SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN KONSTRUKSI
b. Tujuan
Tujuan pekerjaan tersebut adalah terlaksananya Pekerjaan Rehabilitasi Ruang
Praktik Siswa (RPS), Rehab Ruang kelas, Rehab Ruang Guru dan Rehab Ruang
Ibadah SMKN 2 POSO Ka bupat en P o so . oleh Penyedia Jasa sesuai tugas
dan tanggung jawabnya dengan baik sehingga diperoleh hasil pekerjaan
yang sesuai dengan Spesifikasi Teknis yang ditetapkan.
5. SUMBER DANA : a. Sumber Dana : Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan D A K F i s i k
DAN PERKIRAAN
BIAYA B i d a n g P e m b i n a a n S M K APBD Provinsi Sulawesi Tengah melalui
Kegiatan Pen gelolaan Pen d i d i kan M en en gah K ej u ru an .
b. Total perkiraan biaya senilai : Rp. 4.400.000.000,- (Empat Milyar Empat
Ratus Juta Rupiah) yang terdiri dari :
No. Nama Pekerjaan Pagu Dana (Rp)
1 Rehab Ruang Praktik Siswa (RPS) 2.400.000.000
2 Rehab Ruang Kelas 1.200.000.000
3 Rehab Ruang Guru 600.000.000
4 Rehab Ruang Ibadah 200.000.000
6. RUANG LINGKUP, : a. Ruang lingkup pengadaan Pekerjaan Rehabilitasi Ruang Praktik Siswa (RPS),
LOKASI
PEKERJAAN, Rehab Ruang kelas, Rehab Ruang Guru dan Rehab Ruang Ibadah SMKN 2
FASILITAS POSO Ka bupat en P o so
PENUNJANG
b. Lokasi Kegiatan : JL. Tabatoki, Km. 4, Kawua, Poso Kota, Kawua, Poso Kota
Sel., Kabupaten Poso
c. Fasilitas penunjang yang disediakan oleh KPA/PPK : Tidak ada (apabila
diperlukan)
7. JANGKA WAKTU : Pelaksanaan Pekerjaan Rehabilitasi Ruang Praktik Siswa (RPS), Rehab Ruang
PELAKSANAAN
PEKERJAAN kelas, Rehab Ruang Guru dan Rehab Ruang Ibadah SMKN 2 POSO
Kabupaten Poso selama 120 (seratus duaa puluh) hari kalender, terhitung
sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), dengan masa
pemeliharaan pekerjaan konstruksi selama 180 (seratus delapan puluh) hari
kalender.
Bulan Ket
NO Kegiatan
1 2 3 4
1 Persiapan
Pelaksana
2
Konstruksi
3 Pekerjaan Akhir
8. METODOLOGI : Pendekatan/metodologi yang digunakan sebagai berikut :
1. Sebelum pelaksanaan kontrak akan diadakan rapat persiapan pelaksanaan
kontrak antara pihak KPA dan Penyedia, penyedia berkewajiban menyerahkan
kelengkapan rencana pelaksanaan kontrak sebagaimana dipersyaratkan dalam
Kontrak.
2. Setelah dokumen kelengkapan rencana pelaksanaan kontrak diserahkan oleh
penyedia, KPA bersama penyedia melakukan peninjauan ke lokasi pekerjaan,
dan dilaksanakan serah terima lokasi pekerjaan.
3. Penyedia melaksanakan mobilisasi peralatan, bahan dan tenaga untuk
pelaksanaan pekerjaan dan harus memenuhi persyaratan dan spesifikasi yang
tertera dalam kontrak.
4. Setiap tahapan pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh penyedia, maka penyedia
berkewajiban untuk berkonsultasi dan meminta persetujuan Direksi.
5. Penyedia melaksanakan pekerjaan harus sesuai dengan gambar desain,
volume dan spesifikasi yang ditentukan dalam kontrak.
6. Apabila terdapat perbedaan gambar dengan situasi di lapangan, maka hal
tersebut harus disampaikan kepada direksi dan KPA, dan selanjutnya
penyedia harus mengajukan permohonan perubahan/addendum kontrak kepada
KPA.
7. Pembayaran uang muka pekerjaan dapat dilakukan apabila penyedia telah
mengajukan permintaan pembayaran dan telah mendapat persetujuan KPA.
8. Pembayaran prestasi pekerjaan sesuai hasil prestasi P ekerjaan dilapangan
berdasarkan hasil penilaian direksi dan konsultan pengawas konstruksi
yang ditunjuk oleh KPA dengan retensi 5 (lima) persen.
9. Tanggal mulai kerja dan batas kontrak sebagaimana tertuang dalam Surat
Perjanjian Mulai Kerja (SPMK).
3. PEKERJAAN PENGECATAN
4. PEKERJAAN FASAD
5. PEKERJAAN STRUKTUR
18 LAPORAN : Jenis laporan yang harus diserahkan kepada pengguna jasa adalah :
a. Laporan Harian, berisi :
1) Ringkasan Data Kontrak;
2) Jumlah Personil, Material/ Bahan dan Peralatan;
3) Progres Kegiatan;
4) Foto Kegiatan;
SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RPS. REHAB GEDUNG KELAS. REHAB KANTOR GURU.
REHAB TEMPAT IBADAH SMKN 2 POSO
TAHUN ANGGARAN
2021
PASAL 2
GALIAN, URUGAN KEMBALI DAN PEMADATAN
- Menyediakan peralatan dan perlengkapan yang memadai, bahan-bahan, tenaga kerja yang cukup untuk
menyelesaikan semua pekerjaan.
- Penggalian untuk pondasi Poor Plat, Pondasi Batu kali, dan galian lainnya yang dianggap perlu, pengurugan
kembali dan pemadatan semua pekerjaan yang membutuhkan galian dan/atau urugan kembali seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
- Membuang semua bahan-bahan galian yang tidak memenuhi persyaratan ke suatu tempat pembuangan yang
telah ditentukan.
- Penggalian dan pengangkutan bahan timbunan dari suatu tempat galian.
- Melengkapi pekerjaan seperti ditentukan dalam spesifikasi ini.
2.1. Penggalian
2.1.1. Penggalian harus dikerjakan sesuai garis dan kedalaman seperti yang ditunjukkan dalam Gambar
Kerja atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas. Areal galian harus dibuat cukup untuk memberikan
ruang gerak dalam melaksanakan pekerjaan.
