Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KMB

HEMATOLOGI

Oleh :

KELOMPOK 1

AJAY QUMAR SAGALA A1C219095

SUCILO ALWATANAH A1C219118

SARTIKA A1C219058

MIFTAHUL Jannah A1C219120

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

PRODI S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR


BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di dalam tubuh manusia, ada alat transportasi yang berguna sebagai pengedar oksigen dan zat
makanan ke seluruh sel-sel tubuh serta mengangkut karbon dioksida dan zat sisa ke organ pengeluaran.
Alat transportasi pada manusia terkoordinasi dalam suatu sistem yang disebut sistem peredaran darah.
Sistem peredaran darah manusia terdiri atas darah, jantung, dan pembuluh darah.
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang
berfungsi untuk mengirimkan zatzat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut
bahanbahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.
Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo atau hemato yang berasal dari
kata Yunani yang berarti haima yang berarti darah.
Darah manusia berwarna merah, namun dalam hal ini warna darah ada dua jenis warna merah pada
darah manusia. Warna merah terang jmenandakan bahwa darah tersebut mengandung banyak oksigen,
sedangkan warna merah tua menandakan bahwa darah tersebut mengandung sedikit oksigen atau
dalam arti lain mengandung banyak karbondioksida. Warna merah pada darah disebabkan oleh adanya
hemoglobin. Hemoglobin adalah protein pernafasan (respiratory protein) yang mengandung besi (Fe)
dalam bentuk heme yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.
Darah juga mengangkut bahan-bahan sisa metabolisme, obatobatan dan bahan kimia asing ke hati
untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni.

B. Tujuan
1. Mampu mendreskipsikan bagian-bagian darah.
2. Mengetahui fungsi darah.
3. Mengetahui hubungan darah dengan kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Darah adalah cairan yang ada pada manusia sebagai alat transportasi berfungsi untuk mengirimkan zat-
zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil
metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.
B. Komposisi Darah
Darah terdiri dari 55% Plasma Darah (bagian cair darah) dan 45% Korpuskuler (bagian padat darah).

Gambar 1.1 Skema susunan darah manusia

C. Plasma Darah (Bagian Cair Darah)


Plasma darah adalah salah satu penyusun darah yang berwujud cair serta mempengaruhi sekitar 5%
dari berat badan manusia. Plasma darah memiliki warana kekuning-kuningan yang didalamnya terdiri
dari 90% air, 8% protein, dan 0,9% mineral, oksigen, enzim, dan antigen. Sisanya berisi bahan organik,
seperti lemak, kolestrol, urea, asam amino, dan glukosa. Plasma darah merupakan cairan darah yang
berfungsi untuk mengangkut dan mengedarkan sari-sari makanan ke seluruh bagian tubuh manusia, dan
mengangkut zat sisa metabolisme dari sel-sel tubuh atau dari seluruh jaringan tubuh ke organ
pengeluaran.

Di dalam plasma darah terdapat beberapa protein terlarut yaitu:


1. Albumin berfungsi untuk memelihara tekanan osmotik
2. Globulin berfungsi untuk membentuk zat antibodi

Pada gambar 1.1 Skema susunan darah manusia, disebutkan bahwa plasma darah terdiri atas serum
dan fibrinogen. Seperti yang telah dijelaskan diatas, fibrinogen adalah sumber fibrin yang berfungsi
dalam proses pembekuan darah, sedangkan serum adalah suatu cairan berwarna kuning. Serum
berfungsi sebagai penghasil zat antibodi yang dapat membunuh bakteri atau benda asing yang masuk ke
dalam tubuh kita.

D. Korpuskuler (Bagian Padat Darah)

Korpuskuler terdiri dari tiga bagian:


