1. Sebagai sumber energi atau tenaga Zat makanan sebagai sumber energi adalah fungsi utama dari
bahan makanan. Untuk melakukan aktivitas sehari-hari, tubuh memerlukan energi. Pada kondisi
kekurangan gizi, fungsi sebagai penghasil energi yang mula-mula dikorbankan. Badan akan berusaha
menyesuaikan diri dengan mengurangi pemakaian energi atau mengambil energi dari pembakaran zat-
zat makanan yang di timbun dalam tubuh, seperti lemak dan protein.
2. Menyokong pertumbuhan badan memelihara jaringan tubuh Zat makanan berfungsi sebagai
peyokong pertumbuhan badan, yaitu dengan pembentukan sel baru. Pada pertumbuhan, dibentuk sel-
sel baru yang ditambahkan pada sel-sel yang telah ada, sedangkan pada pemeliharaan jaringan
dibentuk sel-sel baru untuk menggantikan sel-sel lama yang telah rusak.
3. Memperbaiki atau mengganti sel-sel tubuh yang rusak Zat makanan berfungsi untuk memperbaiki
dan menjaga regenerasi sel-sel tubuh. Berjalan seiring dengan fungsi pertumbuhan, tetapi setelah
fungsi pertumbuhan selesai, fungsi pemeliharaan jaringan berjalan terus sampai meninggal. Dan selama
itu pula, akan terjadi kerusakan dan kematian sel-sel tubuh atas sebab-sebab yang alami ataupun
karena aktivitas sehari-hari seperti terluka, terbentur, dll. Hal-hal semacam itu akan membuat sel tubuh
menjadi rusak dan mati. Dan untuk memperbaiki serta mengganti sel-sel tubuh yang rusak tersebut
diperlukan zat makanan tertentu yang berfungsi dalam pertumbuhan sel-sel tubuh.
Metabolisme tubuh membutuhkan bermacam-macam zat makanan. Zat makanan banyak sekali
jenisnya, baik yang berupa zat makanan makro (Makronutrien) ataupun zat makanan mikro
(Mikronutrien).
http://kamusq.blogspot.com/2012/06/zat-makanan-dan-fungsi-zat-makanan.html
1. Fungsi Makanan
a. Higienis, yaitu tidak mengandung kuman-kuman penyakit dan zat racun yang membahayakan
tubuh.
b. Bergizi, yaitu cukup mengandung kalori, karbohidrat, lemak, dan protein yang mengandung 10
asam amino esensial.
c. Mudah dicerna.
d. Bervitamin dan bermineral.
e. Cukup mengandung air.
2. Zat Makanan
a. Karbohidrat
Karbohidrat atau hidrat arang merupakan senyawa yang mengandung C, H, dan O dengan
perbandingan H dan O = 2 : 1 dan dinyatakan dengan rumus umum Cn(H2O)n. Secara kimiawi,
karbohidrat dapat didefinisikan sebagai turunan aldehida (polihidroksi aldehid) atau turunan
keton (polihidroksi keton) dari alkohol, atau juga karbohidrat berarti senyawa yang dapat
dihidrolisis (bereaksi dengan air) menghasilkan aldehida atau keton.
2) Oligosakarida
Menghasilkan 2 - 6 monosakarida melalui hidrolisis. Oligosakarida yang penting dalam tubuh
adalah disakarida yang menghasilkan 2 monosakarida jika dihidrolisis, contoh disakarida antara
lain: sukrosa (gula pasir), laktosa (gula susu), dan maltosa (gula gandum).
Hidrolisis sukrosa menghasilkan glukosa dan fruktosa.
Hidrolisis laktosa menghasilkan galaktosa dan glukosa.
Hidrolisis maltosa menghasilkan dua molekul glukosa.
3) Polisakarida
Menghasilkan lebih dari 6 monosakarida melalui hidrolisis. Contoh: pati, glikogen, insulin,
selulosa, dekstrin.
Sumber Karbohidrat
Sumber karbohidrat yaitu: padi-padian (beras, gandum, jagung), umbi-umbian (singkong, ubi,
kentang), tepung, sagu.
Fungsi Karbohidrat:
b. Lemak
Persenyawaan antara asam lemak dan gliserol disebut "lemak", tersusun atas unsur C, H, dan O,
serta terkadang P dan N.
Lemak tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik, seperti eter, kloroform, dan
minyak tanah.
Fosfolipid merupakan komponen pembentuk struktur dinding sel, berfungsi untuk mencegah
terjadinya penguapan air yang berlebihan.
Fosfatid, dibentuk oleh tubuh sendiri dari asam lemak, gliserin, kolin, dan fosfat, berfungsi
untuk mengatur timbunan lemak di dalam tubuh. Banyak terdapat dalam kuning telur, otak, dan
urat saraf.
Sumber Lemak
Fungsi Lemak
c. Protein
Protein didefinisikan sebagai senyawa majemuk yang terdiri atas unsur-unsur C, H, O, N, dan
kadang-kadang mengandung pula unsur P dan S. Protein terdiri atas senyawa-senyawa
sederhana yang disebut asam amino. Jenis asam amino amat banyak, namun secara sederhana
dapat dibedakan menjadi asam amino esensial dan asam amino non esensial
Sumber Protein
Fungsi Protein
d. Air
Fungsi Air
1) Pelarut senyawa-senyawa lainnya.
2) Mengangkut zat lain dari sel ke sel atau dari jaringan ke jaringan lainnya.
3) Menjaga stabilitas suhu tubuh.
Pengaturan air di dalam tubuh dikendalikan oleh berbagai kelenjar buntu, seperti hipofisis,
tiroid, anak ginjal, dan alat pengeluaran seperti kulit melalui kelenjar keringat.
e. Mineral
Mineral-mineral yang dibutuhkan oleh tubuh dikelompokkan menjadi makroelemen dan
mikroelemen.
Makroelemen
Unsur-unsur yang diperlukan tubuh dalam jumlah besar disebut Makroelemen
Mikroelemen
Mikroelemen merupakan unsur-unsur yang diperlukan tubuh dalam jumlah yang sangat sedikit
namun berperan vital bagi proses metabolisme
f. Vitamin
Senyawa organik yang terdapat dalam makanan dan dibutuhkan untuk pertumbuhan yang
normal dinamakan vitamin.
Kemajuan ilmu dan teknologi berkembang dengan pesat diberbagai bidang, termasuk dalam bidang pangan,
kemajuan teknologi ini membawa dampak positif maupun negatif. Dampak positif teknologi tersebut mampu
meningkatkan kuantitas dan kualitas pangan, juga meningkatkan diversivikasi, hygiene, sanitasi, praktis dan lebih
ekonomis. Dampak negatif kemajuan teknologi tersebut ternyata cukup besar bagi kesehatan konsumen dengan
adanya penggunaan zat aditif yang berbahaya.
Pola kehidupan masa kini dicirikan dengan tingginya biaya hidup, emansipasi atau karena alasan lain menyebabkan
wanita bekerja diluar rumah. Data statistik tahun 2002 menunjukkan bahwa wanita yang bekerja pada angkatan
kerja berjumlah 33,06 juta atau 44,23% dari jumlah total usia wanita antara 15-60 tahun (BPS, 2002). Wanita
sebagai ibu rumah tangga dan sebagian lain berprofesi bekerja di luar rumah, karena keterbatasan waktu dan
kesibukan, serta sulitnya mencari pramuwisma menyebabkan makanan siap saji menjadi menu utama sehari-hari di
rumah.
Ritme kehidupan yang menuntut segala sesuatu serba cepat, waktu terbatas, anak harus pergi sekolah sementara
ibu dan bapak harus segera berangkat kerja, sebagai jalan pintas untuk sarapan disediakanlah makanan siap saji
yang memakan waktu penyiapan 3 sampai 5 menit. Siang hari pulang sekolah ibu dan bapak masih bekerja
dikantor, anak-anak kembali menikmati makanan siap saji ini. Selain mudah disajikan makanan ini umumnya
mempunyai cita rasa yang gurih dan umumnya disukai, terutama oleh anak-anak usia sekolah.
Masalah lain yang jadi fenomena dimasyarakat adalah tersedianya berbagai jajanan yang dikemas dapat dipastikan
“kaya” zat aditif. Tercatat 13 jenis snack mengandung bahan aditif dalam kandungan yang cukup tinggi (Republika,
2003). Pertanyaan yang muncul adalah sejauh manakah bahan-bahan aditif tersebut terkonsumsi dan terakumulasi
dalam tubuh, bagaimana dampaknya bagi kesehatan? Dan bagaimana tindakan konsumen terutama ibu-ibu rumah
tangga dalam memilih, mengolah makanan yang aman, higienis, cukup gizi dan menyehatkan anggota keluarganya?
Makanan siap saji yang dimaksud adalah jenis makanan yang dikemas, mudah disajikan, praktis, atau diolah
dengan cara sederhana. Makanan tersebut umumnya diproduksi oleh industri pengolahan pangan dengan teknologi
tinggi dan memberikan berbagai zat aditif untuk mengawetkan dan memberikan cita rasa bagi produk tersebut.
Makanan siap saji biasanya berupa lauk pauk dalam kemasan, mie instan, nugget, atau juga corn flakes sebagai
makanan untuk sarapan.
Zat aditif adalah bahan kimia yang dicampurkan ke dalam makanan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas,
menambahkan rasa dan memantapkan kesegaran produk tersebut.
Kemasan Makanan
Kemasan makanan adalah wadah atau tempat makanan agar kualitas makanan tetap baik, meningkatkan
penampilan produk, dan memudahkan transportasi.
Sehat
Sehat adalah berfungsinya organ tubuh secara fisiologis normal. Dalam konsumsi pangan konsumen tidak hanya
menilai dari citarasa dan nilai gizinya tetapi juga mempertimbangkan pengaruh pangan terhadap kesehatan dan
kebugaran tubuh, atau menurunkan efek negatif suatu penyakit, dan kalau memungkinkan menyembuhkan penyakit
tersebut.
Menurut Majeed (1996) zat aditif dapat dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan tujuan penggunaannya,
yaitu: 1) agen emulsi yaitu aditif yang berbahan lemak dan air contohnya lecitin 2) agen penstabil dan pemekat
contohnya alginat dan gliserin, 3) agen penghalang kerak untuk mencegah penggumpalan, 4) agen peningkatan
nutrisi contohnya berbagai vitamin, 5) agen pengawet contohnya garam nitrat dan nitrit, 6) agen antioksidan
contohnya vitamin C dan E ; BHT (Butylated Hydroxy-Toluen) dan BHA (Butylated Hydroxy-Anisol), 7) agen
pengembang untuk roti dan bolu, agen penyedap rasa contoh monosodium glutamat (MSG), 9) bahan
pewarna. Selain kesembilan zat aditif diatas Denfer (2001) juga menyatakan terdapat bahan lain yang ditambahkan
dalam makanan diantaranya: 1) agen peluntur, 2) lemak hewani, 3) bahan pengasam, 4) bahan pemisah, 5) pati
termodifikasi, 6) alkohol, dan 7) gelatin .
Di samping bahan-bahan yang telah disebutkan diatas yang menggunaan, ukuran dan aturannya sudah ditentukan
sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI), yang patut kita waspadai adalah adanya pewarna maupun pengawet yang
ditambahkan yang penggunaannya bukan untuk makanan seperti, borak dan formalin sebagai pengawet yang telah
dilaporkan oleh Suriawiria (2003). Dimana disinyalir 86,2% mie basah yang terdapat dipasar dan swalayan
mengandung formalin. Selain itu warna merah pada terasi 50% adalah menggunakan pewarna rhodamin B yang
seharusnya digunakan untuk tekstil. Selain itu rhodamin juga biasa diberikan dalam sirop untuk menimbulkan warna
merah.
Sampai saat ini menurut Ketua Federasi Pengemasan Indonesia Hengky Darmawan di Indonesia sistem
pengemasannya baru 10% yang sesuai aturan SNI. Pemilihan jenis kemasan harus memperhatikan food grade dan
food safety (Kompas, 2003).
Beberapa faktor yang mempengaruhi produsen dalam memilih kemasan adalah tampil menarik, mampu melindungi
produk yang dikemas, dan pertimbangan ekonomis. Bahan yang digunakan selama ini berupa plastik atau
styrofoam (pembungkus mie instant dan nugget), PVC (polyvinyl clorida untuk pembungkus kembang gula), kaleng
(makanan buah, susu, makanan lauk-pauk).
Makan siap saji yang beredar saat ini tercatat 500 – 600 jenis (Media Indonesia, 2003). Jenis tersebut terdiri dari
minuman dan makanan yang diproduksi dalam skala kecil dan besar. Ketersediaan makanan siap saji ini akan
memberikan kemudahan pemilihan jenis makanan, keragaman makanan, kualitas makanan dan praktis.
World Health Organization (WHO) dan Food and Agricultural Organization (FAO) menyatakan bahwa ancaman
potensial dari residu bahan makanan terhadap kesehatan manusia dibagi dalam 3 katagori yaitu : 1) aspek
toksikologis, katagori residu bahan makanan yang dapat bersifat racun terhadap organ-organ tubuh, 2) aspek
mikrobiologis, mikroba dalam bahan makanan yang dapat mengganggu keseimbangan mikroba dalam saluran
pencernaan, 3) aspek imunopatologis, keberadaan residu yang dapat menurunkan kekebalan tubuh.
Dampak negatif zat aditif terhadap kesehatan dapat secara langsung maupun tidak langsung, dalam jangka pendek
maupun jangka panjang.
Disamping bahaya dari zat aditif makanan siap saji diatas, bahaya lain yang dihadapi oleh konsumen/pengguna
makanan siap saji adalah efek samping bahan pengemas. Unsur-unsur bahan pengemas yang berbahaya bagi
kesehatan konsumen karena terdapatnya zat plastik berbahaya seperti PVC yang dapat menghambat produksi
hormon testosteron (Atterwill dan Flack, 1992) kemasan kaleng disinyalir mengandung timbal (Pb) dan VCM (Vinyl
Chlorid Monomer) yang bersifat karsinogenik yaitu memacu sel kanker (Media Indonesia, 2003), dan styrofoam
bersifat mutagenik (mengubah gen) dan karsinogenik (Kompas, 2003).
Untuk mengurangi dan meminimalisasi dampak negatif zat aditif makanan dapat di upayakan dengan beberapa cara
antara lain :
Mengurangi konsumsi makanan siap saji, meningkatkan konsumsi sayur dan buah-buahan serta mengkonsumsi
vitamin. Beberapa vitamin diduga mengandung zat antikarsinogen diantaranya adalah Vitamin A, C, E banyak
terdapat dalam sayur dan buah; asam folat terdapat dalam brokoli, bayam dan asparagus: Betakaroten, Vitamin B3
(niasin), vitamin D dalam bentuk aktif (1.25-hidroksi) terdapat pada mentega, susu, kuning telur, hati, beras dan ikan.
