Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIK BAIK

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU SDN 24


BOKAK DALAM MENYUSUN RPP MELALUI IN
HOUSE TRAINING (IHT) TAHUN 2020/2021
Oleh:
PATEREK ALON, S.Pd.SD

SDN 24 BOKAK KECAMATAN SEKADAU HILIR


KABUPATEN SEKADAU
PROVINSI KALIMANTAN BARAT
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Masalah

Sebagai guru yang professional, guru dituntut untuk memiliki empat


kompetensi khusus. Dalam Undang-Undang No.14 Tahun 2005 tentang guru dan
dosen bab IV pasal 10 menyatakan bahwa “kompetensi yang dimaksud dalam
pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui Pendidikan Profesi”.
Sebagai guru yang professional, guru dituntut untuk memiliki empat kompetensi
khusus. Dalam Undang-Undang No.14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen bab
IV pasal 10 menyatakan bahwa “kompetensi yang dimaksud dalam pasal 8
meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan
kompetensi profesional yang diperoleh melalui Pendidikan Profesi”.
Guru-guru SDN 24 Bokak telah menyusun RPP sesuai dengan standar kompetensi
(SK) dan kompetensi dasar (KD) mata pelajaran tersebut. Namun masih
ditemukan berbagai kekurangan baik menyangkut persiapan sebelum penyusunan
RPP, maupun dalam pelaksanaan pembelajarannya. Kekurangan itu antara lain :
1. Sebagian guru masih menggunakan komponen minimal
2. Ketepatan menggunakan metode
3. Dalam kegiatan pembelajaran sebagian guru belum dapat membagi antara
eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Kurang memperhatikan perbedaan
individu peserta didik, mendorong partisipasi aktif peserta didik,
mengembangkan budaya membaca dan menulis proses pembelajaran.
4. Kurang tepat dalam membuat penilaian
5. Kurangnya penggunaan alat dan sumber belajar.
6. Sebagian besar guru tidak menjelaskan (1) bentuk instrumen evaluasi, (2)
format / lembaran evaluasi atau butir soal (pre test dan post test), (3) pedoman
penilaian, dan (4) kunci jawaban, dalam evaluasi proses dan hasil belajar
siswa.
7. Sebagaian besar guru tidak merencanakan tindak lanjut setelah selesai
pembelajaran (pembelajaran remedial, program pengayaan, layanan konseling
atau tugas individu/ kelompok)
8. Pelaksanaan pembelajaran sebagian besar guru tidak berpedoman sepenuhnya
pada RPP dalam pelaksanan pembelajarannya.
Sekolah sebagai satuan pendidikan terkecil yang menjadi ujung tombak
pendidikan nasional harus memiliki konsep kepemimpinan perubahan dalam
usaha meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satu langkah kongkrit adalah
pemberdayaan sekolah agar mampu berperan sebagai subjek penyelenggara
pendidikan yang bermutu ditengah kondisi perubahan yang berlangsung amat
cepat disegala bidang pada saat ini. Sekolah diberi kewenangan dan peran yang
luas untuk merancang dan melaksanakan pendidikan sesuai dengan kondisi dan
potensinya masing-masing dengan tetap mengacu pada standard minimal yang
ditetapkan pemerintah melalui Standar Nasional Pendidikan (SNP).
Berkaitan dengan hal tersebut, sekolah juga dituntut peran yang besar
dalam proses sosialisasi dan pengimbasan kepada seluruh guru di satuan
pendidikannya masing-masing dalam rangka meningkatkan mutu dan relevansi
pendidikan melalui kegiatan in-House Training (IHT) dengan tema menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran (RRP).
1. Dasar Hukum
a. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
b. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
c. Program kerja bidang Akademik SDN 24 Bokak.
2. Tujuan
Melalui In House Training (IHT) diharapkan guru dapat meningkatkan
kemampuan dalam meyusun RPP. Dan meningkatkan peranan guru dalam proses
belajar mengajar dengan mengembangkan ketrampilan dasar mengajar terutama
dalam penusunan RPP serta penggunaan media pembelajaran dan model
pembelajaran yang tepat agar proses belajar mengajar dapat berlangsung secara
efektif dan efisien. Adapun beberapa tujuan di adakan nya IHT di SDN 24 Bokak
adalah sebagai berikut:
1. Menumbuhkan kesadaran peserta akan pentingnya melakukan refleksi diri
mengenai kinerja mengajarnya terkait dengan hasil pembelajaran yang telah
dicapai peserta didik pada materi yang diampunya;
2. Meningkatkan penguasaan peserta terhadap substansi/meteri pelajaran;
3. Meningkatkan keterampilan peserta dalam melaksanakan remedial;
4. Meningkatkan keterampilan peserta dalam menjabarkan cakupan materi ke
dalam indikator;
5. Meningkatkan keterampilan peserta dalam menyusun kisi-kisi ujian sekolah.
BAB II

