KEPERAWATAN JIWA
Disusun Oleh:
34403014090
Tingkat: III-B
2017
STRATEGI PELAKSANAAN PADA KLIEN DENGAN
A. TUK/Strategi Pelaksanaan :
a. Bina hubungan saling percaya
b. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
c. Membantu klien menilai kemampuan yang masih dapat dilakukan
d. Membantu klien menentukan kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan
kemampuan klien
e. Melatih klien sesuai dengan kemampuan yang dipilih
f. Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan klien
g. Menganjurkan klien memasukan cara menghardik halusinasi dalam jadwal
kegiatan harian
3) Tempat
Tempatnya dimana pak? bagaimana kalau disini saja, jadi besok kita
ketemu lagi disini jam 10 ya. Kalau begitu saya tinggal dulu ya kalau
bapak perlu sesuatu bapa bisa panggil saya atau perawat lainnya. Permisi
pak.
STRATEGI PELAKSANAAN PADA KLIEN DENGAN
PERILAKU KEKERARASAN
A. TUK/Strategi Pelaksanaan :
1. Bina hubungan saling percaya
2. Bantu klien untuk mengungkapkan perasaan marahnya
3. Mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
4. Mengidentifikasi tanda gejala perilaku kekerasan
5. Mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan.
6. Menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan
7. Membantu klien mempraktikkan latihan cara mengontrol fisik I
8. Menganjurkan klien untuk memasukkan kegiatan didalam jadwal kegiatan harian
B. SP 1 Perilaku kekerasan
1. Fase orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalaamu’alaikum pak…Perkenalkan saya Perawat widya, saya senang
dipanggil widya. Saya mahasiswi Akper Jayakarta yang akan merawat bapak.
Siapa nama bapak? Senangnya dipanggil apa?”
b. Evaluasi / Validasi
“Bagaimana perasaan bapak pagi ini? Apakah tidurnya nyenyak tadi malam?
Apa keluhan bapak hari ini?”
c. Kontrak
”Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang perasaan marah bapak?
Ddimana kita sebaiknya bercakap-cakap? Bagaimana kalau disini saja Mau
berapa lama? 15 menit?”
2. Fase Kerja
“Apakah sebelumnya bapak pernah marah? Apa yang menyebabkan bapak
marah? Bagaimana dengan sekarang? Oh, jadi ada 2 penyebab bapak marah. Pada
saat penyebab marah datang, seperti keponakan bapak pulang malam dan tidak
pernah pamit kemana-mana, apa yang bapak rasakan?” (tunggu respons klien)”.
“Apakah bapak merasa kesal kemudian dada bapak berdebar-debar, mata melotot,
rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal?”
“Setelah itu, apa yang bapak lakukan? Jadi bapak memaki-maki keponakan bapak
dan membakar kasur keponakan bapak karena pulang malam, apakah dengan cara
ini keponakan bapak mau berubah? Iya, tentu tidak. Apa kerugian cara yang
bapak lakukan itu? Betul, keponakan bapak jadi takut dan minggat dari rumah,
kemudian keluarga bapak membawa bapak ke rumah sakit ini. Menurut bapak,
adakah cara lain yang lebih baik? Maukah bapak belajar cara mengungkapkan
kemarahan dengan baik tanpa menimbulkan kerugian?”
”Ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan yang bapak tau?. Cara
mengontrol marah itu ada 4 yang pertama dengan kegiatan fisik seperti tarik nafas
dalam, kedua dengan latihan fisik pukul bantal, ketiga cara sosial atau verbal, dan
yang keempat dengan spiritual. Nah saat ini saya akan mengajarkan bapak cara
mengontrol marah dengan latihan fisik tarik nafas dalam ya pak. Apabila bapak
telah menunjukan tanda – tanda ingin marah, yang petama bapak lakukan adalah
dengan menarik nafas secara perlahan ya pak. Caraya tarik nafas dalam – dalam
dari hidung, kemudian keluarkan secara perlahan dari mulut. Lakukan tindakan
tersebut secara berulang pak sampai perasaan marah bapak berkurang. Coba
sekarang bapak ikuti yang saya ajarkan pak. Nah iya bgaus pak. Iya seperti itu,
diulangin terus ya pak sampai rasa marah bapak berkurang kurang lebih sampai 5
kali. Sekarang kita buat jadwal ya pak, berapa kali dalam sehari bapak mau
melakukan latihan tarik nafas dalam ini? Baiklah kalo begitu.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara
mengontrol rasa marah dengan cara tarik nafas dalam?
b. Evaluasi objektif
Coba bapak praktikan lagi cara menarik nafas dalam? Bagus.
c. Rencana Tindak Lanjut
Sekarang mari kita masukan tarik nafas dalam ke dalam jadwal harian.
d. Kontrak
1) Topik
Baik, besok saya akan kembali lagi untuk melihat sejauh mana bapak
melakukan tarik nafas dalam yang tepat, serta apakah hal tersebut dapat
mencegah rasa marah. Besok saya akan kemari lagi dan kita akan latihan
mengontrol marah kegiatan fisik kedua yaitu pukul bantal.
2) Waktu
Bapak mau jam berapa? Baik jam 10 pagi ya. Berapa lama pak? Oke 15
menit ya.
3) Tempat
Tempatnya dimana pak? bagaimana kalau disini saja, jadi besok kita
ketemu lagi disini jam 10 ya pak. Assalamualaikum pak.
D. SP 3 Perilaku Kekerasan
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
Assaalamualaikum pak, masih ingat dengan saya?, sesuai dengan janji saya
kemarin saya datang lagi.
b. Evaluasi / validasi
Bagaimana perasaan bapak pagi ini?, apakah bapak sudah melakukan
latihan tarik nafas dalam dan pukul kasur atau bantal?
c. Kontrak
sesuai dengan kontrak kita kemarin,sekarang kita melanjutkan berbicang-
bincang tentang cara mengontrol rasa marah dengan cara bicara yang baik
untuk mencegah rasa marah. Kita akan mengobrol selama 15 menit ya pak.
2. Fase Kerja
Baiklah kita akan latihan cara bicara yang baik untuk mencegah perasaan marah.
Sekarang saya akan menjelaskan tentang cara bicara yang baik bila ibu sedang
marah, ada 3 caranya ibu :
a. Meminta dengan baik tanpa marah dengan suara rendah serta tidak
menggunakan kata- kasar, misalnya bu saya mau minta makanan, coba bapak
praktekkan? Bagus pak.
b. Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan bapak tidak ingin
melakukannya karena sedang ada pekerjaan, katakan maaf saya tidak bisa
melakukannya karena sedang ada pekerjaan, coba bapak praktekkan? bagus
pak.
c. Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat
kesal bapak dapat mengatakan saya menjadi marah karena perkataanmu itu
coba bapak praktekkan? Bagus pak.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi subjektif
Bagaimana perasan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara
mengendalikan marah dengan cara bicara yang baik?
b. Evaluasi objektif
Coba bapak sebutkan lagi cara bicara yang baik yang telah kita pelajari.
