Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Intervensi keperawatan pada bayi dan anak

Pemasangan Infus, Fototerapi

Dan Terapi Bermain

DISUSUN OLEH:

Jaka Romalolas : 183145105123

Sartika : A1C219058

Jumiati : A1C219116

DOSEN PENGAMPUH: HERTY HAERANI,S.KEP.NS.M.KES

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR 2020/2021

KATA PENGANTAR

Berdasarkan tugas pembuatan makalah yang telah diberikan untuk memenuhi


penilaianUjian Tengah Semester, Alhamdulillah saya dapat menyelesaikan tugas
makalah ini dengan baik.Ujian Tengah Semester, Alhamdulillah saya dapat
menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik.Penyusunan makalah Ilmu tidak hanya
untuk memenuhi tugas tetapi untuk mengasahPenyusunan makalah Ilmu Politik ini
tidak hanya untuk memenuhi tugas tetapi untuk mengasahkemampuan dan
meningkatkan mutu mahasiswa dalam menempuh pendidikan lebih lanjut.kemampuan
dan meningkatkan mutu mahasiswa dalam menempuh pendidikan lebih lanjut.

Saya menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu,Saya menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu,kritik dan saran sangat berguna bagi penyusunan dan penyempurnaan
selanjutnya. Selain itu sayakritik dan saran sangat berguna bagi penyusunan dan
penyempurnaan selanjutnya. Selain itu sayaucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan semangat untuk saya dalamucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan semangat untuk saya
dalampenyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
mendapatkan nilai yangpenyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan mendapatkan nilai yangbaik. Amin Ya Rabbal Alamin.baik. Amin
Ya Rabbal Alamin.Bandung,
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................................

KATA PENGANTAR.........................................................................................................

DAFTAR ISI ......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................

A. Latar Belakang................................................................................................................
.............................................................................................................................................

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................

C. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pemasangan Infus ..........................................................................................................

B. Photo Terapi....................................................................................................................

C. Terapi Bermain...............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia secara


fisiologis kebutuhaan ini memiliki proporsi besar dalam tubuh dengan hampir 90%
dari total berat badan. Sementara itu, sisanya merupakan bagian padat dari tubuh

Pendahuluan Fototerapi Pada Bayi Hiperbilirubin merupakan salah satu


masalah kesehatan yang sering terjadi pada bayi baru lahir. Manifestasi klinis yang
sering muncul pada bayi adalah jaundice atau ikterus yang merupakan warna
kekuningan pada kulit, sklera dan kuku (Hockenberry & Wilson, 2009). Hal
tersebut diakibatkan karena adanya peningkatan kadar bilirubin dalam sel darah.
Kadar bilirubin yang selalu meningkat akan menyebabkan kerusakan sel otak
(kernikterus). Sehingga hal tersebut harus segera dicegah.

Terapi bermain merupakan terapi yang menggunakan sarana bermain untuk


mendiagnosis masalah atau memberikan terapi bagi anak-anak yang memiliki
masalah secara psikologis sehingga terjadi perubahan yang tercermin dari sikap dan
perilakunya (Guerney, 1999 dalam Maria, 2007).

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pemasangan innfus


2. Apa yang dimaksud dengan photo terapi
3. Apa yang dimaksud dengan terapi bermain

C. Tujuan

1. Memahami pemasangan infus


2. Memahami ptoto terapi
3. Memahami terapi bermain
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pemasangan Infus

1. Definisi
Pemasangan infus adalah Salah satu cara memberian theraphy cairan
dengan menggunakan prosedur infasif yang dilakukan dengan menggunakan
teknik asepatif

2. Tujuan
a. Memenuhi kebutuhan cairan elektrolit
b. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan pengobatan
3. Persiapan Alat
a. Standar infus.
b. Set infuse.
c. Cairan sesuai kebutuhan pasien.
d. Jarum infus/abocath dengan ukuran yang sesuai
e. Perlak/Alas.
f. Torniket/pembendung
g. Kapas alkohol 70%.
h. Plester.
i. Gunting.
j.  Kasa sterilSpalak.
k. Betadin.
l. Sarung tangan
4. Indikasi
Tindakan infus diberikan pada klien dengan dehidrasi, sebelum
trnsfusidarah, pra dan passca bedah sesuai program pengobatan, serta klein
yang sistem percernaannya tergaggu
5. Kontraindikasi
Inflamasi (bengkak, nyeri, demam) dan infeksi di lokasi pemasangan infus.
Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena lokasi ini akan
digunakan untuk pemasangan fistula arteri-vena (A-V shunt) pada tindakan
hemodialisis (cuci darah).
Obat-obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh vena kecil yang
aliran darahnya lambat (misalnya pembuluh vena di tungkai dan kaki).