Memberi pengertian pada keluarga tentang bahaya zat aditif, mengawasi, mengontrol pemberian dan penggunaan
uang jajan dan membiasakan membawa bekal makanan sehat dari rumah
2. Secara Eksternal
Produsen; diperlukan kesadaran dan tanggung jawab produsen terhadap penggunaan zat aditif pada bahan pangan
yang diproduksikan, memberikan informasi yang jelas komposisi makanan termasuk zat aditif yang ditambahkan
Pemerintah; melakukan pengawasan dan menindak tegas produsen yang melanggar aturan yang berlaku.
Meneruskan kegiatan PMT-AS (Program Makanan Tambahan-Anak Sekolah) dengan memanfaatkan sumber
makanan lokal.
Non-pemerintah (LSM); memfasilitasi terbentuknya kelompok konsumen, mendorong peran serta masyarakat
sebagai pengawas kebijakan publik, mengantisipasi kebijakan global yang berdampak pada konsumen, melakukan
pengawasan dan bertindak sebagai pembela konsumen. []
http://bukansekedarkabar.blogspot.com/2012/02/bahayanya-makanan-siap-saji.html
Berita tag terkait 8 Makanan pembangkit gairah seks untuk Hari Valentine 7 Titik sensual untuk dicium
125
Produk makanan dalam kemasan sangat rentan terhadap bahan kimia tambahan. Zat-zat tersebut
berguna untuk mengubah warna atau mengawetkan makanan. Masalahnya, sebagian besar bahan
kimia merupakan senyawa sintetis dengan beberapa efek negatif bagi kesehatan. Berikut adalah
sembilan zat aditif dalam makanan kemasan yang perlu Anda hindari, menurut Organicjar.
1. Pemanis buatan. Aspartam adalah jenis pemanis buatan yang sering ditemukan dalam
makanan kemasan berlabel "diet" atau "bebas gula". Konsumsi aspartam yang berlebihan
bisa menghasilkan efek neurotoksik seperti pusing, sakit kepala, kebingungan mental,
migrain, dan kejang.
2. Sirup jagung fruktosa tinggi atau High Fructose Corn Syrup. Pemanis buatan ini
bisa ditemukan di hampir semua makanan olahan. Efek samping dari konsumsi sirup
jagung fruktosa tinggi adalah perkembangan diabetes dan kerusakan jaringan.
3. Monosodium glutamat. MSG adalah asam amino yang digunakan sebagai penambah
rasa dalam sup, saus salad, kentang goreng, dan masih banyak lagi. Sebuah studi
menunjukkan bahwa konsumsi rutin MSG mengakibatkan efek samping, seperti depresi,
disorientasi, kerusakan mata, kelelahan, sakit kepala, dan obesitas.
4. Trans fat atau lemak trans. Lemak trans digunakan untuk memperpanjang umur
simpan produk makanan dan merupakan salah satu zat paling berbahaya yang sering
Anda konsumsi. Banyak studi menunjukkan bahwa lemak trans meningkatkan kadar
kolesterol LDL sekaligus mengurangi HDL atau kadar kolesterol baik, meningkatkan
risiko serangan jantung, penyakit jantung dan stroke, meningkatkan risiko diabetes,
peradangan, dan masalah kesehatan lainnya.
6. Natrium sulfit. Pengawet ini digunakan dalam pembuatan buah kering. Bagi orang yang
sensitif terhadap senyawa ini bisa mengalami sakit kepala, masalah pernapasan, dan
ruam. Pada kasus yang parah, natrium sulfit dapat menyebabkan kematian dan serangan
jantung.
7. BHA dan BHT. Hydroxyanisole butylated (BHA) dan butylated hydrozyttoluene (BHT)
adalah pengawet yang ditemukan dalam sereal, permen karet, keripik kentang, dan
minyak sayur. Efek samping dari senyawa ini menyebabkan kerusakan sistem saraf otak
dan kanker.
8. Sulfur Dioksida. Zat ini sering ditemukan pada buah dan sayuran mentah. Efek samping
dari senyawa kimia ini, termasuk masalah bronkial, terutama pada mereka yang rentan
terhadap asma, hipertensi (tekanan darah rendah), sensasi kesemutan atau syok
anafilaksis.
9. Kalium Bromat. Zat aditif ini digunakan untuk meningkatkan volume tepung atau roti.
Ternyata, kandungan kalium bromat dalam jumlah kecil pada roti sangat berbahaya bagi
kesehatan manusia.
Jadilah pembeli yang pintar dengan lebih teliti terhadap kandungan makanan yang Anda beli.
Sebetulnya, makanan atau minuman kemasan memang tidak benar-benar aman bagi kesehatan.
Anda sebaiknya membatasi konsumsi makanan dalam kemasan dan menggantinya dengan
makanan segar tanpa pengawet
http://www.merdeka.com/sehat/9-zat-aditif-yang-ditemukan-dalam-makanan-kemasan.html
Pewarna alami
Tartrazin
Sunsetyellow FCF (untuk warna jingga)
Karmoisin (untuk warna merah)
Brilliant blue FCF (untuk warna biru)
B. PEMANIS
Bahan kimia pemanis adalah zat yang dapat menimbulkan rasa manis, sedangkan
kalori yang dihasilkan jauh lebih rendah dan hampir tidak mempunyai nilai gizi.
Pemanis alami
Taumatin dari Thomatococcus danielli (kemanisannya 2000 kali gula), salah satu
pemanis buatan yang dilarang penggunaannya adalah dulsin, karena dulsin dalam
jumlah tertentu dapat menimbulkan tumor dan juga mengotori sel darah merah.
Bumbu-bumbuhan, misalnya : cabai, laos, ketumbar, merica, pala, kunyit dan lain-
lain.
Boraks
Dalam pemakaian dengan dosis 5-10 gram dapat menimbulkan keracunan
(muntah-muntah, diare, dan bahkan kematian) pada si pemakai.
Formalin
Formalin dilarang penggunaannya untuk pengawetan makanan, karena dapat
menyebabkan penyakit kanker paru-paru, gagal ginjal, gangguan alat pencernaan,
dan gangguan fungsi jantung.
E. PENGENTAL
Pengental yaitu bahan tambahan yang digunakan untuk menstabilkan,
memekatkan atau mengentalkan makanan yang dicampur dengan air, sehingga
membentuk kekentalan tertentu.
Contoh pengental
Pati
Gelatin
Gum (agar, alginat, karagenan)
F. PENGEMULSI
Pengemulsi adalah zat yang dapat mempertahankan dispersi lemak dalam air dan
sebaliknya, pada mayones bila tidak ada pengemulsi, maka lemak akan terpisah
dari airnya.
Contoh pengemulsi
Lesitin pada kuning telur
Gom arab
Gliserin
G. ANTIOKSIDAN
Contoh antioksidan
Butil Hidroksi Anisol (BHA)
Butil Hidroksi Toluena (BHT)
Tokeferon (vitamin E)
http://arjunaclever.blogspot.com/2012/02/contoh-zat-aditif-alami-dan-buatan.html
1) Zat Pewarna, digunakan agar makanan terlihat lebih segar dan menarik sehingga menimbulkan
selera orang untuk memakannya.
2) Zat Pemanis, berfungsi untuk menambah rasa manis pada makanan dan minuman.
a) Zat pemanis alami, diperoleh dari tumbuhan, seperti kelapa, tebu, dan aren ataupun pada
buah-buahan dan madu, berfungsi juga sebagai sumber energi. Jika kita mengonsumsi pemanis
alami secara berlebihan, kita akan mengalami risiko kegemukan.
3) Zat Pengawet, sengaja ditambahkan pada bahan makanan dan minuman agar makanan dan
minuman tersebut tetap segar, bau dan rasanya tidak berubah, atau melindungi makanan dari
kerusakan akibat membusuk atau terkena bakteri/jamur.
a) Zat pengawet alami, berasal dari alam, contohnya gula (sukrosa) yang dapat dipakai untuk
mengawetkan buah-buahan (manisan) dan garam dapur yang dapat digunakan untuk mengawetkan
ikan.
Contoh Pengawet Sintesis dan Makanan Hasil Pengawetan
b) Zat penyedap cita rasa yang berasal dari hasil sintesis: (a) Oktil asetat, makanan akan
terasa dan beraroma seperti buah jeruk jika dicampur dengan zat penyedap ini; (b) Etil butirat, akan
memberikan rasa dan aroma seperti buah nanas pada makanan; (c) Amil asetat, akan memberikan
rasa dan aroma seperti buah pisang; (d) Amil valerat, jika makanan diberi zat penyedap ini maka
akan terasa dan beraroma seperti buah apel.
Penyedap sintetik yang sangat populer di masyarakat adalah vetsin atau MSG (mononatrium
glutamat). Di pasaran, senyawa tersebut dikenal dengan beragam merek dagang, misalnya
Ajinomoto, Miwon, Sasa, Royco, Maggi, dan lain sebagainya. MSG merupakan garam natrium dari
asam glutamat yang secara alami terdapat dalam protein nabati maupun hewani. Daging, susu,
ikan, dan kacangkacangan mengandung sekitar 20% asam glutamat. Oleh karena itu, tidak
mengherankan bila kita mengkonsumsi makanan yang mengandung asam glutamat akan terasa
lezat dan gurih meski tanpa bumbu-bumbu lain. Keunikan dari MSG adalah bahwa meskipun tidak
mempunyai cita rasa, tetapi dapat membangkitkan cita rasa komponen-komponen lain yang
terkandung dalam bahan makanan. Sifat yang semacam itu disebut dengan taste enhancer (penegas
rasa).
Suatu zat aditif dapat saja memiliki lebih dari satu fungsi. Seringkali suatu zat aditif, khususnya
yang bersifat alami memiliki lebih dari satu fungsi. Contohnya, gula alami biasa dipakai sebagai zat
aditif pada pembuatan daging dendeng. Gula alami tersebut tidak hanya berfungsi sebagai pemanis,
tetapi juga berfungsi sebagai pengawet. Contoh lain adalah daun pandan yang dapat berfungsi
sebagai pemberi warna pada makanan sekaligus memberikan rasa dan aroma khas pada makanan.
Sumber: Buku BSE IPA SMP klas 8. Membuka Cakrawala Sekitar. Saeful Karim,dkk. 2008.
http://blognyatunggal.blogspot.com/2012/02/zat-aditif-dalam-bahan-makanan.html
Bahaya Mie Instan Bagi Kesehatan Tubuh
Share on :
Namun dibalik semua itu ada efek buruk makan mie instan bagi kesehatan tubuh, tahukah anda bahwa
mie instan mengandung beberapa zat aditif yang jika di konsumsi berlebihan akan mengancam
kesehatan tubuh ?
Berikut Efek Samping Makan Mie Instan :
Hal yang harus di perhatikan agar tidak terkena akibat dari makan mie instan yaitu :
1. Jangan makan mie instan setiap hari, Luangkan waktu bagi tubuh untuk mencerna lilin dari mie
itu sekitar 3 hari, jadi anda makan mie instan 1 kali dalam 3 hari.
2. Jangan menghabiskan mie instan bersama kuah nya, mengapa ?
karena zat-zat dari mie instan tersebut pasti larut semuanya kedalam kuah nya, jadi jangan di
habiskan kuahnya, meskipun itu enak,, heheh :D
Jika mau, minum saja air putih, karena air putih sangat penting, lihat disini : Air ! Sangat Penting
Bagi Tubuh
Cukup sekian artikel tentang bahaya mie instan bagi kesehatan tubuh, Artikel ini di dapatkan dari
berbagai sumber.
http://chrisferbia.blogspot.com/2012/06/bahaya-mie-instan-bagi-kesehatan-tubuh.html
Latar Belakang
Makanan adalah Sumber kebutuhan pokok manusia. Karena manusia pasti membutuhkan
makanan untuk dapat bertahan hidup. Makanan yang baik dapat meningkatkan daya tahan tubuh,
kesehatan, stabilitas emosional, dan semangat dalam menjalani hidup. Dan sebaliknya jika kita
mengkonsumsi makanan enak tetapi tidak sehat dapat menimbulkan berbagai macam penyakit,
seperti yang ditimbulkan dari makanan siap saji.
Tujuan Pembahasan
Mengetahui Dampak Positif dan Dampak Negative dari Mengkonsumsi Makanan Siap Saji
A. Pembahasan
Makanan siap saji yang dimaksud adalah jenis makanan yang dikemas, mudah disajikan,
praktis, atau diolah dengan cara sederhana.Makanan siap saji biasa disebut dengan fast food dan
junk food. Makanan tersebut umumnya diproduksi oleh industri pengolahan pangan dengan
teknologi tinggi dan memberikan berbagai zat aditif untuk mengawetkan dan memberikan cita
rasa bagi produk tersebut, biasanya istilah ini merujuk kepada makanan yang dijual di sebuah
restoran atau toko dengan persiapan yang berkualitas rendah dan dilayankan kepada pelanggan
dalam sebuah bentuk paket untuk dibawa pergi. Istilah “makanan siap saji” diakui dalam bahasa
kamus bahasa Inggris Merriam-Webster pada 1951.
Makanan siap saji atau biasa disebut Junk Food itu sudah banyak tersebar, seperti :
Mie Instant
Nugget
Pizza Hut
MC DONALDS
Burger King
French Fries
Dll
Sejarah fast food sendiri telah ada sejak lama bahkan sebelum namanya menjadi fast food.
Sebelumnya fast food dikenal sebagai quick service restoran. Ide restoran cepat saji ini berasal
dari budaya romawi kuno, dimana konsep makanan siap saji itu ada selama permainan dan
aktivitas budaya. Salah satu fakta sejarah makanan cepat saji yang akan membuat kamu kagum
adalah bahwa industri bisnis makanan cepat saji global yang tumbuh sebesar 4,7% pada tahun
2006 dan raja-raja makanan cepat saji seperti McDonald’s memiliki gerai makanan hampir
31.000 berjalan di 126 negara dan 6 benua!
Selain itu, di negara berkembang seperti India, bisnis makanan cepat saji tumbuh pada tingkat
yang luar biasa, dengan tingkat pertumbuhan sebesar 41% per tahun!
Sesuai kronologi sejarah makanan cepat saji, beberapa pelopor yang mengubah bisnis makanan
cepat saji dan mendirikan monopoli dalam bisnis ini , dimulai pada awal 1920-an dan 1940-an.
Pertumbuhan mereka sangatlah luar biasa, menggurita dimana-mana serta menjadi bagian tak
terpisahkan kehidupan manusia modern.
Fast food mengandung banyak lemak, sodium, dan gula yang telah dinyatakan bisa menurunkan
kepadatan tulang. Selain itu, fast food juga tidak mengandung nutrisi yang seimbang karena
proses memasaknya yang tidak bisa dikontrol. Beberapa jenis fast food kaya akan minyak dan
mentega, yang tentunya juga tanpa ada jaminan kebersihan, dan hampir tidak tersedia pilihan
fast food dengan kadar lemak yang dikurangi. Di samping itu, fast food juga cenderung hanya
mengandung sedikit sayur dan buah.
