Anda di halaman 1dari 22

ADAPTASI,

JEJAS,
&
KEMATIAN SEL
Sri Wahyuni
Apa itu
adaptasi?
 Sel mampu mengatur dirinya dengan cara
mengubah struktur dan fungsinya sebagai respon
terhadap berbagai kondisi fisologis maupun
patologis
• Pertambahan besar organ akibat adanya pertambahan ukuran sel pada organ.
Hipertropi Hipertrofi adalah suatu respons adaptif yang terjadi apabila terdapat
peningkatan beban kerja suatu sel.

• perubahan sel dari satu subtype ke subtype lainnya


Metaplasia • salah satu mekanisme pertahanan tubuh terhadap iritasi, yaitu dengan
mengganti sel mukosa gaster misalnya dengan sek squamosa yang lebih kuat

• pengurangan ukuran yang disebabkan oleh mengecilnya ukuran sel atau


Atropi mengecilnya/berkurangnya (kadang-kadang dan biasa disebut atrofi
numerik) sel parenkim dalam organ tubuh (Syhrin, 2008)

• Suatu kondisi membesarnya alat tubuh/organ tubuh karena pembentukan


Hiperplasia atau tumbuhnya sel-sel baru
JE J AS …
• Sel merupakan partisipan aktif di lingkungannya, yg secara tetap
menyesuaikan struktur & fungsinya untuk mengakomodasi tuntutan
perubahan dan stres ekstrasel.

Adaptasi yang
gagal akan
mengakibatkan
terjadinya jejas
Berdasarkan Tingkat Kerusakannya,

Irreversible injury and cell death adalah


Jejas Reversible suatu Sel)
(Degenerasi keadaan saat kerusakan berlangsung
secara terus-menerus, sehingga sel tidak
dapat kembali ke keadaan semula dan sel itu
akan mati.

Jejas Irreversible (Kematian Sel)


Reversible cell injury adalah suatu
keadaan ketika sel dapat kembali ke
fungsi dan morfologi semula jika
rangsangan perusak ditiadakan
ETIOLOGI JEJAS

kekurangan oksigen

kekurangan nutrisi

infeksi sel

respon imun yang abnormal

faktor fisik (suhu, temperature, radiasi, trauma, dan gejala


kelistrikan) dan kimia (bahan-bahan kimia beracun)
Hipoksia  kekurangan oksigen

Infark Kekurangan oksigen yag disediakan


untuk jaringan

Terjadinya kematian jaringan

Hipoksia Iskemia Terjadi penurunan jumlah sel darah yang


membawa / menikat oksigen
kekurangan nutrisi

Kekurangan protein dapat


menyebabkan busung lapar
(kwasihorkor). Akan tetapi,
kelebihan nutrisi juga berperan
dalam kerusakan sel. Kelebihan
lemak dalam tubuh dapat
menyebabkan atherosklerosis.
Infeksi sel
Respon Imun yang Abnormal

 respon imun yang abnormal merupakan


respon dari kekebalan tubuh terhadap
suatu keadaan yang dapat menimbulkan
jejas sel. sebagai contoh dalam
Skleroderma terjadi pada fase vaskuler.
pada fase tersebut dari respon imun
yang abnormal mengakibatkan
akumulasi lokal faktor-faktor
pertumbuhan yang menggerakkan
proliferasi fibroblast / pengerasan kulit.
Faktor Fisik
(Suhu,
Temperature,
Radiasi,
Trauma, Dan
Gejala
Kelistrikan)
Dan Kimia
(Bahan-bahan
Kimia
Beracun
sianida)
Mekanisme jejas

respon seluler terhadap stimulus yang berbahaya


bergantung pada tipe cedera, durasi, dan
keparahannya. jadi toksin berdosis rendah atau
iskemia berdurasi singkat dapat menimbulkan jejas
sel yang reversible. begitu pula sebaliknya.. jadi
jejas tersebut bisa terlihat atau tidak itu
tergantung pada durasi iskemia dan kadar toksin
yang terkandung didalam jejas tersebut.
KEMATIAN SEL
pola dasar kematian sel:
- nekrosis (khususnya nekrosis koagulatif)  merupakan kematian sel
jaringan akibat jejas saat individu masih hidup, juga merupakan
kematian sel sebagai akibat dari adanya kerusakan sel akut atau
trauma

terjadi setelah suplai darah hilang / setelah terpajan toksin & ditandai
dg pembengkakan sel, denaturasi protein dan kerusakan organela
→ disfungsi berat jaringan.

- apoptosis  kematian sel periodik yang telah dipersiapkan


penggantinya, atau terprogram (fisiologis: embriogenesis; patologis:
kerusakan mutasi yg tidak diperbaiki)
• Teori Denting
Yaitu setiap sel tidak dapat menghindari
zat yg bersifat racun dalam hidupnya akibatnya
kemampuan sel untuk berfungsi akan berkurang
sehingga sel itu akan menua . Buktinya terjadi
penumpukan pigmen pada kulit dan saraf ( sel yg tidak
membelah) dan sedikit ditemukan pada hati
Tanda penuaan

• 1. Berkurangnya kekuatan otot,kapasitas paru, metabolisme,daya


pompa jantung
• 2. Terjadi penumpukan pigmen pada kulit dan otot
• 3. Elastisitas kolangen pada kulit berkurang menyebabkan kulit keriput
dan kasar
• 4. Mata kabur, rambut ubanan, pendengaran berkurang dan pelupa
• 5. Tingkah laku seperti kanak-kanak Keadaan ini mulai terlihat umur 30
tahun
Thank you for
your attention!
Any Questions?

PAGE  22

Anda mungkin juga menyukai