SENYAWA KOMPLEKS
DOSEN PEMBIMBING
Disusun Oleh :
Maileni Safira
(210401511
(210401520
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT. Yang telah memberikan kemudahan kepada kami sehinnga
makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu. Dengan dibuatnya makalah ini tentunya dapat
menambah pengetahuan maupun wawasan bagi pembaca.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari banyak bantuan
pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Tentunya makalah yang kami susun ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu
besar harapan kami sudilah kiranya pembaca memberikan kritik dan saran guna
penyempurnaan makalah ini.
Terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam, penyelesaian makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................................2
2.1 Pengertian Senyawa Kompleks.................................................................................2
2.1.1 Tata Nama Senyawa Kompleks..................................................................................3
2.2 Atom Pusat................................................................................................................4
2.2.1 Pengertian Atom Pusat................................................................................................4
2.2.2 Struktur Atom Pusat...................................................................................................4
2.3 Ligan..........................................................................................................................6
2.3.1 Pengertian Ligan.........................................................................................................6
2.3.2 Klasifikasi Ligan........................................................................................................6
2.4 Penamaan Senyawa Kompleks..................................................................................9
2.4.1 Senyawa Kompleks Netral.......................................................................................10
2.4.2 Senyawa Kompleks Berisomer................................................................................10
2.5.1 Konsep Ikatan kovalen…………………………………………………………….
11
2.5.2 Bentuk Kompleks………………………………………………………………….
12
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………... 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah Senyawa kompleks terdiri dari ion logam dan ligan, ligan berupa molekul
atau anion yang menyumbangkan sepasang elektronnya untuk membentuk ikatan
kovalen koordinasi. Runutan ion-ion logam essensial bagi kesehatan organisme
hidup sering terdapat sebagai ion kompleks. Selain itu senyawa kompleks juga
penting dalam laboratorium kimia, industri, dan lingkungan.
Pada umumnya logam transisi mudah membentuk senyawa kompleks dengan
molekul netral karena mempunyai kulit d atau f yang tidak terisi penuh (Cotton,
Wilkinson, and Gauss, 1995: 641). Nikel merupakan salah satu logam transisi
dengan konfigurasi elektron 3d8 dan banyak berada sebagai nikel(II) dalam
senyawa kompleks (Considine, 1994: 611).
Dalam metabolisme tubuh, nikel mempunyai peran penting dalam membantu
absorbsi besi dalam tubuh. Defisiensi Ni dapat menyebabkan terjadinya hambatan
absorbsi Fe dalam usus, sehingga dapat menyebabkan anemia (Darmono, 1995: 78).
Meskipun sangat dibutuhkan oleh tubuh, namun jika nikel masuk dalam jumlah
yang berlebihan akan dapat menjadi racun enzim yang dapat menyerang saluran
cerna, hati, ginjal dan dapat menyebabkan kanker. Penanganan keracunan logam
berat dilakukan dengan pembentukan kompleks–kompleks atau senyawa kelat
(Palar, 1994:60). Asam amino mempunyai kemampuan membentuk persenyawaan
kelat dan membentuk kompleks-kompleks yang stabil dengan kation-kation tertentu
(Riawan. S, 1990:333). Penelitian tentang sintesis kompleks dengan ligan turunan
asam amino telah banyak dilakukan diantaranya Catherine K. Hoo; Aaron D.
Schuler;Christina B. Yoo; Steven R. Herron; Katherine K. Kantardjieff; Adam R.
Johson (2002:71-76) yang telah mensintesis asam amino yang memiliki donor N
dan O dengan Ti(II). Dalam kompleks ini atom N primer dan atom O terkoordinasi
pada atom pusat, membentuk geometri trigonal bipiramidal. Sintesis senyawa
kompleks Cu(II) dengan asam amino sederhana LMethionin dilakukan oleh Claudia
C. Wagner and Enrique J. Baran (2002 : 90-278) membentuk struktur oktahedral.
1
Kompleks cis[PtCl2(gly)2] juga telah disintesis oleh Dirk Steinborn; Henrik
Junicke; Frank W. Heineman (1997) menunjukkan struktur oktahedral terdistorsi,
ikatan antara Pt dengan glisin terjadi melalui gugus N-H primer pada glisin.
Keberhasilan sintesis kompleks tersebut memungkinkan asam amino yang lain juga
dapat membentuk kompleks dengan logam transisi yang lain, karena secara struktur
semua asam amino mempunyai gugus NH2, COO- , dan rantai samping.
Glisin dan alanin yang strukturnya ditunjukkan oleh Gambar 1 merupakan asam
amino nonessensial yang dapat diperoleh dan disintesis oleh organisme itu sendiri.
Adanya donor N dan O pada glisin dan alanin diharapkan juga mampu membentuk
kompleks atau senyawa kelat dengan Ni(II). Oleh karena itu, sintesis dan
karakterisasi kompleks Ni2+-glisin dan Ni2+-alanin menarik untuk dipelajari lebih
lanjut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu Senyawa Kompleks?