Bagus sekali.
c. Rencana Tindak Lanjut
Sekarang mari kita masukan dalam jadwal, berapa kali bapak mau melakukan
latihan bicara yang baik?
d. Kontrak
1) Topik
Besok kita akan membicarakan cara mengatasi rasa marah bapak yaitu
dengan cara ibadah.
2) Waktu
Bapak mau jam berapa? Baik jam 10 pagi ya.
3) Tempat
Tempatnya dimana pak? bagaimana kalau disini saja, jadi besok kita
ketemu lagi disini jam 10 ya pak. Assalamualaikum pak.
E. SP 4 Perilaku Kekerasan
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
Assaalamualaikum pak, apakah bapak masih ingat dengan saya?, sesuai
dengan janji saya kemarin, saya datang lagi
b. Evaluasi / Validasi
Bagaimana perasaan bapak pada pagi hari ini?. apakah bapak sudah
melakukan latihan tarik nafas dalam dan pukul kasur atau bantal? bagaimana
dengan cara berbicara yang baik, apakah bapak sudah melakukannya?
c. Kontrak
Sekarang kita melanjutkan berbicang-bincang tentang cara mengontrol rasa
marah dengan cara ibadah. sesuai kontrak kemarin, kita akan bicara selama 20
menit.
2. Fase Kerja
Coba ceritakan kegiatan ibadah yang biasa bapak lakukan sebelumnya di rumah?
Baik bapak, ada banyak kegiatan ibadah ya. Nah, dari berbagai kegiatan ini
menurut bapak mana yang kira-kira yang efektif yang bisa bapak lakukan di
rumah sakit? Baik, bapak memilih dengan Istighfar ya? Nah kalau bapak sedang
marah coba bapak langsung duduk dan tarik nafas dalam, jika tidak reda juga
marahnya rebahkan badan agar rileks. Setelah nafas dalam bapak bisa merasa
rileks, kemudian bapak ucapkan Astaghfirullahaladzim. Mari kita coba pak?
bagus sekali. bapak bisa lakukan kegiatan ini secara teratur untuk meredakan
kemarahan ya pak.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif
Bagaimana perasan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara
mengendalikan marah dengan cara melakukan kegiatan ibadah?
b. Evaluasi objektif
Coba bapak sebutkan lagi cara mengendalikan marah yang sudah kita
pelajari?Bagus sekali.
c. Rencana Tindak Lanjut
Sekarang mari kita masukan dalam jadwal, berapa kali bapak mau melakukan
kegiatan ibadah?
d. Kontrak
1) Topik
Besok saya akan datang lagi, nanti kita akan bicarakan kemampuan bapak
yang telah kita latih selama ini dan apakah bapak sudah mengontrol rasa
marahnya.
2) Waktu
Bapak mau jam berapa?
3) Tempat
Bapak mau dimana? bagaimana Disini lagi? baik jadi besok kita ketemu
lagi disini jam 10 ya pak. Assalamualaikum.
STRATEGI PELAKSANAAN PADA KLIEN DENGAN
A. TUK/Strategi Pelaksanaan :
a. Bina hubungan saling percaya
b. Mengkaji kemampuan klien melakukan perawatan diri meliputi mandi/kebersihan
diri meliputi mandi/kebersihan diri, berpakaian/berhias, makan, serta BAB/BAK
secara mandiri
c. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
b. Masalah berdandan
apa yang bapak lakukan untuk merawat rambut? Kapan saja bapak menyisir
rambut? Apa tujuan kita sisiran? Jadi bisakah bapak sebutkan alat yang
digunakan untuk menyisir? Betul, bagus sekali kita memerlukan sisir untuk
menyisir.
ISOLASI SOSIAL
A. TUK/Strategi Pelaksanaan :
a. Bina hubungan saling percaya
b. Mengidentifikasi penyebab isolasi social
c. Berdiskusi dengan klien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain
d. Berdiskusi dengan klien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
e. Mengajarkan kepada klien tentang cara berkenalan dengan satu orang
f. Menganjurkan kepada klien memasukkan kegiatan berbincang-bincang dengan
orang lain dalam kegiatan harian
B. SP 1 Isolasi Sosial
1. Fase orientasi
a. Salam Terapeutik
Assalamualaikum.. .selamat pagi bu… perkenalkan nama saya widya. Saya
mahasiswa dari Akper Jayakarta. Hari ini saya dinas pagi dari jam 07:00 pagi
sampai jam 14:00 siang. Saya akan merawat ibu selama di rumah sakit ini.
Nama ibu siapa? Senangnya ibu di panggil apa?
b. Evaluasi / Validasi
Bagaimana perasaan Bu hari ini? Ohh. jadi ibu merasa bosan dan tidak
berguna.
c. Kontrak
1) Topik
Baiklah Bu, bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang perasaan
ibu serta keuntungan punya teman dan kerugian tidak punya teman?
Apakah bersedia? Tujuananya Agar ibu dengan saya dapat saling
mengenal sekaligus ibu dapat mengetahui keuntungan berinteraksi dengan
orang lain dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
2) Waktu
Berapa lama Bu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit
3) Tempat
Ibu mau berbincang-bincang dimana? Bagaimana kalau di ruang tamu?
2. Fase kerja
Dengan siapa ibu tinggal serumah? Siapa yang paling dekat dengan ibu? apa yang
menyebabkan ibu dekat dengan orang tersebut? Siapa anggota keluarga dan
teman ibu yang tidak dekat dengan ibu? apa yang membuat ibu tidak dekat dengan
orang lain? Apa saja kegiatan yang biasa ibu lakukan saat bersama keluarga?
Bagaimana dengan teman-teman yang lain? Apakah ada pengalaman yang tidak
menyenangkan ketika bergaul dengan orang lain? Apa yang menghambat ibu
dalam berteman atau bercakap-cakap dengan orang lain?
Menurut ibu apa keuntungan kita kalau mempunyai teman? Wah benar, kita
mempunyai teman untuk bercakap-bercakap. Apa lagi ibu? (sampai pasien dapat
menyebutkan beberapa) Nah kalau kerugian kita tidak mempunyai teman apa ibu?
ya apa lagi? (sampai menyebutkan beberapa) jadi banyak juga ruginya tidak
punya teman ya. Kalau begitu ingin ibu belajar berteman dengan orang lain? Nah
untuk memulainya sekrang ibu latihan berkenalan dengan saya terlebih dahulu.
