Anda di halaman 1dari 11

Pengenalan :

Lambing negara Indonesia adalaha burung garuda yang dimana pertama kali dicetuskan oleh Sultan
hamid II

Filosofi Lambing Garuda :Sayap kiri ada 17 melambangkan tanggal kemerdekaan Indonesia, Sayap kanan
ada 8 melambambangkan bulan ke 8 yaitu bukan kemerdekaan NKRI

Lambang Pancasila : Sila 1 (bintang), Sila 2 (rantai), Sila 3 (poho beringin) , Sila 4 (banteng), sila 5 (padi
dan kapas(sandang pangan))

Presiden Indonesia :

- Ir. Soekarno (proklamator) adalah pencetus Pancasila pada tanggal 1 juni 1945,disahkan pada
tanggal 18 agustus 1945
- Abdurahman wahid bapak pluralisme.

UU no 12 tahun 2012. Pelajaran Pancasila wajib menjadi pelajaran disekolah dan perguruan
tinggi.

- B.J Habibie (Bapak teknologi)


- Megawati
- SBY( 2 periode )
- Jokowidodo

Tugas Resume Pancasila Pertemuan ke-2


Tema : Pancasilia Sebagai Pendidikan Kepribadian
Dosen : Ahmad Syarkini,SH.,M.H
4 Pilar dalam negara Indonesia :
1. Pancasila
2. UUD 1945
3. Bhineka tunggal ika
4. NKRI

A. Pancasila sebagai Salah Satu Pilar dari


Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Menurut KBBI Pilar adalah tiang penguat dasar, yang pokok/

Tidak dimaksudkan bahwa ke 4 pilar tsbmemiliki kedudukan yang sederajat yang dimana memiliki
tingkat, fungsi dan konteksyang berbeda.Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara kedudukan berasda
di atas 3 pilar yang lain’Dimasukkannya Pancasila sebagai bagian dari Empat Pilar, untuk menjelaskan
adanya landasan ideologi dan dasar negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu Pancasila.
Pilar negara sudah ada dalam UUD RI 1945.
Empat pilar nya sebagai berikut

1. Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara harus menjadi jiwa yang menginspirasi seluruh
pengaturan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
2. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 adalah konstitusi negara sebagai
landasan konstitusional bangsa Indonesia yang menjadi hukum dasar bagi setiap peraturan
perundang-undangan di bawahnya.
3. Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan bentuk negara yang dipilih sebagai komitmen
bersama.
4. Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan negara sebagai modal untuk bersatu

B. Penjabaran lebih lanjut sila-sila Pancasila dalam Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu terdapat pada:
-Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa
 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 alinea ketiga
"Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya
berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya."

 Pasal 9
Sebelum memangku jabatannya, Presiden dan Wakil Presiden bersumpah menurut agama, atau
berjanji dengan sungguh-sungguh di hadapan Majelis Permusyawaratan Rakyat atau Dewan
Perwakilan Rakyat sebagai berikut: Sumpah Presiden (Wakil Presiden): ... Sumpah Presiden
(Wakil Presiden).

 Pasal 28E
Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan
pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah
negara dan meninggalkanya, serta berhak kembali.

 Pasal 29
(1) Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
(2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama masing-masing
dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.

-Sila Kedua: Kemanusiaan yang adil dan beradab


 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 alinea
pertama
Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan
di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
 Pasal 27
(1) Segala warga negara bersama kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
(2) Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan
(3) Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.
 Pasal 28
hak warga negara dan penduduk untuk berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan
maupun tulisan, dan sebagainya, syarat-syarat akan diatur dalam undang-undang

 Pasal 28A -J
(1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
(2) Dalam menjalankan dan melindungi hak asasi dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk
kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata untuk
menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain, dan untuk
memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan,
dan ketetiban umum.

 Pasal 29
 Pasal 30
Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan
negara.
Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan
rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia,
sebagai kekuatan utama, dan rakyat, sebagai kekuatan pendukung.
Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara
sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan
kedaulatan negara.
Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan
ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan
hukum.
 Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia,
hubungan kewenangan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia di
dalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan
dan keamanan negara, serta hal-hal yang terkait dengan pertahanan dan keamanan diatur dengan
undang-undang.
 Pasal 31

(1) Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.


(2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.
(3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.
(4) Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari
anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah
untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.
(5) Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai
agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.

