Anda di halaman 1dari 5

INFERTILITAS C.

Faktor Penyebab

1. Non-Organik
A. Definisi Usia
Infertilitas adalah ketidakmampuan untuk
Usia, terutama usia istri, sangat
hamil setelah sekurangkurangnya satu
menentukan besarnya kesempatan
tahun berhubungan seksual sedikitnya
Pasangan suami istri untuk mendapatkan
empat kali seminggu tanpa kontrasepsi. keturunan. Terdapat hubungan yang
terbalik antara bertambahnya usia istri
Infertilitas adalah bila pasangan suami istri, dengan penurunan kemungkinan untuk-
setelah bersanggama secara teratur 2-3 kali mengalami kehamilan.
seminggu, tanpa memakai metode
pencegahan belum mengalami kehamilan Frekuensi Sanggama
selama satu tahun. Angka kejadian kehamilan mencapai
puncaknya ketika pasangan suami istri
B. Klasifikasi melakukan hubungan suami istri dengan
Jenis infertilitas ada dua yaitu infertilitas frekuensi 2 - 3 kali dalam seminggu. Upaya
primer dan infertilitas sekunder. Infertilitas penyesuaian saat melakukan hubungan
primer adalah kalau istri belum pernah suami istri dengan terjadinya ol'ulasi,
hamil walaupun bersanggama tanpa usaha justeru akan meningkatkan kejadian stres
kontrasepsi dan dihadapkan pada kepada bagi pasangan suami istri tersebut, upaya
kemungkinan kehamilan selama dua belas ini sudah tidak direkomendasikan
bulan. Infertilitas sekunder adalah kalau lagi.
istri pernah hamil, namun kemudian tidak
terjadi kehamilan lagi walaupun Pola Hidup
bersanggama tanpa usaha 9 kontrasepsi A. Alkohol
dan dihadapkan kepada kemungkinan Pada perempuan tidak terdapat cukup bukti
kehamilan selama dua belas bulan ilmiah yang menyatakan adanya hubungan
antara minuman mengandung alkohol
Infertilitas dikatakan sebagai infertilitas
dengan peningkatan risiko kejadian
primer jika sebelumnya Pasangan- suami
infertilitas. Namun, pada lelaki terdapat
istri belum pernah mengalami kehamilan.
sebuah laporan yang menyatakan adanya
Sementara itu, dikatakan sebagai infertilitas
hubungan antara minum alkohol dalam
sekunder jika pasangan suami istri gagal
jumlah banyak dengan penurunan kualitas
untuk memperoleh kehamilan setelah satu
sperma.
tahun pascapersalin an atau pascaabortus ,
tanpa menggunakan kontrasepsi apa pun.
B. Merokok
Dari beberapa penelitian yang ada, dijumpai
fakta bahwa merokok dapat menurunkan
fertilitas perempuan. Oleh karena itu sangat
dianjurkan untuk menghentikan kebiasaan
merokok jika perempuan memiliki masalah

353
infertilitas. Penurunan fertilitas perempuan baik pada pangkal, pada bagian tengah
juga terjadt pada perempuan perokok pasif. tuba, maupun pada uiung distal dari tuba.
Penurunan fertilitas juga dialami oleh lelaki
yang memiliki kebiasaan merokok. Berdasarkan bentuk dan ukurannya, tuba
yang tersumbat dapat tampil dengan
C. Berat Badan bentuk dan ukuran yang normal, tetapi
Perempuan dengan indeks massa tubuh dapat pula tampil dalam bentuk
yang lebih daripada 29, yang termasuk di hidrosalping.
dalam kelompok obesitas, terbukti
mengalami keterlambatan hamil. Usaha Sumbatan ruba dapat disebabkan oleh
yang paling baik untuk menurunkan berat infeksi atau dapat disebabkan oleh
badan adalah dengan cara menjalani
endometriosis. Infeksi klamidia trakomatis
olahraga teratur serta mengurangi asupan
kalori di dalam makanan. memiliki kaitan yang erat dengan terjadinya
kerusakan tuba.
2. Organik
Masalah Ovarium
Masalah Vagina Ovarium memiliki fungsi sebagai penghasil
Vagina merupakan hal yang penting di oosit dan penghasil hormon. Masalah
dalam tata laksana infertilitas. Terjadinya utama yang terkait dengan fertilitas adalah
proses reproduksi manusia sangat terkait terkait dengan fungsi ovulasi. Sindrom
dengan kondisi vagina yang sehat dan ovarium poIikistik merupakan masalah
berfungsi normal. gangguan ovulasi utama yang seringkali
dijumpai pada kasus infertilitas. Saat ini
Masalab Uterus untuk menegakkan diagnosis sindrom
Uterus dapat menjadi penyebab terjadinya ovarium polikistik iika dijumpai dari tiga
infertilitas. Faktor uterus yang memiliki gejala di bawah ini.
kaitan erat dengan kejadian infertilitas . Terdapat siklus haid oligoovulasi atau
adalah serviks, kavum uteri, dan korpus anovulasi.
uteri. . Terdapat gambaran ovarium polikistik
pada pemeriksaan ultrasonografi (USG).
Masalah Tuba . Terdapat gambaran hiperandrogenisme
Tuba Fallopii memiliki peran yang besar di baik klinis maupun biokimiawi.
dalam proses fertilisasi, karena tuba
berperan di dalam proses transpor sperma,
kapasitas sperma proses fertilisasi, dan D. Diagnosis
transport embrio. Adanya
kerusakan/kelainan tuba tentu akan PEMERIKSAAN DASAR INFERTILITAS
berpengaruh terhadap angka fertilitas. Pemeriksaan dasar merupakan hal yang
sangat penting dalam tata laksana
Keiainan tuba yang seringkali dijumpai pada infertilitas.
penderita infertilitas adalah sumbatan tuba Dengan melakukan pemeriksaan dasar yang
baik dan lengkap, maka terapi dapat