6. cara kerja
a. Cuci tangan
b. Jelaskan pada orang tua pasien tentang tujuan dan prosedur tindakan
yang akan dilakukan
c. Atur posisi pasien
d. Siapkan standar infus
e. Hubungan cairan dan infus set dengan menusukkan bagian karet pada
cairan infus
f. Isi cairan dan infus dengan menekan ruang tetes hingga sebagian dan
buka klam selang hingga cairanmemenuhi selang dan udara yang ada di
selang akan keluar
g. Letakkan perlak dibawah tempat vena yang akan ditusuk
h. Pasang tourquet sedekat mukin disekitar area penusukan dan lakukan
desinfektan
i. Untuk imobilitas vena, lakukan peregangan kulit dengan cara menarik
kulit dengan kuat dan besebrangan
j. Lakukan desinfektan pada daerah sekitar tempat penusukan dengan arah
melingkar dari dalamb keluar
k. Dengan mata jarum menghadap keatas dan membentuk sudut 20-30
derajat dengan kulit, lakuakn penusukan dengan cepat lapisan yang ada
diatas vena
l. Rubah sudut penentrasi hingga hampir sejajar dengan kulit pasien dan
lakukan penetrasi dengan cepar sepajangan 1 cm. Tunggu hingga ada
tanda pertama pada flashback chamber (cateter jsrum) yang berarti mata
jarum sudah tepat dalam vena.
m. Tarik jarum keluar sepanjang 1cm, darah akan mengalir diantara kateter
dan tabung jarum . hal ini memastikan ujung kateter sudah beradah
dalam vena.
n. Pegang pangkal kateter dengan kuat dan masukan kateter seluruhnya
dengan menggunakan jarum cateter sebagai pemandu
o. Lakukan penekanan dengan jari diatas kateter, tarik jarum sepenuhnya
p. Menggunakan satu tangan, kembali jarum introduser kedalam bungkus
pelindung nya.
q. Tekan kateter jarum hingga bunyi klik
r. Sambungkan infus set, alirkan cairan infus dan lakukan fiksasi dan
jangan lupa memberikan bantalan pada telapak tangan.
s. Menggunakan satu tangan, kembali jarum introduser ke dalam bungkus
pelindungnya.
t. Tekan kateter jarum kedalam pembungkusnya hingga terdengar bunyi
klik
u. Sambungkan infus set, aliran cairan infus dan lakukan fiksasi dan
jangan lupa beberikan bantalan pada telapak tangan bayi atau anak-anak
agar infusan tidak mudah lepas.
v. Atur kecepatan tetesan sesuai dengan kebutuhan
w. Rapikan pasien dan bereskan alat.
x. Lepaskan handcun dan cuci tangan.