Begini ibu, untuk berkenalan dengan orang lain dengan orang lain kita sebutkan
dahulu nama kita dan nama panggilan yang kita sukai. Contohnya: nama saya
widya sri , senang dipanggil widi. Selanjutnya ibu menanyakan nama orang yang
diajak berkenalan. Contohnya nama ibu siapa ? senangnya dipanggil apa? Ayo bu
coba dipraktekkan! Misalnya saya belum kenal dengan ibu. coba ibu berkenalan
dengan saya. Ya bagus sekali ibu, coba sekali lagi ibu..!!! bagus sekali ibu!!
setelah berkenalan dengan ibu orang tersebut ibu bisa melanjutkan percakapan
tentang hal-hal yang menyenangkan ibu bicara. Misalnya tentang cuaca, tentang
hobi, tentang keluarga, pekerjaan dan sebagainya, nah bagaimana kalau sekarang
kita latihan bercakap-cakap dengan teman ibu. (dampingi pasien bercakap-cakap).
3. Terminasi
a. Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan berkenalan?
b. Evaluasi objektif
Nah sekarang coba ulangi dan peragakan kembali cara berkenalan dengan
orang lain.
c. RTL
Baiklah ibu, dalam satu hari mau berapa kali ibu latihan bercakap-cakap
dengan teman? Dua kali ya ibu? baiklah jam berapa ibu akan latihan? Ini ada
jadwal kegiatan, kita isi pasa jam 11:00 dan 15:00 kegiatan ibu adalah
bercakap-cakap dengan teman sekamar. Jika ibu melakukanya secara mandiri
makan ibu menuliskan M, jika ibu melakukannya dibantu atau diingatkan oleh
keluarga atau teman tulis B, Jika ibu tidak melakukanya maka ibu tulis T.
apakah ibu mengerti? Coba ibu ulangi? Naah bagus ibu.
d. Kontrak
1) Topik
Baik lah ibu bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang tentang
pengalaman ibu bercakap-cakap dengan teman-teman baru dan latihan
bercakap-cakap dengan topik tertentu. apakah ibu bersedia.
2) Waktu
Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00?
3) Tempat
Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang
tamu?? Baiklah bu besok saya akan kesini jam 11:00 sampai jumpa besok
ibu. saya permisi Assalamualaikum…
C. SP 2 Isolasi Sosial
1. Fase Orentasi
a. Salam Terapeutik
Assalamualaikum , Selamat pagi ibu, Masih ingat dengan saya?
b. Evaluasi/ Validasi
Bagaimana dengan perasaan ibu hari ini? Apakah masih ada perasaan
kesepian, bagaimana semangatnya untuk bercakap-cakap dengan teman?
Apakah ibu sudah mulai berkenalan dengan orang lain? Bagai mana perasaan
ibu setelah mulai berkenalan?
c. Kontrak
1) Topik
Baiklah sesuai dengan janji kita kemarin hari ini kita akan latihan bagai
mana berkenalan dan bercakap-cakap dengan 2 orang lain agar ibu
semakin banyak teman. Apakah ibu bersedia?
2) Waktu
Berapa lama ibu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit
3) Tempat
ibu mau berbincang-bincang dimana? Bagai mana kalau di ruang tamu?
2. Fase Kerja
Baiklah hari ini saya datang bersama dua orang ibu perawat yang juga dinas di
ruangan melati ini, ibu bisa memulai berkenalan.. apakah ibu masih ingat
bagaimana cara berkenalan? (beri pujian jika pasien masih ingat, jika pasien lupa,
bantu pasien mengingat kembali cara berkenalan) nah silahkan ibu mulai
(fasilitasi perkenalan antara pasien dengan perawat lain) wah bagus sekali ibu,
selain nama,alamat, hobby apakah ada yang ingin ibu ketahui tetang perawat C
dan D? (bantu pasien mengembangkkan topik pembicaraan) wah bagus sekali,
Nah ibu apa kegiatan yang biasa ibu lakukan pada jam ini? Bagai mana kalau kita
menemani teman ibu yang sedang menyiapkan makan siang di ruang makan
sambil menolong teman ibu bisa bercakap-cakap dengan teman yang lain. Mari
bu.. (dampingi pasien ke ruang makan) apa yang ingin ibu bincangkan dengan
teman ibu. ooh tentang cara menyusun piring diatas meja silahkan ibu( jika pasien
diam dapat dibantu oleh perawat) coba ibu tanyakan bagaimana cara menyusun
piring di atas meja kepada teman ibu? apakah harus rapi atau tidak? Silahkan bu,
apalagi yang ingin bu bincangkan.. silahkan.Oke sekarang piringnya sudah rapi,
bagaimana kalau ibu dengan teman ibu melakukan menyusun gelas diatas meja
bersama… silahkan bercakap-cakap ibu.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan ibu setelah kita berkenalan dengan perawat B dan C dan
bercakap-cakap dengan teman ibu saat menyiapkan makan siang di ruang
makan?
b. Evaluasi objektif
Coba ibu sebutkan kembali bagaimana caranya berkenalan?
c. RTL
Bagaimana kalau ditambah lagi jadwal kegiatan ibu yaitu jadwal kegiatan
bercakap-cakap ketika membantu teman sedang menyiapkan makan siang.
Mau jam berapa ibu latihan? Oo ketika makan pagi dan makan siang.
d. Kontrak yang akan datang
1) Topik
Baik lah ibu bagaimana kalau besok saya kan mendampingi ibu berkenalan
dengan 4 orang lain dan latihan bercakap-cakap saat melakukan kegiatan
harian lain, apakah ibu bersedia?
2) Waktu
Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10:00 ? Baiklah ibu besok saya
akan kesini jam 10:00.
3) Tempat
Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang
tamu? Kalau begitu saya tinggal dulu ya bu sampai bertemu besok lagi ya
D. SP 3 Isolasi Sosial
1. Fase Orentasi
a. Salam Terapeutik
Assalamualaikum bu, Selamat pagi bu, masih ingat dengan saya?
b. Evaluasi/ Validasi
Bagaimana dengan perasaan ibu hari ini? Apakah masih ada perasaan
kesepian? Apakah ibu sudah bersemangat bercakap-cakap dengan otrang lain?
