus
mampu membaca dan menginterprestasi seluruh jenis diagram listrik. Diagram listrik
memuat informasi berharga tentang instalasi listrik dan operasi peralatan listrik. Para
mekanik yang memasang suatu peralatan listrik misalnya peralatan tata udara sangat
tergantung pada diagram pengawatan yang dikeluarkan oleh pabrikannya agar dia dapat
memasang peralatan tersebut dengan semestinya. Para teknisi menggunakan diagram
listrik sebagai acuan atau rujukan untuk melakukan pelacakan gangguan sistem
kelistrikan dari suatu unit peralatan listrik. Ada tiga jenis diagram yang lazim digunakan
di industri, yaitu diagram skematik, diagram ladder, dan diagram pengawatan atau
diagram koneksi. Dalam dunia refrigerasi dan tata udara, diagram listrik yang sering
digunakan juga bervariasi tergantung pabrikan pembuatnya.
2.2 Komponen kontrol kelistrikan unit refrigerasi
Satu hal yang tidak mungkin dalam membangun diagram listrik adalah memuat
seluruh komponen yang digunakan pada suatu unit peralatan refrigerasi di dalam diagram
listrik, karena akan terlalu memakan tempat dan menjadi terlalu rumit bila disertai
dengan penyambungan antar komponen. Oleh karena itu diagram listrik menggunakan
simbol-simbol untuk merepresentasikan komponen-komponen listrik yang digunakan
pada suatu unit peralatan refrigerasi.
Komponen listrik yang digunakan pada sistem refrigerasi dapat dibedakan
menjadi 2 bagian, yaitu (1) beban listrik, (2) sensor, yang terdiri dari piranti kontrol, dan
piranti pengaman atau proteksi. Beban listrik yang digunakan pada peralatan refrigerasi
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu beban listrik yang digunakan untuk keperluan
lainnya. Beban listrik yang digunakan sebagai penggerak dibedakan menjadi dua, yaitu
yang menghasilkan gerakan rotari dan yang menghasilkan gerakan translasi. Beban listrik
yang menghasilkan gerakan rotari lazim disebut sebagai motor. Bila tenaga penggeraknya
energi listrik disebut motor listrik. Beban listrik yang menghasilkan gerakan translasi
adalah koil selenoid. Dan beban listrik untuk keperluan lainnya adalah elemen pemanas
dan lampu.
Para teknisi atau mekanik harus mampu mengidentifikasi sebagaian besar simbol
yang digunakan dan mengetahui posisinya dalam suatu peralatan listrik. Sebagaian besar
pabrikan menggunakan simbol-simbol yang sama pada diaagram listrik yang
digunakannya, walaupun begitu sering dijumpai masih adanya beberapa perbedaan yang
bersifat minor. Unit refrigerasi dan tata udara menggunakan motor listrik untuk
mengoperasikan kompresor, fan kondensor, fan evorator dan defrost timer. Berbagai jenis
relay dan kontaktor untuk membangun sistem kontrol. Elemen pemanas untuk keperluan
pencairan bunga es di evaporator dan menggunakan lampu untuk penerangan dan sebagai
tanda.
1. Motor Listrik
Beban listrik merupakan bagian paling penting dari suatu sistem refrigerasi dan
tata udara karena komponen tersebut melakukan berbagai tugas aktuasi di dalam sistem
tersebut. Motor listrik mengoperasikan kompresor refrigerasi, menaikkan tekanan dan

2
mensirkulasi refrigerant setiap saat. Gambar 1 memperlihatkan tipikal motor fan
kondensor. Motor listrik yang digunakan untuk mengoperasikan fan kondensor berskala
kecil, biasanya digunakan tipe motor split kapasitor.

Gambar 1. Motor Fan Kondensor

Beban listrik yang menghasilkan gerakan translasi adalah selenoid. Selenoid


lazim digunakan pada relay dan katub. Selenoid mengoperasikan relay, membuka dan
menutup kontak relay. Para teknisi/mekanik harus mampu mengenali berbagai simbol
standar yang dikeluarkan oleh berbagai pabrikan agar pekerjaannya dapat optimal. Beban
listrik untuk keperluan lainnya elemen pemanas listrik. Pada peralatan refrigerasi
dibedakan dua jenis heater, ayitu defrost heater dan mullion heater. Defrost heater
diletakan di evaporator berfungsi untuk mencairkan bunga es yang timbul dipermukaaan
evaporator. Sedang mullion heater diletakan di sekeliling pintu refrigerator/freezer untuk
mencegah agar rangka alat tidak berembun. Tabel 1 memperlihatkan berbagai simbol
beban listrik.

