0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
10 tayangan7 halaman
Teks ini membahas pentingnya perempuan muslimah untuk menjaga aurat dan kehormatannya sesuai ajaran agama Islam. Perempuan diharapkan menutup auratnya dengan hijab, menjaga perilaku dan bersikap sopan serta menghindari fitnah. Teks ini juga mengingatkan bahwa kecantikan fisik seharusnya tidak dijadikan alasan untuk memperlihatkan aurat atau bersikap tidak senonoh. Perempuan muslimah diimbau unt
Teks ini membahas pentingnya perempuan muslimah untuk menjaga aurat dan kehormatannya sesuai ajaran agama Islam. Perempuan diharapkan menutup auratnya dengan hijab, menjaga perilaku dan bersikap sopan serta menghindari fitnah. Teks ini juga mengingatkan bahwa kecantikan fisik seharusnya tidak dijadikan alasan untuk memperlihatkan aurat atau bersikap tidak senonoh. Perempuan muslimah diimbau unt
Teks ini membahas pentingnya perempuan muslimah untuk menjaga aurat dan kehormatannya sesuai ajaran agama Islam. Perempuan diharapkan menutup auratnya dengan hijab, menjaga perilaku dan bersikap sopan serta menghindari fitnah. Teks ini juga mengingatkan bahwa kecantikan fisik seharusnya tidak dijadikan alasan untuk memperlihatkan aurat atau bersikap tidak senonoh. Perempuan muslimah diimbau unt
Sebagaimana yang telah kita ketahui pada salah satu kisah hamba-Nya, yaitu Adam a.s yang kala itu merasa kesepian seorang diri. Kemudian atas izin Allah yang Maha Cinta, hadirlah Hawa sebagai pelengkap hidupnya.
Perempuan adalah makhluk terindah yang Allah
ciptakan, paras yang menawan penuh kelembutan. Insan yang satu ini mempunyai pesona yang memikat .Sungguh indah ciptaan-Nya yang tiada tandingan. Perempuan itu dapat menjadi sebaik-baiknya perhiasan dan dapat juga menjadi seburuk-buruknya fitnah. Dikatakan sebaik-baiknya perhiasan apabila ia berusaha menjadi perempuan yang sholihah,salah satunya dengan menjaga aurat. Sebaliknya,ia akan menjadi seburuk-buruknya fitnah apabila tidak mampu menjaga kehormatannya, keindahan yang Allah anugerahkan kepadanya.
Allah SWT, berfirman : "Dan katakanlah kepada
para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat".
Dalam sebuah hadits dari Abu Sa’id Al-Khudri Ra.,
Rasulullah SAW. Bersabda, “Sesungguhnya dunia itu enak rasanya dan indah dipandang, dan sesungguhnya Allah SWT. menjadikan kalian silih berganti di muka bumi, Kemudian Dia akan melihat apa yang kalian perbuat. Oleh karena itu, berhati-hatilah terhadap dunia dan wanita.Sesungguhnya fitnah yang pertama kali menimpa bani Israil adalah fitnah wanita”.(HR.Muslim).
Berhati-hati terhadap dunia maknanya bahwa
seseorang berupaya agar tidak tergoda dan terlena akan dunia.Sehingga disini Allah ingin kita menggunakan dunia sesuai dengan kebutuhan dan mendapatkannya dengan jalan yang halal. Adapun berhati-hati terhadap perempuan maknanya bahwa seseorang berupaya agar tidak terjerumus oleh fitnah yang ditimbulkannya sebagaimana yang menimpa bani Israil yang menyesatkan umat.
Islam hadir untuk memuliakan perempuan, maka
jelaslah sudah bahwa hikmah daripada perintah Allah untuk menutup aurat ialah atas alasan tersebut. Pada hakikatnya, perempuan berperan penting dalam membangun peradaban umat. Namun, seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta zaman yang semakin modern ini , banyak dari perempuan yang mempermasalahkan emansipasi, feminisme, dsb.
Kesemuanya itu tidak mengapa. Dalam islam pun
emansipasi diperbolehkan selama tidak bertentangan dengan kodrat sebagai perempuan. Nyatanya, justru perjuangan perempuan saat ini banyak melibatkan mereka dalam aktivitas-aktivitas yang seakan lupa memposisikan kehormatannya di khalayak umum. Entah bagaimana nasib agama dan bangsa setelah ini, hanya menunggu waktu saja melihat kehancuran umat.
Mirisnya, rasa malu kini semakin pudar ditelan
popularitas. Bahkan eksistensinya diselimuti kesan yang glamor. Padahal di dalam sebuah hadits dikatakan bahwa malu adalah sebagian dari iman. Mari sejenak bermuhasabah, luruskan kembali diri kita. Sudah pantaskah kita berada pada barisan sayyidah Fatimah Az-Zahra di akhirat kelak.