Apa kegiatan yang dilakukan sambil bercakap-cakap? Bagaimana dengan
jadwal berkenalan dan bercakap-cakap, apakah sudah dilakukan? Bagus ibu.
c. Kontrak
1) Topik
Baiklah sesuai dengan janji kita kemarin hari ini saya akan mendampingi
bu berkenalan atau bercakap-cakap dengan tukang masak, serta bercakap-
cakap dengan teman sekamar saat melakukan kegiatan harian. Apakah ibu
bersedia?
2) Waktu
Berapa lama ibu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit?
3) Tempat
Ibu mau berbincang-bincang dimana? Bagai mana kalau di ruang tamu?
2. Fase Kerja
Baiklah ibu, bagaimana jika kita menuju ruang dapur, disana para juru masak
sedang memasak dan jurumasak disana berjumlah lima orang disana. Bagaimana
jika kita berangkat sekarang? Apakah ibu sudah siap bergabung dengan banyak
orang? Nah ibu sesampainya disana ibu langsung bersalaman dan
memperkenalakan diri seperti yang sudah kita pelajari, ibu bersikap biasa saja
dan yakin bahwa orang-orang disana senang dengan kedatangan ibu. baik lah bu
kita berangkat sekarang ya bu.
Nah bu, sekarang kita latihan bercakap-cakap dengan teman saat melakukan
kegiatan harian, kegiatan apa yang ingin bu lakukan? Ooh merapikan kamar
baiklah dengan siapa ibu ingin didampingi? Dengan Nn. E? baiklah bu.
kegiatannya merapikan tempat tidur dan menyapu kamar tidur ya bu( perawat
mengaja pasien E untuk menemani pasien merapikan tempat tidur dan menyapu
kamar, kemudian memotivasi pasien dan teman sekamar bercakap-cakap.
3. Fase terminasi
a. Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan ibu setelah kita berkenalan dengan juru masak di dapur ?
kalau setelah merapikan kamar bagaimana ibu?
b. Evaluasi objektif
apa pengalaman ibu yang menyenangkan berada dalam kelompok? Adakah
manfaatnya kita bergabung dengan orang banyak?
c. RTL
Baiklah ibu selanjutnya ibu bisa menambah orang yang ibu kenal. Atau ibu
bisa ikut kegiatan menolong membawakan nasi untuk dimakan oleh teman-
teman ibu. jadwal bercakap-cakap setiap pagi saat merapikan tempat tidur kita
cantumkan dalam jadwal ya ibu. setiap jam berapa ibu akan berlatih? Baiklah
pada pagi jam 08:00 dan sore jam 16:00.
d. Kontrak yang akan datang
1) Topik
Baik lah ibu bagaimana kalau besok saya kan mendampingi ibu dalam
melakukan berbincang-bincang saat menjemput pakaian ke laundry.
apakah ibu bersedia?
2) Waktu
Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00
3) Tempat
Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang
tamu? Baiklah bu besok saya akan kesini jam 11:00 sampai jumpa besok
bu. saya permisi Assalamualaikum.
STRATEGI PELAKSANAAN PADA KLIEN DENGAN
HALUSINASI
A. TUK/Strategi Pelaksanaan :
1. Bina hubungan saling percaya
2. Mengidentifikasi jenis halusinasi
3. Mengidentifikasi isi halusinasi
4. Mengidentifikasi waktu halusinasi
5. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi
6. Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi
7. Mengajarkan klien menghardik halusinasi
8. Menganjurkan klien memasukan cara menghardik halusinasi dalam jadwal
kegiatan harian
B. SP 1 Halusinasi
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi Bapak/Ibu.”, Saya perawat yang akan merawat Bapak/Ibu. Saya
suster widya. Nama Bapak/Ibu siapa? Senang di panggil apa?” (Sambil
berjabat tangan).
b. Evaluasi Validasi
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu X hari ini?” Oh, jadi Bapak/Ibu X merasa
mengantuk. Apa yang menyebabkan Bapak/Ibu mengantuk?“. Jadi, Bapak/Ibu
mengantuk karena semalam tidak bisa tidur. Mengapa semalam Bapak/Ibu
tidak bisa tidur? Jadi, semalam Bapak/Ibu tidak bisa tidur karena mendengar
suara-suara itu, sedangkan teman-teman Bapak/Ibu tertidur dengan nyenyak.
Coba Bapak/Ibu ceritakan tentang suara-suara yang Bapak/Ibu dengar. Jadi,
Bapak/Ibu mendengar suara orang yang menyuruh Bapak/Ibu naik keatap.
c. Kontrak (Topik, Waktu, Tempat, Tujuan)
“Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang selama ini
Bapak/Ibu X dengar, tetapi tidak tampak wujudnya? Tujuannya agar
Bapak/Ibu mengetahui suara-suara yang tak tampak wujudnya sehingga
Bapak/Ibu dapat menghardik atau mengusir suara itu.” “Di mana kita duduk?
Bagaimana jika kita berbicara di taman selama sepuluh menit?”
2. Fase Kerja
“Kapan Bapak/Ibu X biasanya mendengar orang yang menyuruh Bapak/Ibu naik
ke atap?” “Bapak/Ibu X sering mendengar suara itu malam hari sedangkan semua
teman-teman Bapak/Ibu sedang tidur dan tidak mendengar suara tersebut.” “Selain
itu, pada keadaan apa lagi terdengar suara tersebut?” “Jadi Bapak/Ibu mendengar
suara tersebut pada waktu sedang duduk sendiri dan melamun.” “Berapa kali
sehari Bapak/Ibu X alami?” “Jadi dalam sehari, kira-kira Bapak/Ibu X mendengar
suara-suara tak berwujud?”. “Bagus, Bapak/Ibu sudah mau menceritakan semua
ini kepada saya.” “Apa yang Bapak/Ibu rasakan jika suara-suara itu muncul?”
“Jadi, Bapak/Ibu merasa takut terhadap suara-suara yang menyuruh Bapak/Ibu
naik ke atap itu. Apa yang Bapak/Ibu lakukan saat suara-suara tersebut
terdengar.?” “Setelah Bapak/Ibu melakukan itu, bagaimana hasilnya?” “Jadi,
setelah Bapak/Ibu melakukan hal itu, suara-suara tersebut tidak
hilang.”.“Bagaimana kalau kita belajar cara untuk mencegah munculnya suara-
suara itu?”. “Menurut Bapak/Ibu X, ada berapa cara untuk mencegah suara-suara
tanpa wujud itu muncul?”. “Wah bagus sekali jawaban Bapak/Ibu X.”“Ada empat
cara untuk mencegah suara-suara itu muncul. Pertama, dengan menghardik atau
mengusir suara tersebut. Kedua, minum obat dengan teratur. Ketiga, dengan cara
meminta perawat untuk bercakap-cakap dengan Bapak/Ibu. Keempat dengan
melakukan kegiatan yang sudah terjadwal.” “Bapak/Ibu X ingin belajar cara
mengontrol suara-suara tak berwujud yang mana terlebih dahulu?” “Bagus sekali
Bapak/Ibu X sudah mau belajar menghardik halusinasi.” “Caranya adalah saat
suara itu muncul, langsung Bapak/Ibu X bilang, pergi saya tidak mau dengar,
jangan ganggu saya. Begitu diulang-ulang sampai suara itu tidak terdengar lagi.”