Monosodium glutamate adalah garam natrium (sodium) dari asam glutamate (salah satu asam
amino non-esensial penyusun protein) yang secara alami terdapat pada semua bahan makanan
yang mengandung protein. Salah satu bahan penyedap rasa yang kerap dikonsumsi masayarakat
adalah monosodium glutamate (MSG) atau biasa disebut mechin atau vetsin. Yang dijual dalam
bentuk kristal halus berwarna putih, mirip dengan gula pasir atau garam dapur. MSG buatan
inilah yang disinyalir dapat memberikan efek negative bagi tubuh manusia.
3. K-nitrit
K-nitrit, bahan pengawet ini biasanya digunakan pedagang untuk mengawetkan daging kornet,
daging kering,daging asin, pikel daging.
4. Anti kempal
Zat aditif ini dapat mencegah pengempalan makanan yang berupa serbuk. Contoh: aluminium
silikat (susu bubuk), dan kalsium aluminium silikat (garam meja).
Zat aditif ini dapat mempercepat proses pemutihan atau pematangan tepung sehingga dapat
memperbaiki mutu pemanggangan. Contoh: Asam askorbat, aseton peroksida, dan kalium
bromat.
Adalah bahan yang mengikat ion logam yang ada dalam makanan. Contoh: asam fosfat (pada
lemak dan minyak makan), kalium sitrat (dalam es krim), kalsium dinatrium EDTA dan
dinatrium EDTA.
Selain bahaya yang ditimbulkan zat aditif makanan itu,juga yang perlu diwaspadai adalah
bahaya yang terdapat pada kemasan makanan cepat saji.Sampai saat ini menurut Ketua Federasi
Pengemasan Indonesia Hengky Darmawan di Indonesia sistem pengemasannya baru 10% yang
sesuai aturan SNI. Pemilihan jenis kemasan harus memperhatikan food grade dan food safety
(Kompas, 2003).Namun pada kenyataannya produsen jarang mempertimbangkan hal
tersebut.Dibandingkan dengan memperhatikan unsur kesehatan,produsen memilih kemasan
dengan dipengaruhi faktor tampilan yang menarik,melindungi produk yang dikemas dan
pertimbangan ekonomis.
F. Bahan yang selama ini digunakan memiliki beberapa dampak negatif bagi
kesehatan,diantaranya:
Plastik atau styrofoam (pembungkus mie instant dan nugget) bersifat mutagenik (mengubah
gen) dan karsinogenik,
PVC (polyvinyl clorida untuk pembungkus kembang gula) yang dapat menghambat produksi
hormon testosteron (Atterwill dan Flack, 1992) ,
Kaleng (makanan buah, susu, makanan lauk-pauk) disinyalir mengandung timbal (Pb) dan VCM
(Vinyl Chlorid Monomer) yang bersifat karsinogenik yaitu memacu sel kanker (Media Indonesia,
2003).
G. Kesimpulan
Semakin berkembangnya iptek semakin mudah membuat suatu penemuan yang dapat
menimbulkan dampak baik dan buruk seperti salah satu contohnya masakan siap saji ini yang
sudah tercampur dengan banyaknya zat yang terkandung.
H. Saran
Dalam era ini kita harus pintar-pintar memilih makanan mana yang baik dan tidak baik untuk
kesehatan karena jika kita salah memilih akan berdampak buruk bagi kesehatan kita.
Referensi :
http://pitriajuliani.wordpress.com/2012/12/15/dampak-makanan-siap-saji-dalam-kesehatan/
http://asroribaracuda.wordpress.com/2011/06/01/zat-aditf-pada-makanan/
http://id.wikipedia.org/wiki/Makanan_siap_saji
http://www.makanansehat.web.id/2012/10/efek.konsumsi.fast.food.terhadap.tubuh.html
http://cookiesandme.wordpress.com/2010/11/09/zat-aditif-pada-makan-cepat-saji/
http://www.ibudanbalita.com/diskusi/pertanyaan/77593/Dampak-negatif-makanan-cepat-saji-
bagi-kesehatan
http://arhamvhy.blogspot.com/2012/05/10-makanan-cepat-saji-paling-populer.html
http://shandybt.wordpress.com/tag/bha-dan-bht/
http://sman11mks.com/index.php?
option=com_kunena&func=view&catid=64&id=229192&Itemid=100042
ZAT TAMBAHAN PADA MAKANAN
M. Rizky
Makalah ipa
( individu )
XI Akuntansi 2
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini
dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang ‘zat tambahan pada
makanan’ , yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di
susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun
maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari
Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “zat tambahan pada makanan” yang sangat berbahaya bagi
kesehatan seseorang. Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tetapi memiliki detail
yang cukup jelas bagi pembaca.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada guru IPA sang Penyusun yaitu Ibu
Yulia yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara kami
menyusun karya tulis ilmiah.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan
kritiknya. Terima kasih.
M,Rizky
adalah bahan yang ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan dalam jumlah kecil, dengan
tujuan untuk memperbaiki penampakan, cita rasa, tekstur, flavor dan memperpanjang daya
simpan. Selain itu dapat meningkatkan nilai gizi seperti protein, mineral dan vitamin.
Penggunaan aditif makanan telahdigunakan sejak zaman dahulu. Bahan aditif makanan ada dua,
yaitu bahan aditif makanan alami dan buatan atau sintetis.
Bahan tambahan makanan adalah bahan yang bukan secara alamiah merupakan bagian dari
bahan makanan, tetapi terdapat dalam bahan makanan tersebut karena perlakuan saat
pengolahan, penyimpanan atau pengemasan.
Agar makanan yang tersaji tersedia dalam bentuk yang lebih menarik, rasa enak, rupa dan
konsistensinya baik serta awet maka sering dilakukan penambahan bahan tambahan makanan
yang sering disebut zat aditif kimia (food aditiva). Adakalanya makanan yang tersedia tidak
mempunyai bentuk yang menarik meskipun kandungan gizinya tinggi.
Diperkirakan organ pencernaan manusia semasa hidupnya mengolah makanan sebanyak 100 ton
(100.000kg). Jumlah tersebut tidak semuanya merupakan zat-zat yang bermanfaat bagi tubuh
akan tetapi juga ikut serta zat-zat berbahaya terutama Food Additive atau Bahan Tambahan
Makanan (BTM).
BTM adalah semua yang bukan bagian dari bahan makanan yang diolah seperti pemanis,
penyedap rasa dan aroma, penguat rasa, pewarna, pengawet, pengental/pengemulsi, anti bakteri,
pemutih, pengeras, pengatur keasaman dan lainnya. Saat ini hampir semua jenis makanan dan
minuman yang diproses dari pabrik dan juga yang tersedia di restoran-restoran menggunakan
BTM untuk meningkatkan kepuasan konsumen.
Beberapa contoh BTM yang oleh riset dinyatakan berpeluang menyebabkan kanker, tumor atau
penyakit lainnya:
Pastikan bahwa antioksidan yang dipilih bukan dari bahan sintesis tetapi 100% alami yang
mengandung multiantioksidan.
Mengandung banyak jenis Antioksidan (multi AO)
Merupakan antioksidan analog (AOA) dengan berat molekul rendah yang bekerja seaktif
antioksidan (AO) molekul tinggi (AO enzimatik alami dalam tubuh)
Dalam bentuk terlipolisasi/emulsifikasi dengan lemak tak jenuh, yang mudah diserap pada
tingkat sel.
Mampu memperbaiki induksi SOD alami tubuh.
Kriteria antioksidan tersebut dapat ditemukan pada Niwana SOD. Produk antioksidan yang
merupakan hasil riset bertahun-tahun oleh Prof. Yuki Niwa (seorang pakar antioksidan terkenal).
Daftar Bahan tambahan makanan yang termasuk kelompok diragukan kehalalannya:
Untuk lebih mengenal tentang apa dan bagaimana aditif makanan, dalam tulisan ini akan dibahas
peran positifnya dalam industri pangan. Dengan demikian diharapkan tidak akan terjadi
kebingungan pihak awam mengenai aditif makanan.
Pernyataan bahwa aditif makanan dapat digunakan oleh para industriawan untuk menutupi mutu
makanan yang jelek menjadi baik, adalah suatu anggapan yang salah. Suatu aditif makanan tidak
akan dapat membuat/mengubah mutu makanan yang jelek menjadi baik, tetapi aditif dapat
mencegah/menghambat kerusakan sesuatu makanan yang bermutu baik.
Dalam usaha mengikuti perkembangan industri pangan di Indonesia yang semakin meningkat,
peranan aditif makanan semakin perlu mendapat perhatian, terutama yang menyangkut
penggunaan yang tidak semestinya. Pemilihan bahan yang tepat, sesuai dengan sifat fungsional
yang diharapkan, terutama yang tidak mempunyai dampak terhadap kesehatan/keselamatan
konsumen, merupakan masalah yang dihadapi para industriawan pangan. Demikian pula
perkembangan ilmu dan teknologi pangan, terutama yang menyangkut penemuan-penemuan
baru mengenai aditif makanan, merupakan hal yang perlu diperhatikan karena merupakan
masukan yang positif bagi pengembangan industri pangan di Indonesia.
Untuk lebih dapat mengidentifikasi masalah-masalah mengenai aditif makanan tersebut, dan
dalam rangka menyambut Hari Pangan Sedunia, Perhimpunan ahli Teknologi Pangan Indonesia
(PATPI) bekerja sama dengan Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia
dan Pusat Antar Universitas (PAU) Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor,
menyelenggarakan “Seminar Bahan Tambahan Kimiawi (Food Additives)” tanggal 3 dan 4
Oktober di Jakarta. Seminar ini merupakan suatu forum diskusi antara Pemerintah sebagai
pengambil kebijakan, pengusaha industri makanan dan minuman serta industri penunjangnya,
para peneliti dari Universitas dan Lembaga Penelitian, serta konsumen pada umumya mengenai
aditif makanan tersebut.***
Bukan kali pertama kalau diberitakan jajanan anak sekolah (dan orang
dewasa) tidak menyehatkan. Bahaya makanan jajanan sekolah dan makanan umum lainnya bisa
muncul untuk jangka pendek, bisa juga pada jangka panjang.
Jangka pendek, terjadi keracunan makanan sebab tercemar mikroorganisme, parasit, atau bahan
racun kimiawi (pestisida). Muntah dan diare sehabis mengonsumsi jajanan paling sering
ditemukan.
Bahaya jangka panjang jajanan yang tidak menyehatkan apabila bahan tambahan dalam
makanan-minuman bersifat pemantik kanker, selain kemungkinan gangguan kesehatan lainnya.
Kita menyaksikan hampir semua kalangan di Indonesia, baik anak sekolah, orang kantoran di
kota besar, apalagi yang di pedesaan, rata-rata sudah tercemar oleh beragam bahan kimiawi
berbahaya dalam makanan, kudapan, atau penganan jajanan mereka.
A. Mengandung Zat Warna Tekstil
Sebagai contoh adalah saus tomat. Tidak sedikit saus tomat yang beredar terbuat dari ubi,
cuka, dan zat warna tekstil (rhodomin-B). Zat warna tekstil inilah yang diperkirakan berpotensi
menimbulkan keluhan tersebut.
Tidak hanya sekadar pusing belaka yang ditakutkan, melainkan juga bahaya jangka
panjangnya. Zat warna tekstil jenis itu bersifat pemantik munculnya kanker bila dikonsumsi
rutin untuk waktu yang sama.
Kita menyaksikan yang ada di meja makan warung nasi, penjual bakmi bakso, dan kantin
sekolah, kemungkinan besar jenis saus tomat semacam itu. Kalau tidak, kenapa harganya bisa
rendah sekali? Kecurigaan harus muncul bila ada saus tomat semurah itu.
Bukan cuma dalam saut tomat, zat warna tekstil rhodomin-B juga konon pernah
ditemukan dalam lipstik dan pemerah pipi, selain bahan pewarna panganan dan jajanan,
termasuk mungkin dalam sirup murah.
Dalam sebuah reportase sebuah stasiun TV swasta menyiarkan tayangan pembuatan
sirup yang dijajakan di sekolah tersebut kurang higienis, memakai air mentah (belum dimasak)
dan zat warna buatan yang diduga rhodomin-B juga.
Sirup dan limun murah di jajanan sekolah ini yang membuat kita prihatin. Generasi anak
sekolah (pinggiran, dari ekonomi kurang mampu) kita tengah memanggul risiko terkena kanker
saat dewasa, selain bahaya infeksi perut dadakan.
B. Bahaya Cacing
Melihat kondisi seperti ini, semakin murah-meriah suatu jajanan, boleh disimpulkan semakin
besar berisiko membahayakan kesehatan. Bahaya jangka panjang yang lain juga muncul bila
jajanan sampai tercemar cacing.
Kebanyakan sayur mayur mentah (pernah diselidiki) di supermarket mengandung telur cacing
perut karena konon sebelum dibawa ke kota, dibersihkan memakai air selokan di gunung. Air
selokan umumnya sudah tercemar tinja berpenyakit (penderita penyakit cacing perut).
Telur cacing juga dapat pula dibawa oleh jemari penjaja makanan (gado-gado, rujak, buah
dingin, karedok, ketoprak) bila penjaja makanan (food handle) mengidap penyakit cacing.
Sehabis penjaja makanan buang air besar dan tidak membasuh tangan dulu tetapi langsung
menyajikan makanan, telur cacing di kuku jemarinya akan mencemari makanan jajanannya.
Di sela-sela kuku jemari tangan telur cacing mengendon dan pindah ke makanan jajanan. Cacing
kremi, cacing tambang, cacing gelang, cacing cambuk, jenis-jenis cacing yang lazim ditularkan
dari makanan jajanan.
Sering pengidap cacing tidak merasakan keluhan apa-apa, termasuk orang gedongan dan pekerja
kantoran. Biasanya baru kedapatan cacingan kalau iseng melakukan pemeriksaan laboratorium
tinja. Tahu-tahu ada telur cacingnya.
Pada anak sekolah, cacingan bisa berakibat kekurangan darah (anemia). Baru-baru ini
diberitakan bahwa lebih separuh anak sekolah dasar (sampel sebuah yayasan LSM) menderita
anemia. Besar kemungkinan, selain sanitasi yang buruk, penyebabnya bersumber dari jajanan
harian yang tercemar cacing perut.
C. Bahan-Bahan Berbahaya
Pada intinya adalah sudah saatnya kita selaku orang tua maupun orang dewasa hendaknya
berhati-hati apabila kita atau anak kita jajan di luar. Tentunya kita tidak ingin apabila kita
apalagi anak kita mengidap penyakit kanker atau cacingan bukan?
Sebagai tambahan wawasan, berikut ini beberapa bahan-bahan berbahaya yang sering digunakan
oleh penjual jajanan yang tidak bertanggung jawab. Semoga dengan mengetahui jenis dan
bahayanya, kita lebih berhati-hati di kemudian hari.
1.Gula bibit
Selain pewarna, jajanan kaki lima yang memang buat kantong ekonomi lemah, dengan harga
yang lebih terjangkau, tak mungkin sepenuhnya menggunakan gula asli (gula pasir maupun gula
merah), melainkan memilih gula bibit.
