Sholat jenazah adalah sholat yang hukumnya adalah fardhu kifayah dan merupakan sholat
yang dilakukan dengan 4 kali takbir. Fardhu kifayah sendiri artinya wajib dan ditujukan oleh
orang banyak namun jika sebagian orang muslim sudah melakukannya maka kewajiban
tersebut telah gugur bagi muslim yang lainnya. Namun jika seluruh kaum muslimin
meninggalkan sholat jenazah maka kaum muslimin tersebut berdosa.
HR. Ibnu Majah : Bunyi dari HR. Ibnu Majah adalah “Shalatkanlah mayat-mayatmu!”.
HR. Tsauban : “Barang siapa menyalati jenazah, maka ia mendapatkan satu qirath. Jika
ia menghadiri penguburannya, maka ia mendapatkan dua qirath. Satu qirath sama dengan
gunung Uhud.”
HR. Abu Hurairah : Bunyi dari hadist ini adalah sebagai berikut ini :
َ ِم ْث ُل:ال
الجبَلَي ِْن ال َع ِظ ْي َمي ِْن َ َان؟ ق ِ َ َو َم ْن َش ِه َد َحتَّى تُ ْدفَنَ فَلَهُ قِي َْراط،ٌ فَلَهُ قِي َْراط، ُصلِّ َي َعلَ ْيهَا
ِ َ َو َما القِي َْراط: قِي َْل،ان َ الجنَازَ ةَ َحتَّى ي
َ َم ْن َش ِه َد
Artinya:
Tata cara holat jenazah dibedakan antara jenazah laki-laki dan jenazah perempuan.
Yang harus diperhatikan di sini adalah sholat jenazah berbeda dengan sholat fardhu.
Perbedaan itu diantaranya adalah sholat jenazah tidak menggunakan adzan maupun
iqamah, tidak menggunakan ruku, tidak menggunakan sujud, tidak menggunakan I’tidal
dan tidak menggunakan tahiyat.
Shlat jenazah terdiri dari 4 takbir, oleh sebab itu jika dia tidak paham tentang tata cara
sholat jenazah pada takbir kedua ada orang yang langsung ruku’, takbir ketiga i’tidal
dan takbir yang keempat melakukan sujud. Yang benar adalah 4 takbir tersebut adalah
takbiratul ikhram semua sehingga 4 takbir tetap dilakukan dalam posisi berdiri dan
membaca bacaan yang telah ditentukan.
Berikut ini adalah tata cara sholat jenazah yang harus diketahui :
1. Niat
Hal pertama yang dilakukan adalah niat. Niat sangatlah penting sebab dari niat lah
Allah tahu apa yang mau kita lakukan. Dari niat pulalah Allah tahu ketulusan dan tekat
hamba NYA dalam melakukan hal tersebut. Yang berbeda adalah niat untuk sholat
jenazah laki-laki dan shalat jenazah perempuan.
Niat juga merupakan syarat syahnya sholat sehingga setiap amalan yang akan
dilakukan harus diawali dengan niat. Berikut ini adalah niat sholat jenazah yang harus
diketahui :
Niat menjadi makmum jenazah laki-laki
Bunyi niat menjadi makmum dari jenazah laki-laki adalah :
ض ْال ِكفَايَ ِة َمأْ ُموْ ًما ِهللِ تَ َعالَى ٍ ت اَرْ بَ َع تَ ْكبِ َرا
َ ْت فَر ْ صلِّى َعلَى هَ َذ
ِ ِّاال َمي َ ُا
Artinya: saya niat shalat atas mayit ini empat kali takbir fardhu kifayah karena
menjadi makmum karena Allah Ta’ala.
ض ْال ِكفَايَ ِة َمأْ ُموْ ًما ِهللِ تَ َعالَى ٍ صلِّى َعلَى هَ ِذ ِه ْال َميِّتَ ِة اَرْ بَ َع تَ ْكبِ َرا
َ ْت فَر َ ُا
Artinya: Saya niat shalat di atas mayit perempuan ini empat kali takbir fardhu
kifayah karena menjadi makmum karena Allah ta’ala.
Untuk menjadi imam, kita juga harus mengucapkan niat. Ketika menjadi imam,
lafadz pada bacaan ma’muuman diubah menjadi lafadz imaa’man. Berikut ini
adalah niat yang harus dibaca ketika menjadi imam bagi jenazah :
Bunyi dari ayat tersebut adalah “usholli ‘alaa haadzalmayyiti arba’a takbiraatin
fardhol kifaayati imaaman lillaahi ta’aala.”
