Anda di halaman 1dari 10

KORUPSI

- Nadia Rafika
(C03219027)
- M. Miftakhul Ulum
(C93219084)
- Wardatul Nisa Aulia
(C93219113)
Definisi Korupsi
• Korupsi berasal dari bahasa Latin corruption atau corroptus.
Selanjutnya disebutkan bahwa corruption itu berasal dari kata asal
corrumpere suatu bahasa Latin lebih tua. Dari bahasa Latin itulah turun
kebanyakan bahasa Eropa, seperti Inggris: corruption, Perancis:
corrupratio, dan Belanda: corruption (koruptie). Kemudian dari bahasa
belanda inilah turun ke bahasa Indonesia menjadi korupsi. Di Malaysia
korupsi disebut dengan resuah yang diambil dari bahasa Arab risywah
(suap).
• Korupsi yang dipahami oleh masyarakat secara umum sebagai hasrat
buruk untuk memperkaya diri dengan penyalahgunaan kewenangan
atau perbuatan tercela lain, tentunya bukan potret mati tanpa dapat
ditelusuri latar belakang dan konsep-konsep ide yang melatar belakangi
munculnya tindak pidana tersebut.
Ketentuan terkait tindak pidana korupsi diatur dalam
Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (selanjutnya
disebut UU No. 31 Tahun 1999), diundangkan dalam
Lembaran Negara No. 140.UU No. 31 Tahun 1999
menggantikan Undang-Undang No. 3 Tahun 1971
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang
kemudian dirubah oleh Undang-Undang No. 20 Tahun
2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 31
Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi (selanjutnya disebut UU No. 20 Tahun 2001),
Subjek Hukum Tipikor
1. Orang perseorangan
2. Korporasi
3. Pegawai negeri
Korupsi Dalam Hukum Positif
Penanganan tindak pidana korupsi di Indonesia
dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
berdasarkan Undang-undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang
Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Unsur-Unsur Tipikor:
• Perbuatan melawan hukum;
• Penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau sarana;
• Memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi;
• Merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.
Sanksi Tindak Pidana Korupsi
• Terkait sanksi dari Tindak pidana korupsi ini
ada beberapa jenisnya:
1. Pidana Mati
2. Pidana Penjara
3. Pidana Tambahan
Tipikor dalam Hukum Pidana Islam

Korupsi berbeda dengan tindak pidana pencurian.


Para ulama mensyaratkan sahnya pencurian apabila
barang yang diambil tersimpan dan di luar
penguasaan pencuri (fi hirzihi). Sementara harta yang
dikorupsi berada dalam wilayah kekuasaan pelaku. Ia
mendapat mandat penuhdan amanah dari rakyat
untuk mengelola anggaran untuk digunakan sebesar-
besarnya bagi kemakmuran masyarakat
Sanksi Tipikor dalam Hukum Pidana
Islam
Saksi untuk pelaku tindak pidana korupsi ini
adalah takzir.
Takzir adalah sebuah sanksi hukum yang
diberlakukan kepada seorang pelaku jarimah atau
tindak pidana yang melakukan
pelanggaranpelanggaran, baik berkaitan dengan hak
Allah maupun hak manusia dan pelanggaran-
pelanggaran dimaksud tidak masuk dalam kategori
hukuman hudud dan kafarat. Oleh karena hukuman
takzir tidak ditentukan secara langsung oleh al-
Qur‟an dan hadits maka jenis hukuman tersebut
menjadi kompetensi hakim atau penguasa setempat
Takzir dalam tindak pidana korupsi dapat
diklasifikasikan sesuai dengan berat dan ringannya
cara atau akibat yang ditimbulkan. Diantaranya:
• Telaandan Teguran/ Peringatan.
• MasukDaftar Orang Tercela (al-tasyhir).
• Menasihati dan Menjauhkannya Dari Pergaulan
Sosial.
• Memecat dari Jabatannya (al-‘azl min al-wadzifah).
• Dengan pukulan (dera/cambuk).
• Hukuman Berupa Harta (denda) dan Hukuman
Fisik.
• Penjara.
• Hukuman mati.
SEKIAN
TERIMA KASIH
ADA PERTANYAAN?

Anda mungkin juga menyukai