“Sekarang saya akan mencontohkan cara menghardik suara yang tak tampak
wujudnya.” “Pergi saya tidak mau dengar, jangan ganggu saya!” “Coba Bapak/Ibu
X peragakan apa yang telah saya contohkan jika suara yang tidak tampak
wujudnya itu muncul.” “Nah begitu… bagus! Coba lagi! Ya bagus Bapak/Ibu X
sudah bisa.” “Nah agar Bapak/Ibu X semakin mahir menghardik suara-suara yang
menyuruh Bapak/Ibu naik ke atap, maka Bapak/Ibu X sebaiknya sering berlatih
menghardik suara itu. Latihan menghardik suara akan dimasukan dalam jadwal
aktivitas Bapak/Ibu sehari-hari. Bapak/Ibu X ingin berlatih menghardik suara
berapa kali sehari?” “Wah bagus Bapak/Ibu X sudah mau berlatih menghardik
suara …kali sehari.” “Mau latihan jam berapa saja Bapak/Ibu?” “Latihan
mengahardik ini akan dimasukan ke jadwal aktivitas Bapak/Ibu X. Jika Bapak/Ibu
X berlatih tanpa diingatkan oleh suster, Bapak/Ibu X dapat mengisi disebelah
kolom aktivitas ini dengan huruf M. jika Bapak/Ibu X berlatih dengan diingatkan
suster, maka Bapak/Ibu X mengisi dengan huruf B. Jika Bapak/Ibu X tidak
berlatih atau lupa, Bapak /Ibu X mengisi huruf T di kolom tanggal pelaksanaan”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu X setelah memperagakan latihan menghardik
tadi?” “Bagus sekali jawaban Bapak/Ibu.”
b. Evaluasi Objektif
“Coba Bapak/Ibu X peragakan lagi cara menghardik suara-suara seperti yang
tadi telah kita pelajari.” “Wah bagus sekali, Bapak/Ibu X sudah bisa
memperagakan cara menghardik suara.”
c. Rencana Tindak Lanjut
“Bapak/Ibu X jangan lupa untuk berlatih menghardik sesuai dengan jadwal
yang tadi telah kita buat yah. Jika ada suara tak berwujud yang Bapak/Ibu
dengar, Bapak/Ibu dapat menerapkan cara menghardik suara-suara itu seperti
yang tadi telah kita pelajari.”
d. Kontrak yang Akan Datang. (Waktu, Tempat, Tujuan)
“Bapak/Ibu X, besok kita akan berbicara mengenai cara kedua mencegah
suarasuara yang tak berwujud yaitu dengan minum obat secara teratur.
Bagaimana kalau kita berbicara pada 15 menit sebelum makan siang di ruang
makan?”“Permisi Bapak/Ibu…”
C. SP 2 Halusinasi
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi, Bapak/Ibu X!”
b. Evaluasi Validasi
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu X pagi ini?” “Selama kita tidak bertemu,
bagaimana dengan suara yang tak tampak wujudnya yang menyuruh
Bapak/Ibu naik ke atap? Apakah Bapak/Ibu masih mendengar?” “Berapa kali
dalam sehari Bapak/Ibu mendengar suara tersebut? “Saat Bapak/Ibu
mendengar suara tersebut, apa yang Bapak/ Ibu lakukan?” “Wah bagus sekali
jawaban Bapak/Ibu.
c. Kontrak (Waktu, Tempat, Tujuan, Topik)
“Sesuai janji saya kemarin, hari ini kita akan berbicara tentang mengontrol
halusinasi yaitu bercakap-cakap dengan orang lain. Tujuannya adalah agar
perhatian Bapak/Ibu X dapat teralihkan ketika mendengar suara. Kita akan
latihan selama 10 menit di taman.”
2. Fase Kerja
“Cara untuk mengontrol suara tak berwujud adalah dengan mengajak orang lain
untuk bercakap-cakap dengan Bapak/Ibu. Jadi jika Bapak/Ibu X mulai mendengar
suara-suara, langsung saja cari perawat untuk diajak bercakap-cakap atau
berbicara. Minta perawat untuk bercakap-cakap dengan Bapak/Ibu X agar
perhatian Bapak/Ibu X teralihkan dari suara tak berwujud itu.” “Contohnya begini,
“Suster, tolong, saya mulai dengar suara-suara, saya ingin bercakap-cakap.
Begitu Bapak/Ibu X.” “Coba Bapak/Ibu X lakukan seperti saya tadi lakukan.”
“Iya, begitu. Bagus! Coba sekali lagi! Bagus! Nah, latih terus ya Bapak/Ibu X!”
“Nah agar Bapak/Ibu X semakin mahir mengontrol suara tak berwujud dengan
mengajak orang lain bercakap-cakap, maka latihan mengontrol halusinasi dengan
mengajak orang lain bercakap-cakap akan dimasukan dalam jadwal aktivitas
Bapak/Ibu sehari-hari. Bapak/Ibu X ingin berlatih mengontrol suara dengan
bercakap-cakap dengan perawat berapa kali sehari?” “Wah bagus Bapak/Ibu X
sudah mau berlatih bercakap-cakap dengan perawat…kali sehari.” “Bapak/Ibu X
mau berlatih bercakap-cakap dengan perawat jam berapa saja?” “Jika Bapak/Ibu
X berlatih tanpa diingatkan oleh suster, Bapak/Ibu X dapat mengisi di sebelah
kolom aktivitas ini dengan huruf M. jika Bapak/Ibu X berlatih dengan diingatkan
suster, maka Bapak/Ibu X mengisi dengan huruf B. Jika Bapak/Ibu X tidak
berlatih atau lupa, Bapak/Ibu X mengisi huruf T di kolom tanggal pelaksanaan.”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu X setelah berlatih cara mengontrol suara-
suara tak berwujud dengan bercakap-cakap dengan orang lain?”
b. Evaluasi Objektif
“Coba Bapak/Ibu X peragakan bagaimana cara mengontrol suara-suara dengan
cara bercakap-cakap dengan orang lain.” “Bagus sekali Bapak/Ibu X sudah
dapat memperagakan cara mengontrol suara dengan mengajak orang lain
bercakap-cakap!”
c. Rencana Tindak Lanjut
“Bapak/Ibu X jangan lupa untuk berlatih bercakap-cakap dengan orang lain
untuk mengontrol suara yang tak tampak wujudnya sesuai dengan jadwal yang
tadi telah kita buat yah Bu. Dan jika Bapak/Ibu X mendengar suara yang tidak
tampak wujudnya, Bapak/Ibu X dapat menerapkan cara ketiga yaitu dengan
mengalihkan perhatian dengan mengajak perawat bercakap-cakap dengan
Bapak/Ibu X.”
d. Kontrak yang Akan Datang. (Waktu, Tempat, Tujuan).