2.1.2. Elevasi yang tercantum dalam Gambar Kerja merupakan perkiraan saja dan Konsultan Pengawas
dapat menginstruksikan perubahan-perubahan bila dianggap perlu.
2.1.3. Setiap kali pekerjaan galian selesai, Kontraktor wajib melaporkannya kepada Konsultan Pengawas
untuk diperiksa pekerjaan selanjutnya.
2.1.4. Semua lapisan keras atau permukaan keras lainnya yang digali harus dipotong mendatar atau miring
sesuai Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
2.1.5. Bila bahan yang tidak sesuai terlihat pada elevasi penggalian rencana, Kontraktor harus melakukan
penggalian tambahan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas, sampai kedalaman dimana daya dukung
yang sesuai tercapai.
2.1.6. Untuk lapisan lunak, permukaan akhir galian tidak boleh diselesaikan sebelum pekerjaan berikutnya
siap dilaksanakan, sehingga air hujan atau air permukaan lainnya tidak merusak permukaan galian.
2.3. Pemadatan
Pemadatan dengan menyiram dan menyemprot tidak diijinkan. Kontraktor harus menyediakan peralatan
pemadatan yang memadai (Ex. Stamper) untuk memadatkan ukuran maupun daerah galian. Bila tingkat
pemadatan tidak memenuhi, perbaikan harus dilakukan sampai tercapai nilai pemadatan yang disyaratkan.
Bahan yang ditempatkan di atas lapisan yang tidak dipadatkan dengan baik harus disingkirkan dan harus
dipadatkan kembali sesuai Konsultan Pengawas.
3.0. BAHAN-BAHAN
Material yang digunakan untuk urugan/Timbunan adalah sirtu ex. Palupi (poin 4.2)
4.1.4. Penggalian harus dilakukan dengan cara sedemikian rupa agar tidak merusak patok-patok pengukuran
atau pekerjaan lain yang telah selesai. Semua kerusakan yang disebabkan karena pekerjaan penggalian
menjadi tanggung jawab Kontraktor dan harus diperbaiki oleh Kontraktor tanpa biaya tambahan atau
waktu.
4.1.5. Kontraktor harus menyingkirkan setiap batuan yang ditemukan pada daerah elevasi pada kedalaman
minimal 150 mm di bawah elevasi akhir rencana. Batuan dapat berupa batu atau serpihan keras dalam
tanah dasar asli.
4.2.2. Persiapan
Sebelum penempatan bahan urugan, pekerjaan-pekerjaan berikut harus sudah dikerjakan sebelumnya.
4.3. Pemadatan
4.3.1. Umum
- Jika diperlukan, setiap lapisan sebelum dipadatkan harus memiliki kadar air yang sesuai dengan
ketentuan agar dihasilkan pemadatan dengan nilai kepadatan yang sesuai. Bahan harus memiliki
kadar air yang seragam pada seluruh lapisan bahan yang akan dipadatkan.
Setiap lapisan harus dipadatkan dengan merata menggunakan alat pemadatan yang disetujui
seperti stamper kuda 17 KN atau menggunakan peralatan sesuai rencana teknis yang tertera pada
kontrak.
- Apabila Penggilasan harus perlu dilakukan, maka pelaksanaan harus dilakukan pada arah
memanjang sepanjang timbunan dan biasanya dimulai dari sisi terluar dan menuju ke arah tengah
dengan cara sedemikian rupa agar setiap bagian menerima tingkat pemadatan yang sama.
Kepadatan relatif
Daerah pemadatan
(%)
60
Dasar Jalan 40
Saluran
PASAL 3
BATU KALI/BATU GUNUNG
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan pasangan batu kosong, pondasi batu kali dan item lainnya seperti ditunjukkan
dalam Gambar Kerja.
Pekerjaan ini meliputi, tetapi tidak terbatas pada pengadaan bahan, tenaga kerja dan semua pekerjaan yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan pekerjaan pasangan batu kali, sesuai batas, tingkat, bagian dan dimensi seperti ditunjukkan
dalam Gambar Kerja.
4.0. BAHAN-BAHAN
4.2. Adukan
Adukan dan plesteran harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis seperti pada Pasal berikutnya (Spesifikasi
Teknis Adukan dan Plesteran).
5.1.1. Pekerjaan pasangan batu kali, baru di ijinkan untuk dimulai bila semua pekerjaan galian dan
urugannya telah diperiksa serta disetujui oleh Konsultan Pengawas.
5.2. Pemasangan
5.2.1. Adukan 1 semen dengan 2 pasir untuk pasangan batu kali yang terendam air dan adukan 1 semen
dengan 5 pasir untuk pasangan batu kali yang tidak terendam air.
5.2.2. Adukan harus membungkus batu kali pada bagian tengah pasangan sedemikian rupa sehingga tidak
ada bagian dari pasangan yang berongga/tidak padat.
5.2.3. Tidak diperbolehkan sama sekali memukul batu kali ditempat pekerjaan (pada bagian konstruksi)
dengan martil besar, kecuali diluar pagar,patok ukur/bowplank.
5.2.4. Pasangan batu kali di atas tanah keras harus mempunyai lantai kerja beton tipis 50 mm dan pasir
setebal 50 mm, atau sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
5.2.5. Bagian yang akan diberi pasangan batu kali harus sudah dibentuk sesuai petunjuk dalam Gambar
Kerja, dan/atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
5.5. Perawatan
Pasangan batu kali harus dilindungi dari cahaya matahari dan secara terus menerus harus dibasahi dengan cara
yang disetujui selama 3 (tiga) hari setelah pekerjaan selesai.
PASAL 4
UJI BETON
Pekerjaan ini mencakup prosedur yang harus dilakukan guna pengambilan contoh beton selama pelaksanaan
pengecoran beton.
3.1. Contoh adukan beton diambil sesuai dengan prosedur ASTM C 172 dan/atau PBUI (PBI-1971) atau seperti
ditentukan dalam Spesifikasi ini yang memenuhi standar ASTM 1972.
3.2. Contoh adukan beton harus mewakili setiap kelompok pencampuran dan terdiri dari berbagai perbandingan
dari tempat yang berbeda dalam kelompok pencampuran.
3.3. Contoh harus diaduk menyeluruh dengan sekop untuk memperoleh keseragaman. Uji slump contoh harus
dilakukan segera setelah pengambilan contoh.
4.0. BAHAN-BAHAN
Lihat butir 5.0. Pelaksanaan dari Spesifikasi Teknis ini.