-Sila Ketiga: Persatuan Indonesia

 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 alinea keempat
 Pasal 1

(1) Negara Indonesia ialah negara kesatuan yang berbentuk Republik.


(2) Kedaulatan adalah di tangan rakyat, dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan
Rakyat.
diubah menjadi

 Pasal 18

(1) Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi
itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu
mempunyai Pemerintahan, yang diatur dengan undang-undang

 Pasal 36B, 36C

B. Lagu Kebangsaan ialah Indonesia Raya

C. Ketentuan lebih lanjut mengenai Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu
Kebangsaan diatur dengan undang-undang.

 Pasal 37 ayat (5)

Khusus tentang bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat dilakukan perubahan

-Sila Keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan.

 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 alinea keempat
 Pasal 1, Pasal 2, Pasal 3, Pasal 5
Pasal 2 :

(1) Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat,
ditambah dengan utusan-utusan dari daerah-daerah dan golongan-golongan, menurut aturan yang
ditetapkan dengan undang-undang.
(2) Majelis Permusyawaratan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun di ibu kota
negara.
(3) Segala putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat ditetapkan dengan suara yang terbanyak

Pasal 3 :

(1) Majelis Permusyawaratan Rakyat berwenang mengubah dan menetapkan UndangUndang


Dasar.
(2) Majelis Permus yawaratan Rakyat melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden.
(3) Majelis Permus yawaratan Rakyat hanya dap at memberhentikan Presiden dan/atau Wakil
Presiden dalam masa jabatannya menurut UndangUndang Dasar.

Pasal 5 :

(1) Presiden berhak mengajukan rancangan undangundang kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
(2) Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan undangundang sebagaimana
mestinya.

 Pasal 20, Pasal 22E

Pasal 20 :

(1) Tiap-tiap undang-undang menghendaki persetujuan Dewan Perwakilan rakyat.


(2) Jika sesuatu rantjangan undang-undang tidak mendapat persetujuan Dewan Perwakilan rakyat,
maka rancangan tadi tidak boleh dimajukan lagi dalam persidangan Dewan Perwakilan rakyat
masa itu.

Pasal 22E :

(1)    Pemilihan umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil setiap
lima tahun sekali.
(2)    Pemilihan umum diselenggarakan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat,
Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
(3)    Peserta pemilihan umum untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah partai politik.
(4)    Peserta pemilihan umum untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Daerah adalah
perseorangan.
(5)    Pemilihan umum diselenggarakan oleh suatu komisi pemilihan umum yang bersifat
nasional, tetap, dan mandiri.
(6)    Ketentuan lebih lanjut tentang pemilihan umum diatur dengan undang-undang.

 Pasal 28
 Pasal 37
(1) Usul perubahan pasal-pasal Undang-Undang Dasar dapat
diagendakan dalam sidang Majelis Permu-syawaratan Rakyat
apabila diajukan oleh sekurang-   kurangnya 1/3 dari jumlah
anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat.       
(2) Setiap usul perubahan pasal-pasal Undang-Undang Dasar diajukan         secara tertulis dan
ditunjukkan dengan jelas bagian yang diusulkan
untuk diubah beserta alasannya.         
(3) Untuk mengubah pasal-pasal Undang-Undang Dasar, Sidang Majelis Permusyawaratan
Rakyat dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 
dari jumlah  anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat.        
(4) Putusan untuk mengubah pasal-pasal Undang-Undang Dasar   
dilakukan dengan persetujuan sekurang-kurangnya lima puluh
persen ditambah satu anggota dari  seluruh anggota Majelis
Permu-syawaratan rakyat.
(5) Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak
dapat  dilakukan perubahan.

-Sila Kelima: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 alinea kedua
 Pasal 23

Anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara
ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung
jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat

 Pasal 23A, Pasal 23B, Pasal 23C, Pasal 23D, Pasal 23E, Pasal 23F, Pasal 23G

Pasal 23A uud 1945 berbunyi:


"Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untak keperluan negara diatur dengan undang-
undang"

bunyi pasal 23B


Pasal 23B berbunyi:
"Macam dan harga mata uang ditetapkan dengan undang-undang"

bunyi pasal 23C


Pasal 23C berbunyi:
"Hal-hal lain mengenai keuangan negara diatur dengan undang-undang"

bunyi pasal 23D


Pasal 23D berbunyi:
"Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab,
dan independensinya diatur dengan undang-undang"

Pasal 23E UUD 1945


pasal 23E terdiri dari 3 ayat yang berbunyi:

- Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan satu
Badan Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri.
- Hasil pemeriksaan keuangan negara diserahkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, sesuai dengan kewenangannya.
- Hasil pemeriksaan tersebut ditindaklanjuti oleh lembaga perwakilan dan/atau badan sesuai
dengan undang-undang.