Kita tahu gula bibit tidak semuanya aman bagi kesehatan. Sebut saja gula sakarin dan aspartam,
yang jauh lebih murah dibanding gula asli. Bisa dipastikan jenis gula bibit murah begini, yang
sudah dilarang digunakan, masih saja dipakai oleh rata-rata pembuat makanan dan minuman
rumahan.
Limun, sirup, saus dan kecap murah, hampir pasti mencamprukan gula bibit, kalau bukan
seluruhnya bahan kimiawi berbahaya ini. Pemanis buatan lain tentu ada yang lebih aman, dari
daun stevia, misalnya.
Namun, karena harganya tidak terjangkau untuk membuat kudapan murah, pedagang memilih
gula buatan yang lebih murah.Belakangan pemanis buatan aspartam juga gencar dilarang,
lantaran efek buruknya, antara lain diduga terhadap otak. Namun, masih banyak jajanan dan
penganan, selain industri makanan yang menggunakan aspartam.
2.Penyedap
Perhatikan bagaimana tukang bakso pinggir jalan menambahkan bumbu penyedap (sodium
gluamic). Dahulu, untuk menuangkan bumbu penyedap (disebut mecin, vetsin) memakai sendok
khusus terbuar dari kayu dengan penampang seujung kelingking.
Maksudnya paling banyak disedok pun, takarannya hanya seujung kelingking itu. Tidak
demikian hal sekarang, rata-rata dituang langsung dari kantong plastik kemasan atau memakai
sendok makan.
Semakin banyak penyedap dituangkan, semakin gurih rasa barang jualannya.Dari kacamata
ekonomi, akan lebih menguntungkan bila menuangkan lebih banyak penyedap karena
menambah lezat cita rasa jajanan.
Air putih (bukan kaldu) yang dibubuhi penyedap banyak-banyak dengan cara murah dan mudah
menjadi sangat menyerupai kuah kaldu yang harus tinggi modalnya. Apa bahaya mengkonsumsi
penyedap banyak-banyak?
Ya, bila dikonsumsi rutin untuk jangka waktu lama, penyedap buruk efeknya terhadap susunan
saraf pusat, selain efek alergi bagi yang tidak tahan (post resntaurant syndrome), juga pusing-
pusing sehabis makan di restoran (akibat penyedap).
Bagi mereka yang ingin aman, selain minta tidak pakai penyedap bila memeasan makanan
restoran, masakan di rumah sendiri sama sekali bebas penyedap buatan. Rasa gurih sehatnya
cukup hanya mengandalkan bahan alami, seperti rasa kaldu ayam, sapi atau ikan belaka. tanpa
perlu menambahkan bumbu penyedap buatan.
3. Formalin
Kita juga mengenal bahan formalin. Selain digunakan buat pengawet mayat agar tidak lekas
membusuk, formalin juga masuk ke indsutri makanan (rumahan). Bukan baru sekarang kita
mendengar atau mungkin membaca kalau formalin juga masuk industri pembuatan tahu.
Agar awet tidak lekas rusak (basi), industri tahu (murah) juga memanfaatkan formalin, agar
tidak sampai merugi. Tahu yang berformalin dijajakan di mana-mana. Padahal, formalin juga
tidak menyehatkan.
Masalahnya, bagaimana mengontrol begitu banyak dan luasnya industri rumahan tahu di
Indonesia? Formalin juga dimanfaatkan untuk proses pembuatan ikan asin. Penjualan ikan asin
di suatu daerah, baru-baru ini diberitakan menurun akibat kedapatan pembuatannya memakai
formalin agar lebih awet.
Selain formalin kita juga membaca atau mendengar pembuatan bakso mencampurkan bahan
kimiawi boraks juga, selain beberapa jenis bahan kimiawi yang sudah terbukti membahayakan
kesehatan, masih lolos tak terkontrol.
Betapa longgarnya kendali terhadap pemakaian bahan-bahan berbahaya karena memang tidak
mudah rentang kendali untuk ribuan industri makanan dan minuman rumahan, termasuk jamu
rumahan.
4. Minyak goreng bekas
Disinyalir, kebanyakan jajanan gorengan pinggir jalan juga menggunakan minyak goreng bekas,
kalau minyak goreng yang sudah dioploas dengan minyak lain yang lebih murah. Minyak
goreng oplosan ini yang diduga membahayakan kesehatan.
Kita sudah tahu kalau minyak goreng bekas (jelantah) bersifat karsinogenik juga. Restoran ayam
goreng yang tidak memakai lagi minyak goreng habis pakainya, menjualnya ke penjual
gorengan pinggir jalan.
Kalau dikonsumsi rutin untuk jangka waktu lama, tentu sama tidak sehatnya dengan bahan
karsinogenik lainnya. Termasuk jika kita melakukannya juga di rumah sendiri.
3. Bahaya Zat Aditif Dalam
Seringkali setiap kita makan, jarang memperhatikan apa sih sebenarnya yang kita makan itu??
Apakah manfaat bagi tubuh, atau bahkan apa makanan tersebut dapat BERAKIBAT BURUK
bagi tubuh kita. ‘’YA’’ itulah jawaban yang sering kali kita dengar dari orang yang mungkin
belum pernah marasakan sakit dari akibat bahaya makan sembarangan.
Jangan terlalu berpikir panjang makanan apa yang sebenarnya berbahaya bagi tubuh, sebut saja
makanan cemilan kita sehari-hari. Seperti, makanan kemasan yang seringkali dijual-jual di
warung tepi jalan. Tidak sekedar itu juga sebenarnya, masih banyak lagi bahan aditif yang kita
konsumsi sehari-hari, seperti bahan penolong masakan, bumbu dan lain sebagainya. Maka dari
itulah kita perlu tahu apa saja zat yang terkandung dalam makanan yang kita sering konsumsi
sehari-hari. Dari sebuah sumber yang jelas telah disebutkan macam-macam zat aditif yang
terkandung dalam berbagai “snack” atau makanan ringan, makanan siap saji, permen, dan lain
sebagainya.
I NAMA
JENIS MAKANAN KANDUNGAN ZAT ADDITIVE
D PRODUK
1 Chitato Makanan Ringan TBHQ,MSG, CaCO3, DG, DI, pewarna,
NaB
2 Taro Makanan Ringan NB, FF, AS, CaCO3, KB, NaB, DG, DI,
MSG
3 Indomie Makanan Siap Saji Fe, PK, P, pewarna, AF, MSG, KB, SB,
Goreng Aas, NB
4 Kecap Bango Bumbu dalam Botol KB,CaB,NB,MSG,P
5 Kraft Singles Makanan Pelengkap dalam KB,NB,Kn,Nn,Re,Pt,SB,An,G
Kemasan Kertas
6 Kopiko Permen Ga,F,Sl,pewarna,Sk,P
7 Oops Biskuit pewarna,Hp,NB,MSG
8 Okky Jelly I,Ks,Pe,pewarna
9 Mariza Selai AS,Ks,pewarna
10 Pocarri Sweat Minuman dalam kaleng AS,Ns,NaCl,CaCl,Kal,Mg,Prs
Jelas telah disebutkan berbagai macam zat aditif yang terkandung yang juga sering kita pakai
sehari-hari. Apakah bahayanya bagi tubuh jika kita mengkonsumsinya melebihi dari batas
ketahanan tubuh kita. Karena juga bisa kita lihat dari tabel tersebut bahwa bahan yang
digunakan sebagai aditif adalah bahan-bahan dalam penggunaan barang kimia. Seperti Ar, Fe
dan sebagainya yang sering juga digunakan sebagai bahan penolong dalam tekstil atau barang-
barang yang sebenarnya tidak boleh kita konsumsi berlebihan atau tidak sama sekali. Misalnya,
penggunaan borak atau formalin pada makanan yang sangat dilarang.
Setelah kita tahu apa saja macam zat aditif yang terkandung dalam makanan, tetapi apakah anda
sudah tahu apa zat aditif itu sendiri. ZAT ADITIF adalah zat yang ditambahkan ke dalam
makanan atau pun minuman yang bertujuan memberikan rasa, warna yang menarik, dan supaya
makanan atau pun minuman tersebut dapat bertahan lama. Semua bahan makanan memilki
bahan aditif yang sesuai dengan tujuannya, seperti pemanis untuk menambahkan rasa manis,
pengawet untuk menjadikan makanan jadi lebih tahan lama, dan banyak macam dan fugsi
kegunaannya. Jadi intinya zat aditif mempunyai peran penting dalam makanan kita sehari-hari.
Karena sudah jamannya kita sering menggunakan makanan yang serba siap saji. Berikut bahaya
dari zat aditif yang sebenarnya tidak berguna sama sekali bagi tubuh kita;
Zat aditif Contoh Keterangan
Daun pandan (hijau), kunyit (kuning),
Pewarna alami
buah coklat (coklat), wortel (orange)
Pewarna Sunsetyellow FCF (orange), Carmoisine
(Merah), Brilliant Blue FCF (biru), Pewarna sintesis
Tartrazine (kuning), dll
Terlalu banyak mengkonsumsi zat
Natrium benzoat, Natrium Nitrat, Asam
Pengawet pengawet akan mengurangi daya tahan
Sitrat, Asam Sorbat, Formalin
tubuh terhadap penyakit
Pala, merica, cabai, laos, kunyit, ketumbar Penyedap alami
Mono-natrium glutamat/vetsin
Penyedap
(ajinomoto/sasa), asam cuka, Penyedap sintesis
benzaldehida, amil asetat, dll
Butil hidroksi anisol (BHA), butil hidroksi
Antioksidan Mencegah Ketengikan
toluena (BHT), tokoferol
A. Dampaknya
Sudah jelas yang paling utama adalah kebutuhan gizi pada tubuh kita. Mengapa demikian,
karena apa yangkita makan itulah gizi yang kita serap. Jika kita mengkonsumsi makanan yang
bagus maka jelas kebutuhan gizi kta terpenuhi , tetapi jika kita makan yang tidak berguna bagi
tubuh atau bahkan mengakibatkan efek penyakit bagi kita maka sudah sangat jelas sekali
kebutuhan gizi kita akan terpuruk. Dampaknya mungkin tidak langsung terasa oleh tubuh kita,
akan tetapi akan terasa dalam jangka waktu tertentu. Karena seberapun daya tubuh kita menahan
berbagai penyakit dari luar tetapi tubuh kita kita memilki suatu batas hingga tidak bisa lagi
manahannya.
Apa yang sebaiknya kita lakukan??
Meski sebenarnya semua bahan aditif berbahaya bagi tubuh kita sebaiknya kita perlu was-was
saja terhadap semua makanan yang akan kita konsumsi. Sangat perlu juga kita memperhatikan
makanan apa saja yang sering kali dikonsumsi oleh anak-anak kita, saudara-saudara kita. Karena
sering kali seperti anak-anak yang sudah tidak peduli dengan apa yang dimakannya. Setiap
makanan yang kita beli dari manapun kebanyakan terkandung bahan-bahan aditif.
A. Manfaat
Dapat mengetahui cirri-ciri makanan dengan bahan baku boraks atau formalin sebagai pengawet
sehingga dapat menghindarinya.
Dapat menghindari secara langsung penggunaan boraks dan formalik pada produk pangan.
Dapat menambah wawasan dengan mengetahui dampak yang diakibatkan dari penggunaan
boraks dan formalin pada produk pangan.
Dapat membantu pencegahan dan pemberantasan penggunaan boraks dan formalin dengan
berbagai solusi yang telah dipikirkan.
B. Teori
Boraks merupakan garam natrium yang banyak digunakan di berbagai industri nonpangan,
khususnya industri kertas, gelas, pengawet kayu, dan keramik. Boraks biasa berupa serbuk
kristal putih, tidak berbau, mudah larut dalam air, tetapi boraks tidak dapat larut dalam alkohol.
Boraks biasa digunakan sebagai pengawet dan antiseptic kayu. Daya pengawet yang kuat dari
boraks berasal dari kandungan asam borat didalamnya.
Asam borat sering digunakan dalam dunia pengobatan dan kosmetika. Misalnya, larutan asam
borat dalam air digunakan sebagai obat cuci mata dan dikenal sebagai boorwater. Asam borat
juga digunakan sebagai obat kumur, semprot hidung, dan salep luka kecil. Namun, bahan ini
tidak boleh diminum atau digunakan pada luka luas, karena beracun ketika terserap masuk
dalam tubuh. Berikut beberapa pengaruh boraks pada kesehatan.
1. Jika terhirup akan menyebabkan rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan , sukar
bernafas, nafas pendek, sakit kepala, dan dapat menyebabkan kanker paru-paru.
2. Jika terkena kulit akan menyebabkan kemerahan pada kulit, gatal, dan kulit terbakar
3. Jika terkena mata akan menyebabkan mata memerah, gatal, berair, kerusakan mata,
pandangan kabur, bahkan kebutaan
4. Jika tertelan akan menyebabkan mual, muntah-muntah, perut terasa perih, diare, sakit
kepala, pusing, gangguan jantung, kerusakan hati, kerusakan saraf, kulit membiru,
hilangnya pandangan, kejang, bahkan koma dan kematian.
Boraks dan formalin akan berguna dengan positif bila memang digunakan sesuai dengan
seharusnya, tetapi kedua bahan itu tidak boleh dijadikan sebagai pengawet makanan karena
bahan-bahan tersebut sangat berbahaya, seperti telah diuraikan diatas pengaruhnya terhadap
kesehatan. Walaupun begitu, karena ingin mencari keuntungan sebanyak-banyaknya, banyak
produsen makanan yang tetap menggunakan kedua bahan ini dan tidak memperhitungkan
bahayanya. Pada umumnya, alasan para produsen menggunakan formalin dan boraks sebagai
bahan pengawet makanan adalah karena kedua bahan ini mudah digunakan dan mudah didapat,
karena harga nya relatif murah dibanding bahan pengawet lain yang tidak berpengaruh buruk
pada kesehatan. Selain itu, boraks dan formalin merupakan senyawa yang bisa memperbaiki
tekstur makanan sehingga menghasilkan rupa yang bagus, misalnya bakso dan kerupuk.
Beberapa contoh makanan yang dalam pembuatannya sering menggunakan boraks dan formalin
adalah bakso, kerupuk, ikan, tahu, mie, dan juga daging ayam.
Formalin dan boraks merupakan bahan tambahan yang sangat berbahaya bagi manusia karena
merupakan racun. Bila terkonsumsi dalam konsentrasi tinggi racunnya akan mempengaruhi
kerja syaraf. Secara awam kita tidak dapat mengetahui seberapa besar kadar konsentrat formalin
dan boraks yang digunakan dalam suatu makanan. Oleh karena itu lebih baik hindari makanan
yang mengandung formalin dan boraks. Berikut adalah beberapa cara mengidentifikasi makanan
yang menggunakan formalin dan boraks.
- Bakso yang menggunakan boraks memiliki kekenyalan khas yang berbeda dari
kekenyalan bakso yang menggunakan banyak daging.