5.5. Pengujian
5.5.1. Pemeriksaan dan pengujian harus dilaksanakan oleh lembaga yang dikontrak oleh Kontraktor dan
sudah disetujui konsultan pengawas.
5.5.2. Kontraktor harus bekerja sama dengan Laboratorium Penguji untuk kelancaran pekerjaan. Kontraktor
harus memberitahu Laboratorium dan Konsultan pengawas minimal 24 jam sebelum pengecoran
beton dimulai untuk pemeriksaan dan pengujian beton di tempat percampuran dan di lapangan, dan
pemeriksaan acuan dan penulangan. Kontraktor harus menyediakan gudang kotak berisolasi yang
dapat dikunci dalam ukuran yang memadai untuk menyimpan peralatan dan contoh benda uji di lokasi
proyek, dan beberapa pekerja untuk menyiapkan contoh benda uji.
5.5.3. Pembuatan, penanganan, pengangkutan dan perawatan contoh harus dilakukan oleh staf Laboratorium
Penguji saja.
5.5.4. Pengawasan dan pemeriksaan harus meliputi persyaratan minimal:
- Pengambilan contoh dan pengujian campuran beton.
- Mempelajari dan memeriksa campuran desain yang diusulkan Kontraktor.
- Mengevaluasi tempat pencampuran dan peralatan untuk mengukur, mencampur dan mengangkut
beton.
- Mengevaluasi tempat pencampuran dan pelaksanaan pencampuran.
- Mengevaluasi campuran beton.
5.5.5. Pengawasan lapangan dan pemeriksaan harus meliputi persyaratan minimal sebagai berikut:
- Memeriksa nomor trek dan/atau Surat pengiriman dari tempat pencampuran beton.
- Memeriksa jumlah air yang ditambahkan ke dalam campuran beton di lapangan.
- Membuat contoh dan pengujian kandungan air dalam beton.
- Membuat pengujian slump sesuai ketentuan ASTM C 143.
- Membuat contoh untuk pengujian kuat beton pada laboratorium. Mengukur temperatur campuran
beton, simpanan beton dan beton selama masa perawatan.
- Mengukur temperatur udara saat pengecoran dan perawatan beton. Memeriksa penempatan beton
dan prosedur perawatan.
- Pengujian lapangan harus dilakukan untuk setiap 5 m3 atau setiap kedatangan truk.
5.5.6. Pengujian dan pemeriksaan laboratorium harus meliputi persyaratan minimal berikut:
- Pengujian kuat tekan beton sesuai dengan PBI 71/NI.2-1971.
- 3 buah contoh dirawat di lab untuk kuat tekan 7 hari
- 3 buah contoh dirawat di lab untuk kuat tekan 28 hari.
- Kuat tekan lainnya sesuai kebutuhan
- 3 buah contoh yang dirawat di lab dan di lokasi untuk kuat tekan 3 hari dan 7 hari yang diharapkan
dimana kekuatan beton telah mencapai ketentuan, bila bahan tambahan percepatan digunakan.
- Menimbang semua contoh
5.5.7. Pengujian inti beton yang telah mengeras harus sesuai dengan ketentuan sebagai berikut:
- Pengujian ini dilaksanakan bila pengujian kuat beton di lab tidak memuaskan atau terjadi kesalahan
dalam pengecoran.
- Konsultan pengawas berhak menentukan contoh yang diambil dari suatu bagian pekerjaan untuk
pemeriksaan dan pengujian. Peralatan pemotong metoda pengambilan sampel harus disetujui Konsultan
PASAL 5
BAJA TULANGAN
2.0. STANDAR/RUJUKAN
2.1. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (SNI-2, 1971)
2.2. British Standar (BS)
2.3. American Society for Testing and Materials (ASTM)
2.4. American Concrete Institute (ACI)
2.5. Standar Industri Indonesia (SII)/ Standar Nasional Indonesia (SOI)
2.6. Spesifikasi Teknis - Beton Cor di Tempat
4.0. BAHAN-BAHAN
4.1. Umum
Semua baja tulangan lunak harus dalam keadaan baru, tidak berkarat atau memiliki cacat lainnya serta harus
memenuhi ketentuan dalam Spesifikasi Teknis ini.
5.2. Pemotongan
Panjang baja tulangan yang melebihi Gambar Kerja (kecuali tewatan) harus dipotong dengan alat pemotong
besi atau alat pemotong yang disetujui Konsultan pengawas. Pada bagian yang membutuhkan bukaan untuk
dudukan mesin, peralatan dan alat utilitas lainnya, baja tulangan harus dipotong sesuai dengan besar atau
ukuran bukaan.
PASAL 6
A. BETON BERTULANG
3.2. Desain campuran harus mengindikasikan rasio air-semen, kadar air, kadar bahan tambahan,
kadar semen, kadar agregat, gradasi agregat, slump, kadar udara dan kuat tekan.
3.3. Pengujian campuran dilakukan ketika contoh benda uji yang dirawat dan diuji dalam kondisi lab,
kuat tekannya akan melebihi kuat tekan yang diperlukan. Kuat tekan umur 7 hari harus memiliki
nilai minimal 65% dari kuat tekan umur 28 hari. Pengujian beton harus dilaksanakan sesuai
ketentuan Spesifikasi Teknis.
3.4. Laporan hasil pengujian harus diserahkan kepada Konsultan pengawas untuk disetujui.
3.5 Bahan-Bahan
Beton
1. Komposisi beton, baik berat atau hal volume, harus ditentukan oleh Konsultan pengawas
dan harus memenuhi kondisi berikut:
- Slump harus ditentukan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
- Campuran alternatif tidak boleh digunakan sebelum disetujui Konsultan pengawas.
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
2. Mutu Beton Pada pekerjaan ini dikelompokkan dalam kelas yang sama yakni K-275 untuk
semua pekerjaan struktur.
3. Semen
Semen harus dari tipe I dan memenuhi persyaratan SII-0013-81/SNI.15-204-1992 atau
ASTM C 150-89. Semen harus berasal dari salah satu merk dagang, seperti Semen Tonasa,
Semen Tiga Roda, Semen Bosowa.
4. Air
Air untuk campuran, perawatan atau aplikasi lainnya harus bersih dan bebas dari unsur--
unsur yang merusak seperti alkali, asam, garam dan bahan organik. Air dari kualitas yang
dikenal dan untuk konsumsi manusia tidak perlu diuji. Jenis air kecuali yang telah
disebutkan di atas, harus diuji dan memenuhi ketentuan ASTM dan/atau disetujui
Konsultan pengawas.