Pasal 23F UUD 1945


Pasal 23F terdiri dari 2 ayat yang berbunyi :

- Anggota Badan Pemeriksa Keuangan dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan
memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah dan diresmikan oleh Presiden.
- Pimpinan Badan Pemeriksa Keuangan dipilih dari dan oleh anggota.

Pasal 23G UUD 1945


Pasal 23G terdiri dari 2 ayat yang berbunyi :

- Badan Pemeriksa Keuangan berkedudukan di ibu kota negara, dan memiliki perwakilan di
setiap provinsi.
- Ketentuan lebih lanjut mengenai Badan Pemeriksa Keuangan diatur dengan undang-undang.

 Pasal 27
 Pasal 28
 Pasal 29
 Pasal 31
 Pasal 33

Ayat 1
Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan.

Ayat 2
Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hajat hidup orang
banyak dikuasai oleh Negara.

Ayat 3
Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Ayat 4
Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip
kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta
dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.

Ayat 5
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang.

 Pasal 34

(1) Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara.

(2) Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan
masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan.
Tujuan Nasional

 Melindungi, mensejahterakan, mencerdaskan kehidupan bangsa serta aktif dalam


perdamaian dunia.
 Penyelenggaraan diwujudkan dengab persatuab dan kesatuan bangsa berdasrkan
Pancasila
 Pelaksanaannya mengacu pada kepribadian bangsa dan nilai-nilai luhur yang universal

C. Landasan Pendidikan Pancasila

• Landasan Historis

1. Nilai-nilai Pancasila digali dari bangsa Indonesia sendiri, nilai-nilai Pancasila berasal dari
bangsa Indonesia, bangsa Indonesia sebagai causa materialis dari Pancasila.
2. Nilai-nilai Pancasila menjadi dasar negara Indonesia oleh para tokoh bangsa saat akan
melahirkan negara RI (perumusan dasar negara dalam sidang BPUPKI dan PPKI).
3. Nilai-nilai Pancasila tetap tercantum dalam pembukaan UUD 1945, biarpun perjalanan
ketatanegaraan mengalami perubahan dan pergantian Undang-Undang Dasar; dari UUD
1945, Konstitusi RIS 1949, UUD Sementara 1950, sampai kembali ke UUD 1945.

Kebenaran Nilai-nilai Pancasila diyakini tinggi. Penafsiran Pancasila berbeda-beda:

a. Masa Orla; Pancasila sebagai satu kesatuan paham dalam doktrin“Manipol/USDEK” menjadi
Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) dikukuhkan dalam Penetapan Presiden (Penpres)
Nomor 1 tahun 1960 dan Ketetapan MPRS No. 1/MPRS/1960 tentang GBHN.
b. Masa Orba; Pancasila harus dihayati dan diamalkan dengan berpedoman kepada butir-butir yang
ditetapkan oleh MPR melalui Tap MPR No.II/MPR/1978 tentang P4.
c. Masa Reformasi; MPR melalui Tap MPR No. XVIII/MPR/1998 tentang Penegasan Pancasila
sebagai Dasar Negara, yang mengandung makna ideologi nasional sebagai cita-cita dan tujuan
negara.

 Landasan Kultural

1. Pancasila sebagai kepribadian dan jati diri bangsa Indonesia merupakan pencerminan
nilai-nilai yang tumbuh dalam kehidupan bangsa Indonesia.
2. Nilai-nilai Pancasila itu digali dari budaya bangsa Indonesia sendiri, bangsa yang
religius, bangsa yang memiliki nilai-nilai kemanusian, kegotong royongan, nilai
persatuan dan kesatuan, dan toleransi yang tinggi dalam perbedaan pendapat maupun
pergaulan dalam hidup bermasyarakat.