1. Sel Darah Merah (Eritrosit)
Sel darah merah atau yang juga disebut eritrosit berasal dari bahasa Yunani yaitu, erythos yang berarti
merah dan kytos yang berarti selubung/sel. Eritrosit merupakan bagian sel darah yang mengandung
hemoglobin (Hb). Hemoglobin adalah biomolekul yang mengikat oksigen. Sedangkan darah yang
berwarna merah cerah dipengaruhi oleh oksigen yang diserap dari paru-paru. Pada saat darah mengalir
ke seluruh tubuh, hemoglobin melepaskan oksigen ke sel dan mengikat karbondioksida. Jumlah
hemoglobin pada orang dewasa kira-kira 11,5-15 gram dalam 100 cc darah. Normal Hb wanita 11,5 mg%
dan laki-laki 13,0 mg%. Sel darah merah memerlukan protein karena strukturnya terdiri dari asam amino
dan memerlukan pula zat besi, sehinnga diperlukan diet seimbang zat besi. Di dalam tubuh banyaknya
sel darah merah ini bisa berkurang, demikian juga banyaknya hemoglobin dalam sel darah merah.
Apabila kedua-duanya berkurang maka keadaan ini disebut animea, yang biasanya disebabkan oleh
pendarahan hebat, penyakit yang melisis eritrosit, dan tempat pembuatan eritrosit terganggu.
Bentuk sel darah merah pada manusia adalah bikonkaf atau berbentuk piringan pipih seperti donat.
Kepingan eritrosit manusia memiliki diameter sekitar 6-8 µm dan tebalnya sekitar 2 µm, eritrosit
termasuk sel paling kecil daripada sel-sel lainnya yang terdapat pada tubuh manusia. Jumlah sel darah
merah adalah jumlah yang paling banyak dibandingkan jumlah sel darah lainnya. Secara normal, di
dalam darah seorang laki-laki dewasa terdapat 25 trilliun sel darah merah atau setiap satu milimeter
kubik (1 mm3) darah trdapat 5 juta sel darah merah. Pada perempuan dewasa, jumlah sel darah merah
per milimeter kubiknya sebanyak 4,5 juta.
Sel darah merah hanya mampu bertahan selama 120 hari. Proses dimana eritrosit diproduksi dimaksud
eritropoiesies. Sel darah merah yang rusak akhirnya akan pecah menjadi partikel-partikel kecil di dalam
hati dan limpa. Sebagian besar sel yang rusak dihancurkan oleh limpa dan yang lolos akan dihancurkan
oleh hati. Hati menyimpan kandungan zat besi dari hemoglobin yang kemudian diangkut oleh darah ke
sumsum merah tulang untuk membentuk sel darah merah yang baru. Sumsum merah tulang
memproduksi eritrosit, dengan laju produksi sekitar 2 juta eritrosit per detik. Produksi dapat distimulasi
oleh hormon eritoprotein (EPO) yang disintesa ginjal. Hormon ini sering digunakan para atlet dalam
suatu pertandingan sebagai doping. Saat sebelum dan sesudah meninggalkan sumsum tulang belakang,
sel yang berkembang ini dinamakan retikulosit dan jumlahnya sekitar 1% dari semua darah yang
beredar.

Gambar 1.2 gambar sel darah merah (eritrosit)


2. Sel Darah Putih (Leukosit)
Sel darah putih (leukosit) jauh lebih besar daripada sel darah merah. Namun jumlah sel darah putih jauh
lebih sedikit daripada sel darah merah. Pada orang dewasa setiap 1 mm3 darah terdapat 6.000-9.000 sel
darah putih. Tidak seperti sel darah merah, sel darah putih memiliki inti (nukleus). Sebagian besar sel
darah putih bisa bergerak seperti Amoeba dan dapat menembus dinding kapiler. Sel darah putih dibuat
di dalam sumsum merah, kelenjar limfa, dan limpa (kura). Sel darah putih memiliki ciri-ciri, antara lain
tidak berwarna (bening), bentuk tidak tetap (ameboid), berinti, dan ukurannya lebih besar daripada sel
darah merah.
Berdasarkan ada tidaknya granula di dalam plasma, leukosit dibagi:
a. Leukosit Bergranula (Granulosit)
Ø Neutrofil adalah sel darah putih yang paling banyak yaitu sekitar 60%. Plasmanya bersifat netral, inti
selnya banyak dengan bentuk yang bermacam-macam dan berwarna merah kebiruan. Neutrofil
bertugas untuk memerangi bakteri pembawa penyakit yang memasuki tubuh. Mula mula bakteri
dikepung, lalu butir-butir di dalam sel segera melepaskan zat kimia untuk mencegah bakteri
berkembang biak serta menghancurkannya.
Ø Eosinofil adalah leukosit bergranula dan bersifat fagosit. Jumlahnya sekitar 5%. Eosinofil akan
bertambah jumlahnya apabila terjadi infeksi yang disebabkan oleh cacing. Plasmanya bersifat asam.
Itulah sebabnya eosinofil akan menjadi merah tua apabila ditetesi dengan eosin. Eosinofil memiliki
granula kemerahan. Fungsi dari eosinofil adalah untuk memerangi bakteri, mengatur pelepasan zat
kimia, dan membuang sisasisa sel yang rusak.
Ø Basofil adalah leukosit bergranula yang berwarna kebiruan. Jumlahnya hanya sekitar 1%. Plasmanya
bersikap basa, itulah sebabnya apabila basofil ditetesi dengan larutan basa, maka akan berwarna biru.
Sel darah putih ini juga bersifat fagositosis. Selain itu, basofil mengandung zat kimia anti penggumpalan
yang disebut heparin.
b. Leukosit Tidak Bergranula (Agranulosit)
Ø Limfosit adalah leukosit yang tidak memiliki bergranula. Intiselnya hampir bundar dan terdapat dua
macam limfosit kecil dan limfosit besar. 20% sampai 30% penyusun sel darah putih adalah limfosit.
Limfosit tidak dapat bergerak dan berinti satu. Berfungsi sebagai pembentuk antibodi.
Ø Monosit adalah leukosit tidak bergranula. Inti selnya besar dan berbentuk bulat atau bulat panjang.
Diproduksi oleh jaringan limfa dan bersifat fagosit. Antigen adalah apabila ada benda asing ataupun
mikroba masuk ke dalam tubuh, maka tubuh akan menganggap benda yang masuk tersebut adalah
benda asing. Akibatnya tubuh memproduksi zat antibodi melalu sel darah putih untuk menghancurkan
antigen. Glikoprotein yang terdapat pada hati kita, dapat menjadi antigen bagi orang lain apabila
glikoprotein tersebut disuntikkan kepada orang lain. Hal ini membuktikan bahwa suatu bahan dapat
dianggap sebagai antigen uuntuk orang lain tetapi belum tentu sebagai antigen untuk diri kita sendiri.
Hal tersebut juga berlaku sebaliknya.