- Kerupuk yang mengandung boraks kalau digoreng akan mengembang dan empuk,
teksturnya bagus dan renyah.
- Ikan basah yang tidak rusak sampai 3 hari pada suhu kamar, insang berwarna merah tua
dan tidak cemerlang, dan memiliki bau menyengat khas formalin.
- Tahu yang berbentuk bagus, kenyal, tidak mudah hancur, awet hingga lebih dari
3 hari, bahkan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es, dan berbau menyengat khas formalin.
- Mie basah biasanya lebih awet sampai 2 hari pada suhu kamar (25 derajat celcius), berbau
menyengat, kenyal, tidak lengket dan agak mengkilap
PENUTUPAN
Demikian makalah tentang zat tambahan pada makanan yang saya buat, semoga dapat
bermanfaat bagi kita semua.
http://ncek-106.blogspot.com/
Ada beberapa gangguan atau kelainan yang dapat terjadi pada system pencernaan kita,
diantaranya :
1. Gastritis
Merupakan suatu peradangan akut atau kronis pada lapisan mukosa (lender) dinding
lambung. Penyebabnya ialah penderita memakan yang mengandung kuman penyakit.
Kemungkinan juga karena kadar asam klorida (HCL) pada lambung terlalu tinggi.
2. Hepatitis
Hepatitis merupakan penyakit yang terjadi akibat infeksi virus pada hati. Virus dapat masuk
ke dalam tubuh melalui air atau makanan.
3. Diare
Diare terjadi karena adanya iritasi pada selaput dinding usus besar atau kolon. Fases
penderita diare berbentuk encer. Penyebabnya adalah penderita memakan makanan yang
mengandung bakteri atau kuman. Akibatnya gerakan peristaltic dalam usus tidak terkontrol.
Sehingga, laju makanan meningkat dan usus tidak dapat menyerap air. Namun, apabila fases
yang dikeluarkan bercampur dengan darah dan nanah, kemudian perut terasa mulas, gejala
tersebut menunjuk pada penyakit desentri. Penyebabnya yakni infeksi bakteri Shigella pada
dinding usus besar.
4. Konstipasi
Konstipasi atau yang sering kita sebut dengan sebutan “sembelit” adalah keadaan yang
dialami seseoang dengan gejala fases mengeras sehingga susah dikeluarkan. Sembelit
disebabkan oleh adanya penyerapan air pada sisia makanan. Akibatnya, fases kekurangan air dan
menjadi keras. Ini terjadi dari kebiasaan buruk yang menunda-nunda buang besar. Selain itu,
juga karenakurangnya penderita dalam mengkonsumsi makanan berserat. Oleh karena itu,
banyak memakan buah-buahan dan sayur-sayuran berserat serta minum banyak air dapat
mencegah gangguan ini.
5. Apendisitis
Apendisitis merupakan gangguan yang terjadi karena peradangan apendiks. Penyebabnya
ialah adanya infeksi bakteri pada umbai cacing. Akibatnya, timbul rasa nyeri dan sakit.
6. Hemeroid/Wasir/Ambeyen
Hemeroid/Wasir/Ambeyen merupakan gangguan pembengkakan pada pembuluh vena
disekitar anus. Orang yang sering duduk dalam beraktivitas dan ibu hamil seringkali mengalami
gangguan ini.
7. Maag
Orang yang mengalami maag memiliki ciri-ciri rasa perih pada dinding lambung, mual,
muntah, dan perut kembung. Gangguan ini disebabkan meningkatnya kadar asam lambung yang
dipicu karena pikiran tegang, pola makan yang tak teratur, dan lain sebagainya.
8. Keracunan
Keracunan makanan dapat terjadi karena pengaruh beberapa bakteri semisal bakteri
Salmonela yang menyebabkan penyakit demam tipus dan paratipus.
Kwarshiokor
Setelah kalian menyimak artikel di atas, kalian pasti dapat menyimpulkan kan bahwa ada
banyak kemungkinan penyakit yang dapat terjadi pada sistem pencernaan kita. Dalam artikel ini
kami hanya menyebutkan 10 kelainan, mungkin masih banyak lagi kelainan-kelainan yang
dapat terjadi pada sistem pencernaan kita. Mungkin dari 10 kelainan itu ada salah satu yang
terkadang sering kali menimpa kita, untuk itu kami hanya ingin mengingatkan kepada kalian
semua untuk selalu menjaga kesehatan tubuh, terutama pada sistem pencernaan kalian, hal
tersebut dapat dicegah jika kalian mendapat asupan yang bergizi dan tidak menyelakai tubuh
kalian.
5. Kolitis
Kolitis adalah penyakit yang merupakan peradangan usus besar. Gejala pada kolitis termasuk rasa nyeri, demam, bengkak pada
jaringan usus besar, berdarah, erithema permukaan usus besar, pendarahak rektal dan ulserasi usus besar.
6. sembelit
Sembelit, yaitu gangguan yang terjadi akibat penyerapan air di usus besar secara berlebihan. Akibatnya feses menjadi
keras.
7. Maag
Maag atau radang lambung atau tukak lambung adalah gejala penyakit yang menyerang lambung dikarenakan terjadi luka atau
peradangan pada lambung yang menyebabkan sakit, mulas, dan perih pada perut.
Penyebab
Penyebabnya bisa karena penderita makannya tidak teratur, terdapat mikroorganisme yang merugikan, mengkonsumsi obat-
obatan tertentu,atau sebab-sebab lainnya. Maag juga bisa terjadi apabila si penderita telat makan, kemudian sewaktu makan si
penderita maag makan terlalu banyak. Bagi penderita maag yang sudah parah, penyakit maag tersebut sangat berbahaya sekali
dan dapat menyebabkan kematian.
Gejala
Pengobatan
Maag bisa disembuhkan tetapi tidak bisa sembuh total, maag adalah penyakit yang dapat kambuh apabila si penderita tidak
makan teratur, terlalu banyak makan, atau sebab lain. Biasanya untuk meredakan atau menyembuhkannya penderita harus
meminum obat jika diperlukan. Tetapi maag dapat di cegah, yaitu dengan cara makan teratur, makan secukupnya, cuci tangan
sebelum makan, dan jangan jajan sembarangan.
Saluran pencernaan adalah sekumpulan alat-alat tubuh yang berfungsi menerima makanan,
mencernanya menjadi nutrien, menyerap serta mengeluarkan sisa-sisa proses tersebut. Saluran
pencernaan dimulai dari mulut sampai dubur yang panjangnya mencapai kurang lebih 10 meter.
Saluran pencernaan mulai dari mulut, gigi, lidah, lambung, usus dampai ke dubur.
Penyakit pencernaan adalah semua penyakit yang terjadi pada saluran pencernaan. Penyakit ini
merupakan golongan besar dari penyakit pada organ esofagus, lambung, duodenum bagian
pertama, kedua dan ketiga, jejunum, ileum, kolon, kolon sigmoid, dan rektum.
Mencret (Diare)
Diare terjadi karena adanya rangsangan yang berlebihan pada mukosa usus sehingga gerakan otot
usus meningkat dan makanan kurang terserap secara sempurna. Diare termasuk gangguan
perncernaan yang paling sering muncul terutama pada anak-anak.
Diare akut kalau anak mencret lebih dari 4 kali sehari. Penyebabnya bisa infeksi, bisa juga hanya
karena salah makan, sebagai contoh makanan yang tidak sesuai dengan usia anak, misalnya
sudah diberikan makan padat sebelum waktunya.
Faktor kebersihan juga menjadi sebab diare. Diare yang disebabkan bakteri atau salah makan
adalah penyebab utama gangguan pencernaan pada anak di bawah 5 tahun (Balita). Selain itu,
ada juga diare akibat cacingan.
Pengobatan mencret
Pengobatan diare yang paling dianjurkan adalah memberikan oralit. Tidak ada anak yang
meninggal karena diare, yang ada meninggal karena dehidrasi. Jadi, yang perlu diwaspadai
bukan diarenya, melainkan dehidrasinya. Selama cairan tubuhnya cukup, tak perlu khawatir.
Salah satu indikator dehidrasi adalah buang air kecilnya. Selama kencingnya cukup, berarti tidak
ada dehidrasi. Berikan oralit, karena sudah disesuaikan dengan cairan yang dikeluarkan melalui
BAB.
Oralit mengandung glukose, natrium, kalium, dan bikarbonat untuk menggantikan cairan yang
hilang lewat BAB. Sementara pada air putih, natrium dan kaliumnya turun. Anak malah bisa
kejang, kembung, dan lemas kalau hanya tergantikan airnya saja. Yang juga harus diperhatikan,
jangan menyamakan komposisi oralit untuk anak dan dewasa. "Pada anak, natriumnya lebih
rendah. Jadi, kalau mencretnya 2 sendok, jangan memberikan oralit segelas, mencret setengah
gelas, jangan memberikan oralit tiga gelas. Jadinya malah hipernatrium, bisa-bisa anak
mengalami koma. Kebutuhan cairan disesuaikan dengan oralit.
Sembelit (Konstipasi)
Konstipasi adalah kelainan pada sistem pencernaan dengan gejala mengalami pengerasan feses
yang sulit untuk dibuang yang dapat menyebabkan kesakitan pada penderitanya. Konstipasi
dapat disebabkan oleh pola makan, hormon, akibat samping obat-obatan, dan juga karena
kelainan anatomis. Biasanya, konstipasi disebabkan karena defekasi yang tidak teratur sehingga
feses mengeras dan sulit dikeluarkan.
Pengobatan konstipasi dapat dilakukan dengan mengubah pola makan, obat pencahar (laksatif),
terapi serat, dan pembedahan, walaupun pilihan terakhir jarang dilakukan. Konstipasi hebat
disebut juga dengan obstipasi. Gangguan pada sistem pencernaan juga bisa disebabkan karena
stres. Sebab stres dapat mempengaruhi sistem saraf dalam tubuh. Sementara penanganan untuk
yang susah BAB, harus dilihat dulu apa penyebabnya.
Wasir atau hemoroid adalah pelebaran pembuluh darah balik (vena) di dalam anyaman pembuluh
darah. Keluhan pertama kali yaitu darah segar menetes setelah buang air besar (BAB). Biasanya
tanpa disertai rasa nyeri dan gatal di anus. Pencegahannya adalah perlu diet tinggi serat dengan
makan sayur sayuran dan buah-buahan yang bertujuan membuat volume tinjanya besar, tetapi
lembek, sehingga saat BAB, karena tidak perlu mengejan dapat merangsang wasir.
Kanker usus
Kanker usus merupakan penyakit ketiga yang menjadi penyebab kematian di seluruh dunia.
Penelitian sebelumnya dengan menggunakan binatang sebagai percobaan, kandungan kalsium
yang banyak terdapat pada susu mampu melindungi usus dari serangan kanker.
Studi pada manusia juga menunjukan keseluruhan jumlah kalsium yang dikonsumsi sangat
positif dakam mengurangi tingkat dari resiko kanker susu ini. Setiap kenaikan 1.000 miligram
kalsium sehari atau lebih akan mempu mengurangi 15% resiko dari kanker usus pada wanita dan
10% pada pria. Konsumsi susu dan kalsium bisa mengurangi resiko terkena kanker usus. Keju
dan yoghurt juga merupakan hasil olahan dari susu.
Cara terbaik untuk mencegah dan mengurangi risiko kanker usus adalah dengan mengkonsumsi
makanan yang seimbang antara buah, sayuran, dan kalori. untuk mengurai proses penimbunan
lemak.
Gangguan sistem pencernaan pada manusia sangat banyak, menyangkut
itu, kita harus bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena diberi tubuh
yang sehat. Di antara gangguan tersebut, yang umum terjadi antara lain
sebagai berikut.
karena lapisan email gigi terkikis oleh asam yang dihasilkan oleh bakteri.
makanan tersebut dan menghasilkan asam. Asam inilah yang mengikis lapisan
email gigi
Jika lubang ini telah mencapai bagian rongga pulpa, tempat jaringan
saraf dan pembuluh darah, gigi akan terasa sakit dan mengganggu. Untuk
Mag adalah peradangan yang terjadi pada dinding lambung. Hal tersebut
3. Diare
ini terjadi karena bakteri tertentu (misalnya E.coli, V.cholerae, dan Aeromonas
Jika pada kasus diare air tidak terserap sempurna, kasus sembelit terjadi
sebaliknya, air justru terlalu banyak terserap. Gerak peristaltik usus halus
yang terlalu lambat juga dapat menjadi penyebabnya. Semakin lama feses
berada di dalam usus besar, semakin banyak air yang terserap sehingga
dapat mengurangi gangguan ini. Serat tidak tercerna oleh tubuh kita
dan cenderung mampu menyimpan air dibandingkan jenis makanan yang lain.
Radang usus buntu sering disebabkan oleh bakteri. Hal ini dapat terjadi
karena adanya penyumbatan usus buntu oleh tinja yang mengeras atau zatzat
1. Gastritis
2. Batu empedu
sehingga sulit buang air besar. Hal ini disebabkan, karena buang
4. Diare
Diare adalah suatu kondisi sering buang air besar dan feses
5. Disentri
infeksi.
7. Kanker
Diare. Ini termasuk gangguan pada saluran pencernaan yang paling sering ditemui, khususnya
pada anak-anak. Penyebab diare bisa bermacam macam, mulai dari kurangnya kebersihan
makanan, salah makan, infeksi, cacingan dan lain-lain. Bakteri yang masuk ke dalam sistim
pencernaan mengakibatkan terjadinya rangsangan yang kuat pada mukosa usus yang
menyebabkan peningkatan gerakan otot usus, akibatnya makanan tidak dapat terserap secara
sempurna. Diare dapat dikatakan akut jika mencret lebih dari 4 kali sehari dengan konsentrasi
tinja yang semakin lama semakin cair. Diare tidak menyebabkan kematian, namun dehidrasi
yang menyertainya dapat membuat penderita kehilangan cairan tubuh secara drastis yang jika
tidak ditangani dapat membuat penderita meninggal. Jadi, yang perlu sangat diwaspadai bukan
lah diarenya, melainkan dehidrasinya. Pastikan penderita mendapatkan cukup minum agar
cairan tubuhnya terjaga. Salah satu indikator apakah penderita diare mengalami dehidrasi atau
tidak, cermati kuantitas air seninya. Selama kuantitasnya cukup, berarti penderita tidak
mengalami dehidrasi. Pengobatan awal untuk diare yaitu dengan memberikan oralit. Oralit
mengandung natrium, glukosa, kalium dan bikarbonat –semua kandungan tersebut berfungsi
untuk menggantikan cairan yang hilang lewat BAB yang berlebihan. Berikan oralit pada
penderita sesuai dengan dosis yang disarankan. Komposisi oralit untuk orang dewasa dan anak
anak berbeda. Pada anak, natriumnya harus lebih rendah jadi jangan berikan oralit terlalu
banyak pada anak-anak karena malah akan mengakibatkan hipernatrium dimana bisa-bisa anak
mengalami koma.
