Anda di halaman 1dari 2

PENGERTIAN HOMEOSTASIS :

 Berasal dari kata homoios (sama), stasis (menetap) → tetap sama


 Homeostasis merupakan suatu keadaan yang kecenderungan untuk tetap stabil dalam keadaan
tubuh organisme normal (lingkungan internal).
 Faktor-faktor lingkungan internal yang harus dipertahankan secara homeostasis mencakup
sebagai berikut :
 Konsentrasi molekul zat - zat gizi
 Konsentrasi O₂ dan CO₂
 Konsentrasi zat - zat sisa
 pH
 Suhu
 Volume dan tekanan
SISTEM TUBUH DALAM MEMPERTAHANKAN HOMEOSTASIS :
1. Sistem rangka
2. Sistem otot
3. Sistem saraf
4. Sistem endokrin
5. Sistem sirkulasi
6. Sistem respirasi
7. Sistem integumen
8. Sistem urinaria
9. Sistem reproduksi
10. Sistem pencernaan
11. Sistem imun
SISTEM KONTROL HOMEOSTASIS :
• Untuk mempertahankan homeostasis, tubuh harus mampu mendeteksi penyimpangan-
penyimpangan yang terjadi pada faktor-faktor lingkungan internal yang perlu dijaga dalam
rentang sempit.
• Sistem kontrol yang beroperasi untuk mempertahankan homeostasis dapat dikelompokkan
menjadi dua kelas :
• Kontrol Intrinsik
• Kontrol intrinsik (“di dalam”) terdapat di dalam atau inheren bagi organ yang
bersangkutan.
• Kontril Ekstrinsik
• Kontrol ekstrinsik (“di luar”) yaitu mekanisme pengatur yang dicetuskan di
luar suatu organ untuk mengubah aktivitas organ tersebut. Kontrol ekstrinsik
berbagai organ dan sistem dilaksanakan oleh sistem saraf dan endokrin, dua
sistem kontrol utama dalam tubuh.
• Mekanisme kontrol homeostasis berlangsung melalui system umpan balik.
• Mekanisme kontrol homeostatik tubuh terutama beroperasi berdasarkan prinsip umpan balik
negatif.
• Terdapat 2 macam system umpan balik, yaitu umpan balik positif dan negative.
• Posvitive Feedback
• Reaksi yang bersifat meningkatkan terhadap tekanan lemah yang dialami pusat
kontrol, akibat dari perubahan-perubahan lingkungan yang dimonitor reseptor.
• Bergerak pada arah yang sama
• Contoh: Kontraksi uterin → serviks teregang → bayi lahir, pengeluaran trombin
untuk pembekuan darah pada saat terjadi perdarahan

• Negative Feedback
• Terjadi jika suatu perubahan pada sebuah variabel terkontrol mencetuskan respon
yang melawan perubahan itu, sehingga variabel itu bergerak dengan arah yang
berlawanan dengan perubahan awal.
• Mengembalikan kelebihan atau kekurangan ke titik normal
• Contoh: Bagaimana pusat kontrol mempertahankan suhu badan terhadap tekanan
suhu luar yang terlalu panas, ataupun terlalu dingin

Anda mungkin juga menyukai