Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KIMIA DASAR

SENYAWA KOMPLEKS

DOSEN PEMBIMBING

Fitri Yuniarti, MS. I

Disusun Oleh :

Alvian Syahrun Najib (210401515

Audi Amalia Az Zahra


(210401513
Eka Amalia Choirunisa

Fanny Oktavianty Putri. T (210401521

Maileni Safira
(210401511

(210401520
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. Yang telah memberikan kemudahan kepada kami sehinnga
makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu. Dengan dibuatnya makalah ini tentunya dapat
menambah pengetahuan maupun wawasan bagi pembaca.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari banyak bantuan
pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Tentunya makalah yang kami susun ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu
besar harapan kami sudilah kiranya pembaca memberikan kritik dan saran guna
penyempurnaan makalah ini.
Terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam, penyelesaian makalah ini.

Penulis

Senin, 01 November 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................................2
2.1 Pengertian Senyawa Kompleks.................................................................................2
2.1.1 Tata Nama Senyawa Kompleks..................................................................................3
2.2 Atom Pusat................................................................................................................4
2.2.1 Pengertian Atom Pusat................................................................................................4
2.2.2 Struktur Atom Pusat...................................................................................................4
2.3 Ligan..........................................................................................................................6
2.3.1 Pengertian Ligan.........................................................................................................6
2.3.2 Klasifikasi Ligan........................................................................................................6
2.4 Penamaan Senyawa Kompleks..................................................................................9
2.4.1 Senyawa Kompleks Netral.......................................................................................10
2.4.2 Senyawa Kompleks Berisomer................................................................................10
2.5.1 Konsep Ikatan kovalen…………………………………………………………….
11
2.5.2 Bentuk Kompleks………………………………………………………………….
12
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah Senyawa kompleks terdiri dari ion logam dan ligan, ligan berupa molekul
atau anion yang menyumbangkan sepasang elektronnya untuk membentuk ikatan
kovalen koordinasi. Runutan ion-ion logam essensial bagi kesehatan organisme
hidup sering terdapat sebagai ion kompleks. Selain itu senyawa kompleks juga
penting dalam laboratorium kimia, industri, dan lingkungan.
Pada umumnya logam transisi mudah membentuk senyawa kompleks dengan
molekul netral karena mempunyai kulit d atau f yang tidak terisi penuh (Cotton,
Wilkinson, and Gauss, 1995: 641). Nikel merupakan salah satu logam transisi
dengan konfigurasi elektron 3d8 dan banyak berada sebagai nikel(II) dalam
senyawa kompleks (Considine, 1994: 611).
Dalam metabolisme tubuh, nikel mempunyai peran penting dalam membantu
absorbsi besi dalam tubuh. Defisiensi Ni dapat menyebabkan terjadinya hambatan
absorbsi Fe dalam usus, sehingga dapat menyebabkan anemia (Darmono, 1995: 78).
Meskipun sangat dibutuhkan oleh tubuh, namun jika nikel masuk dalam jumlah
yang berlebihan akan dapat menjadi racun enzim yang dapat menyerang saluran
cerna, hati, ginjal dan dapat menyebabkan kanker. Penanganan keracunan logam
berat dilakukan dengan pembentukan kompleks–kompleks atau senyawa kelat
(Palar, 1994:60). Asam amino mempunyai kemampuan membentuk persenyawaan
kelat dan membentuk kompleks-kompleks yang stabil dengan kation-kation tertentu
(Riawan. S, 1990:333). Penelitian tentang sintesis kompleks dengan ligan turunan
asam amino telah banyak dilakukan diantaranya Catherine K. Hoo; Aaron D.
Schuler;Christina B. Yoo; Steven R. Herron; Katherine K. Kantardjieff; Adam R.
Johson (2002:71-76) yang telah mensintesis asam amino yang memiliki donor N
dan O dengan Ti(II). Dalam kompleks ini atom N primer dan atom O terkoordinasi
pada atom pusat, membentuk geometri trigonal bipiramidal. Sintesis senyawa
kompleks Cu(II) dengan asam amino sederhana LMethionin dilakukan oleh Claudia
C. Wagner and Enrique J. Baran (2002 : 90-278) membentuk struktur oktahedral.