Sembelit (Konstipasi). Berbanding terbalik dengan diare, dimana feses yang keluar berbentuk
cair dengan frekuensi yang tinggi; sembelit atau konstipasi merupakan gangguan pada sistem
pencernaan dimana penderitanya mengalami pengerasan feses sehingga sulit untuk
dikeluarkan, bahkan sampai menyebabkan rasa sakit yang amat sangat bagi penderitanya.
Penyebab konstipasi bermacam-macam, mulai dari pola makanyang buruk, stres, gangguan
hormon, efek samping obat obatan tertentu, dan bisa juga karena kelainan anatomis.
Pencegahan konstipasi dapat dilakukan dengan memperbaiki pola makan dan memperbanyak
asupan serat, sedangkan untuk pengobatannya dapat dilakukan dengan mengkonsumsi obat
pencahar (laksatif) sesuai dosis yang disarankan. Namun bila konstipasi begitu serius(obstipasi),
tindakan pembedahan mau tak mau menjadi pilihan, meski kasus seperti ini jarang terjadi.
1. Gastritis
Artinya adalah peradangan mukosa lambung. Gangguan ini umum terjadi, terutama pada orang
yang berusia lanjut. Gastritis jarang menyebabkan gejala – gejala yang serius. Gastritis
menimbulkan peradangan yang tidak begitu berbahaya, tetapi berlangsung lama sehingga
menyebabkan rusaknya mukosa lambung. Para peneliti saat ini yakin hamper tidak ada makanan
yang menyebabkan iritasi pada bagian lambung, kecuali cairan asam lambung yang berlebihan.
2. Konstipasi
Gangguan ini berarti lambatnya pergerakan feses melalui usus besar dan sering dihubungkan
dengan jumlah feses yang kering dank eras pada kolon yang menumpuk karena lamanya waktu
penyerapan cairan. Penyebab konstipasi adalah kebiasaan buang air yang tidak teratur dan
kurangnya minum air putih juga makan makanan yang berserat.
3. Pankreasitis
Merupakan peradangan dan ini dapat terjadi baik dalam bentuk pankreasitis akut (berlangsung
cepat dan parah) maupun pankreasitis kronis (berlangsung lama). Penyebab umum dari
pankreasitis adalah alkohol dan terhambatnya tonjolan vateri ( akhir saluran pengeluaran
pankreas ) oleh batu empedu.
4. Diare
Diare terjadi akibat pergerakan yang cepat dari materi tinja sepanjang usus besr. Pada diare,
infeksi paling luas terjadi pada usus besar dan pada ileum. Dimanapun infeksi terjadi, mukosa
akan teriritasi secara luas sehingga kecepatan sekresinya sangat tinggi. Diare ada yang
disebabkan oleh bakteri kolera dan terkadang oleh bakteri lain seperti Bacillus, patogen usus
besar. Toksin kolera menstimulus sekresi elektrolit dan cairan yang berlebihan dari ileum dan
usus besar.
5. Flatus
Masuknya gas – gas dalam saluran pencernaan. Gas – gas tersebut berupa udara yang tertelan,
gas yang dihasilkan bakteri atau gas dari difusi darah yang masuk ke saluran pencernaan. Gas
nitrogen dan oksigen lebih banyak berada dalam lambung dan dapat dikeluarkan dengan
bersendawa, sedngkan gas-gas lain, yaitu CO2, metana dan hydrogen lebih banyak berada dalam
usus besar yang dihasilkan oleh bakteri.
1. Melakukan diet dengan ekstrim, yaitu dengan mengonsumsi pil pelarut lemak serta
mengurangi porsi dan jadwal makan.
2. Minuman keras yang dapat memicu pengeluaran getah lambung.
3. Bulimia, yaitu makan besar – besaran atau sebanyak – banyaknya tetapi dimuntahkan
kembali dengan sengaja menggunakan obat pencahar.
4. Memakan makanan kaleng yang dapat terkontaminasi bakteri Clostridium botulium .
Maag juga merupakan salah satu gejala kanker lambung. Apabila seseorang
mengalami maag yang disertai perut kembung seperti kekenyangan, buang air besar hitam,
turun berat badan, muka pucat, dan muntah darah, bisa dipastikan ia menderita kanker
lambung.
2. Kelainan Sistem Pencernaan - Gastritis
Gastritis atau maag merupakan inflamasi (radang) yang terjadi pada mukosa dinding lambung.
Kelainan sistem pencernaan ini dapat bersifat akut dan kronis. Gastritis dapat terjadi karena
kelebihan asam yang diproduksi oleh lambung sehingga menyebabkan iritasi di selaput lendir
lambung.
Produksi berlebih asam di lambung ini bisa disebabkan oleh berbagai hal, misalnya pola hidup
tidak sehat dan teratur, merokok, minuman beralkohol, atau stres yang berlebihan.
Hepatitis atau radang hati adalah penyakit yang disebabkan oleh beberapa virus yang
menginfeksi hati. Kelainan sistem pencernaan ini bisa menular melalui air atau makanan yang
terkontaminasi oleh virus. Ada beberapa jenis virus hepatitis, di antaranya virus hepatitis A, B,
C, D, E, dan G (jenis virus baru). Selain itu, hepatitis bisa bisa disebabkan oleh virus rubella,
mumps, herpes, epstaein barr, dan cytomegalovirus.
Diare adalah penyakit yang membuat penderitanya mengalami rangsangan buang air secara
terus-menerus. Di samping itu, feses yang dikeluarkan masih memiliki kandungan air berlebih.
Kelainan sistem pencernaan ini bisa disebabkan oleh infeksi bakteri maupun protozoa pada
usus besar. Karena infeksi tersebut, proses penyerapan air di usus besar terganggu.
Akibatnya, feses menjadi encer.
Gejala yang umum ditemukan dari kelainan sistem pencernaan ini adalah buang air besar
terus-menerus disertai mual dan muntah. Selain itu, gejala lainnya yang mungkin timbul adalah
pegal pada punggung dan perut berbunyi.
Sembelit atau biasa disebut konstipasi dapat disebabkan oleh terjadinya penyerapan air yang
berlebihan pada sisa makanan dalamusus besar. Akibatnya, feses menjadi sangat kering dan
keras sehingga sulit dikeluarkan. Kelainan sistem pencernaan ini juga dapat ditimbulkan karena
sering menahan buang air besar, emosi seperti rasa gelisah, cemas, takut atau stres.
Parotitis atau penyakit gondong terjadi akibat adanya virus yang menginfeksi kelenjar air ludah
di bagian bawah telinga. Hal ini mengakibatkan kelenjar ludah menjadi bengkak atau
membesar.
Hemorrhoid yang lebih akrab disebut wasir atau ambeien adalah pembengkakan pada
pembuluh darah vena di sekitar anus. Hemorrhoid, umumnya, terjadi pada orang-orang yang
terlalu lama duduk terus-menerus atau pada orang yang menderita sembelit. Kelainan sistem
pencernaan ini juga sering terjadi pada wanita hamil dan orang-orang yang terlalu gemuk.
Xerostomia adalah suatu penyakit pada rongga mulut yang ditandai rendahnya produksi air
ludah. Pada penderita xerostomia, kondisi mulut sangat kering dan makanan jadi tidak tercerna
dengan baik. Xerostomia dapat diakibatkan adanya gangguan pada pusat ludah, syaraf
pembawa rangsang ludah, ataupun oleh perubahan komposisi faali elektrolit ludah.
Masuknya gas – gas dalam saluran pencernaan. Gas – gas tersebut berupa udara yang
tertelan, gas yang dihasilkan bakteri atau gas dari difusi darah yang masuk ke saluran
pencernaan. Gas nitrogen dan oksigen lebih banyak berada dalam lambung dan dapat
dikeluarkan dengan bersendawa, sedngkan gas-gas lain, yaitu CO2, metana dan hydrogen
lebih banyak berada dalam usus besar yang dihasilkan oleh bakteri.
Dinding lambung diselubungi mukus yang di dalamnya juga terkandung enzim. Jika pertahanan
mukus rusak, enzim pencernaan akan memakan bagian-bagian kecil dari lapisan permukaan
lambung. Hasil dari kegiatan ini adalah terjadinya tukak lambung. Tukak lambung
menyebabkan berlubangnya dinding lambung sehingga isi lambung jatuh di rongga perut.
Sebagian besar tukak lambung ini disebabkan oleh infeksi bakteri jenis tertentu.
Muntah adalah suatu gejala/simptom, bukan penyakit. Gejala ini berupa keluarnya isi lambung
(dan usus) melalui mulut dengan paksa atau dengan kekuatan. Muntah merupakan reflek
protektif tubuh karena dapat berfungsi melawan toksin yang tidak sengaja tertelan. Selain itu,
muntah merupakan usaha mengeluarkan racun dari tubuh dan bisa mengurangi tekanan akibat
adanya sumbatan atau pembesaran organ yang menyebabkan penekanan pada saluran
pencernaan. Secara umum muntah terdiri atas tiga fase, yaitu nausea (mual), retching
(maneuver awal untuk muntah) dan regurgitasi (pengeluaran isi lambung/usus ke mulut).
Penyakit Gondongan (Mumps atau Parotitis) adalah suatu penyakit menular dimana sesorang
terinfeksi oleh virus (Paramyxovirus) yang menyerang kelenjar ludah (kelenjar parotis) di antara
telinga dan rahang sehingga menyebabkan pembengkakan pada leher bagian atas atau pipi
bagian bawah.
Kolitis pseudomembran adalah iritasi usus besar parah yang disebabkan oleh
bakteri Clostridium difficile. Biasanya terjadi setelah minum antibiotik oral, yang membunuh
bakteri yang biasanya hidup di usus besar.
Kolitis ulseratif (ulcerative colitis) adalah peradangan kronis dari usus besar (kolon) sampai
menimbulkan ulserasi. Ulserasi dan peradangan lapisan dalam usus besar menyebabkan
gejala sakit perut, diare, dan perdarahan rektum. Kondisi ini terkait erat dengan peradangan
usus yang disebut penyakit Crohn. Bersama-sama, mereka sering disebut sebagai penyakit
radang usus (inflammatory bowel disease).
Apendikitis : penyebabnya karena adanya radang yang terjadi pada usus buntu. Keadaan
ini bisa disebabkan karena makanan yang membusuk biji cabe dll atau karena infeksi
bakteri.
Maldigesti : Terlalu banyak makan atau makan suatu zat yang merangsang lambung.
Tukak Lambung/Maag : "Radang" pada dinding lambung, umumnya diakibatkan infeksi
Helicobacter pylori
Xerostomia : kelainan yang menyebabkan produksi air liur yang sangat sedikit
Thypus : infeksi / radang pada usus halus karena bakteri Salmonella thyposa
Diare : Gangguan pembusukan pada usus besar, disebabkan bisa oleh protozoa atau
bakteri, sehingga terjadi gangguan penyerapan air di usus besar. Akibatnya, ampas
makanan yang dikeluarkan berwujud cair.
Parotitis, disebut juga penyakit gondong. Penyakit ini disebabkan oleh virus. Hal ini
merupakan suatu kondisi, yaitu terjadinya infeksi pada kelenjar parotis.
Karies Terjadi dalam rongga mulut pada gigi yang tidak terawat. Karies terjadi karena
adanya penumpukan sisa makanan pada gigi yang difermentasikan oleh bakteri
menyebabkan lubang pada gigi.
Sariawan Diawali dengan timbulnya luka kecil dalam rongga mulut. Bil tidak segera
disembuhkan, sariawan dapat mengganggu pencernaan makanan di dalam mulut.
Pencegahannya dilakuakan dengan mengkonsumsi vitamin C dalam jumlah yang cukup.
EnteritisPeradangan pada usus halus atau usus atau usus besar karena infeksi oleh
bakteri.
Ulkus ( radang lambung )Peradangan pada dinding lambung akibat produksi asam
lambung lebih banyak dari jumlah makanan yang masuk atau karena infeksi oleh bakteri.
Kanker lambung Penyakit ini disebabkan oleh konsumsi alcohol yang berlebihan,
merokok, dan sering mengkonsumsi makanan berbahan pengawet.
Kolitis ( radang usus besar )Gejalanya berupa diare, kram perut, atau konstipasi, bahkan
dapat terjadi luka atau pendarahan di usus
Gastritis, yaitu radang kronis yang terjadi pada lapisan mukosa dinding lambung,
penyebabnya karena makanan yang terkena kuman atau kelebihan HCl.
Disfagia, adalah keadaan lambung yang rusak akibat alkohol dan suatu racun tertentu.
Peritonitis, terjadi akibat peradangan yang terjadi pada selaput perut.
Hepatitis, yaitu infeksi hati yang disebabkan oleh virus hepatitis. Penyakit ini dapat
menular melalui makanan atau minuman, transfusi darah, hubungan seksual, pemakaian
jarum suntik lebih dari satu orang.
Konstipasi disebut juga sembelit, yaitu keadaan sulit buang air besar pada seseorang. Ini
bisa disebabkan karena penyerapan air di dalam usus besar yang berlebih, sehingga feses
menjadi keras. Perasaan stres dan takut juga dapat memicunya.
Hemoroid / wasir penyakit ini muncul karena pecahnya pembuluh vena di daerah anus
karena sembelit sehingga faecesnya keras dengan sendirinya dapat memicu terjadinya
hemoroid
Aditif makanan atau bahan tambahan makanan adalah semua bahan kimia yang dimasukkan dalam
makanan guna untuk meningkatkan kualitas, keenakan, keunikan makanan, dan lain-lain. Bahan aditif
makanan ada dua, yaitu bahan aditif makanan alami dan buatan atau sintetis.
Jenis
Bahan aditif makanan dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok tertentu tergantung kegunaanya,
diantaranya:
• MSG sebagai penguat rasa makanan dan juga untuk melezatkan makanan. MSG merupakan zat aditif
makanan buatan, sedangkan yang alami diantaranya adalah bunga cengkeh.
• Tartrazin adalah pewarna makanan buatan yang mempunyai banyak macam pilihan warna, diantaranya
Tartrazin CI 19140. Bahan pewarna makanan alami diantaranya adalah daun pandan.
• Gom Arab adalah bahan aditif alami yang gunanya untuk mengemulsi minyak dan air agar dapat
bersatu.
• Garam alginat dan gliserin marupakan bahan adtif buatan yang digunakan untuk menstabilkan dan
memekatkan suatu makanan sehinggga dapat membuat makanan bertekstur lembut dan rata
Efek samping
Bahan aditif juga bisa membuat penyakit jika tidak digunakan sesuai dosis, apalagi bahan aditif buatan
atau sintetis. Penyakit yang biasa timbul dalam jangka waktu lama setelah menggunakan suatu bahan
aditif adalah kanker, kerusakan ginjal, dan lain-lain.
Maka dari itu pemerintah menagtur penggunaan bahan aditif makanan scara ketat dan juga melarang
pengguanaan bahan aditif makanan tertentu jika dapat menimbulakan masalah kesehatan yang berbahaya.