354
diberikan dengan cepat dan tepat, sehingga
penderita infertilitas dapat terhindar dari Pemeriksaan Fisik
keterlambatan tata laksana infertilitas yang Pemeriksaan fisik yang perlu dilakukan pada
dapat memperburuk prognosis dari pasutri dengan masalah infertilitas adalah
pasangan suami istri tersebut. pengukuran tinggi badan, penilaian berat
badan, dan pengukuran lingkar pinggang.
Anamnesis Penentuan indeks massa tubuh perlu
Pada awal pertemuan, penting sekali untuk dilakukan dengan menggunakan formula
memperoleh data apakah pasangan suami berat badan(kg) dibagi dengan tinggi badan
istri atau salah satunya memiliki kebiasaan (m2). Perempuan dengan indeks massa
merokok atau minum, minuman beralkohol. tubuh (IMT) lebih dari 25 kg/m2 termasuk
Perlu juga diketahui apakah pasutri atau ke dalam kelompok kriteria berat badan
salah satunya menjalani terapi khusus lebih. Hal ini memiliki kaitan erat dengan
seperti antihipertensi, kartikosteroid, dan sindrom metabolik. IMT yang kurang dari 19
sitostatika. Siklus haid merupakan variabel kglm2 seringkali dikaitkan dengan
yang sangat penting. Dapat dikatakan siklus penampilan pasien yang terlalu kurus dan
haid normal jika berada dalam kisaran perlu dipikirkan adanya penyakit kronis
antara 21 - 35 hari. Sebagian besar seperti infeksi tuberkulosis (TBC), kanker,
perempuan dengan siklus haid yang normal atau masalah kesehatan jiwa seperti
akan menunjukkan siklus haid yang anoreksia nervosa atau bulimia nervosa.
berovulasi. Untuk mendapatkan rerata Adanya pertumbuhan rambut abnormal
siklus haid perlu diperoleh informasi haid seperti kumis, jenggot, jambang, bulu dada
dalam kurun 3 - 4 bulan terakhir. Perlu juga yang lebat, bulu kaki yang lebat dan
diperoleh informasi apakah terdapat sebagainya (hirsutisme) atau pertumbuhan
keluhan nyeri haid setiap bulannya dan jerawat yang banyak dan tidak normal pada
perlu dikaitkan dengan adanya penurunan perempuan, seringkali terkait dengan
aktivitas fisik saat haid akibat nyeri atau kondisi hiperandrogenisme, baik klinis
terdapat penggunaan obat penghilang nyeri maupun biokimiawi.
saat haid terjadi. Perlu dilakukan anamnesis
terkait dengan frekuensi sanggama yang Pemeriksaan Penunjang
dilakukan selama ini. Akibat sulitnya Pemeriksaan dasar yang dianjurkan untuk
menentukan saat ovulasi secara tepat, mendeteksi atau mengonfirmasi adanya
maka dianjurkan bagi pasutri untuk ovulasi dalam sebuah siklus haid adalah
melakukan sanggama secara teratur dengan penilaian kadar progesteron pada fase
frekuensi 2 - 3 kali per minggu. Upaya untuk luteal madia, yaitu kurang lebih 7 hari
mendeteksi adanya ovulasi seperti sebelum perkiraan datangnya haid. Adanya
pengukuran suhu basal badan dan penilaian omlasi dapat ditentukan jika kadar
kadar luteinizing bormone (LH) di dalam progesteron fase luteal madia dijumpai
urin seringkali sulit untuk dilakukan dan lebih besar dari 9,4 mg/ml (30 nmol/l).
sulit untuk diyakini ketepatannya, sehingga
hal ini sebaiknya dihindari saja.