1
Kompleks cis[PtCl2(gly)2] juga telah disintesis oleh Dirk Steinborn; Henrik
Junicke; Frank W. Heineman (1997) menunjukkan struktur oktahedral terdistorsi,
ikatan antara Pt dengan glisin terjadi melalui gugus N-H primer pada glisin.
Keberhasilan sintesis kompleks tersebut memungkinkan asam amino yang lain juga
dapat membentuk kompleks dengan logam transisi yang lain, karena secara struktur
semua asam amino mempunyai gugus NH2, COO- , dan rantai samping.
Glisin dan alanin yang strukturnya ditunjukkan oleh Gambar 1 merupakan asam
amino nonessensial yang dapat diperoleh dan disintesis oleh organisme itu sendiri.
Adanya donor N dan O pada glisin dan alanin diharapkan juga mampu membentuk
kompleks atau senyawa kelat dengan Ni(II). Oleh karena itu, sintesis dan
karakterisasi kompleks Ni2+-glisin dan Ni2+-alanin menarik untuk dipelajari lebih
lanjut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu Senyawa Kompleks?
1.3 Tujuan
1. Dapat mengehtahui dan menjelaskan apa itu Senyawa Kompleks

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Senyawa Kompleks


Senyawa kompleks adalah senyawa yang mengandung kation logam pusat
yangberikatan dengan satu atau lebih ion atau molekul (ligan). Senyawa kompleks
terbentukdari ion logam dan ligan. Pada umumnya ion logam yang digunakan adalah:
ion logamtransisi golongan 3-11 dengan konfigurasi elektron [gas mulia] nd1-9, sedang
ligan yangterkoordinasi adalah basa Lewis. Struktur dan sifat Senyawa kompleks
serta syaratkestabilan telah banyak diteliti dan dipelajari. Sementara itu ion
logam dengankonfigurasi elektron [gas mulia] nd10, yang disebut sel tertutup (closed
shell) kurangdiperhatikan karena strukturnya selalu teratur dan sederhana. Ion logam sel
tertutup iniadalah ion logam golongan 11 dengan bilangan oksidasi +1 dan golongan 12
yangberbilangan oksidasi +2. Struktur kompleks ion logam d10 ini telah didominasi
denganstruktur yang dapat diramalkan, misalnya: struktur kompeks kation [Ag(NH3)2]+
adalahlinier dengan koordinasi dua dan kompleks kation [Zn(NH3)4]2+ adalah
tetraederdengan koordinasi empat. Selain itu Senyawa kompleks dari ion logam d10
jarang diteliti karena warnanya selalu putih, bersifat diamagnetik dan energi penstabilan
medan liganberharga nol
2.1.1 Tata Nama Senyawa Kompleks
Tata nama senyawa kompleks terbagai menjadi dua jenis yakni tatanama
sistematik dan tatanama umum: A. Tata Nama Umum.
Tata nama umum kini jarang bahkan tidak digunakan lagi. Hal ini disebabkantata nama
dengan cara ini hanya didasarkan atas nama penemu atau warna yang
dimilikisenyawa koordinasi. Berikut adalah beberapa contoh senyawa
koordinasi yang penamaannya didasarkan atas nama penemunya:
Garam Vauquelin : [Pd(NH3)4] [PdCl4]
Garam Magnus : [Pt(NH3)4] [PtCl4]
Senyawa Gmelin : [Co(NH3)6]2(C2O4)3
Garam Zeise : K[PtCl3(C2H4)].H2O