Pemerintah juga melakukan berbagai penelitian guna menemukan bahan aditif makanan yang aman dan
murah
KZA
No NAMA JENIS MAKANAN KANDUNGAN ZAT ADDITIVE
PRODUK
1 Chitato Makanan Ringan TBHQ,MSG, CaCO3, DG, DI, pewarna, NaB
2 Chitos Makanan Ringan DG, DI, CaCO3, FF, TBHQ, pewarna, NaB, MSG
3 Piattos Makanan Ringan KCl, AAS, pewarna, NaB, MSG
4 French Fries Makanan Ringan NaB, pewarna, Si, FF, AS, MSG
5 Potato Chips Makanan Ringan NB, FF, pewarna, AS, MSG
6 Potato Steak Makanan Ringan DG, DI, CaCO3, FF, TBHQ, MSG
7 Happy Tos Makanan Ringan KB, SB, pewarna, NaB, FF, MSG
8 Balls Makanan Ringan TBHQ, MSG, CaCO3, DG, DI, pewarna, NaB, Si
9 Taro Makanan Ringan NB, FF, AS, CaCO3, KB, NaB, DG, DI, MSG
10 Double Dekker Makanan Ringan TBHQ, MSG, CaCO3, DG, NaB, pewarna, AS
11 Jet Zet Makanan Ringan KB, SB, MSG, NaB, FF, TBHQ, pewarna, KCO3,
NB
12 Twisko Makanan Ringan DG, DI, KCO3, FF, TBHQ, TBHQ, MSG
13 Mie Remes Makanan Ringan MSG, KB, SB, NaB, FF, pewarna, NB, Aas
ABC
14 Indomie Goreng Makanan siap saji Fe, PK, P, pewarna, AF, MSG, KB, SB, Aas, NB
15 Selera Rakyat Makanan siap saji MSg, NaK, NaB, KCO3, G, pewarna, KB
16 Sedap Makanan siap saji Tk, AR, MSG, pewarna, NB, NaB, KB, CaB
17 ABC Makanan siap saji MSG, NB, KB, CaB, TBHQ, Fe, PK, AF
18 Sarimie Makanan siap saji MSG, NB, MNG, MH, pewarna, AF, Fe
19 Gaga Makanan siap saji TF, MSG, NB, MNG, P, PK
20 Mi Duo Makanan siap saji MSG, Ng, NB, MNG, AF, AR
21 Salam Mie Makanan siap saji NaK, KCO3, Po, G, pewarna, Fe, Af, MSG
22 POP Mie Makanan siap saji P, PK, Ng, MSG, AF, NB, MNG, Po
23 CUP Noodles Makanan siap saji pewarna, PK, F, Hp, Ps
24 Mie Gelas Makanan siap saji P, TBHQ, PK, MSG, MNG, NB
25 Mie Soun Makanan siap saji MSG,MNG, P, NB, PK, AF
26 Al-Ham Mie Makanan siap saji MSG,MNG, P, NB, PK, AF, TF
27 Sambal Asam Bumbu dalam Botol Al, Ast, AS,MSG,Sk,AB,Ph
Manis Kokita
28 Sambal Terasi Bumbu dalam Botol SB,MSG,Sk,AB,Bt
Kokita
29 Sambal Bajak Bumbu dalam Botol SB,NB,MSG,Sk,Bt
Kokita
30 Sambal Kecap Bumbu dalam Botol Pt,SB,MSG,Sk
Kokita
31 Sambal Tauco Bumbu dalam Botol SB,Bd,MSG,Sk,Krt, NB
Kokita
32 Sambal Balado Bumbu dalam Botol NB,Ast,SB,MSG,pewarna
Kokita
33 Sambal Bumbu dalam Botol Aa,Ca,La,SB,MSG,pewarna,NB
Bangkok Kokita
34 Sambal Bumbu dalam Botol Tkl,MSG,SB,pewarna,NB
Indofood
35 Sambal Sasa Bumbu dalam Botol MSG,pewarna,P,Ast,NB,SB
36 Saus Tomat Bumbu dalam Botol NB,pewarna,MSG,Sk,AS,P,KB,Bd
Lombok
37 Saus Raja Rasa Bumbu dalam Botol MSG,NB,Ca,Sk,pewarna
38 Saus Tiram Bumbu dalam Botol pewarna,MSG,Sk,Ca,NB,Ks
39 Kecap Sate Bumbu dalam Botol Sk,pewarna,NB,P
40 Kecap Indofood Bumbu dalam Botol KB,CaB,NB,Sk,pewarna,P,MSG
41 Kecap Cap Bumbu dalam Botol Sk,pewarna,P,NB,MSG
Dorang
42 Kecap Bango Bumbu dalam Botol KB,CaB,NB,MSG,P
43 Kecap Piring Bumbu dalam Botol NB,MSG,P,Sk
Lombok
44 Kecap ABC Bumbu dalam Botol MSG,P,Sk,NB
45 Saus Inggris Bumbu dalam Botol Vn,Gr,Sa,NB,MSG,P,Sk
46 Santan Kara Bumbu Pelengkap MSG,Sk,P,NB,TBHQ
dalam Kemasan
Plastik
47 Cip Corned Makanan Kaleng Nn,Po,N,Bd,Pn,Dg,MSG,Sc,Dim,Sn
Beef
48 Cip Soppini Makanan Kaleng TBHQ,Sn,Po,MSG,Bd,Pt,NB
49 Corned ABC Makanan Kaleng MNG,Nn,Bd,Pn,Sn
50 Sosis Champ Makanan dalam Bd,Nn,TBHQ,Po,Pt
Kemasan Plastik
51 Sosis Farm Makanan dalam TBHQ,Sn,Po,MSG,Bd,Pt,NB
House Kemasan Plastik
52 Sosis Vida Makanan dalam NB,TBHQ,Po,Sn,Bd
Kemasan Plastik
53 Sosis Bernardi Makanan dalam NB,Bd,Po,Pt
Kemasan Plastik
54 Bakso Vida Makanan dalam NB,MSG,Po,TBHQ,B
Kemasan Plastik
55 Bakso Bernardi Makanan dalam TBHQ,B,MSG,Po,Sn,NB
Kemasan Plastik
56 Qeju-Qeju Makanan Pelengkap KB,CaB,NB,N,Nn,Re,Pt,SB,An
dalam Kemasan
Kertas
57 Kraft Singles Makanan Pelengkap KB,NB,Kn,Nn,Re,Pt,SB,An,G
dalam Kemasan
Kertas
58 Blue Band Makanan Pelengkap Krt,Ks,Ss,NB,CaB,KB
dalam Kemasan
Plastik
59 Palm Boom Makanan Pelengkap NB,CaB,KB,Kst
dalam Kemasan
Plastik
60 Simas Margarin Makanan Pelengkap Krt,KB,NB,CaB,Ss,Ks
dalam Kemasan
Plastik
61 Chox Permen Ga,F,Sl,pewarna,Sk,P
62 Golia Permen Sg,Gl,M,Al,El,Pp,pewarna
63 Fruitella Permen AS,Ga,Gs,A,pewarna
64 Trebor Permen Am,AS,Ml,Em,pewarna
65 Big Babol Permen Gb,Gl,Sr,AS,pewarna
66 Gulas Permen pewarna,At,AS
67 Travella Permen Hm,M,CA,pewarna
68 Relaxa Permen pewarna,M,Hm
69 Station Rasa Permen AS,A,pewarna
70 Tango Permen CA,A,pewarna
71 Manise Permen AS,A,pewarna,Sk,P,Sl
72 Tamarin Permen At,AS,Sk
73 Plonk Permen Sg,Gl,M,Al,Pp
74 Kopiko Permen Ga,F,Sl,pewarna,Sk,P
75 Hexos Permen Gl,M,Al,El,Pp
76 Sugus Permen AS,Ga,Gs,F,pewarna
77 Collins Permen P,F,AS,Am,Gl
78 Boom Permen M,CA,AS,Hm,Gl
79 Pindy Mint Permen M,Hm,F,AS,pewarna
80 Hulabaloo Biskuit Ab,R,Pn,Sn,NB
81 Tops Biskuit Sl,Ab,NB
82 Gery Biskuit S,Pn.Sn,NB
83 Nyam-nyam Biskuit Ab,Em,NB,Ft
84 Twister Biskuit Ab,D,NB,Ft
85 Bricko Biskuit D,SB,NB,Sl,Ab
86 Selamat Biskuit V,Sl,Ab
87 Good Time Biskuit Ab,NB,V,Sl
88 Micmac Biskuit Ab,F,pewarna,NB,SB
89 Trenz Biskuit Ab,pewarna,V,Sl,MSG
90 Dueto Biskuit Ab,NB,SB
91 Snips Snaps Biskuit Ab,Sl,S,Pp,SB,NB
92 Trakinas Biskuit Ab,NB,pewarna,F,Sl
93 Oops Biskuit pewarna,Hp,NB,MSG
94 Oreo Biskuit Ab,NaB,NB
95 Ritz Biskuit Am,Pr,MNG,Kf
96 Tropicool Jelly NB,AS,Kr,Pc,pewarna
97 Okky Jelly I,Ks,Pe,pewarna
98 Inaco Jelly NB,AS,I,Pc,pewarna
99 Mariza Selai AS,Ks,pewarna
10 Welco Selai AS,pewarna,NB,Ks,P
0
10 Harry Selai pewarna,NB,AS,Ks,Pt
1
10 Pido Selai NB,AS,Ks,P,pewarna
2
10 Iduna Selai NB,Ks,AS,P,pewarna,Pt,I
3
10 Fresh Pemanis dalam botol NB,P,pewarna,CaB,KB,Bd,P,Pe
4
10 Marjan Pemanis dalam botol pewarna,NB,KB,Pe
5
10 Abc Pemanis dalam botol pewarna,Pe,P,Cab,Nb
6
10 Coffe Mocca Pemanis dalam botol Pe,NB,KB,P,pewarna
7
10 Leo Pemanis dalam botol P,Pe,pewarna,CaB,NB
8
10 Pocarri Sweat Minuman dalam AS,Ns,NaCl,CaCl,Kal,Mg,Prs
9 kaleng
11 Fanta Minuman dalam Mg,Prs,pewarna,KB,CaB,NB,Bd
0 kaleng
11 Green Sand Minuman dalam Prs,CaB,KB,Bd,Mg
1 kaleng
11 Sprite Minuman dalam Prs,Mg,AS,Kal,NB
2 kaleng
11 Coca-cola Minuman dalam KB,NB,Mg,Kal,AS
3 kaleng
11 Diet Coke Minuman dalam AS,NB,Mg,Kal
4 kaleng
11 Pepsi Minuman dalam AS,NB,Mg,Kal,Prs
5 kaleng
11 Calpico Water Minuman dalam AS,Ns,NaCl,Kal,Mg,Prs
6 kaleng
11 Sunkist Minuman dalam pewarna,Prs,NB,Kal
7 kaleng
11 Fruit Tea Minuman dalam Ps,TBHQ,Prs,F,pewarna,NB
8 kaleng
11 Ribena Minuman dalam Ps,Prs,pewarna,NB,AS
9 kaleng
12 Go-go Minuman dalam Prs,pewarna,NB,AS
0 kaleng
http://mahardika014.tripod.com/id3.html
B. Zat Aditif dalam Bahan Makanan
Setiap hari kita memerlukan makanan untuk mendapatkan energi (karbohidrat dan lemak) dan untuk
pertumbuhan sel-sel baru, menggantikan sel-sel yang rusak (protein). Selain itu, kita juga memerlukan
makanan sebagai sumber zat penunjang dan pengatur proses dalam tubuh, yaitu vitamin, mineral, dan air.
Sehat tidaknya suatu makanan tidak bergantung pada ukuran, bentuk, warna, kelezatan, aroma, atau
kesegarannya, tetapi bergantung pada kandungan zat yang diperlukan oleh tubuh. Suatu makanan
dikatakan sehat apabila mengandung satu macam atau lebih zat yang diperlukan oleh tubuh. Setiap hari,
kita perlu mengonsumsi makanan yang beragam agar semua jenis zat yang diperlukan oleh tubuh
terpenuhi. Hal ini dikarenakan belum tentu satu jenis makanan mengandung semua jenis zat yang
diperlukan oleh tubuh setiap hari. Supaya orang tertarik untuk memakan suatu makanan, seringkali kita
perlu menambahkan bahan-bahan tambahan ke dalam makanan yang kita olah. Bisa kita perkirakan
bahwa seseorang tentu tidak akan punya selera untuk memakan sayur sop yang tidak digarami atau bubur
kacang hijau yang tidak memakai gula. Dalam hal ini, garam dan gula termasuk bahan tambahan.
Keduanya termasuk jenis zat aditif makanan. Zat aditif bukan hanya garam dan gula saja, tetapi masih
banyak bahan-bahan kimia lain. Zat aditif makanan ditambahkan dan dicampurkan pada waktu
pengolahan makanan untuk memperbaiki tampilan makanan, meningkatkan cita rasa, memperkaya
kandungan gizi, menjaga makanan agar tidak cepat busuk, dan lain sebagainya (perhatikan Gambar 8.7).
Bahan yang tergolong ke dalam zat aditif makanan harus dapat: 1. memperbaiki kualitas atau gizi
makanan; 2. membuat makanan tampak lebih menarik; 3. meningkatkan cita rasa makanan; dan 4.
membuat makanan menjadi lebih tahan lama atau tidak cepat basi dan busuk. Zat-zat aditif tidak hanya
zat-zat yang secara sengaja ditambahkan pada saat proses pengolahan makanan berlangsung, tetapi juga
termasuk zat-zat yang masuk tanpa sengaja dan bercampur dengan makanan. Masuknya zat-zat aditif ini
mungkin terjadi saat pengolahan, pengemasan, atau sudah terbawa oleh bahan-bahan kimia yang dipakai.