Artinya: saya niat shalat atas mayit ini empat kali takbir fardhu kifayah menjadi imam
karena Allah ta’ala. Lafadz niat itu berlaku bagi jenazah perempuan maupun
jenazah laki-laki.
2. Takbir Pertama
Setelah membaca niat, kita akan melakukan takbir yang pertama. Takbir yang pertama
tersebut kita dianjurkan untuk membaca surat Al-fatihah.
3. Takbir Kedua
Takbir kedua masih dilakukan dalam posisi berdiri, jangan melakukan sujud sebab
dalam shalat jenazah tidak ada sujud. Pada saat takbir yang kedua ini kita diwajibkan
untuk membaca shalawat Nabi Muhammad SAW. Bunyi shalawat yang lengkap adalah
berikut ini:
Bunyi shalawat di atas adalah “Allahumma shalli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa ali
muhammad. kamaa shallaita ‘alaa ibraahiim, wa ‘alaa ali ibraahiim. wabaarik ‘alaa
muhammad, wa ‘alaa ali muhammad. kamaa baarakta ‘alaa ibraahiim, wa ‘alaa ali
ibraahiim. Fil ‘alaamiina innaka hamiidummajiid”.
Artinya:
“Ya Allah limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad SAW, beserta dengan
keluarganya. Sebagaimana telah Engkau beri rahmat kepada Nabi Ibrahim AS dan
keluarganya. Dan limpahkanlah berkat atas Nabi Muhammad SAW beserta dengan
keluarganya. Sebagaimana Engkau memberi berkat atas Nabi Ibrahim AS dan
keluarganya. Di seluruh alam semesta, Engkaulah yang Maha Terpuji dan Maha Mulia.
4. Takbir Ketiga
Takbir ketiga adalah membaca doa khusus jenazah. Pembacaan doa tersebut berbeda
tergantung dengan jenazahnya. Berikut ini adalah doa yang diucapkan berdasarkan
dengan jenazahnya :
Jenazah perempuan
Untuk jenazah perempuan bacaan doa yang harus dilafadzkan menggunakan lafadz
(haa). Berikut ini adalah bacaan doa lengkapnya :
Artinya: “Ya Allah, ampunilah dia, berilah rahmat dan sejahtera dan maafkanlah dia .”
Jenazah laki-laki
Jenazah anak-anak
5. Takbir Keempat
Takbir keempat kita akan membaca doa khusus. Berikut ini adlaah bacaan yang harus
dibaca ketika takbir yang keempat :
ُاَللَّهُ َّم الَ تَحْ ِر ْمنا َ أَجْ َرهُ َوالَ تَ ْفتِنَا بَ ْع َدهُ َوا ْغفِرْ لَنا َ َولَه
Bunyi dari bacaan tersebut adalah “Allahumma laa tahrimnaa ajrahu wa laa taftinnaa
ba’dahu waghfir lanaa wa lahu.”
Artinya:
“Ya Allah, janganlah kiranya pahalanya tidak sampai kepada kami ( janganlah Engkau
meluputkan kami akan pahalanya), dan janganlah Engkau memberi kami fitnah
sepeninggalnya, dan ampunilah kami dan dia.”
6. Salam
Tata cara yang terakhir adalah salam. Bacaan salam adalah :
Arti dari bacaan salam adalah “keselamatan dan rahmat Allah semoga tetap pada
kamu sekalian.”
Sholat jenazah memiliki syarat syahnya sholat, sehingga jika salah satu syarat tidak
terpenuhi maka sholat terssebut tidak syah atau tidak diterima. Syarat syahnya sholat
jenazah sama dengan sholat fardhu biasa. Berikut ini adalah syarat syahnya sholat
jenazah :
Menutup Aurat
Aurat laki-laki dan wanita berbeda. Aurat wanita adalah semua tubuh kecuali tangan
dan muka sehingga saat sholat bagian muka dan tangan saja lah yang tidak ditutupi.
Sedangkan untuk aurat laki-laki adalah bagian di bawah pusar sampai dengan atas
lutut. Jika tidak menutup aurat maka sholat tersebut tidak syah dan tidak dapat diterima
oleh Allah SWT.
Yang harus diperhatikan di sini adalah bagi wanita tidak boleh ada sehelai rambut yang
kelihatan sebab jika ada sehelai rambut yang kelihatan sholat tidak akan syah. Selain
itu ketika sujud, bagian mukena tidak boleh menutupi muka sehingga muka bisa
menyentuh lantai atau menyentuh sajadah.