A. Strategi dan Langkah Mengatasi Masalah

In House Training (IHT) ini dilaksanakan dan dikordinasikan oleh kepala


sekolah dan pengawas sekolah pada guru SDN 24 Bokak dengan jumlah 9 orang.
Kegiaatan In House Training dilaksanakan selama 2 hari. Sebelum melakukan
tindakan perbaikan, terlebih dahulu melakukan kegiatan orientasi sebagai studi
pendahuluan. Dalam kegiatan ini mendiagnosis guru sehingga menemukan derajat
kelengkapan dan kesistematisan RPP yang disusun guru pada saat sebelum
diadakannya pelatihan atau melakukan kegiatan In House Training (IHT) dalam
penyususnan RPP. Kepala sekolah mengamati aktivitas guru dalam persiapan dan
selama proses penyusunan RPP, kemudian mengevaluasi RPP yang dibuatnya.
Adapun lanngkah-langkah dalam kegiatan ini adalah;

1. Mengadakan rapat guru untuk mensosialisasikan program in house training


untuk penyusunan RPP.
2. Menunjuk guru-guru yang mengikuti program in house training
3. Menginformasikan tutor yang akan membimbing guru-guru di dalam program
in house training
4. Pelaksanaan program in house training dilakukan pada hari jumat dan sabtu.
1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Kegiatan IHT pasca penyusunan RPP dilaksanakan pada:
Hari, Tanggal : Jumat dan Sabtu tanggal 20 dan 21 September 2019 mulai
pukul 12.30 WIB.
Tempat : SDN 24 Bokak
2. Struktur Program Kegiatan IHT

Sesuai dengan kesepakatan yang telah diputuskan oleh peneliti dan guru
pada hari Jumat dan Sabtu tanggal 20 sampai 21 September 2019 dilaksanakan
kegiatan In House Training (IHT) Penyususnan, Pengembangan dan
Penyempurnaan Rencana Pelaksanaan Penganjaran (RPP), maka disusunlah
jadwal struktur program kegiatan sebagai berikut:
Nara Sumber/
Hari/Tgl Waktu Materi
Fasilitator
Kepala Sekolah
12.30-13.00 Pembukaan
(Peneliti)
13.00-14.00 Pengumpulan RPP Kepala Sekolah
Jumat, 20
September (peneliti)
14.00-14.15. Istirahat
2019 Pengawas
14.15-15.00 Penilaian penyusunan RPP (RAMLIADY,S.Pd)
15.00-1600 Penyusunan RPP
Kepala Sekolah
08.00-09.00 Praktik Penyusunan RPP ( Peneliti)
Sabtu,21 09.00-09.31 Istirahat
September Kepala Sekolah
09.30-10.30 Menyusun RPP
2019 (Peneliti)
Pegawas dan
10.30-11.30 Telaah hasil Penyusunan RPP Peneliti
11.30-12.00 Penutup