3
Sedangkan nama senyawa koordinasi yang didasarkan atas warna yang
dimilikiadalah:
Biru prusia (prusian blue) : KFe[Fe(CN)6].H2O
Kompleks luteo(kuning): [Co(NH3)5Cl]Cl2
Kompleks praseo(hijau): [Co(NH3)4Cl2]
Alasan-alasan nama umum jarang digunakan atau tidak digunakan:
1. Banyak senyawa kompleks yang berbeda namun disintesis oleh orang yang sama
2. Banyak senyawa kompleks yang berbeda namun memiliki warna yang sama

B. Tata Nama Sistematik


Tata nama sistematik dibagi menjadi dua cara yakni:
a) Tata nama yang didasarkan atas nama dan jumlah ligan yang ada serta nama
atom pusat beserta tingkat oksidasinya. Bilangan oksidasinya ditulis di dalam tanda
kurung menggunakan angka Romawi. Anggka Romawi yang diberikan
disebut Angka Stock.
b) Tata nama yang didasarkan atas nama dan jumlah ligan, nama atom pusat serta
muatan dari kompleks yang ada. Angka arab yang digunakan dapat berupa tanda
positif atau negatif yang menunjukan muatan ion kompleks, angka Arab
ini
disebut angka Ewens-Bassett

2.2 Atom Pusat


2.2.1 Pengertian Atom Pusat
Atom Pusat adalah Atom dalam entitas KOORDINASI yang mengikat atom atau
kelompok atom lain (LIGANDs) untuk dirinya sendiri, sehingga menempati posisi
sentral dalam entitas koordinasi.
Atom pusat adalah Kation logam unsur transisi yang terdapat dalam ion atau senyawa
kompleks.

4
2.2.2 Struktur Atom Pusat
Terdiri dari inti atom beserta awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya.
Inti atom mengandung campuran proton yang bermuatan positif dan neutron yang
bermuatan netral (terkecuali pada Hidrogen-1 yang tidak memiliki neutron).
Elektronelektron pada suatu atom terikat pada inti atom oleh gaya elektromagnetik.
Demikian pula sekumpulan atom mampu berikatan satu sama lainnya membentuk
suatu molekul. Atom yang mengandung banyak proton dan elektron yang sama
bersifat netral, sedangkan yang mengandung banyak proton dan elektron yang
berlainan bersifat positif atau negatif dan adalah ion. Atom dikelompokkan
berlandaskan banyak proton dan neutron pada inti atom tersebut. Banyak proton pada
atom menentukan unsur kimia atom tersebut, dan banyak neutron menentukan isotop
unsur tersebut.

5
2.3 Ligan
2.3.1 Pengertian Ligan
Ligan adalah ion atau molekul, yang menyumbangkan sepasang elektron ke atom
atau ion logam pusat untuk membentukkompleks koordinasi. Ligan dapat berupa
anion,kation,dan molekul netral. Ligan bertindak sebagai basa lewis ( mendonor
pasangan elektron) dan atom logam pusat dipandang sebagai asam lewis (akseptor
pasangan elektron). Sifat ikatan antara logamdengan ligan bervariasi dari ikatan
kovalen hingga ikatan ion.
2.3.2 Klasifikasi Ligan
Klasifikasi Ligan didasarkan pada jumlah situs pengikatan dengan atom logam
pusat,muatan,dan ukuran.
1. Ligan Monodentat
Ligan monodentat juga disebut bergigi satu karena mereka mengigit atom logam
hanya disatu tempat. Contoh monodentat adalah ion klorida, air, ion hidroksida, dan
amino.
2. Ligen Bidentat
Basa lewis yang menyembungkan dua pasang elektron bebas ke atom logam pusat
dikenal sebagai ligan bidentat. Mereka sering disebut sebagai ligan pangkelat.
Kompleks yang mengandung ligan pangkelat disebut Khelat. Berikut contoh Ligan
bidentat :

Etilendiamina

6
Ion asetilasetonat

Fenantrolin

Ion oksalat

3. Ligan Tridentat dan Ligan Polidentat


Ligan tridentat memiliki tiga pasang elektron bebas pada atom atau ion logam
pusat. Molekul dengan empat atom donor disebut tetradentat,lima atom donor
disebut pentadentat dan enam atom donor disebut heksadentat. Mereka umumnya
disebut sebagai ligan polientat.
Berikut contohnya :

7
4. Ligan ambidentat
Ligan ambidentat adalah ligan dengan lebih dari satu atom donor potensial.
Misalnya, ion tiosinat (NCSˉ) yang dapat mengikat atom logam pusat atau ion
dengan atom nitrogen atau belerang.
5. Ligan jembatan
Ligan jembatan adalah ligan yang terikat pada lebih dari satu atom logam.