“Bapak/Ibu X, besok kita akan berbicara mengenai cara keempat untuk
mengontrol suara tak berwujud yaitu dengan melakukan kegiatan yang sudah
terjadwal. Bapak/Ibu mau berbicara jam berapa dan di mana?” “Baiklah,
besok kita akan bertemu di taman jam 10 pagi untuk berlatih cara melakukan
kegiatan yang sudah terjadwal. Permisi Bapak/Ibu…”
D. SP 3 Halusinasi
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi Bapak/Ibu X!”
b. Evaluasi Validasi
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu X pagi ini?” “Selama kita tidak bertemu,
bagaimana dengan suara yang tak tampak wujudnya yang menyuruh
Bapak/Ibu naik ke atap? Apakah Bapak/Ibu masih mendengar?” “Berapa kali
dalam sehari Bapak/Ibu mendengar suara tersebut? “Saat Bapak/Ibu
mendengar suara tersebut, apa yang Bapak/ Ibu lakukan?” “Wah bagus sekali
jawaban Bapak/Ibu.” “Jadi Bapak/Ibu X telah bercakap-cakap dengan perawat
saat suara-suara tersebut terdengar. Bagaimana hasilnya?” “Bagaimana dengan
jadwal kegiatannya?” “Bagus sekali Bapak/Ibu X telah berlatih bercakap-
cakap sesuai dengan jadwal yang telah kita buat. Coba Bapak/Ibu X sebutkan
manfaat yang Bapak/Ibu rasakan setelah berlatih bercakap-cakap sesuai
dengan jadwal aktivitas.” “Wah bagus sekali jawaban yang diberikan oleh
Bapak/Ibu X.”
c. Kontrak (Waktu, Tempat, Tujuan, Topik)
“Sesuai janji kita kemarin, hari ini kita akan belajar cara untuk mencegah
halusinasi yaitu melakukan kegiatan terjadwal. Tujuannya adalah untuk
mencegah suara tak berwujud dengan mengalihkan perhatian Bapak/Ibu
dengan melakukan aktivitas terjadwal. Kita akan berbicara di taman ini selama
10 menit.”
2. Fase Kerja
“Apa saja yang biasa Bapak/Ibu X lakukan?” “Pagi-pagi apa kegiatannya?” Terus
jam berikutnya apa?” (Terus dikaji hingga didapatkan kegiatannya sampai
malam).” “Wah, bagus sekali Bapak/Ibu X memiliki banyak kegiatan.” “Cara
keempat mengontrol halusinasi adalah dengan melakukan kegiatan atau aktivitas
terjadwal sehingga Bapak/Ibu tidak memiliki waktu luang yang memungkinkan
suara-suara tak berwujud itu muncul.” “Hari ini kita akan berlatih dua kegiatan
untuk mengontrol halusinasi atau suarasuara yang tak berwujud itu. Apa kegiatan
yang ingin Bapak/Ibu lakukan hari ini?” “Wah bagus sekali Bapak/Ibu X sudah
mau berlatih kegiatan … dan … hari ini.” “Baiklah, sekarang kita akan beratih
dua kegiatan yang tadi Bapak/Ibu pilih untuk mencegah suara-suara tak berwujud
muncul.” (latihan kegiatan tersebut). “Bagus sekali Bapak/Ibu X dapat
melakukannya.” “Kegiatan ini dapat Bapak/Ibu X lakukan untuk mencegah suara
tersebut muncul. Kegiatan yang lain akan kita latih lagi agar dari pagi sampai
malam ada kegiatan.” “Nah agar Bapak/Ibu X dapat mencegah suara-suara tak
berwujud muncul dengan melakukan aktivitas, maka latihan tersebut akan
dimasukan dalam jadwal aktivitas Bapak/Ibu sehari-hari. Bapak/Ibu X ingin
berlatih mencegah suara-suara tak berwujud dengan aktivitas terjadwal berapa kali
sehari?” “Wah bagus Bapak/Ibu X sudah mau berlatih mengontrol suara-suara
dengan melakukan aktivitas terjadwal …kali sehari.” “Bapak/Ibu X ingin
melakukannya pada jam berapa saja? Baiklah Bapak/Ibu X, saya telah
memasukan aktivitas terjadwal untuk mengontrol suara tak berwujud yang
Bapak/Ibu dengar pada jam …, …, dan …” “Jika Bapak/Ibu X berlatih tanpa
diingatkan oleh suster, Bapak/Ibu X dapat mengisi di sebelah kolom aktivitas ini
dengan huruf M. jika Bapak/Ibu X berlatih dengan diingatkan suster, maka
Bapak/Ibu X mengisi dengan huruf B. jika Bapak/Ibu X tidak berlatih atau lupa,
Bapak/Ibu X mengisi huruf T di kolom tanggal pelaksanaan.”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu X setelah kita berlatih cara untuk mengontrol
suara-suara tak berwujud dengan melakukan aktivitas terjadwal?”
b. Evaluasi Objektif
“Coba Bapak/Ibu X peragakan kembali cara mengontrol suara-suara dengan
melakukan aktivitas terjadwal.” “Bagus sekali Bapak/Ibu X!”
c. Rencana Tindak Lanjut
“Bapak/Ibu X jangan lupa untuk berlatih mengontrol suara-suara dengan
melakukan kegiatan terjadwal sesuai dengan jadwal yang tadi telah kita buat,
dan Bapak/Ibu X jangan lupa untuk menerapkan cara mengontrol halusinasi
dengan aktivitas terjadwal untuk mencegah suara-suara tak berwujud muncul.”
d. Kontrak yang Akan Datang. (Waktu, Tempat, Tujuan)
“Bapak/Ibu X, kita akan bertemu besok jam 10 di taman untuk membicarakan
tentang cara mengontrol halusinasi dengan cara minum obat ya pak” “Permisi
Bapak/Ibu.”