Suci
Syarat syahnya sholat jenazah yang kedua adalah suci. Suci di sini adalah bebas dari
hadast kecil dan bebas dari hadast besar. Kadang banyak umat muslim yang tidak bisa
membedakan apa itu hadast dan apa itu najis. Najis adalah kotoran yang menghalangi
syahnya sholat dan menempel pada pakaian ataupun tempat sholat.
Hadast adalah sesuatu yang menghalangi syahnya sholat dan menempel atau berasal
dari badan manusia. Untuk bisa suci dari hadast kecil umat muslim harus melakukan
wudhu sedangkan untuk bisa suci dari hadast besar kita harus melakukan mandi besar.
Suci Dari Najis
Syarat syahnya sholat jenazah yang lainnya adalah suci dari najis. Baik itu najis yang
menempel pada pakaian maupun tempat sholat. Oleh sebab itu setiap muslim yang
ingin melaksanakan sholat sebaiknya memperhatikan pakaiannya dan juga tempat
sholat yang akan digunakan. Apakah di pakaiannya atau di tempat sholat yang akan
digunakan terdapat najis.
Menghadap Kiblat
Sholat jenazah juga seharusnya menghadap kiblat. Sholat tidak boleh dilakukan
dengan menghadap ke selain kiblat.
Syarat syahnya shalat jenazah adalah jenazah harus sudah disucikan atau dimandikan.
Jika jenazah belum dimandikan maka sholat jenazah belum bisa dimulai. Barulah ketika
sudah dimandikan serta sudah dikafani maka jenazah siap untuk dishalatkan.
Jenazah yang akan disholatkan sebaiknya dihadapkan kiblat atau diletakkan di depan
orang yang mensholatinya. Untuk sholat gaib, jenazah tidak perlu diletakkan di depan
orang yang mensholatinya.
Sunnat shalat jenazah adalah jika dilakukan bisa menambah pahala bagi orang yang
melaksanakan sunnat shalat tersebut. Berikut ini adalah sunnat sholat jenazah yang
harus diperhatikan bagi umat muslim yang harus diketahui :
2. Suara Di Rendahkan
Dalam melakukan sholat jenazah baik suara makmum maupun suara imam sebaiknya
dilirihkan. Oleh sebab itu tidak ada imam yang membaca tiap-tiap bacaan takbir dengan
suara keras atau jar.
3. Membaca Ta’Awuz
Membaca ta’awuz juga menjadi sunah bagi sholat jenazah.
4. Banyak Makmum
Sholat jenazah akan banyak pahalanya jika banyak makmum atau banyak orang yang
melakukannya.
5. Banyak Shaf
Ketika ada orang muslim yang meninggal kemudian dishalatkan oleh orang muslim
lainnya banyaknya shaf untuk menyalatkan jenazah tersebut adalah 3 shaf.
Ketika salam diucapkan, makmum tidak lantas pergi begitu saja. Namun ada amalan
berupa doa setelah shalat jenazah yang harus dibaca oleh makmum. Berikut ini adalah
doa setelah shalat jenazah selesai dilalukan :
َ اَللّهُ َّم ا ْغفِرْ لِ َحيِّنَا َو َميِّتِنَا َو َشا ِه ِدنَا َوغَائِبِنَا َو َذ َك ِرنَا َواُ ْنثَانَا َو
ص ِغيرنَا َو َكبِيرنَا
َّاح ِة َو ْال َم ْغفِ َر ِة ِ ْان َو ُخصَّ ه َذا ْال َميَّتَ بِالرَّو
َ ح َوالر ِ اَللَّهُ َّم َم ْن اَحْ يَ ْيتَهُ ِمنَّا فَاَحْ ي ِه َعلَى ْا ِال ْسالَ ِم َو َم ْن ت ََوفَّ ْيتَهُ ِمنَّا فَتَ َوفَّهُ َعلَى ْاالي َم
َوالرِّ ضْ َوا ِن
Selain itu yang harus diperhatikan adalah posisi imam tersebut. Alasannya adalah
posisi jenazah perempuan dengan jenazah laki-laki berbeda. Berikut ini adalah posisi
imam yang benar ketika menyalatkan jenazah :
Jenazah laki-laki ; Jika jenazahnya adalah laki-laki maka posisi imam adalah
berdiri tepat di bagian belakang kepalanya si jenazah. Lalu kita bisa meletakkan kepala
jenazah di sebelah kiri imam.