Daftar ligan jembatan adalah sebagai berikut :

Ligan penghubung anorganik Nama Contoh

8
OH – Hidroksida [Fe 2 (OH) 2 (H 2 O) 8 ] 4+

[Ir 3 N(SO 4 ) 6 (H 2 O) 3 ]
N3- Nitrida 4-

BERSAMA karbonil Fe 2 (CO) 9

Cl – Khlorida Nb 2 Cl 10

NH2- amido HgNH 2 Cl

H- hidrida B2H6

O2 Oksida [Cr 2 O 7 ] 2-

2.4 Penamaan Senyawa Kompleks


Terdapat dua cara penamaa senyawa kompleks atau koordinasi, yaitu :
1. Berdasarkan nama dan jumlah ligan serta nama atom pusat beserta tingkat
oksidasinya, contoh :
(NH4)3[CuCl5] = ammonium pentachlorocuprat (II)
[Fe(NH3)4(CN)2]NO3 = tetraminedicyanoferrum (III) nitrate
2. Berdasarkan nama dan jumlah ligan, nama atom pusat serta muatan dari kompleks
yang ada, contoh :
(NH4)3[CuCl5] = ammonium pentachlorocuprat(-3)
[Fe(NH3)4(CN)2]NO3 = tetraminedicyanoferrum(+1) nitrate

2.4.1 Senyawa Kompleks Netral


Ditulis dalam satu kata, diawali dengan jumlah dan nama ligan kemudian
namalogam dan biloksnya (dalam tanda kurung). Apabila biloks logam nl maka
setelah nama logam tidak ditulis (0), contoh:

[Co(NH3)3(No2)3] = triamnetrinitrocobalt(III)

9
[Ni(CO)4] = tetracarbonylnickel

2.4.2 Senyawa Kompleks Berisomer


Ditambah awalan yang menatakan isomer yang ada dengan ditulis miring, misalnya
cis-, trans-, fac-, mer-, dll. contoh :
Cis-[Co(NH3)4Cl2]NO3 = cis-tetraminedichlorocobalt(III) nitrat
Trans-[Co(NH3)4Cl2]NO3 = trans-tetraminedichlorocobalt(III) nitrat
Ion positif (kation) disebut terlebih dahulu, diikuti dengan ion negatif (anion). Hal
ini juga berlaku untuk garam sederhana.
Contoh :
Diamminesilver(I) chloride, [Ag(NH)2]Cl
Potassium hexacyanoferrate(III), K3[Fe(CN)6]
Bola koordinasi dalam (inner coordination sphere) ditulis di dalam tanda kurung
persegi dan ligan disebut terlebih dahulu sebelum logam, namun dalam rumus
molekulnya, ion logam ditulis di bagian awal.
Contoh :
Tetraamminecopper(II) sulfate, [Cu(NH3)4]SO4
Hexaamminecobalt(II) chloride, [Co(NH3)6]Cl3
2.4.2.1 Senyawa Kompleks Ionik
Diawali dengan jumlah dan nama ligan kemudian nama logam dan biloksnya
(dalam tanda kurung). Apabila kompleks anionic, maka nama logam diakhir
dengan –at, contoh:
K3[CuCl5] = potassium pentachlorocuprat(II)
Ca2[Fe(CN)6] = calsium hexacyanoferrate(II)