E. SP 4 Halusinasi
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat siang Bapak/Ibu X!”
b. Evaluasi Validasi
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu X siang ini?” “Selama kita tidak bertemu,
bagaimana dengan suara yang tak tampak wujudnya yang menyuruh
Bapak/Ibu naik ke atap? Apakah Bapak/Ibu masih mendengar?” “Berapa kali
dalam sehari Bapak/Ibu mendengar suara tersebut? “Saat Bapak/Ibu
mendengar suara tersebut, apa yang Bapak/ Ibu lakukan?” “Wah bagus sekali
jawaban Bapak/Ibu.” “Apakah pagi tadi sudah minum obat?” “Jam berapa
Bapak/Ibu minum obat pagi tadi?”
c. Kontrak (Waktu, Tempat, Tujuan, Topik)
“Sesuai janji saya kemarin, hari ini kita akan berbicara tentang cara
mengontrol halusinasi yaitu dengan minum obat. Tujuannya agar Bapak/Ibu X
dapat mengetahui bahwa minum obat untuk mengontrol halusinasi tidak boleh
putus agar suara tak berwujud tidak terdengar lagi. Kita akan diskusi selama
15 menit di ruang makan sambil menunggu makan siang.”
2. Fase Kerja
“Coba Bapak/Ibu X sebutkan perbedaan sebelum dan sesudah Bapak/Ibu X
minum obat. Apakah suara-suara berkurang atau menghilang?” “Minum obat
sangat penting agar suara yang Bapak/Ibu X dengar dan mengganggu selama ini
tidak muncul lagi.” “Berapa macam obat yang Bapak/Ibu X minum? (perawat
menyiapkan obat pasien). “Ini yang warna orange (chlorpromazine, CPZ) gunanya
untuk menghilangkan suara-suara dan yang merah jambu (haloperidol,HLP)
berfungsi untuk menenangkan pikiran dan menghilangkan suara. Obat yang warna
putih (tpyhexilpendil,THP) gunanya agar Bapak/Ibu X merasa rilex dan tidak
kaku. Semua obat ini diminum 3 kali sehari, tiap pukul 7 pagi, 1 siang, dan 7
malam setelah makan. Jika Bapak/Ibu makan pagi jam 8 pagi, maka obat siang
diminum jam 2 siang, dan obat untuk malam diminum jam 8 malam.” “Kalau
suara sudah hilang, obatnya tidak boleh dihentikan karena jika Bapak/Ibu X
menghentikan minum obat, maka suara tak berwujud akan muncul lagi. Nanti
konsultasikan dengan dokter, sebab kalau putus obat, Bapak/Ibu X akan kembali
mendengar suara-suara yang tidak tampak wujudnya itu.”“Kalau obat habis,
Bapak/Ibu X bisa minta ke dokter untuk mendapatkan obat lagi. Bapak/Ibu X juga
harus teliti saat minum obat-obatan ini. Pastikan obatnya benar, artinya Bapak/Ibu
X harus memastikan bahwa itu benar-benar obat punya Bapak/Ibu X. Jangan
keliru dengan obat milik orang lain. Baca nama kemasannya. Pastikan obat
diminum pada waktunya, dengan cara yang benar, yaitu diminum sesudah makan
dan tepat jamnya, juga harus memperhatikan berapa jumlah obat sekali minum,
dan Bapak/Ibu X juga harus cukup minum air putih 10 gelas per hari.” “Jika saat
minum obat, Bapak/Ibu X merasa lemah atau pusing, itu adalah salah satu efek
samping dari obat yang Bapak/Ibu X minum. Bapak/Ibu X dapat berkonsultasi ke
dokter untuk mengatasi efek samping tersebut dan istirahat dengan cukup.”
“Minum obat akan dimasukan ke dalam jadwal aktivitas Bapak/Ibu X sebanyak 3
kali dalam sehari yaitu jam 7 pagi, 1 siang, dan 7 malam.” “Jika Bapak/Ibu X
minta obat sendiri tanpa diingatkan oleh suster, Bapak/Ibu X dapat mengisi di
sebelah kolom aktivitas ini dengan huruf M. jika Bapak/Ibu X minum obat saat
diingatkan oleh suster, maka Bapak/Ibu X mengisi dengan huruf B. Jika
Bapak/Ibu X tidak minum obat atau lupa, Bapak/Ibu X mengisi huruf T di kolom
tanggal pelaksanaan.”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu X setalah kita bercakap-cakap tentang cara
mengontrol halusinasi yaitu minum obat secara teratur?”
b. Evaluasi Objektif
“Coba Bapak/Ibu sebutkan apa saja yang harus diperhatikan sebelum minum
obat?” “Wah bagus sekali jawaban Bapak/Ibu.” “Jadi yang harus diperhatikan
sebelum minum obat adalah benar obat tersebut milik kita, benar obatnya,
benar waktunya, benar caranya yaitu diminum sesudah makan, dan benar
jumlah obatnya.”
c. Rencana Tindak Lanjut
Bapak/Ibu X jangan lupa untuk minum obat tepat waktu sesuai dengan jadwal
yang tadi telah kita buat yah Bu.” “Bapak/Ibu X juga dapat meminta obat
sendiri ke perawat tanpa perlu diingatkan.”
d. Kontrak yang Akan Datang. (Waktu, Tempat, Tujuan)
“Besok pagi kita ketemu lagi jam 10 pagi di taman yah Bapak/Ibu, besok kita
akan membicarakan manfaat dari 4 kegiatan yang telah kita pelajari untuk
mengontrol suara yang selama ini Bapak/Ibu dengar. Selamat siang Bapak/Ibu
X.”
STRATEGI PELAKSANAAN PADA KLIEN DENGAN
ANSIETAS
A. SP 1 Ansietas
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamu’alaikum, Selamat pagi Bu! Perkenalkan nama saya widya, ibu bisa
panggil saya wid. Saya adalah mahasiswa dari Akper Jayakarta. Nama Ibu
siapa?” “Ibu senangnya dipanggil apa?”
b. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan Ibu hari ini? semalam tidurnya nyenyak?”
c. Kontrak
1) Topik:
“Bagaimana jika sekarang kita berbincang-bincang tentang kecemasan dan
latihan cara mengontrol cemas dengan latihan relaksasi”
2) Waktu:
“Berapa lama ibu punya waktu untuk berbincang-bincang dengan saya?