Zat aditif makanan dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu: 1. zat aditif yang berasal dari
sumber alami, seperti lesitin dan asam sitrat; 2 zat aditif sintetik dari bahan kimia yang memiliki sifat
serupa dengan bahan alami yang sejenis, baik susunan kimia maupun sifat/fungsinya, seperti amil asetat
dan asam askorbat. Berdasarkan fungsinya, baik alami maupun sintetik, zat aditif dapat dikelompokkan
sebagai zat pewarna, pemanis, pengawet, penyedap rasa, pemutih, anti kempal, anti oksidan, pengatur
keasaman, pengemulsi, pemantap dan pengental. Zat aditif dalam produk makanan biasanya dicantumkan
pada kemasannya,
1. Zat Pewarna
Pemberian warna pada makanan umumnya bertujuan agar makanan terlihat lebih segar dan menarik
sehingga menimbulkan selera orang untuk memakannya. Zat pewarna yang biasa digunakan sebagai zat
aditif pada makanan adalah:
zat warna yang berasal dari pigmen tumbuhan yang banyak terdapat pada klorofil (terdapat pada daun-
daun yang berwarna hijau), karotenoid (terdapat pada wortel dan sayuran lain yang berwarna oranye-
merah) dan kokineal. Zat pewarna alami yang biasa digunakan antara lain daun pandan (hijau), kunyit
(kuning), buah coklat (coklat), wortel (orange). Karena jumlah pilihan warna dari zat pewarna alami
terbatas maka dilakukan upaya menyintesis zat pewarna yang cocok untuk makanan dari bahan-bahan
kimia.
b. Zat pewarna sintetik, dibuat dari bahan-bahan kimia. Dibandingkan dengan pewarna alami, pewarna
sintetik memiliki beberapa kelebihan, yaitu memiliki pilihan warna yang lebih banyak, mudah disimpan,
dan lebih tahan lama. Pewarna buatan untuk makanan diperoleh melalui proses sintesis kimia buatan
yang mengandalkan bahan-bahan kimia, atau dari bahan yang mengandung pewarna alami melalui
ekstraksi secara kimiawi. Beberapa contoh pewarna buatan yaitu:
Kelebihan pewarna buatan dibanding pewarna alami adalah dapat menghasilkan warna yang lebih kuat
dan stabil meski jumlah pewarna yang digunakan hanya sedikit. Warna yang dihasilkan dari pewarna
buatan akan tetap cerah meskipun sudah mengalami proses pengolahan dan pemanasan, sedangkan
pewarna alami mudah mengalami degradasi atau pemudaran pada saat diolah dan disimpan.
Beberapa zat pewarna sintetik bisa saja memberikan warna yang sama, namun belum tentu semua zat
pewarna tersebut cocok dipakai sebagai zat aditif pada makanan dan minuman. Perlu diketahui bahwa zat
pewarna sintetik yang bukan untuk makanan dan minuman (pewarna tekstil) dapat membahayakan
kesehatan apabila masuk ke dalam tubuh karena bersifat karsinogen (penyebab penyakit kanker). Oleh
karena itu, kamu harus berhati-hati ketika membeli makanan atau minuman yang memakai zat warna.
Kamu harus yakin dahulu bahwa zat pewarna yang dipakai sebagai zat aditif pada makanan atau
minuman tersebut adalah memang benar-benar pewarna makanan dan minuman.
Berdasarkan sifat kelarutannya, zat pewarna makanan dikelompokkan menjadi dye dan lake. Dye
merupakan zat bewarna makanan yang umumnya bersifat larut dalam air. Dye biasanya dijual di pasaran
dalam bentuk serbuk, butiran, pasta atau cairan. Lake merupakan gabungan antara zat warna dye dan
basa yang dilapisi oleh suatu zat tertentu. Karena sifatnya yang tidak larut dalam air maka zat warna
kelompok ini cocok untuk mewarnai produkproduk yang tidak boleh terkena air atau produk yang
mengandung lemak dan minyak.
2. Zat Pemanis
Zat pemanis berfungsi untuk menambah rasa manis pada makanan dan minuman. Zat pemanis dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
Pemanis ini dapat diperoleh dari tumbuhan, seperti kelapa, tebu, dan aren. Selain itu, zat pemanis alami
dapat pula diperoleh dari buahbuahan dan madu. Zat pemanis alami berfungsi juga sebagai sumber
energi. Jika kita mengonsumsi pemanis alami secara berlebihan, kita akan mengalami risiko kegemukan.
Orang-orang yang sudah gemuk badannya sebaiknya menghindari makanan atau minuman yang
mengandung pemanis alami terlalu tinggi.
Pemanis buatan tidak dapat dicerna oleh tubuh manusia sehingga tidak berfungsi sebagai sumber energi.
Oleh karena itu, orangorang yang memiliki penyakit kencing manis (diabetes melitus) biasanya
mengonsumsi pemanis sintetik sebagai pengganti pemanis alami. Contoh pemanis sintetik, yaitu sakarin,
natrium siklamat, magnesium siklamat, kalsium siklamat, aspartam (lihat Gambar 8.12), dan dulsin.
Pemanis buatan memiliki tingkat kemanisan
yang lebih tinggi dibandingkan pemanis alami. Garam-garam siklamat memiliki kemanisan 30 kali lebih
tinggi dibandingkan kemanisan sukrosa. Namun, kemanisan garam natrium dan kalsium dari sakarin
memiliki kemanisan 800 kali dibandingkan dengan kemanisan sukrosa 10%. Walaupun pemanis buatan
memiliki kelebihan dibandingkan pemanis alami, kita perlu menghindari konsumsi yang berlebihan
karena dapat memberikan efek samping bagi kesehatan. Misalnya, penggunaan sakarin yang berlebihan
selain akan menyebabkan rasa makanan terasa pahit juga merangsang terjadinya tumor pada bagian
kandung kemih. Contoh lain, garam-garam siklamat pada proses metabolisme dalam tubuh dapat
menghasilkan senyawa sikloheksamina yang bersifat karsinogenik (senyawa yang dapat menimbulkan
penyakit kanker). Garam siklamat juga dapat memberikan efek samping berupa gangguan pada sistem
pencernaan terutama pada pembentukan zat dalam sel.
3. Zat Pengawet
Ada sejumlah cara menjaga agar makanan dan minuman tetap layak untuk dimakan atau diminum
walaupun sudah tersimpan lama. Salah satu upaya tersebut adalah dengan cara menambahkan zat aditif
kelompok pengawet (zat pengawet) ke dalam makanan dan minuman. Zat pengawet adalah zat-zat yang
sengaja ditambahkan pada bahan makanan dan minuman agar makanan dan minuman tersebut tetap
segar, bau dan rasanya tidak berubah, atau melindungi makanan dari kerusakan akibat membusuk atau
terkena bakteri/jamur. Karena penambahan zat aditif, berbagai makanan dan minuman masih dapat
dikonsumsi sampai jangka waktu tertentu, mungkin seminggu, sebulan, setahun, atau bahkan beberapa
tahun. Dalam makanan atau minuman yang dikemas dan dijual di toko-toko atau supermarket biasanya
tercantum tanggal kadaluarsanya, tanggal yang menunjukkan sampai kapan makanan atau minuman
tersebut masih dapat dikonsumsi tanpa membahayakan kesehatan, seperti ditunjukkan pada Gambar 8.13.
Seperti halnya zat pewarna dan pemanis, zat pengawet dapat dikelompokkan menjadi zat pengawet alami
dan zat pengawet buatan.
a. Zat pengawet alami berasal dari alam, contohnya gula (sukrosa) yang dapat dipakai untuk
mengawetkan buah-buahan (manisan) dan garam dapur yang dapat digunakan untuk mengawetkan ikan.
b. Zat pengawet sintetik atau buatan merupakan hasil sintesis dari bahan-bahan kimia. Contohnya, asam
cuka dapat dipakai sebagai pengawet acar dan natrium propionat atau kalsium propionat dipakai untuk
mengawetkan roti dan kue kering. Garam natrium benzoat, asam sitrat, dan asam tartrat juga biasa
dipakai untuk mengawetkan makanan. Selain zat-zat tersebut, ada juga zat pengawet lain, yaitu natrium
nitrat atau sendawa (NaNO3) yang berfungsi untuk menjaga agar tampilan daging tetap merah. Asam
fosfat yang biasa ditambahkan pada beberapa minuman penyegar juga termasuk zat pengawet. Selain
pengawet yang aman untuk dikonsumsi, juga terdapat pengawet yang tidak boleh dipergunakan untuk
mengawetkan makanan. Zat pengawet yang dimaksud, di antaranya formalin yang biasa dipakai untuk
mengawetkan benda-benda, seperti mayat atau binatang yang sudah mati. Pemakaian pengawet formalin
untuk mengawetkan makanan, seperti bakso, ikan asin, tahu, dan makanan jenis lainnya dapat
menimbulkan risiko kesehatan. Selain formalin, ada juga pengawet yang tidak boleh dipergunakan untuk
mengawetkan makanan. Pengawet yang dimaksud adalah pengawet boraks. Pengawet ini bersifat
desinfektan atau efektif dalam menghambat pertumbuhan mikroba penyebab membusuknya makanan
serta dapat memperbaiki tekstur makanan sehingga lebih kenyal. Boraks hanya boleh dipergunakan untuk
industri nonpangan, seperti dalam pembuatan gelas, industri kertas, pengawet kayu, dan keramik. Jika
boraks termakan dalam kadar tertentu, dapat menimbulkan sejumlah efek samping bagi kesehatan, di
antaranya: a. gangguan pada sistem saraf, ginjal, hati, dan kulit; b. gejala pendarahan di lambung dan
gangguan stimulasi saraf pusat; c. terjadinya komplikasi pada otak dan hati; dan d. menyebabkan
kematian jika ginjal mengandung boraks sebanyak 3–6 gram.
Walaupun tersedia zat pengawet sintetik yang digunakan sebagai zat aditif makanan, di negara maju
banyak orang enggan mengonsumsi makanan yang memakai pengawet sintetik. Hal ini telah mendorong
perkembangan ilmu dan teknologi pengawetan makanan dan minuman tanpa penambahan zat-zat kimia,
misalnya dengan menggunakan sinar ultra violet (UV), ozon, atau pemanasan pada suhu yang sangat
tinggi dalam waktu singkat sehingga makanan dapat disterilkan tanpa merusak kualitas makanan.
Zat ini ditambahkan dengan tujuan mengawetkan makanan/minuman sehingga tahan lama dan tidak
mudah rusak/busuk. Penggunaan zat ini harus tidak mempengaruhi kesehatan tubuh dalam jumlah yang
tidak berlebih. Ada salah satu jenis zat pengawet yang berbahaya bagi tubuh meskipun sedikit
penggunaannya. Zat itu adalah ‘boraks’ yang biasa dijual dengan nama ‘anti buluk’ yang ditambahkan
pada berbagai makanan terutama makanan berterigu, juga formalin yang aslinya merupakan pengawet
yang digunakan untuk mengawetkan mayat.. Boraks dan formalin sudah dinyatakan terlarang untuk
dimakan sekalipun dalam jumlah yang sedikit, tapi di Indonesia zat ini masih sering digunakan.
Pengawet lainnya yang biasa dipakai antara lain ;asam benzoat, asam sorbat, natrium dan kaliumnya,
belerang diaksoda, metil atau propel p-hidroksi benzoate, natrium bisulfit (biasanya ditambahkan pada
sirup, saus tomat, terasi, minuman ringan, ikan yang diawetkan, sosis, margarine, manisan, kecap), asam
propionat, natrium dan kaliumnya, kalium nitrat dan nitrit, natrium nitrat dan nitrit yang biasa digunakan
pada daging, keju, roti dan ikan asap.
Di Indonesia terdapat begitu banyak ragam rempah-rempah yang dipakai untuk meningkatkan cita rasa
makanan, seperti cengkeh, pala, merica, ketumbar, cabai, laos, kunyit, bawang, dan masih banyak lagi
yang lain. Selain zat penyedap cita rasa yang berasal dari alam, ada pula yang berasal dari hasil sintesis
bahan kimia. Berikut ini beberapa contoh zat penyedap cita rasa hasil sintesis:
a. oktil asetat, makanan akan terasa dan beraroma seperti buah jeruk jika dicampur dengan zat penyedap
ini;
b. etil butirat, akan memberikan rasa dan aroma seperti buah nanas pada makanan;
c. amil asetat, akan memberikan rasa dan aroma seperti buah pisang;
d. amil valerat, jika makanan diberi zat penyedap ini maka akan terasa dan beraroma seperti buah apel.
5. Zat Pemutih
Zat aditif ini dipakai untuk memutihkan warna bahan makanan, misalnya ammonium pesulfat, asam
askorbat dan kalium bromat yang biasa dipakai pada tepung, kalium peroksida dan natrium stearil
fumarat yang biasa ditambahkan pada roti, adonan biscuit, adonan kue, tepung roti.
Zat aditif ini ditambahkan pada makanan yang berbentuk bubuk dengan tujuan agar tidak mengempal
atau menggumpal. Contohnya adalah kalsium, aluminium natrium, dan kalsium aluminium silikat yang
biasa ditambahkan pada garam meja, gula bubuk, soda kue dan makanan lain yang berbentuk bubuk.
7. Zat Antioksidan
Zat antioksidan ditambahkan pada makanan dengan tujuan untuk mencegah ketengikan. Zat itu antara
lain Butil hidroksi anisol (BHA), butil hidroksi toluena (BHT), asam askorbat dan tokoferol.
Zat ini berfungsi untuk menjadikan makanan lebih asam, lebih basa atau untuk menetralkan makanan,
biasa digunakan pada minuman, buah maupun sayuran kalengan. Zat ini antara lain aluminium
amonium/kalium/natrium sulfat, asam laktat
Zat ini ditambahkan pada makanan untuk memperbaiki kehomogenan dan stabilitas. Contoh :
monogliserida, digliserida, lesitin, gelatin, garam fosfat, kalsium glukonat, kalsium sitrat, agar-agar, asam
alginat dan gom. Di Indonesia sering digunakan borax dan bleng (jawa) yang berbahaya bagi kesehatan.
Berikut beberapa masalah perut yang disebabkan oleh gorengan, sebagaimana dilansir Boldsky.
- Nyeri dada
Nyeri dada atau heartburn merupakan sensasi terbakar pada dada yang sering menjadi parah pada saat
mengambil posisi berbaring atau membungkuk.
Heartburn disebabkan oleh bergeraknya asam lambung ke dalam esofagus (saluran makanan yang
mengalirkan makanan dari mulut ke lambung). Cara terbaik menghindari masalah tersebut dengan
mengurangi asupan gorengan dan ganti dengan masakan yang dikukus atau direbus.
Gastroenteritis
Peradangan pada lapisan lambung akibat terlalu banyak mengonsumsi makanan berminyak dapat
memicu gastroenteritis. Pasalnya, perut terisi gas ketika Anda mengonsumsi makanan yang digoreng
terlalu banyak dan Anda cenderung merasa kenyang.
Anda tidak bisa selalu mencegah masalah ini, tetapi dapat mengurangi kemungkinan dengan
menghindari junk food. Gastroenteritis merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan adanya muntah
dan diare. Gejala umum lainnya pada gangguan ini meliputi gangguan pencernaan, muntah, mual,
penurunan berat badan, kembung, kehilangan nafsu makan, dan bersendawa.
Tukak lambung (ulcer)
Tukak lambung merupakan luka yang terjadi di sekitar bagian dalam lambung atau usus yang
menyebabkan rasa nyeri pada sistem pencernaan.
Penyakit ini disebabkan bakteri yang disebut Pylori. Gorengan menyebabkan keasaman dan ulkus di
perut Anda. Jadi, menghindari konsumsi junk food dapat mengurangi masalah perut.
Gangguan pencernaan
Merasa tidak nyaman di perut merupakan gejala dari
adanya gangguan di pencernaan. Walaupun gangguan perut ini bukan masalah kesehatan yang sangat
serius, tetapi sangat umum dialami banyak orang.
Gangguan pencernaan terjadi karena makanan berlemak yang sangat asam dan berat pada perut. Jika
Anda mengunyah makanan dengan baik, maka menjadi mudah dicerna dan dapat mengurangi masalah
perut Anda.