B. Hasil Pelaksanaan Kegiatan IHT

Kegiatan In House Training (IHT) terbukti dapat meningkatkan


kemampuan guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dengan sangat baik. Jawaban terhadap rumusan masalah ini menunjukkan bahwa
belajar bersama jika dikelola dengan baik memungkinkan pengalaman belajarnya
diserap oleh seluruh peserta (kooperatif, kolaboratif, bermakna). Untuk materi
pembelajaran yang memerlukan pemahaman yang sama, belajar bersama yang
melibatkan kegiatan, sharing, cooperative learning, diskusi dan sebagainya,
memungkinkan materi pelajaran tersebut dikonstruksi bersama. Prinsip saling
asah dan saling asuh pun terjadi dengan tak terasa. Prinsip inilah yang
menunjukkan berlakunya teori belajar konstruktivisme dalam kegiatan tersebut.
Studi suatu Ilmu pengetahuan secara bersama-sama memungkinkan dikonstruksi
lebih cepat dan komprehensif, dengan volume masukan yang besar pula (belajar
bermakna). Yang dipaparkan oleh nara sumber yaitu Ramliady,S.Pd. Adapun
hasil yang dapat di ambil dari kegiatan IHT adalah sebagai berikut:
1. Kesadaran peserta akan pentingnya melakukan refleksi diri mengenai kinerja
mengajarnya terkait dengan hasil pembelajaran yang telah dicapai peserta didik
pada materi yang diampunya;
2. Meningkatkan penguasaan peserta terhadap substansi/meteri pelajaran;
3. Meningkatkan keterampilan peserta dalam melaksanakan remedial;
4. Meningkatkan keterampilan peserta dalam menjabarkan cakupan materi ke
dalam indikator;
5. Meningkatkan keterampilan peserta dalam menyusun RPP yang sesuai dengan
komponen yang terkandung dalam RPP;
C. Faktor Pendukung
1. Adanya internet sebagai media yang bisa digunakan untuk menggali wawasan
tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru.
2. Tenaga guru yang komunikatif dan dapat dilatih untuk menguasai kompetensi
guru dan teori – teori pembelajaran, prinsip-prinsip belajar serta metode
pembelajaran yang di butuhkan.
3. Adanya agenda kepala sekolah untuk melakukan supervisi bagi guru-guru SDN
24 Bokak
4. Adanya kegiatan In House Trainning (IHT) tiap awal tahun pelajaran yang
ditujukan melatih para guru untuk meningkatkan kinerjanya sebagai juru dan
pembuatan perangkat pembelajaran.
5. Guru mendukung aktifitas-aktifitas siswa dalam segala hal, segala bidang,
namun dalam lingkup yang benar dan sesuai aturan.
D. Faktor Penghambat
Kesiapan sarana dan prasarana dalam pembelajaran berkategori sedang,
dan bisa dikatakan cukup memadai untuk pelaksanaan Kurikulum 2013 di SDN
24 Bokak. Hal ini dikarenakan kelengkapan alat/ media penunjang dalam
pembelajaran masih kurang, terutama dalam hal ketersediaan LCD, Proyektor dan
buku- buku materi pelajaran. Adapun faktor penghambat adalah sebagai berikut:
1. Karakteristik siswa yang beragam, Kurang maksimal pemahaman guru
tentang teori pembelajaran, Model pembelajaran dan prinsip-prinsip belajar .
2. Kurangnya pemahaman tentang internet serta penggunaan teknologi
informasi hanya sebatas penggunaan laptop dan infokus untuk penyampaian
materi dikelas.
3. Masih perlu diperbanyak lagi adanya pelatihan tentang peningkatan
kompetensi bagi guru khususnya guru produktif
4. Kurang meratanya supervisi dan tindak lanjut yang dilakukan pada guru.
5. Terkadang ditemukan ketidaksesuian antara yang tertulis di RPP dengan
pengalaman belajar dalam action kelas.
6. Tidak dilakukannya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dibuat menjadi
karya tulis untuk membantu guru dalam kenaikan pangkat serta peningkatan
karir.
7. Guru sulit dalam menilai para siswa, sebab banyak aspek yang harus dinilai.
8. Butuh waktu lama dalam menyusun RPP.
E. Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa, setelah Melaksanakan Penelitian disekolah


sendiri dapat dilihat adanya peningkatan kompetensi guru maupun kepala
Sekolah, serta menjadikan kepala sekolah memiliki pengetahuan baru yang dapat
disimpulkan sebagai berikut
1. Setelah melaksanakan Penelitian tingkat sekolah dapat meningkatnya
kompetensi kepala sekolah dalam hal Penulisan
2. (manajerial/supervisi/kewirausahaan/sosial)
3. Meningkatnya kemampuan rekan guru dan siswa secara langsung dalam
memenuhi (salah satu Standar Isi) yang menurut EDS masih kurang.
4. Meningkatnya kompetensi guru dalam memfasilitasi proses pembelajaran
melalui IHT.
5. Dapat menyusun perangkat pembelajaran sesuai dengan mata pelajaran yang
diampu.
6. Dapat mengembangkan perangkat pembelajaran yang memenuhi standar isi
yang teridikasi dengan kewirausahaan
7. Meningkatnya kemampuan mengkaji 9 aspek manajerial disekolah
berdasarkan peraturan menteri pendidikan nasional dan pedoman yang
standar.
8. Dapat menyusun laporan portofolio
9. Melalui kegiatan In House Training (IHT) terjadi peningkatan kemampuan
Guru SDN 24 Bokak dalam membuat dan menyusun RPP dengan lengkap
dan sistematis yang sesuai dengan komponen-komponen yang terdapat dalam
penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Anda mungkin juga menyukai