4.4.2. Agregat harus tidak boleh mengundang bahan-bahan organik, asam, alkali dan bahan lainnya yang merusak.
Agregat hatus merata didegradasi dan harus memenuhi ketentuan gradasi berikut:
4.5.1. Agregat kasar untuk konstruksi harus terdiri dari batu but iran, batu pecah, ker ak dapur t ingg i
dan baha n la innya ya ng d iset uju i da n me r nit ik i karakteristik serupa yang keras, tahan lama
dan bebas dari bahan-bahan yang tidak diinginkan.
Agregat kasar harus bebas dar i bahan -bahan yang merusak dan harus memenuhi ketentuan
berikut:
Bahan-bahan lain yang merusak harus t idak lebih dari batas presentase yang ditentukan dalam
Spesifikasi Teknis ini dan/atau disetujui Konsultan pengawa s.
4.5.3. Agregat kasar dari ukuran yang berbeda harus digabung dengan ukuran lain dengan perbandingan
berat atau halolume untuk menghasitkan batuan yang memenuhi persyaratan gradasi yang ditentukan.
3.0 Material
Mengacu pada standar material Beton bertulang yg dijelaskan di atas sebelumnya.
\
PASAL 7
BATU BATA
Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, peralatan, alat-atat bantu yang dibutuhkan, bahan dan semua
pasangan batu bata pada tempat-tempat seperti yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.
Pekerjaan ini terdiri tetapi tidak pada hal-hal berikut:
- Pasangan batu bata,
- Adukan,
- Pengaplikasian bahan penutup celah antara dinding dengan kotom bangunan, dinding dengan bukaan dinding
dan dinding dengan peralatan, sesuai dengan petunjuk Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.
Penyimpanan semen harus dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis seperti pada Pasal mengenai
Spesifikasi Teknis Beton Cor di Tempat.
4.0. BAHAN-BAHAN
4.1. Batu-Bata
4.1.1 Batu bata harus batu bata merah dari mutu yang terbaik dengan pembakaran sempurna dan merata,
produksl lokal dengan ukuran nominal 55 mm x 110 mm x 230 mm atau sesuai dengan ukuran lokal
yang dapat diperoleh yang dibakar dengan baik dan bersudut runcing dan rata, tanpa cacat dan
mengandung kotoran.
5.1. Adukan
5.1.1. Adukan harus dicampur dalam alat/tempat mencampur yang telah disetujui. Sangat dilarang memakai
adukan yang sudah mulai mengeras dan membubuhkannya untuk dipakai lagi.
5.1.2. Adukan yang dipakai seperti berikut:
- Untuk pasangan kedap air di daerah basah, 15 cm di bawah permukaan tanah I sampai 20 cm di
atas lantai (tergambar ataupun tidak tergambar dalam Gambar Kerja), dan ditempat-tempat lain
sesuai petunjuk Gambar Kerja digunakan adukan 1 semen dan 3 pasir.
- Untuk pasangan biasa digunakan adukan 1 semen dengan 5 pasir.
5.2. Pemasangan
5.2.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor wajib memeriksa dengan seksama Gambar Kerja dan
melihat keadaan tempat pekerjaan tersebut di atas yang akan dilaksanakan. Sebelum digunakan, batu
bata harus direndam dalam air menggunakan bak air/drum hingga jenuh. dinding harus dipasang dan
didirikan menurut masing-masing ukuran, ketebalan dan ketinggian yang disyaratkan seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
5.2.2. Tidak diperkenankan memasang batu-bata yang patah dua melebihi 5% dan yang patah lebih dari dua.
5.2.3. Pasangan dinding batu-bata yang luasnya lebih besar dari 12 m2 harus ditambahkan kolom dan
balok penguat dengan ukuran minimal 120 mm x 120 mm, sesuai dengan lebar bata, dengan tulangan
pokok minimal 4 Ø 10 mm, sengkang Ø 8 mm - 200 mm (Tergambar atau tidak tergambar pada
Gambar Kerja).
5.2.4. Pasangan dinding bata dengan Luas setiap 6 m2 yang terletak diluar bangunan yang langsung mendapat
beban angin harus diberi kotom praktis ukuran minimum 120 mm x 120 mm dengan tulangan dan
beugeul seperti diatas. (Tergambar atau tidak tergambar pada Gambar Kerja).
5.2.5. Pemasangan dinding batu bata yang dilaksanakan bertahap dalam jeda waktu lebih dari 1 bulan, setiap
tahap terdiri maksimal 24 lapis setiap hari, dan kemudian diikuti dengan pengecoran kolom praktis.
(Tergambar atau tidak tergambar pada Gambar Kerja).
5.2.6. Tebal adukan pengikat tidak kurang dari 10 mm dan adukan harus padat sedemikian rupa sehingga
membentuk sambungan yang lurus / menerus dan rata.
5.2.7. Setelah bata terpasang dengan adukan, siar-siar harus dikerok rapih sedalam 10 mm dan dibersihkan
dengan sapu lidi untuk kemudian disiram.
5.2.8. Sebelum diplester, pasangan bata harus dibasahi dengan air terlebih dahulu sampai jenuh.
5.4. Plesteran
Bahan plesteran harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis seperti pada Spesifikasi Teknis mengenai
Adukan dan Plesteran.
PASAL 8
ADUKAN DAN PELESTERAN
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan adukan dan plesteran (kasar dan halus), seperti penjelasan dalam Gambar
Kerja atau disyaratkan dalam Spesifikasi Teknis ini.
4.0. BAHAN-BAHAN
4.1. Semen
Semen tipe I harus memenuhi Standar SII.001 3-81 /SNI. 15-2049-1992 atau ASTM C 15089 serta. Spesifikasi
Teknis seperti pada Pasal mengenai Spesifikasi Teknis Beton Cor Di Tempat.
Semen yang digunakan hams berasat dari sate merek dagang yang dikenal teas Sian mullah diperoleh.
4.2. Pasir
Pasir harus bersih, keras, padat dan tajam, tidak mengandung Lumpur atau kotoran yang lain yang merusak.
Perbandingan butir-butir harus seragam dari yang kasar sampai dengan yang halus, sesuai dengan ketentuan
ASTM C 33.
4.3. Air
Air harus bersih, bebas dari asam, minyak, alkali dan zat-zat organic yang beraifat merusak. Air dengan
kualitas yang diketahui dan dapat diminum tidak perlu diuji. Pada dasamya semua air, kecuali yang telah
disebutkan diatas, harus diuji sesuai ketentuan AASHTO T26 dan/atau disetujui Pengawas Lapangan.