 Landasan Yuridis
1. Pembukaan UUD 1945; Dalam alinea keempat disebutkan tentang dasar negara
republik Indonesia yakni Pancasila.
2. UUD 1945 pasal 31 ayat (1); Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.
3. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 37 ayat (2);
Kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat: a. pendidikan agama; b. pendidikan
kewarganegaraan; dan c. bahasa.
4. PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 9 ayat (2);
Kurikulum tingkat satuan pendidikan tinggi wajib memuat mata kuliah pendidikan
agama, pendidikan kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris.
5. UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, pasal 2; Pendidikan Tinggi
berdasarkan Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika. pasal 35
ayat (3); Kurikulum Pendidikan Tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
memuat mata kuliah: a. agama; b. Pancasila; c. kewarganegaraan; dan d. bahasa
Indonesia.
6. Keputusan Dirjen Dikti Depdiknas RI No. 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-
rambu Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di
Perguruan Tinggi, pasal 3 ayat (2); b. Pendidikan Kewarganegaraan Menjadi
ilmuwan dan profesional yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air;
demokratis yang berkeadaban; menjadi warga negara yang memiliki daya saing:
berdisiplin; dan berpartisipasi aktif dalam membangun kehidupan yang damai
berdasarkan sistem ni!ai Pancasila.
7. Surat Edaran Dirjen Dikti No. 941/E/T/2011, 30 Juni 2011 perihal penyelenggaran
pendidikan pancasila sebagai mata kuliah di perguruan tinggi.

 Landasan Filosofis

1. Nilai-nilai yang tertuang dalam sila-sila Pancasila merupakan filosofi bangsa


Indonesia sebelum mendirikan negara Republik Indonesia.
2. Nilai-nilai itu; bangsa Indonesia adalah bangsa yang berketuhanan, berkemanusiaan
yang adil dan beradab, selalu berusaha mempertahankan persatuan dan mewujudkan
keadilan.
3. Pancasila sebagai dasar filsafat negara menjadi sumber bagi segala tindakan para
penyelenggara negara, menjadi jiwa dari perundang-undangan.
4. Pancasila sebagai sumber nilai dalam pelaksanaan kenegaraan yang menjiwai
pembangunan nasional dalam bidang politik, ekonomi, sosial-budaya, pertahanan
keamanan.

D. Tujuan Mempelajari Pancasila

1. Yuridis Konstitusional

Pancasila adalah dasar negara yang dipergunakan sebagai dasar mengatur menyelenggarakan
pemerintahan negara, oleh karena itu tidak setiap orang boleh memberikan pengertian atau
tafsiran menurut pendapatnya sendiri.

2. Obyektif Ilmiah

Pancasila adalah suatu faham filsafat, suatu philosophical way of thinking atau philosophical
system, sehingga uraiannya harus logis dan dapat diterima oleh akal sehat.

E. Hakikat Mempelajari Pancasila


1. Mengerti Pancasila yang benar
2. Menghayati dan mengamalkan Pancasila
3. Mengamankan Pancasila
F. Pendidikan Pancasila
Adalah Pendidikan nilai-nilai yang bertujuan membentuk sikap positip manusia sesuai
dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
- Setiap negara mempunyai norma dasar dan dasar negara
- Norma dasar merupakan kristalisasi nilai-nilai yang hidup dalam suatu negara
- Dasar negara merupakan fundamen bagi suatu negara
- Norma dasar dapat meerkat persatuan kesatuan bagi suatu negara, bangsa
- Pancasila adalah norma dasar sekaligus dasar negara Indonesia.

G. Tujuan Pendidikan Pancasila


- Pendidikan Pancasila bertujuan: menghasilkan peserta didik dgn sikap dan perilaku:
(1) menjadi pribadi yang beriman dan bertakwa kpd Tuhan YME; (2) sehat jasmani
dan rohani, berakhlak mulia, dan berbudi pekerti luhur; (3) memiliki kepribadian
yang mantap, mandiri, dan bertanggung jawab sesuai hati nurani; (4) mampu
mengikuti perkembangan IPTEK dan seni; (5) mampu ikut mewujudkan kehidupan
yang cerdas dan berkesejahteraan bagi bangsanya.
- Melalui Pendidikan Pancasila, warga negara Indonesia diharapkan mampu
memahami, menganalisis dan menjawab permasalahan-permasalahan yang dihadapi
oleh masyarakat, bangsa dan negara Indonesia secara berkesinambungan dan
konsisten berlandaskan nilai2 Pancasila dan UUD 1945.