Leukosit yang berperan penting terhadap kekebalan tubuh ada dua macam:
1)Sel Fagosit akan menghancurkan benda asing dengan cara menelan (fagositosis). Fagosit terdiri dari
dua macam:
a) Neutrofil, terdapat dalam darah.
b) Makrofag, dapat meninggalkan peredaran darah untuk masuk kedalam jaringan atau rongga tubuh.
2) Sel Limfosit
Limfosit terdiri dari:
a) T Limfosit (T sel), yang bergerak ke kelenjar timus (kelenjar limfa di dasar leher)
b) B Limfosit (B Sel) Keduanya dihasilkan oleh sumsum tulang dan diedarkan ke seluruh tubuh melalui
pembuluh darah, menghasilkan antibodi yang disesuaikan dengan antigen yang masuk ke dalam tubuh.
Seringkali virus memasuki tubuh tidak melalui pembuluh darah tetapi melalui kulit dan selaput lendir
agar terhindar dari lukosit. Namun selsel tubuh tersebut tidak berdiam diri. Sel-sel tersebut akan
menghasilkan interferon suatu protein yang dapat memproduksi zat penghalang terbentuknya virus
baru (replikasi). Adanya kemampuan ini dapat mencengah terjadinya serangan virus.
3. Keping Darah (Trombosit)
Dibandingkan dengan sel darah lainnya, keping darah memiliki ukuran yang paling kecil, bentuknya
tidak teratur, dan tidak memiliki inti sel. Keping darah dibuat di dalam sumsum merah yang terdapat
pada tulang pipih dan tulang pendek. Setiap 1 mm3 darah terdapat 200.000 –300.000 butir keping
darah. Trombosit yang lebih dari 300.000 disebut trombositosis, sedangkan apabila kurang dari 200.000
disebut trombositopenia. Trombosit hanya mampu bertahan 8 hari. Meskipun demikian trombosit
mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pembekuan darah. Pada saat kita mengalami
luka, permukaan luka tersebut akan menjadi kasar. Jika trombosit menyentuh permukaan luka yang
kasar, maka trombosit akan pecah. Pecahnya trombosit akan menyebabkan keluarnya enzim
trombokinase yang terkandung di dalamnya. Enzim trombokinase dengan bantuan mineral kalsium (Ca)
dan vitamin K yang terdapat di dalam tubuh dapat mengubah protombin menjadi trombin. Selanjutnya,
trombin merangsang fibrinogen untuk membuat fibrin atau benang-benag. Benang-benang fibrin segera
membentuk anyaman untuk menutup luka sehingga darah tidak keluar lagi.