4.4. Bahan Tambahan
Bahan tambahan untuk meningkatkan kekedapan air terhadap air dan menambah daya lekat harus berasal dari
merek yang dikenal lugs, seperti Super Cement, Febond SBR, Cemecryl, Barra Emulsion 57 atau yang setara.
5.2. Pencampuran
Semua bahan kecuali air harus dicampur dalam kotak pencampur atau alat pencampur yang disetujui sampai
diperoleh campuran yang merata, untuk kemudian dimbahkan sejumlah air dan pencampuran minimal 1
sampai 2 menit sebelum pengaplikasian
Adukan dibuat dalam jumlah tertentu dan waktu percarnpuran minimal 1 sampai 2 menit sebelum
pengaplikasian.
Adukan yang tidak digunakan dalam jangka waktu 45 menit setelah pencampuran tidak diijinkan digunakan.
5.4. Pemasangan
5.4.1. Plesteran Batu Bata
- Pekerjaan plesteran dapat dimulai setelah pekerjaan persiapan dan pembersihan selesai.
- Untuk memperoleh permukaan yang rapi dan sempuma, bidang plesteran dibagi-bagi dengan
kepala plesteran yang dipasangi sementara dari bambu.
- Kepala plesteran dibuat pada setiap jarak 100 cm, dipasang tegak dengan menggunakan
kepingan kayu lapis tebal 6 mm untuk patokan kerataan bidang.
- Setelah kepala plesteran diperiksa kesikuannya dan kerataannya, permukaan dinding baru dapat
ditutup dengan plesteran sampai rata dan tidak ada kepingan-kepingan kayu yang tertinggal
dalam plesteran.
- Seluruh permukaan plesteran harus rata dan rapi, kecuali bila pasangan akan ditapis dengan
bahan lain. Sisa-sisa pekerjaan yang telah selesai harus segera dibersihkan.
- Tali air (naad) selebar 4 mm digunakan pada bagian-bagian permukaan dengan bukaan dinding
atau bagian lain yang ditentukan dalarn Gambar Kerja, dibuat dengan menggunakan profil kayu
5.6. Pengacian
Pengacian dilakukan setelah plesteran disiram air sampai jenuh sehingga plesteran menjadi rata, harus tidak
ada bagian yang bergelombang, tidak ada bagian yang retak dan setelah plesteran berumur 8 (delapan) hari
atau sudah kering sempurna.
Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai dilakukan, Kontraktor harus selalu meyirami bagian permukaan
yang di aci dengan air sampai jenuh, sekurang-kurangnya dua kali setiap harinya.
PASAL 9
PENUTUP LANTAI DAN DINDING
4.2.2. Tipe dan warna masing-masing ubin keramik harus sesuai Skema warna yang ditentukan oleh direksi
(owner), dan untuk keramik km/wc tipe keramik berasal dari ex. Roman atau yang setara yang
disetujui oleh Konsultan pengawas.
4.4. Adukan
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
4.1.1 Adukan terdiri dari campuran semen dan pasir yang diberi bahan tambahan penguat dalam jumlah
penggunaan sesuai petunjuk dari pabrik pembuat.
4.1.2 Adukan perekat khusus untuk memasang ubin keramik, jika ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau
sesuai petunjuk Konsultan pengawas, harus memenuhi ketentuan AS 2358, ANSI 118.1, 118,4 dan
BS 5385, seperti produk AM 30 Mortarflex atau yang setara.
5.1. Persiapan
5.1.1. Pekerjaan pasangan ubin baru boleh dilakukan setelah pekerjaan lainnya benar-benar selesai.
5.1.2. Pemasangan ubin harus menunggu sampai semua alat penggantung, pengunci pintu/jendela dan semua
pekerjaan perpipaan air bersih/air kotor atau pekerjaan lainnya yang terletak di belakang atau di
bawah pasangan ubin ini telah diselesaikan terlebih dahulu.
5.2. Pemasangan
5.2.1. Sebelum pemasangan ubin pada dinding dimulai, plesteran harus dalam keadaan kering, padat, rata
dan bersih.
5.2.2. Sebelum dipasang, ubin harus direndam air terlebih dahulu.
5.2.3. Adukan untuk pasangan ubin pada lantai, dinding luar dan bagian lain yang harus kedap air harus
terdiri dari campuran 1 semen, 2 pasir. Adukan untuk pasangan ubin pada tempat-tempat lainnya
menggunakan campuran I semen dan 4 pasir.
Tebal Adukan untuk semua pasangan tidak kurang dari 25mm, kecuali bila ditentukan lain dalam
Gambar Kerja.
5.2.4. Adukan untuk pasangan ubin pada dinding luar harus diberikan pada permukaan plesteran dan
permukaan belakang ubin, kemudian dilekatkan pada tempat yang sesuai dengan direncanakan atau
sesuai petunjuk Gambar Kerja.
5.2.5. Adukan untuk pasangan ubin pada lantai harus ditempatkan di atas lapisan pasir padat, kecuali bila
ditentukan lain dalam Gambar Kerja. Pasangan ubin untuk lantai KM/WC, permukaannya harus
dimiringkan dan sedemikian rupa menuju ke arah lubang pembuangan (saringan air kotor).
5.2.6. Ubin harus kokoh menempel pada atasnya dan tidak boleh berongga. Harus dilakukan pemeriksaan
untuk menjaga agar bidang ubin yang terpasang tetap lurus dan rata.
Ubin yang salah (letaknya, cacat atau pecah, harus dibongkar dan diganti.
5.2.7. Ubin mulai dipasang dari salah satu sisi agar potongan simetris yang dikehendaki dapat terbentuk
dengan baik.
5.2.8. Sambungan atau celah-celah antara ubin harus lurus, rata dan seragam, saling tegak lurus. Lebar celah
tidak boleh lebih dari 1.6mm, kecuali bila ditentukan lain.
Adukan harus rapi, tidak keluar dari celah sambungan.
5.2.9. Pemotongan ubin harus dengan keahlian dan dilakukan hanya pada satu sisi, bila tidak terhindarkan.
Pada pemasangan khusus seperti pada sudut-sudut pertemuan, pengakhiran dan bentuk-bentuk yang
lainnya harus dikerjakan rapi dan sesempurna mungkin.