1.3 Tujuan
1. Dapat mengehtahui dan menjelaskan apa itu Senyawa Kompleks
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Sedangkan nama senyawa koordinasi yang didasarkan atas warna yang
dimilikiadalah:
Biru prusia (prusian blue) : KFe[Fe(CN)6].H2O
Kompleks luteo(kuning): [Co(NH3)5Cl]Cl2
Kompleks praseo(hijau): [Co(NH3)4Cl2]
Alasan-alasan nama umum jarang digunakan atau tidak digunakan:
1. Banyak senyawa kompleks yang berbeda namun disintesis oleh orang yang sama
2. Banyak senyawa kompleks yang berbeda namun memiliki warna yang sama
4
2.2.2 Struktur Atom Pusat
Terdiri dari inti atom beserta awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya.
Inti atom mengandung campuran proton yang bermuatan positif dan neutron yang
bermuatan netral (terkecuali pada Hidrogen-1 yang tidak memiliki neutron).
Elektronelektron pada suatu atom terikat pada inti atom oleh gaya elektromagnetik.
Demikian pula sekumpulan atom mampu berikatan satu sama lainnya membentuk
suatu molekul. Atom yang mengandung banyak proton dan elektron yang sama
bersifat netral, sedangkan yang mengandung banyak proton dan elektron yang
berlainan bersifat positif atau negatif dan adalah ion. Atom dikelompokkan
berlandaskan banyak proton dan neutron pada inti atom tersebut. Banyak proton pada
atom menentukan unsur kimia atom tersebut, dan banyak neutron menentukan isotop
unsur tersebut.
5
2.3 Ligan
2.3.1 Pengertian Ligan
Ligan adalah ion atau molekul, yang menyumbangkan sepasang elektron ke atom
atau ion logam pusat untuk membentukkompleks koordinasi. Ligan dapat berupa
anion,kation,dan molekul netral. Ligan bertindak sebagai basa lewis ( mendonor
pasangan elektron) dan atom logam pusat dipandang sebagai asam lewis (akseptor
pasangan elektron). Sifat ikatan antara logamdengan ligan bervariasi dari ikatan
kovalen hingga ikatan ion.
2.3.2 Klasifikasi Ligan
Klasifikasi Ligan didasarkan pada jumlah situs pengikatan dengan atom logam
pusat,muatan,dan ukuran.
1. Ligan Monodentat
Ligan monodentat juga disebut bergigi satu karena mereka mengigit atom logam
hanya disatu tempat. Contoh monodentat adalah ion klorida, air, ion hidroksida, dan
amino.
2. Ligen Bidentat
Basa lewis yang menyembungkan dua pasang elektron bebas ke atom logam pusat
dikenal sebagai ligan bidentat. Mereka sering disebut sebagai ligan pangkelat.
Kompleks yang mengandung ligan pangkelat disebut Khelat. Berikut contoh Ligan
bidentat :
Etilendiamina
6
Ion asetilasetonat
Fenantrolin
Ion oksalat
7
4. Ligan ambidentat
Ligan ambidentat adalah ligan dengan lebih dari satu atom donor potensial.
Misalnya, ion tiosinat (NCSˉ) yang dapat mengikat atom logam pusat atau ion
dengan atom nitrogen atau belerang.
5. Ligan jembatan
Ligan jembatan adalah ligan yang terikat pada lebih dari satu atom logam.
8
OH – Hidroksida [Fe 2 (OH) 2 (H 2 O) 8 ] 4+
[Ir 3 N(SO 4 ) 6 (H 2 O) 3 ]
N3- Nitrida 4-
Cl – Khlorida Nb 2 Cl 10
H- hidrida B2H6
O2 Oksida [Cr 2 O 7 ] 2-
[Co(NH3)3(No2)3] = triamnetrinitrocobalt(III)
9
[Ni(CO)4] = tetracarbonylnickel
10
Emas Aurate Seng Zincate
11
[PtBr3(NH3)2]n = catena-poly[diaminedibromoplatina(III)-µ-bromo
[PdCl2]n = catena-poly[palladium(II)di-µ-chloro]
12
2.5.1 Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen adalah sejenis ikatan kimia yang memiliki karakteristik berupa
pasangan elektron yang saling terbagi (pemakaian bersama elektron) di antara atom-
atom yang berikatan. Ikatan kovalen dibagi menjadi dua, yaitu ikatan kovalen polar
dan ikatan kovalen nonpolar. Ikatan kovalen polar terjadi jika salah satu atom yang
berikatan mempunyai elektronegativitas yang jauh lebih besar daripada yang lain.
Ikatan kovalen nonpolar terjadi jika kedua atom berikatan mempunyai afinitas
elektron yang sama. Derajat ikat atau orde ikat adalah sebuah bilangan yang
mengindikasikan jumlah pasangan elektron yang terbagi di antara atom-atom yang
membentuk ikatan kovalen.
13
secara irreversibel dan banyak di antara mereka yang memiliki ikatan yang cukup
kuat.
DAFTAR PUSTAKA
March, J. “Advanced Organic Chemistry” 4th Ed. J. Wiley and Sons, 1991: New
York. ISBN 0-471-60180-2.
Atom pusat.html
Struktur-atom.158442_p2k-unkris.html
wikipedia.org/wiki/Kompleks_(kimia)
wikipedia.org/wiki/Coordination_complex
14