B. Photo terapi
1. Definisi
Fototerapi digunakan untuk menurunkan kadar bilirubin serum pada
neonataus dengan hiperbilirubinemia jinak hingga moderak, fototerapi dapat
menyebabkan terjadinya isomiasasi bilurubin inderect yang mudah larut di
dalam plasma dan lebih mudah diekskresi oleh hati ke dalam saluran
empedu.
Fototerapi dapat digunakan untuk menurunkan bilirubin. Memaparkan
neonatus pada cahaya dengan intensitas yang tinggi ( a bound of fluorescent 
light bulbs or bulbs in the blue light spectrum) akan menurunkan bilirubin
dalam kulit. Fototerapi menurunkan kadar bilirubin dengan cara
memfasilitasi ekskresi bilirubin tak terkonjugasi. Hal ini terjadi jika cahaya
yang diabsorpsi jaringan merubah bilirubin tak terkonjugasi menjadi dua
isomer yang disebut fotobilirubin. Fotobilirubin bergerak dari jaringan ke
 pembuluh darah melalui mekanisme difusi. Di dalam darah fotobilirubin
 berikatan dengan albumin dan di kirim ke hati. Fotobilirubin kemudian
 bergerak ke empedu dan di ekskresikan kedalam duodenum untuk di buang
 bersama feses tanpa proses konjugasi oleh hati. Hasil fotodegradasi
terbentuk ketika sinar mengoksidasi bilirubin dapat dikeluarkan melalui
urine.
2. Tujuan
1. Untuk mengetahui derajat ikterik pada bayi baru lahir sebelum dilakukan
Fototerapi
2. Untuk mengetahui derajat ikterik pada bayi baru lahir setelah dilakukan
fototerapi
3. Untuk mengetahui pengaruh fototerapi terhadap derajat ikterik pada bayi
baru lahir
3. Persiapan Alat
1. Kabel penghubung alat dengan sumber listrik
2. Pengatur jarak lampu dengan bayi
3. Tombol power on/off untuk menghidupkan atau mematikan lampu
fototerapi
4. Hourmeter (petunjuk berapa jam fototerapi yang sudah dipakai).
4. Indikasi
Penggunaan fototerapi sesuai anjuran dokter biasanya diberikan pada
neonatus dengan kadar bilirubin indirect lebih ddari 10mg % sebelum tranfusi
tukar, atau sesudah transfuse tukar.
5. Kotraindikasi
1. Tanning (perubahan warna kulit) : induksi sintesis melanin dan atau
disperse oleh cahaya ultra violet.
Syndrome bayi Bronze : penurunan ekskresi hepatic dari foto produk
bilirubin.
Diare : bilirubin menginduksi seksresi usus.
2. Intoleransi laktosa : trauma mukosa dari epitel villi.
3. . Hemolisis : trauma fotosensitif pada eritrosist sirkulasi.
4. Kulit terbakar : paparan berlebihan karena emisi gelombang pendek
lampu fluoresen.
5. Dehidrasi : peningkatan kehilangan air yang tak disadari karena energy
foton yang diabsorbsi.
6. Ruam kulit : trauma fotosensitif pada sel mast kulit dengan pelepasan
histamine.
6. Cara kerja
1. Letakkan bayi di bawah fototerapi
a. Jika berat badan bayi 2 kg atau lebih, letakkan bayi telanjang pada pelbet
atau tempat tidur. Letakkan atau jaga bayi kecil dalam inkubator.
b. Perhatikan adannya bilier atau obstruksi usus. R/ fototerapi
dikontraindikasikan pada kondisi ini karena fotoisomer bilirubin yang
diproduksi dalam kulit dan jaringan subkutan dengan pemajanan pada
terapi sinar tidak dapat diekskresikan.
c. Ukur kuantitas fotoenergi bola lampu fluorensen (sinar putih atau biru)
dengan menggunakan fotometer. R/ intensitas sinar menembus permukaan
kulit dari spectrum biru menentukan seberapa dekat bayi ditempatkan
terhadap sinar. Sinar biru khusus dipertimbangkan lebih efektif daripada
sinar putih dalam meningkatkan
d. . Letakkan bayi di bawah sinar sesuai dengan yang di indikasikan.
e. Tutupi mata bayi dengan potongan kain, pastikan bahwa potongan kain
tersebut tidak menutupi hidung bayi. Inspeksi mata setiap 2 jam untuk
pemberian makan. Sring pantau posisi. R/ mencegah kemungkinan
kerusakan retina dan konjungtiva dari sinar intensitas tinggi. Pemasangan
yang tidak tepat dapat menyebabkan iritasi, abrasi kornea dan
konjungtivitis, dan penurunan pernapasan oleh obstruksi pasase nasal.
f. Tutup testis dan penis bayi pria R/ mencegah kemungkinan kerusakan