PASAL 10
RANGKA ATAP DAN PENUTUP ATAP
Pekerjaan ini meliputi penyediaan alat, bahan serta pemasangan lembaran pelindung atap dan metal untuk talang air
hujan dan perlengkapan atap, lainnya pada seluruh bangunan sesuai petunjuk Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis
ini.
4.0. BAHAN-BAHAN
4.1. Rangka Atap Dan Gording
4.1.1. Rangka Atap menggunakan Baja Baja Ringan C 75.65 Ex. Taso
4.1.2. Reng Menggunakan Baja Ringan
PASAL 11
PEKERJAAN KACA
2.0. BAHAN-BAHAN
2.1 Kaca yang digunakan pada pekerjaan ini adalah jenis kaca seperti yang ditunjukan dalam gambar antara lain :
Kaca Raybend 5 mm
Kaca Stopsol 5 mm
2.2 Kaca yang digunakan adalah kaca buatan dalam negeri, tidak cacat dan tidak retak.
3.1. Ukuran dan ketebalan kaca yang akan dipasang dilaksanakan mengikuti petunjukpetunjuk yang ditentukan
dalam gambar.
3.2. Kaca harus dipasang sedemikian rupa sehingga dengan lubang sponing yang sesuai dengan ketebalan kaca,
serta dipasang list dengan rapi sehingga tidak goyang/longgar.
PASAL 12
PEKERJAAN ALUMINIUM
4.0. BAHAN-BAHAN
4.1 Material
4.1.1 Ukuran aluminium yang digunakan adalah lebar 4 inci.
4.1.2 semua material harus utuh, tidak bengkok/cacat.
4.1.3 warna aluminium yang digunakan akan ditentukan kemudian oleh direksi teknis.
5.1. Pabrikasi
5.1.1. Pekerjaan pabrikasi atau pemasangan tidak boleh dilaksanakan sebelum Gambar Detail Pelaksanaan
yang diserahkan Kontraktor disetujui Konsultan pengawas.
5.1.2. Semua komponen harus dipabrikasi dan dirakit secara tepat sesuai bentuk dan ukuran yang telah
ditentukan dalam Gambar Kerja dan ukuran di lokasi serta dipasang pada lokasi seperti ditunjukkan.
5.2. Pemasangan
5.2.1. Bagian pertama yang terpasang harus disetujui Konsultan pengawas sebagai acuan dan contoh untuk
pemasangan berikutnya.
5.2.2. Kontraktor bertanggung jawab atas kualitas konstruksi komponen-komponen. Bila suatu sambungan
tidak digambarkan dalam Gambar Kerja, sambungan-sambungan tersebut harus ditempatkan dan
dibuat sedemikian rupa sehingga sambungan-sambungan tersebut dapat meneruskan beban dan
menahan tekanan yang harus diterima.
5.2.3. Bila dipasang langsung ke dinding atau beton, rangka kusen atau bingkai harus dilengkapi dengan
fiser pada jarak setiap 50 cm.
5.2.5. Semua pengencang harus tidak terlihat, kecuali ditentukan lain.
Semua sambungan harus rata dengan pemotongan dan pengeboran/pemakuan yang dikerjakan
sebelum pelaksanaan.
5.2.5. Pemasangan karet pada profil kaca harus terpasang sesuai ketentuan Spesifikasi dan gambar kerja.
5.2.6. Kunci, alat penutup pintu (door closer), engsel dan lain-lain harus dipasang sesuai ketentuan Gambar
Kerja dan memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis seperti pada pasal mengenai Spesifikasi Teknis
Alat Penggantung dan Pengunci.
5.2.7 Semua pekerjaan harus bertaraf kelas satu dengan hasil yang baik dan rapi, untuk profil panjang harus
menggunakan mesin potong.
PASAL 13
ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
1.0. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan dan pemasangan semua atas penggantung dan pengunci pada semua daun
pintu dan jendela sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja
4.0. BAHAN-BAHAN.
4.1. Umum
Semua bahan/alat yang tertulis di bawah ini harus seturuhnya baru, kualitas baik buatan pabrik yang dikenal
dan disetujui.
Semua bahan harus anti karat untuk semua tempat yang memiliki nilai kelembaban lebih dari 70%.
Kecuali ditentukan lain, semua alat penggantung dan pengunci yang didatangkan harus sesuai dengan tipe-tipe
tersebut di bawah.
4.2.2. Engsel
- Kecuali ditentukan lain, engsel untuk pintu dan jendela harus tipe kupu-kupu Stainless steel ring
dari bahan baja yang setara dengan merk Dekson.
5. 1. Umum
5.1.1. Pemasangan semua alat penggantung dan pengunci harus sesuai dengan perayaratan serta sesuai
dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya. Semua peralatan tersebut harus terpasang dengan kokoh dan
rapih pada tempatnya, untuk menjamin kekuatan serta kesempurnaan fungsinya.
5.1.3. Semua pintu memakai kunci tanam lengkap dengan badan kunci, silinder, handel/pelat.
PASAL 14
PENUTUP DAN PENGISI CELAH
4.0. BAHAN-BAHAN
Bahan penutup dan pengisi celah harus terbuat dari bahan formula silicon, yang sesuai Untuk daerah tropis dengan
kelembaban tinggi dan dapat diaplikasikan pada berbagal jenis bahan, seperti produk Dow Corning 795 Silicone
Building Sealant, Ge Silglaze N, atau yang setara.
Untuk permukaan yang berpori harus digunakan pelapis dasar yang direkomendasikan oleh pabtik pembuat bahan
penutup dan pengisi celah.
Bahan metal atau kaca yang berhubungan dengan dinding harus dibersihkan dengan bahan pembersih yang
tidak mengandung minyak seperti methyl.
PASAL 15
PEKERJAAN PLAFON GYPSUM
3.3. Ketidaksesuaian
3.3.1. Kontraktor wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada terhariap kemun&nan
kesalahm/ketidaksesuaian, baik dari segi dimensi, jumlah maupun pemasangan dan lainnya.
3.3.2. Bila bahan-bahan yang didatangkan atau pabrikasi ternyata menyimpang atau tidak sesuai dengan
yang telah disetujui, maka akan ditolak dan Kontraktor wajib menggantinya dengan yang sesuai.
3.3.3. Biaya yang ditimbulkan karena hal di atas menjadi tanggung jawab kontraktor sepenuhnya dan tanpa
tambahan waktu.