355
Pemeriksaan Analisis Sperma
Penilaian kadar progesteron pada fase Pemeriksaan analisis sperma sangat penting
luteal madia menjadi tidak memiliki nilai dilakukan pada awal kunjungan pasutri
diagnostic yang baik jika terdapat siklus dengan inasalah infertilitas, karena dari
haid yang tidak normal seperti siklus haid berbagai penelitian menunjukkan bahwa
yang jarang (lebih dari 35 hari), atau siklus factor lelaki turut memberikan kontribusi
haid yang terlalu sering (kurang dari 2 hari). sebesar 4O% terhadap kejadian infertilitas.
Beberapa syarat yang harus diperhatikan
Pemeriksaan kadar thyroid stimulating agar menjamin hasil analisis sPerma yang
hormone (TSH) dan prolaktin hanya baik adalah sebagai berikut Lakukan
dilakukan jika terdapat indikasi berupa abstinensia (pantang sanggama) selama 2 -3
siklus yang tidak berovulasi, terdapat hari.
keluhan galaktore atau terdapat kelainan 1. Keluarkan sperma dengan cara masturbasi
fisik atau gejala klinik yang sesuai dengan dan hindari dengan cara sanggama
kelainan pada kelenjar tiroid. terputus.
2. Hindari penggunaan pelumas pada saat
Pemeriksaan kadar luteinizing hormone masturbasi.
(LH) dan follicles stimulating hormone (FSH) 3. Hindari penggunaan kondom untuk
dilakukan pada fase proliferasi awal (hari 3 - menampung sperma.
5) terutama jika dipertimbangkan terdapat 4. Gunakan tabung dengan mulut yang lebar
peningkatan nisbah LH/FSH pada kasus sebagai tempat penampungan sperma.
sindrom ovarium polikistik (SOPK). Jika 5. Tabung sperma harus dilengkapi dengan
dijumpai adanya tanya klinis nama jelas, tanggal, dan waktu
hiperandrogenisme, seperti hirsutisme atau pengumpulan sperma, metode pengeluaran
akne yang banyak, maka perlu dilakukan sperma yang dilakukan (masturbasi atau
pemeriksaan kadar testosteron atau sanggama terputus).
pemerlksaan free androgen index (FAI), 6. Kirimkan sampel secepat mungkin ke
yaitu dengan melakukan kajian terhadap laboratorium sperma. Hindari paparan
kadar testosteron yang terikat dengan sex temperature yang terlampau tinggi (> 38C)
bormone binding (SHBG) dengan formula atau terlalu rendah (<15C) atau
FAI=100 x testosterone total/SHBG. Pada menempelkannya ke tubuh sehingga sesuai
perempuan kadar FAI normal jika dijumpai dengan suhu tubuh.
lebih rendah dari 7.

Pemeriksaan uji pascasanggama atau


postcoital test (PCT) merupakan metode
pemeriksaan yang bertujuan untuk menilai
interaksi antara sperma dan lendir serviks.
Metode ini sudah tidak dianjurkan untuk
digunakan karena memberikan hasil yang
sulit untuk dipercaya.

356
SISTEM RUJUKAN
Dalam melakukan tata laksana terhadap
pasutri dengan masalah infertilitas,
diperlukan sistem rujukan yang baik untuk
menghindari keterlibatan dalam
menegakkan diagnosis atau tata laksana
yang terkait dengan keterbatasan yang
dimiliki oleh pusat layanan kesehatan
primer.

Terdapat indikator tertentu yang digunakan


sebagai batasan untuk melakukan rujukan
dari pusat layanan kesehatan primer ke
pusat pelayanan kesehatan di atasnya
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
oleh masing-masing pusat layanan
kesehatan.

Dengan mengetahui indikator ini, pasutri


dengan kriteria tertentu akan langsung
dirujuk ke pusat layanan kesehatan yang
lebih tinggi tanpa dilakukan tata laksana
sebelumnya di pusat layanan kesehatan
primer.

357

Anda mungkin juga menyukai