penis dari panas
2. Ubah posisi bayi setiap 2 jam
R/ memungkinkan pemajanan seimbang dari permukaan kulit terhadap
sinar fluoresen, mencegah pemajanan berlebihan dari bagian tubuh
individu dan membatasi area tertekan.
3. Pastikan bayi diberi makan :
a. Dorong ibu menyusui sesuai kebutuhan tetapi minimal setiap 2 jam :
- Selama pemberian makan, pindahkan bayi dari unit fototerapi dan
lepaskan kain penutup mata.
- Memberikan suplemen atau mengganti ASI dengan jenis makanan
atau cairan lain tidak diperlukan (mis: pengganti ASI,air, air gula,dsb)
b. Jika bayi mendapkan cairan IV atau perasaan ASI, tingkatkan volume
cairan dan/atau susu sebanyak 10% volume harian total perhari selama
bayi dibawah sinar fototerapi
c. Jika bayi mendapkan cairan IV atau diberi makan melalui slang
lambung, jangan memindahkan bayi dari sinar fototerapi.
4. Perhatiakan bahwa feses bayi warna dan frekuensi defekasi dapat menjadi
encer dan urin saat bayi mendapatkan fototerapi. Hal ini tidak
membutuhkan penangan khusus.
R/ defekasi encer, sering dan kehijauan serta urin kehijauan menandakan
keefektifan fototerapi dengan pemecahan dan ekskresi bilirubin.
5. Dengan hati- hati cuci area perianal setelah setiap defekasi , inspeksi kulit
terhadap kemungkinan iritasi dan kerusakan.
R/ membantu mecegah iritasi dan ekskoriasi dari defekasi yang sering atau
encer.
6. Lanjutkan terapi dan uji yang diprogramkan lainnya:
a. Pindahkan bayi dari unit foterapi hanya selama prosedur yang tidak
dapat dilakukan saat dibawah sinar fototerapi
b. Jika bayi mendapkan oksigen, matikan sinar sebentar saat
mengamati bayi untuk mengetahui adanya sianosis sentral (lidah
dan bibir biru).
7. Pantau kulit bayi dan suhu inti setiap 2 jam atau lebih sering sampai stabil
(mis, suhu aksila 97,8 F, suhu rectal 98,9 F). R/ fluktuasi pada suhu tubuh
dapat terjadi sebagai respons terhadap pemajanan sinar, radiasi dan
konveksi.
8. Pantau masukan dan haluaran cairan, timbang BB bayi dua kali sehari.
Perhatikan tanda- tanda dehidrasi (mis, penurunan haluaran urine, fontanel
tertekan, kulit hangat atau kering dengan turgor buruk, dan mata cekung).
Tingkatkan masukan cairan per oral sedikitnya 25%. R/ peningkatan
kehilangan air melalui feses dan evaporasi dapat menyebabkan dehidrasi.
9. . Ukur kadar bilirubin serum setiap 12 jam:
R/ penurunan kadar bilirubin menandakan keefektifan fototerapi,
peningkatan yang kontinu menandakan hemolisis yang kontinu dan dapat
menandakan kebutuhan terhadap transfuis tukar.
a. Hentikan fototerapi jika kadar bilirubin serum di bawah kadar saat
fototerapi di mulai atau 15mg/dl (260umol), mana saja yang lebih
rendah.
b. Jika bilirubin serum mendekati kadar yang membutuhkan tranfusi
tukar atau pemindahan dan segera rujuk bayi kerumah sakit tersier
atau pusat spesialisasi untuk tranfusi tukar, jika memungkinkan.
Kirim sampel darah ibu dan bayi.
10. Jika serum bilirubin tidak dapat diukur, hentikan fototerapi setelah tiga hari.
Bilirubin pada kulit dengan cepat menghilang dibawah fototerapi. Warna
kulit tidak dapat digunakan sebagai panduan kadar bilirubin serum
selama 24 jam setelah penghentian fototerapi
11. Setelah fototerapi dihentikan :
a. Amati bayi selama 24 jam dan ulangi pengukuran bilirubin serum,
jika memungkinkan atau perkiraan ikterus dengan menggunakan
metode klinis.
b. Jika ikterus kembali ke atau di atas kadar di mulainya fototerapi,
ulangi fototerapi dengan banyak waktu yang sama seperti awal
pemberian. Ulangi langkah ini setiap kali fototerapi dihentikan
sampai pengukuran atau perkiraan bilirubin tetap di bawah kadar
yang membutuhkan fototerapi
12. Jika fototerapi tidak lagi dibutuhkan, bayi makan dengan baik dan tidak
terjadi masalah lain yang membutuhkan hospitalisasi, pulangkan
bayi.
13. Ajari ibu cara mengkaji ikterus, dan anjurkan ibu kembali jika bayi menjadi
lebih icterus.