E. Fungsi Darah
Darah memiliki bagian yang cair (plasma darah) dan bagian yang padat (sel darah). Bagian – bagian
tersebut memiliki fungsi tertentu dalam tubuh. Secara garis besar, fungsi utama darah adalah sebagai
berikut:
1. Alat pengangkut zat-zat dalam tubuh, seperti sari-sari makanan, oksigen, zat-zat sisa metabolisme,
hormon, dan air.
2. Menjaga suhu tubuh dengan cara memindahkan panas dari organ tubuh yang aktif ke organ tubuh
yang kurang aktif sehingga suhu tubuh tetap stabil, yaitu berkisar antara 36 – 37oC.
3. Membunuh bibit penyakit atau zat asing yang terdapat dalam tubuh oleh sel darah putih.
4. Pembekuan darah yang dilakukan oleh keping darah (trombosit)

F. Gangguan pada Sistem Peredaran Darah


Banyak penyakit serta kelainan yang disebabkan oleh sistem peredaran darah manusia. Di bawah ini
adalah beberapa penyakit ataupun kelainan yang disebabkan oleh sel – sel darah :
1. Anemia
Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin sel darah merah
hingga di bawah normal sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah yang diperlukan
tubuh. Penyakit tersebut dapat disebabkan dari pendarahan hebat, seperti akibat kecelakaan,
berkurangnya pembentukan sel darah merah, dan meningkatnya penghancuran sel darah merah.
Anemia biasanya banyak diderita oleh kaum perempuan. Hal ini disebabkan karena setiap satu bulan
sekali perempuan mengalami pendarahan yang lumayan banyak yaitu saat menstruasi. Anemia dapat
menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga, dan kepala terasa melayang.pengobatan yang
diberikan pada pasien anemia berupa tranfusi darah. Salah satu tindakan pencegahannya adalah dengan
rajin mengonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi, misalnya bayam, atau bisa juga dengan
mengonsumsi suplemen penambah darah.
2. Leukemia
Leukemia adalah kanker dari sel-sel darah. Penyakit tersebut disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel
darah putih yang tak terkendali. Leukemia terjadi jika proses pematangan dari stem sel menjadi sel
darah putih dalam sumsum tulang menghasilkan perubahan ke arah keganasan. Pengobatan yang bisa
dilakukan adalah dengan melakukan kemoterapi, kemoterapi berguna untuk menghambat pertumbuhan
sel-sel kanker. Selain kemoterapi, penderita leukimia bisa juga melakukan transplantasi sumsum tulang,
namun transplantasi sumsum tulang adalah proses yang cukup rumit karena memerlukan pendonor
sumsum tulang dengan tingkat kecocokan yang cukup tinggi

3. Hemofilia
Hemofilia adalah penyakit yang bersifat menurun (genetik), maksudnya dapat diturunkan pada
keturunannya. Penderita penyakit ini tidak dapat menghentikan pendarahan akibat luka karena
darahnya sukar membeku. Untuk pengobatan penderita hemofilia sepertinya agak sulit dilakukan,
karena penyakit ini adalah penyakit keturunan. Pada pendarahan yang cukup serius, misalnya saja
mengalami kecelakaan, maka penderita hemofilia bisa saja mengalami kematian karena darahnya sukar
membeku. Sebaiknya para penderita hemofilia berhati-hati dengan benda-benda tajam ataupun sesuatu
yang bisa menyebabkan mereka mengeluarkan darah. Hemofilia hanya diderita oleh kaum laki-laki,
tetapi gen ini dibawa oleh perempuan.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Darah adalah cairan yang ada pada manusia sebagai alat transportasi berfungsi untuk mengirimkan zat-
zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil
metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.
Darah terdiri dari 55% Plasma Darah (bagian cair darah) dan 45% Korpuskuler (bagian padat darah).
Plasma Darah (bagian cair darah) terdiri dari plasma. Korpuskuler (bagian padat darah) terdiri dari :

1. Sel Darah Merah (Eritrosit)


2. Sel Darah Putih (Leukosit)
3. Keping Darah (Trombosit)
Darah didalam tubuh kita mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut :
1. Alat pengangkut zat-zat dalam tubuh, seperti sari-sari makanan, oksigen, zat-zat sisa metabolisme,
hormon, dan air.

2. Menjaga suhu tubuh dengan cara memindahkan panas dari organ tubuh yang aktif ke organ tubuh
yang kurang aktif sehingga suhu tubuh tetap stabil, yaitu berkisar antara 36 – 37oC.
3. Membunuh bibit penyakit atau zat asing yang terdapat dalam tubuh oleh sel darah putih.
4. Pembekuan darah yang dilakukan oleh keping darah (trombosit)

Sumber :
http://nuzulwahyudi10.blogspot.co.id/2013/11/makalah-sistemhematologi.html

http://noviasindi.mahasiswa.unimus.ac.id/wp-content/uploads/sites/438/2016/05/makalah-
hematologi..pdf

Anda mungkin juga menyukai