Bagaimana kalau 15 menit saja”
3) Tempat:
“Dimana ibu mau berbincang-bincang dengan saya? Ya sudah, Bagaimana
jikadiruangan ini saja kita berbincang-bincang”
4) Tujuan:
“Agar ibu dapat mengetahui kecemasan yang ibu rasakan serta cara
mengatasinya”
2. Fase Kerja
“Sekarang coba ibu ceritakan apa yang ibu rasakan saat ini” “Coba Ibu ceritakan pada
saya” “Oh jadi ibu merasa takut jika tetangga ibu melakukan tindakan kejahatan
kepada ibu. Jika boleh saya tahu, bagaimana cara Ibu mengatasinya” “Saya mengerti
bagaimana perasaan Ibu. Setiap orang akan memiliki perasaan yang sama jika diposisi
Ibu. Tapi saya sangat kagum sama Ibu Karena Ibu mampu menahan semua cobaan
ini. Ibu adalah orang yang luar biasa. Yang perlu Ibu ketahui adalah Ibu saat ini
berada pada tingkat kecemasan yang sedang. Untuk itu, Ibu perlu melakukan terapi
disaat ibu merasakan perasaan cemas yang berat. Terapi ini akan membantu
menurunkan tingkat kecemasan Ibu. Bagaimana kalau sekarang kita coba mengatasi
kecemasan ibu dengan latihan relaksasi dengan cara tarik nafas dalam, ini merupakan
salah satu cara untuk mengurangi kecemasan yang ibu rasakan”
“Bagaimana kalau kita latihan sekarang, Saya akan lakukan, ibu perhatikan saya, lalu
ibu bisa mengikuti cara yang sudah saya ajarkan. Kita mulai ya bu. Ibu silakan duduk
dengan posisi seperti saya. Pertama-tama, ibu tarik nafas dalam perlahan-lahan,
setelah itu tahan nafas dalam hitungan tiga setelah itu ibu hembuskan udara melalui
mulut dengan meniup udara perlahan-lahan. Sekarang coba ibu praktikkan”
“Bagus sekali, ibu sudah mampu melakukannya. ibu bisa melakukan latihan ini
selama 5 sampai 10 kali sampai ibu merasa relaks atau santai. Selain cara tersebut
untuk mengatasi kecemasan ibu, ibu bisa melakukan dengan metode pengalihan yaitu
dengan ibu melepas kecemasan dengan tertawa, berolahraga, menulis kecemasan ibu
disebuah kertas,bersantai seperti jalan-jalan atau ibu juga bisa mengatasinya dengan
mendengarkan musik.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1) Subyektif:
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita ngobrol tentang masalah yang ibu
rasakan dan latihan relaksasi?”
2) Obyektif:
“Coba ibu ulangi lagi cara yang sudah kita pelajari” “wah bagus ibu bisa
melakukannya”
b. Rencana Tindak Lanjut (RTL)
“Jam berapa ibu akan berlatih lagi melakukan cara ini?” “Mari, kita masukkan
dalam jadwal harian ibu. Jadi, setiap ibu merasa cemas, ibu bisa langsung
praktikkan cara ini”
c. Kontrak yang akan datang
1) Topik:
“Cara yang kita praktikkan tadi baru mengurangi sedikit kecemasan yang ibu
rasakan, bagamana jika kita latihan kembali besok bu? Jangan lupa ibu
mencoba teknik yang lain untuk mengurangi kecemasan ibu ya”
2) Waktu:
“Bagaimana kalau kita latihan cara yang kedua ini besok, dengan jam yang
sama seperti hari ini. Berapa lama ibu punya waktu untuk berbincang-
bincang dengan saya besok? Bagaimana kalau 20 menit saja”
3) Tempat:
“Dimana ibu akan latihan dengan saya besok? Ya sudah, bagaimana kalau
besok kita melakukannya disini saja”
B. SP 2 Ansietas
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“ Assalamu’alaikum, Selamat pagi ibu. Apa ibu masih ingat dengan saya? Saya
widya bu, mahasiswa dari Akper Jayakarta.”
b. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini? Apakah ibu sudah melatih cara mengalihkan
situasi untuk menghilangkan kecemasan ibu?”
c. Kontrak
1) Topik:
“Baiklah ibu sesuai janji kita kemarin, hari ini saya datang kembali untuk
mendiskusikan tentang cara mengalihkan rasa cemas dengan melakukan
sebuah kegiatan.”
2) Waktu:
” Berapa lama kita akan berlatih ibu? “Bagaimana jika 10 menit?”
3) Tempat:
“Dimana kita akan berdiskusi? “Bagaimana jika di halaman samping?”
4) Tujuan:
“Tujuan dari latihan hari ini adalah agar ibu dapat meningkatkan
kontrol kecemasan pada diri ibu dan ibu dapat mempraktekkannya dalam
kehidupan sehari-hari ibu.”
2. Fase Kerja
“Ibu, kemarin waktu kita diskusi ibu mengatakan bahwa saat cemas rasanya seluruh
badan ibu tegang, baik pikiran maupun fisik. Nah, latihan distraksi ini bermanfaat
untuk mengalihkan rasa cemas ibu sehingga membuat pikiran dan fisik ibu relak atau
santai. Dalam teknik ini ibu harus melakukan hal-hal yang dapat membuat ibu relak
misalnya dengan menonton acara televisi kesukaan ibu, membaca buku atau majalah
yang ibu suka, atau dengan mendengar music yang ibu sukai. Nah, sekarang ibu sudah
tau kan hal-hal apa saja yang dapat ibu lakukan untuk mengurangi rasa cemas ibu.
Nanti apabila ibu merasa cemas lagi, ibu bisa melakukan salah satu cara pengalihan
yang saya beritahu tadi.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1) Subjektif:
“Bagaimana apa ada yang ingin ibu tanyakan dari penjelasan saya tadi?”
2) Objektif:
“Coba ibu ulangi lagi cara yang sudah kita pelajari. Wah bagus sekali, nanti
jika ibu merasa cemas, ibu dapat melakukan teknik ditraksi yang tadi saya
jelaskan ya.”
b. Rencana Tindak Lanjut (RTL)
“Kapan ibu akan mulai mencoba melakukan cara ini? Baiklah setiap ibu merasa
cemas,ibu bisa langsung mempraktikkan cara ini.”
c. Kontrak yang akan datang
1) Topik:
“Nah, ibu, masih ada cara yang bisa digunakan untuk mengatasi
kecemasan ibu yaitu dengan teknik hipnotis diri sendiri atau hipnotis dengan 5
jari.”
2) Waktu:
“Bagaimana kalau kita latihan cara yang ketiga ini besok dengan jam yang
sama seperti hari ini?”
3) Tempat:
“Mau latihan dimana kita bu? Bagaimana jika disini lagi ? Apa masih ada yang
mau ditanyakan bu? Baiklah kalau tidak ada saya pamit dulu. Selamat siang.”