Yang menjadi pertanyaan saat ini adalah siapakan yang berhak menjadi iman?, apakah
semua bisa menjadi imam shalat jenazah?. Ternyata tidak semua yang hadir dalam
shalat jenazah bisa menjadi imam, namun hanya orang tertentu saja yang bisa menjadi
imam shalat orang tersebut adalah berikut ini :
1. Ayah jenazah.
2. Kakek, ayah dari ayahnya jenazah.
3. Anak laki-laki jenazah.
4. Cucu laki-laki dari anak laki-laki jenazah.
5. Saudara kandung laki-laki jenazah.
6. Saudara laki-laki yang seayah dengan jenazah.
7. Keponakan berjenis kelamin laki-laki dari saudara laki-laki sekandung jenazah.
8. Paman saudara yang sekandung dari ayah jenazah.
9. Paman saudara yang seayah dengan jenazah.
10. Keponakan berjenis kelamin laki-laki yang masih saudara dan sekandung
dengan jenazah.
11. Sepupu atau anak dari paman yang masih saudara kandung dengan jenazah.
12. Sepupu yang merupakan anak dari paman yang seayah dengan jenazah.
13. Tuan yang pernah memberikan kemerdekaan bagi si jenazah.
14. Sultan maupun presiden.
15. Kerabat berjenis kelamin laki-laki dan bukan menjadi ahli waris. Yang seperti ini
didahulukan yang hubungan kekerabatannya lebih dekat dengan jenazah misalnya
kakak ayah dari jenazah. Setelah itu cucu laki-laki dari anak perempuan jenazah.
16. Suami jenazah.
17. Selain saudara dan kerabat jenazah. Sehingga jika orang lain ingin menjadi
imam namun masih ada sanak atau saudara yang belum menjadi imam sebaiknya
didahulukan sanak atau saudara tersebut. Sebab selain kerabat berada di urutan yang
paling bawah sendiri.
Catatan Penting Saat Sholat Jenazah
Ada beberapa catatn penting yang harus diperhatikan ketika shalat jenazah dilakukan.
Catatan ini tidak boleh disepelekan sebab sangat penting. Berikut ini adalah catatan
yang harus diperhatikan ketika mensholati jenazah :
Jika jenazah sudah diangkatkan namun belum dikuburkan atau dimasukkan ke liang
lahat, dia bisa melakukan shalat jenazah dikuburannya. Jika ada orang yang berniat
menyalati jenazah tersebut namun tidak berada di dalam negeri atau berada di daerah
yang sama maka dia dibolehkan untuk melakukan shalat ghaib sesuai dengan tuntunan
dan ajaran shalat ghaib. Niatnya pun adalah niat untuk shalat ghaib.
Wanita mengandung
Jika jenazah yang meninggal adalah wanita yang mengalami keguguran kemudian
meninggal sedangkan usia kandungannya telah mencapai usia 4 bulan bahkan lebih.
Maka hukum untuk menyalati janin tersebut adalah fardhu kifayah.
Sedangkan jika usia janin yang meninggal tersebut kurang dari 4 bulan maka janin
tersebut tidak perlu dishalati. Hal itu dikarenakan saat kandungan berusia 4 bulan atau
lebih, Allah telah meniupkan ruh kepada janin tersebut sehingga janin tersebut sudah
memiliki nyawa.
Kata pengantar...............................................................................................i
Daftar isi...........................................................................................................................ii
Bab 1................................................................................................................................1
Pendahuluan ...................................................................................................................1
A. Latar belakang ......................................................................................................
B. Rumusan masalah.................................................................................................
C. Tujuan ...................................................................................................................
Bab II..................................................................................................................................
Pembahasan .....................................................................................................................
A. Pengertian shalat jenazah.....................................................................................
B. Macam-macam dan jenis shalat jenazah..............................................................
C. Tata cara shalat jenazah........................................................................................
D. Syarat shalat jenazah.............................................................................................
E. Sunnat shalat jenazah...........................................................................................
F. Doa setelah sholat jenazah...................................................................................
G. Siapa yang berhak menjadi imam.........................................................................
H. Tertinggal shalat jenazah.......................................................................................
I. Jenazah sudah diangkatkan...................................................................................
J. Wanita mengandung.............................................................................................
K. Manfaat melakukan shalat jenazah......................................................................
Bab III.................................................................................................................................
Penutup.............................................................................................................................
A. Kesimpulan............................................................................................................
B. Saran .....................................................................................................................
Daftar pustaka...................................................................................................................