Salah satu kisah sederhanaku, yaitu pada saat aku
berada di bangku sekolah dasar. Saat itu sekolahku mengharuskan siswinya memakai hijab. Awalnya, aku merasa gerah saat mengenakan hijab. Namun, lambat laun aku terbiasa juga mengenakan hijab hingga aku merasa malu apabila keluar rumah tidak menggunakan hijab. Memang niatku dulu belum murni karena Allah semata. Aku hanya takut dimarahi guru bila ketahuan tidak memakai hijab saat bertemu mereka di luar jam belajar.
Aku kembali berfikir bahwa kebaikan itu memang
harus dipaksakan terlebih dahulu sebagai cambuk untuk diri sendiri. Jika tidak begitu, aku pun tidak tahu sampai kapan aku akan tergerak mengenakan hijab. Alhamdulillah,atas rahmat dan hidayah yang Allah berikan, hijab kukenakan hingga duduk di bangku SMA. Saat itu,godaan semakin besar dan hampir saja aku menyerah karenanya.Aku juga sempat berfikir bahwa perempuan tanpa hijab itu cantik.Mereka dapat dengan mudah memperlihatkan kelebihan mereka lewat paras yang dimilikinya. Namun,dengan hadirnya sahabat yang selalu menuntunku ke arah yang baik,aku semakin semangat dan yakin dalam menutup aurat. Aku tidak sendiri! Ada orang-orang baik yang sayang dan peduli, dengan tidak menjadikan aku perempuan kelas bawah, tetapi perempuan limited edition yang tidak diperlakukan dengan sembarang. Saat ini aku bersyukur telah dapat menerima hijab dengan sepenuh hati. Harapannya, semoga aku dapat istiqamah menggunakan hijab hingga maut menjemput.
Allah Yang Maha Baik telah menciptakan perempuan
dengan penciptaan yang istimewa, hanya satu kesalahan perempuan. Mereka tidak menyadari betapa berharga dirinya. Tidak seharusnya kecantikan itu diumbar, jika begitu perempuan tidak akan lagi menjadi perempuan misterius. Sungguh,perempuan misterius yang langka sudah jarang ditemui saat ini. Ironinya, banyak laki-laki yang berbuat sekehendak hati dalam melakukan perempuan. Memang benar itu salah mereka karena tidak menjaga pandangannya. Namun, kembali bercermin pada diri kita sebagai kaum hawa, kita adalah ujian terberat untuk kaum adam. Maka penting bagi kita untuk berbagi peran.Perempuan menjaga akhlaqnya dengan menutup aurat dan laki-laki menjaga pandangannya.
Selain itu, perlu bagi kita ketahui,sebagai perempuan
terkhusus seorang muslimah diharapkan dapat menjaga tiga komponen penting yang saling berkaitan,yaitu Izzah (Kesuciaan diri ) yang didapatkan dengan mendekatkan diri kepada Sang Khaliq , Iffah (Menahan diri ) dari dorongan hawa nafsu , dan Muru’ah ( Menjaga kehormatan diri ) dengan akhlaqul karimah. Ketaqwaan adalah perisai utama yang akan membentengi perempuan dari berbagai fitnah. Sebagaimana yang tertuang dalam Al-Qur’an Surah Al- Jasiyah ayat 19 : “Sesungguhnya mereka sekali-kali tidak akan dapat menolak dari kamu sedikitpun dari siksaan Allah. Dan Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain, dan Allah adalah pelindung orang-orang yang bertakwa”. Dengan demikian, hendaklah kita menjadi orang yang bertaqwa agar senantiasa dinaungi perlindungan oleh Allah SWT.sehingga kita tidak terjerumus dalam dosa dan kemaksiatan.
Sebagai muslimah yang baik hendaklah kita menutup
aurat sesuai syariat. kita itu mutiara , sister. Mutiara itu tersembunyi dan hanya akan didapat oleh orang yang tepat dengan perjuangan dan keimanan bukan nafsu dan keinginan. Tidak mengapa tak dikenal penduduk bumi, melainkan nama kita menjadi perbincangan penghuni langit. Berkiblatlah pada kesederhaan Sayyidah Fatimah Az-Zahra. Satu hal penting untuk perempuan adalah buatlah lelaki menetap karena iman dan akhlaq bukan membuat lelaki menatap karena paras dan hasrat. Perbaiki hijab, maka Allah akan perbaiki hati dan hidup kita.Jadilah perempuan berkelas! Buatlah bidadari cemburu dan syurga merindu.