4.0. BAHAN-BAHAN.
4.1. Panel Gipsum
4.1.1. Panel
- Panel gipsum harus dari produk yang memiliki teknologi control density dan memiliki ketebalan
minimum dan ukuran model sesuai petunjuk dan Gambar Kerja (Ketebalan Gypsum digunakan 9
mm), seperti produk Jayaboard, Elephant, Siam atau yang setara.
- Panel gipsum harus dari normal/standar yang memenuhi ketentuan AS 2588-1983, dengan
bentuk tepi khusus untuk penyambungan rata (flush joint), kecuali bila ditentukan lain dalam
Gambar Kerja.
- List Profil Gypsum menggunakan produk lokal, model dan bentuk sesuai petunjuk direksi teknis
dengan lebar list 10 cm.
5.1. Umum
5.1.1. Sebelum panel gipsum dipasang, Kontraktor halus memeriksa kesesuaian tinggi/kerataan pamukaan,
pembagian bidang, ukuran dan waterpas pada tempat pemasangan terhadap ketentuan Gambar Kerja,
serta lurus dan waterpas pada tempat yang sama.
5.1.2. Pemasangan, panel gipsum dan kelengkapannya harus sesuai dengan petunjuk pemasangan dari
pabrik pembuatnya.
5.1.3. Jenis/bentuk tepi panel gipsum harus dipilih berdasarkan jenis pemasangan seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja.
5.2. Pemasangan
5.2.1 Rangka panel gipsum untuk pemasangan di langit-langit, partisi atau tempattempat lainnya berupa
rangka yang terbuat dari bahan baja lapis seng, harus sesuai dengan standar dari pabrik pembuatnya.
yang dibuat khusus untuk pemasangan panel gipsum.
5.2.2 Panel gipsum dipasangkan ke rangkanya dengan paku, sekrup atau alat pengencang dengan diameter
dan panjang yang sesuai.
5.2.3 Sambungan antar panel gipsum harus menggunakan pita penyambung dan perekat dikerjakan sesuai
petunjuk pelaksanaan dari pabrik pembuat panel gipsum.
5.2.4 List Profil Gypsum dipasang setelah panel gypsum selesai dipasang. Satu sisi direkatkan pada panel
gypsum sedangkan sisi yang lain direkatkan pada dinding tembok. Perekatan list profil harus
dilakukan sebelum plafon maupun dinding dicat. Proses pemasangannya harus dilakukan oleh tenaga
ahli yang berpengalaman, sehingga mendapatkan hasil yang sesuai ketentuan.
PASAL 16
PENGECATAN
4.0. BAHAN-BAHAN
4.1. Umum
4.1.1. Cat harus dalam kaleng/kemasan yang masih tertutup pabrik/segel, dan masih jelas menunjukkan
nama/merek dagang, nomor formula atau spesifikasi cat, nomor takaran pabrik, warna, tanggal
pembuatan pabrik, petunjuk dari pabrik dan Nama pabrik pembuat, yang kesemuanya harus masih
absah pada saat pemakalannya. Semua bahan harus sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan pada
daftar cat.
4.1.2. Cat dasar yang dipakai dalam pekerjaan ini harus berasal dari satu pabrik/merek dagang dengan cat
akhir yang akan digunakan.
Untuk menetapkan suatu standar kualitas, disyaratkan bahwa semua cat yang dipakai harus
berdasarkan/mengambil acuan pada poin 4.2 dan 4.3, atau yang setara.
PASAL 17
PEKERJAAN RALLING TANGGA
1.0. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini mencakup pengangkutan, pengadaan bahan, tenaga kerja dan alat kerja serta pemasangan Realing
tangga, sesuai petunjuk Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.
4.0. BAHAN-BAHAN.
Besi Hollow yang digunakan berfariasi antara ukuran 5 x 5 cm dengan bentuk dan dimensi serta dengan
ketentuan dalam gambar kerja.
PASAL 18
PEKERJAAN PLUMBING/SANITAIR
3. STANDAR/ RUJUKAN
2.1. Standar Industri Indonesia (SII) dan/atau Standar Nasional Indonesia (SNI). 2.2. Japanese Industrial Standard
(JIS).
2.3. Pedoman Plumbing Indonesia.
2.4. Spesifikasi Teknis:
- Sanitair dan Aksesori.
- Spesifikasi Teknis Sistem Plumbing.
3.3. Penyimpanan
Semua perlengkapan sanitasi harus disimpan dalam tempat yang bersih dan kering serta terlindung dari
kerusakan, sebelum dan sesudah pemasangan.
3.4. Garansi
Kontraktor harus menyerahkan kepada Pemilik Proyek Surat garansi untuk barang dan pemasangan semua
perlengkapan sanitasi selama 1 (satu) tahun, dimulai sejak penyerahan terakhir.
Selama periode ini Kontraktor harus memperbaiki dan mengganti kerusakan yang ada serta membayar semua
perbaikan atau penggantian.
4.0 BAHAN-BAHAN
4.1. Kloset Duduk
4.1.1. Kloset duduk harus sesuai atau setara dengan Type standar setara Toto, pemasangan sesuai petunjuk
pabrik. Kloset duduk harus dilengkapi dengan aksesori lainnya yang standar untuk melengkapi
pemasangan.
4.2. Wastafel
4.2.1. Westafel yang digunakan adalah tipe standar setara toto dengan pemasangan harus sesuai petunjuk
pabrik pembuatnya dan dilengkapi aksesoris yang dibutuhkan
4.3. Kran
Kran untuk Wastafel dan lainnya sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis terbuat dari stainless steel.
5.2. Pemasangan
5.2.1. Semua sambungan harus kedap air dan udara. Bahan penutup sambungan tidak diijinkan.
Cat, vernis, dempul dan lainnya tidak diijinkan dipasang pada bidang-bidang pertemuan sambungan
sampai semua sambungan dipasang kuat dan diuji. Semua saturan ekspos ke perlengkapan sanitasi
harus diselesaikan sedemikian rupa sehingga tampak bersih dan rapih dan sesuai ketentuan Gambar
Kerja dan petunjuk pemasangan dari pabrik pembuat.
5.2.2. Perpipaan dari perlengkapan sanitasi ke pipa distribusi utama harus ditaksanakan sesuai ketentuan
Spesifikasi Teknis Mekanikal.
5.2.3. Bak cuci tangan tipe Dinding harps dipasang sedemikian rupa sedemikian rupa sehingga puncak
bagian luar alat-alat tersebut berada 80 mm di atas lantai.
5.2.5. Urinoir harus dipasang sedemikian rupa sehingga puncak tepi bagian depan alat ini berada 650 mm
diatas lantai, atau sesuai petunjuk dari pabrik pembuatnya.