Logam Anion Kompleks Logam Anion Kompleks

Besi Ferrate Timbal Plumbate


Tembaga Cuprate Timah Stannate
Perak Argentate Nikel Nickelate

10
Emas Aurate Seng Zincate

11
[PtBr3(NH3)2]n = catena-poly[diaminedibromoplatina(III)-µ-bromo

[PdCl2]n = catena-poly[palladium(II)di-µ-chloro]

2.4.2.2 Senyawa kompleks polimer


Diawali dengan katena poli, diikuti dengan satuan berulang (monomer) yang terdiri
atas atom pusat dengan ligan terminal da nnama ligan jembatan (dengan tanda µ)
dalam kurung kotak, contoh :
[ZnCl2(NH3)]n = catena-poly(aminechlorozink(II)-µ-chloro]

12
2.5.1 Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen adalah sejenis ikatan kimia yang memiliki karakteristik berupa
pasangan elektron yang saling terbagi (pemakaian bersama elektron) di antara atom-
atom yang berikatan. Ikatan kovalen dibagi menjadi dua, yaitu ikatan kovalen polar
dan ikatan kovalen nonpolar. Ikatan kovalen polar terjadi jika salah satu atom yang
berikatan mempunyai elektronegativitas yang jauh lebih besar daripada yang lain.
Ikatan kovalen nonpolar terjadi jika kedua atom berikatan mempunyai afinitas
elektron yang sama. Derajat ikat atau orde ikat adalah sebuah bilangan yang
mengindikasikan jumlah pasangan elektron yang terbagi di antara atom-atom yang
membentuk ikatan kovalen.

1. Ikatan kovalen yang paling umum adalah ikatan tunggal dengan hanya satu


pasang elektron yang terbagi di antara dua atom. Ia biasanya terdiri dari
satu ikatan sigma. Semua ikatan yang memiliki lebih dari satu pasang elektron
disebut sebagai ikatan rangkap atau ikatan ganda.
2. Ikatan yang berbagi dua pasangan elektron dinamakan ikatan rangkap dua.
Contohnya pada etilena. Ia biasanya terdiri dari satu ikatan sigma dan
satu ikatan pi.
3. Ikatan yang berbagi tiga pasang elektron dinamakan ikatan rangkap tiga.
Contohnya pada hidrogen sianida. Ia biasanya terdiri dari satu ikatan sigma dan
dua ikatan pi.
4. Ikatan rangkap empat ditemukan pada logam
transisi. Molibdenum dan renium adalah unsur yang umumnya memiliki ikatan
sejenis ini. Contoh ikatan rangkap ditemukan pada Di-tungsten tetra(hpp).
5. Ikatan rangkap lima telah ditemukan keberadaannya pada beberapa
senyawa dikromium.
6. Ikatan rangkap enam ditemukan pada molibdenum dan tungsten diatomik.

2.5.2 Bentuk Kompleks

kompleks atau senyawa koordinasi merujuk pada molekul atau entitas yang


terbentuk dari penggabungan ligan dan ion logam. Dulunya, sebuah kompleks artinya
asosiasi reversibel dari molekul, atom, atau ion melalui ikatan kimia yang lemah.
Pengertian ini sekarang telah berubah. Beberapa kompleks logam terbentuk

13
secara irreversibel dan banyak di antara mereka yang memiliki ikatan yang cukup
kuat.

DAFTAR PUSTAKA

Fatimah, S. (n.d.). Kimia Anorganik II. Jurnal Pendidikan Kimia, 22.

Prananto. (2011). Tata Nama dan Isomerasi Senyawa Kompleks. 11.

March, J. “Advanced Organic Chemistry” 4th Ed. J. Wiley and Sons, 1991: New
York. ISBN 0-471-60180-2.

Merriam-Webster - Collegiate Dictionary (2000).

Atom pusat.html

Struktur-atom.158442_p2k-unkris.html

wikipedia.org/wiki/Kompleks_(kimia)

wikipedia.org/wiki/Coordination_complex

14

Anda mungkin juga menyukai