3
Tabel 1. Daftar Simbol Listrik untuk berbagai jenis beban listrik

Disamping menggunakan simbol-simbol standar, beberapa pabrikan refrigerasi


dan tata udara seringkali melengkapi diagram listrik dengan singkatan-singkatan untuk
memudahkan pembacanya memahami diagram yang disajikannya. Tabel 2
memperlihatkan beberapa singkatan yang lazim digunakan di industri refrigerasi dan tata
udara.

4
Tabel 2. Singkatan beban Listrik dan piranti control

2. Relay dan Kontaktor


Pada hakikatnya kontruksi relay dan kontaktor sama, yakni terdiri dari sebuah koil
dan beberapa pasang kontak listrik. Tetapi dilihat dari penggunaannya berbeda. Relay
sering digunakan untuk keperluan fungsi kontrol dan regulasi, sedang kontaktor lazim
digunakan untuk keperluan fungsi power switching. Relay digunakan secara luas dalam
sistem kontrol, tidak langsung digunakan untuk mengoperasikan motor, katub, dan
elemen pemanas. Gambar 2 memperlihatkan bentuk kontaktor dan relay.

Gambar 2. Kontaktor dan Relay

Tipikal standar relay yang dikeluarkan oleh berbagai pabrikan, biasanya dapat
dibedakan dari jumlah kutub (kontak), status kontak, kemapuan arus dan tegangan kerja
koil. Dilihat dari jumlah kutub (kontak), dibedakan relay dengan 4 kontak, 5 kontak dan 8

5
kontak. Tegangan operasi standar untuk koil selenoid relay pada umumnya menggunakan
sumber arus bolak-balik 50 Hz – 60 Hz, dengan nilai tegangan 100 V – 110 V, 200 V –
220 V, 380 V – 400 V dan 400 V – 440 V. Kisaran arus operasional relay atau lazim
disebut sebagai arus nominal relay yang dapat ditahan oleh kontak relay bervariasi
tergantung pada tegangan kerja yang diterima oleh kontaknya. Pada tegangan kontak 110
VAC maka arus nominalnya adalah 6 A, pada tegangan 220 VAC, arus nominalnya 3 A,
pada tegangan 440 VAC arus nominalnya 1,5 A. Kisaran arus nominal yang mampu
ditahan oleh kontak relay pada penggunaan dengan sumber daya arus searah (DC) adalah
pada tegangan kerja 24 VDC, arus nominalnya adalah 3 A. Pada tegangan 48 VDC arus
nominalnya 1,5 A.
Seperti diketahui, kemampuan hantar arus yang dapat dilakukan oleh kontak relay
terbatas, yakni berkisar 0,2 A hingga 6 A. Relay yang memiliki kemampuan hantar arus
yang besar ini lazim disebut kontaktor. Kontaktor didesain khusus untuk keperluan
penyaluran daya ke beban (power switching) dengan arus yang lebih besar. Kemampuan
hantar arus kontak pada kontaktor bervariasi tergantung beban yang akan dipikulnya,
biasanya memiliki rentang dari puluhan hingga ratusan amper. Relay digunakan untuk
mengimplementasikan control sequence menggunakan logika boolean. Logika boolean
merupakaan suatu cara membuat keputusan menggunakan dua posisi ataau status. Status
saklar dalam posisi membuka atau menutup, diekpresikan sebagai logika nol (0) atau satu
(1).
3. Starter Mekanik
Starter mekanik adalah istilah yang dikenakan pada rangkaian pengasutan motor
secara langsung menggunakan kontaktor dan thermal overload. Gambar 42
memperlihatkan sebuah contoh sebuah starter magnetik berkapasitas besar untuk
mengasut sebuah motor3 fasa.