5.2.6. Sistem penumpu dan penopang harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pembuat perlengkapan
sanitasi atau sesuai persetujuan Pengawas Lapangan.
5.3. Pengujian
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Pengujian seluruh perlengkapan sanitasi harus dilaksanakan bersamaan dengan pengujian System Plumbing
seperti disebutkan dalam Spesifikasi Teknis Mekanikal, kecuali bila ditentukan lain oleh Pengawas Lapangan.
PASAL 19
TANGKI SEPTIK DAN RESAPAN
3.3. Ketidaksesuaian
3.3.1. Kontraktor wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada terhadap kemungkinan
kesalahan/ketidaksesuaian, bagi dari segi dimensi, jumlah maupun pemasangan dan lain-lain.
3.3.2. Bila bahan-bahan yang menyimpang atau tidak sesuai dengan yang sesuai dan disetujui pengawas
lapangan.
3.3.3. Biaya yang ditimbulkan karena hal di atas menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
4.0. BAHAN-BAHAN
4.2.2. Sambungan
Sambungan-sambungan pipa seperti elbow, reducer, knee, tee dan sebagainya, harus terbuat dari
bahan PVC, serta fhemenuhi ketentuan JIS K6739.
4.2.3. Perekat
Perekat untuk penyambungan pipa PVC harus dari merek yang direkomendasikan oleh pabrik
pembuat pipa PVC.
4.3. Beton
Bahan beton harus memenuhi persyaratan Spesifikasi Teknis seperti pada Spesifikasi Teknis Beton bertulang
& tak bertulang)
4.4. Resapan
Tangki septic harus dilengkapi dengan resapan dalam ukuran sesuai petunjuk Gambar Kerja.
Bahan-bahan untuk resapan sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.
5.1.3. Pengerjaan beton harus ditaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis seperti pada Spesifikasi
Teknis Beton bertulang & tak bertulang.
5.1.4. Semua pekerjaan peripaan harus dikerjakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis seperti pada
Spesifikasi Teknis Instatasi Air Kotor dan Sanitasi.
PASAL 20
MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL
1.3. Ketidaksesuaian
3.2.1. Kontraktor wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada terhadap kemungkinan
kesalahan/ketidaksesuaian, bagi dari segi dimensi, jumlah maupun pemasangan dan lain-lain.
3.2.2. Bila bahan-bahan yang menyimpang atau tidak sesuai dengan yang sesuai dan disetujui pengawas
lapangan.
3.2.3. Biaya yang ditimbulkan karena hal di atas menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
4.0. BAHAN-BAHAN
5.1Pemasangan instalasi listrik harus berpedoman pada Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000.
5.2Untuk menangani pekerjaan ini harus ditunjuk Instalatir yang telah memiliki SPJT dan SBUJK Bidang E&M.
5.3Inslatasi yang terpasang harus disesuaikan dengan tegangan yang terpasang di area S.
5.4Untuk penerangan dan stop kontak biasa kabel yang digunakan adalah jenis NYA diameter 2,5 mm atau 1,5 mm
dengan pelindung PVC diameter 5/8" dan dipasang inbouw, tidak terkecuali yang diatas plafond.
5.5 Untuk semua penyambung kabel harus menggunakan T Dos dan ditutup dengan las dop, serta ditempatkan pada
kedudukan yang aman.
5.6 Pemasangan instalasi listrik umumnya dikerjakan sebelum plafon ditutup dan pelesteran dinding dikerjakan.
5.7 Pada semua stop kontak dan SDP harus di beri arde dengan menggunakan kawat BC, dan khusus pengetanahan
pada SDP dibagian yang tertanam kedalam tanah harus dikerjakan sampai mendapatkan tahanan yang
disyaratkan, serta diberi pelindung pipa GIP diameter 1/2".
PASAL 21
ALUMINIUM COMPOSITE PANEL
1.1.3 Pelaksanaan :
a. Semua Pekerjaan baik pekerjaan rangka maupun ACP harus dikerjakan sesuai dengan gambar kerja.
b. Tenaga kerja yang digunakan adalah tenaga kerja yang benar-benar ahli sesuai bidangnya dan mempunyai
pengalaman dalam pekerjaan yang sama.
c. Semua bentuk ukuran yang dihasilkan dari masing-masing jenis pekerjaan harus sesuai dengan gambar kerja.
d. Pada saat pekerjaan diserahkan semua item pekerjaan dalam keadaan utuh, rapi, tidak cacat dan lain
sebagainya, apabila direksi mendapati ada kecacatan dalam pekerjaan tersebut dan membahayakan konstruksi
kontraktor harus siap mengganti apabila diminta oleh direksi.
e. Segala biaya yang dikeluarkan akibat kerusakan/penggantian tersebut menjadi tanggung jawab kontraktor.
PASAL 22
PAVING BLOCK
PASAL 23
PEKERJAAN AKHIR
2.0 PENGAWASAN
2.1 Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan akan dilakukan oleh Direksi/Pengawas.
2.2 Setiap saat Direksi/Pengawas atau petugas-petugasnya harus dapat mengawasi, memeriksa atau menguji setiap
bagian pekerjaan, bahan dan peralatan. Untuk itu Kontraktor harus mengadakan fasilitas-fasilitas yang
diperlukan.
2.3 Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari pengamatan Direksi/Pengawas adalah menjadi
tanggung jawab Kontraktor. Pekerjaan tersebut bila diperlukan harus dapat diperiksa sebagian atau seluruhnya
untuk keperluan/kepentingan pemeriksaan.
2.4 Jika diperlukan pengawasan oleh Pengawas Harian diluar jam kerja yang resmi, maka segala biaya yang
diperlukan untuk hal tersebut menjadi beban Kontraktor. permohonan untuk mengadakaan pemeriksaan tersebut
harus dengan surat yang disampaikan kepada Direksi/pengawas.
5.0 PENUTUP
5.1 Pekerjaan-pekerjaan yang belum/tidak tercantum/dijelaskan dalan spesipikasi teknis ini dapat dilihat pada
gambar atau di tanyakan pada saat Rapat Penjelasan Pekerjaan;
5.2 Perubahan-perubahan yang terjadi terhadap spesifikasi teknis ini pada saat Rapat Penjelasan Pekerjaan akan
dibuat suatu Berita Acara Penjelasan Pekerjaan yang mengikat, dan merupakan satu kesatuan dengan teknis ini.