H. Pancasila
- Pancasika di perguruan tinggi dikaji secara menyeluruh sebagai satu kesatuan
silaideoligis bangsa/negara Indonesia
- Pancasila ideologi berhakikat sebagai system nilai bangsa Indonesia
- System nilai seperti ini dipandang oleh studi filsafat yang secara historic digali pada
bbudaya bangsa dan di tempa oleh penjajah, yang kemudian diterapkan pada wilayah
yuridis kenegaraan sebagai pedoman bermoral, berhukum dan berpolitik dalam
kehiduoan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
- Hal itu hasil consensus nasional bangsa Indonesia melalui siding PPKI pada tanggal
18 Agustus 1945

Kasus

OPM (Organisasi Papua Merdeka) : Organisasi Papua Merdeka ini sudah beridiri sejak tahun 1965 dan
bahkan masih berdiri sampai sekarang. Gerakan ini merupakan salah satu organisasi yang bersikeras
untuk memisahkan Papua Barat dari wilayah NKRI dan ingin merdeka sendiri karena merasa jika daerah
mereka tidak ada hubungannya dengan bangsa Indonesia. Ini termasuk pelanggaran sila ketiga karena
ingin berpisah dari Bangsa Indonesia.

Lahirnya OPM tersebut ditandai dengan penyerangan barak pasukan Batalyon 751 (Brawijaya) oleh
orang-orang Arfak dan menyebabkan terbunuhnya tiga orang anggota kesatuan tersebut. Bahkan sempat
terjadi peristiwa di mana orang-orang Arfak yang mengeluh ke penguasa setempat karena pengangguran
yang tinggi serta kekurangan pangan di kalangan suku itu ditahan.
OPM merasa bahwa Papua tidak memiliki hubungan sejarah dengan bagian Indonesia yang lain maupun
negara Asia lainnya. Perjanjian antara Belanda dan Indonesia di tahun 1969 di mana Papua diserahkan
sebagai bagian dari NKRI dianggap oleh OPM sebagai penyerahan dari tangan satu penjajah ke penjajah
lain
Pada tanggal 1 Juli 1971, Nicolaas Jouwe dan dua komandan OPM yang lain, Seth Jafeth Raemkorem
dan Jacob Hendrik Prai mengibarkankan bendera Bintang Fajar sekaligus memproklamasikan berdirinya
Republik Papua Barat. Untungnya, republik ini hanya bertahan sebentar karena segera ditumpas oleh
militer Indonesia dibawah perintah Presiden Soeharto pada masa orde baru.

Pada tanggal 1 Juli 1971 itu pula, didirikanlah Dewan Revolusioner OPM dengan tujuan mengumpulkan
dukungan dari kancah internasional mengenai kemerdekaan Papua. Mereka mencari dukungan antara lain
melalui PBB, GNB, Forum Pasifik Selatan, dan ASEAN.

Sebenarnya, jika melihat problema-problema yang timbul di masa reformasi ini, masih bertahannya OPM
hingga sekarang bukan sepenuhnya merupakan kesalahan rakyat Papua. Ada bermacam-macam alasan
yang jika kita selidiki menjadikan masih bertahannya OPM sebagai suatu reaksi yang wajar.

Lantas mengapa OPM sampai sekarang belum berhasil diberantas secara tuntas? 

Menurut pandangan saya kasus ini terjadi karena kesalahan pemerintah Indonesia sendiri yang masih
belum bisa bersikap adil terhadap semua wilayah, dan sampai saat ini papua adalah wilayah yang sangat
minim fasilitas dan merupakan bagian wilayah yang masih tertinggal maka dari itu seharusnya
pemerintah bisa bersikap adil dan membangun perlahan demi perlahan wilayah yang tertinggal dan semua
wilayah dianggap samaratakan tak ada yang diistimewakan demi terjaganya kedamaian dalam berbagai
perbedaan.

I. Kesimpulan
- Pendidikan Pancasila merupakan mata kuliah wajib perguruan tinggi
- Pendidikan Pancasila di perguruan tinggi merupakan usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar mahasiswa secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki pengetahuan, keahlian dan
kepribadian.
- Pentingnya Pendidikan Pancasila di perguruan tinggi adlah untuk mempersiapkan
warga negara yang memiliki pengetahuan, pemahaman, penghayatan tentang
Pancasila dasar negara sehingga dapat mengamalkan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang akhirnya mampu menghadapi
tantangan dan perkembangan jaman.

Anda mungkin juga menyukai