Gambar 3. Starter Magnetik


4. Sakelar Otomatik
Agar beban listrik tersebut dapat beroperasi sebagaimana mestinya harus
dikontrol melalui piranti kontrol dan piranti pengaman. Piranti kontrol dan piranti
pengamanan yang digunakan lazimnya berupa sakelar otomatik yang memiliki dua
pasang kontak NO dan NC. Sakelar otomatik yang digunakan untuk mengontrol beban
pada peralatan refrigerasi dan tata udara adalah thermostat, high pressure switch, low
pressure switch, dan timer switch.
5. Thermostat
Thermostat merupakan piranti pengontrol suhu cabinet atau suhu ruang yang
bekerja secara otomatik. Piranti ini akan memustuskan motor kompresor dari jala-jala
tegangan listrik, jika suhu ruang sudah mencapai nilai preset dan akan menghubungkan
motor kompresor ke jala-jala tegangan, jika suhu ruang berada di atas nilai yang
diinginkan. Suhu cut off dapat diatur dengan memutar suatu knop hingga mencapai batas
yang dinginkan. Pada umumnya thermostat didisain dengan konstruksi yang kompak.
6
Semua bagian dari logam dibuat dari logam anti karat. Biasanya elemen pendeteksi suhu
berapa bulb yang berisi gas refrigerant tertentu terhubung ke suatu membrane melalui
pipa kapiler. Gambar 43 menunjukan thermostat mekanik standar.

Gambar 4. Thermostat Mekanik Standar

6. Pressure Switch
Gambar 5 menunjukan tipikala pressure switch yang lazim digunakan pada peralatan
refrigerasi komersial dan industri. Ada dua jenis pressure switch yang sering digunakan
yaitu single pressure control dan double pressure control.

Gambar 5. Pressure Switch


7. Piranti Pengaman
Salah satu jenis beban listrik pada mesin refrigerasi adalah defrost heater. Defrost
Heater adalah komponen lsitrik pada mesin refrigerasi untuk mengendalikan jumlah
lapisan es pada permukaan evaporator. Bila lapisan bunga es yang terakumulasi pada
permukaan evaporator tidak dihilangkan maka akan mengganggu proses pendinginan.
Oleh karena itu pada unit refrigerasi telah dilengkapi dengan sistem defrost otomatik,
yakni dengan menggunakan defrost timer. Defrost timer merupakan salah satu piranti
pengaman yang dipasang pada unit refrigerator. Gambar 6 memperlihatkan tipikal defrost
timer yang beroperasi secara elektromekanik.

7
Gambar 6. Tipikal Defrost Timer Mekanik

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ada tiga jenis diagram yang lazim digunakan di industri, yaitu diagram skematik,
diagram ladder, dan diagram pengawatan atau diagram koneksi. Dalam dunia refrigerasi dan

8
tata udara, diagram listrik yang sering digunakan juga bervariasi tergantung pabrikan
pembuatnya. Komponen listrik yang digunakan pada sistem refrigerasi dapat dibedakan menjadi 2
bagian, yaitu (1) beban listrik, (2) sensor, yang terdiri dari piranti kontrol, dan piranti pengaman atau
proteksi. Beban listrik yang digunakan pada peralatan refrigerasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
beban listrik yang digunakan untuk keperluan lainnya. Beban listrik yang digunakan sebagai
penggerak dibedakan menjadi dua, yaitu yang menghasilkan gerakan rotari dan yang menghasilkan
gerakan translasi.
3.2 Saran
Makalah ini merupakan salah satu dari sekian banyak bahan bacaan mengenai
pemipaan refrigerasi, untuk itu penulis menyarankan kepada pembaca agar dapat
membaca atau menambah pengetahuan mengenai refrigerasi ini dengan membaca
refrensi lain mengenai refrigerasi, baik di buku cetak maupun secara online di internet.

DAFTAR PUSTAKA

Hasan Samsuri, Dkk. (2008). Sistem Refigerasi dan Tata Udara Jilid 2. Jakarta: Direktorat
Pembinaan SMK.
Windy H, Apip B, Tandi S. (2008). Panduan Pratikum Instalasi Sistem Refrigerasi. Bandung:
Politeknik Negeri Bandung.

Anda mungkin juga menyukai