C. Terapi Berbain
1. Definisi
Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa
Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa
mempergunakan alat yang menghasilkan atau memberikan informasi,
memberi mempergunakan alat yang menghasilkan atau memberikan
informasi, memberi kesenangan maupun mengembangkan imajinasi
anak.
Terapi Bermain adalah pemanfaatan permainan sebagai media yang
Terapi Bermain adalah pemanfaatan permainan sebagai media yang
efektif oleh terapis, untuk membantu klien mencegah atau
menyelesaikan efektif oleh terapis, untuk membantu klien mencegah
atau menyelesaikan kesulitan-kesulitan psikososial, mencapai
pertumbuhan dan perkembangan yang kesulitan-kesulitan psikososial,
mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal melalui
eksplorasi atau ekspresi diri
2. Tujuan
Tujuan terapi bermain adalah mengubah tingkah laku anak yang tidak
sesuai menjadi tingkah laku yang diharapkan. Dengan terapi, anak
mampu sesuai menjadi tingkah laku yang diharapkan. Dengan terapi,
anak mampu diubah perilakunya melalui cara yang menyenangkan.
3. Persiapan Alat
a. . Lembar Observasi
b. Catatan kemajuan anak
c. Alat permaian untuk mengekspresikan perasaan: alat tulis,
crayon, kertas gambar, white board, spidol white board, music
d. Alat permainan untuk distraksi: Game watch, pancing-
pancingan, boneka, balon warna-warni, gambar tokoh anak-anak
dalam ukuran besar, buku cerita
e. Alat permainan untuk relaksasi: musik yang lembut, bermain
irama pernafasan, nonton TV
f. Alat untuk mengembangkan ide dan kreativitas: plastisin,
bongkar pasang, puzzle, balok-balok berpasangan, menara
kubus, menara warna, kertas lipa
g. Alat permainan untuk memfasilitasi komunikasi: boneka
tangan, alat-alat rumah tangga, aneka macam permainan buah-
buahan, aneka macam model sayur-sayuran, aneka macam lauk-
pauk
h. Alat permainan menumbuhkan perasaan mandiri: gunting kertas,
lem, tempat menempel.
i. Alat permainan untuk menumbuhkan rasa senang: menyanyikan
lagu-lagu anak, balon berbunyi, mainan berputar, mainan
menimbulkan bunyi.
j. Bermain kata-kata, kartu
4. Idikasi
a. Vital sign stabil 24 jam terakhir untuk terapi bermain aktif
b. Tidak mengantuk
c. Tidak merasa lapar
d. Anak yang akan menghadapi operasi
e. . Anak yang akan menghadapi prosedur diagnostic
f. . Dilakukan secara rutin (individu/kelompok)
5. Kontraindikasi

6. Cara kerja
a. Visualisasi kreatif
b. Mendongeng
c. Bermain peran
d. Telepon mainan
e. Topeng-topengan atau mainan binatang
f. Boneka atau action figure
g. Seni dan kerajinan
h. Permainan air dan pasir
i. Blok dan mainan konstruksi
j. Tarian dan gerakan kreatif
k. Permainan musik

 

DAFTAR PUSTAKA

Supartini, Y. 2004, Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak, EGC, Jakarta.

Wong. D. L., 2004, Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, EGC, Jakarta

Soetjiningsih,1995, Tumbuh Kembang Anak, EGC, Jakarta

https://www.scribd.com/doc/306195106/MAKALAH-PEMASANGAN-INFUS

https://www.scribd.com/doc/306195106/MAKALAH-PEMASANGAN-INFUS

https://hellosehat.com/parenting/kesehatan-anak/penyakit-pada-anak/terapi-bermain-
pada-anak/

Anda mungkin juga menyukai