Anda di halaman 1dari 3

Nama : Silvia Julianti

NPM : 2013024014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG
JURNAL BELAJAR
A. Identitas Jurnal
Nomor :
Mata Kuliah : Botani Tumbuhan Rendah
Bobot (SKS) : 3 (2-1)
Dosen Pengampu : Dr. Neni Hasnunidah, S.Pd., M.Si.
Wisnu Juli Wiono, S.Pd., M.Pd.
Nadya Meriza, S.Pd., M.Pd.
Disusun (hari, tanggal, jam) : Selasa, 14 September 2021, 21.16

B. Pengantar
Proses kegiatan belajar pada minggu ini (pertemuan ke 4) di semester 3 masih dilakukan
secara daring dan bertemu virtual lewat Zoom meeting dan mengakses Virtual Class,
dikarenakan kondisi sekarang masih COVID-19, maka berdasarkan apa yang telah
disampaikan oleh rektor FKIP Unila, kita masih melakukan proses belajar secara daring
sampai waktu yang memungkinkan untuk belajar offline. Ibu Neni Hasnunidah selaku
dosen mata kuliah Botani Tumbuhan Rendah menyampaikan materi mengenai
identifikasi dan tatanama tumbuhan.

C. Catatan Kuliah
Hal yang pertama kali Ibu Neni sampaikan adalah tata cara mengindetifikasi tumbuhan.
Ada berbagai jenis tumbuhan yang masih tidak diketahui, dan cara meneliti tumbuhan
yang tidak diketahui itu ada 6 cara, yaitu 1. Mengindentifikasi tumbuhan yang kita temui
dengan memindai lingkungan kita dengan mempertimbangkan iklim keseluruhan, kondisi
medan, dan sumber air terdekat. 2. Perhatiakan setiap bagian tumbuhan, seperti batang,
daun, dan bunga. Berikan perhatian khusus pada bunga dan buah. 3. Perhatikan
penampilan umbi, bunga, atau buah beri yang tumbuh di tanaman, karena dengan
menyoroti struktur reproduksinya akan memungkinkan kita untuk menentukan spesies
persisnya dengan sedikit riset. 4. Gunakan alat bantu seperti kaca pembesar agar bisa
menganalisis fitur tanaman dengan lebih jelas. 5. Memfoto tanaman dengan hp/kamera.
6. Membawa alat tulis untuk mencatat bagian-bagian dengan detail seperti ukuran,
bentuk, warna, dan tekstur, serta pola unik atau tanda pembeda lainnya. Kemudian, untuk
mengidentifikasi tumbuhan yang sudah banyak dikenal oleh orang adalah dengan
menggunakan kunci identifikasi (dikotomus) dengan cara memilih 1 karakter dari
tumbuhan yang akan diidentifikasi. Bisa juga menggunakan kunci identifikasi 1 lembar
(dengan gambar tumbuhannya). Lalu, ada beberapa aplikasi yang dapat membantu kita
mengetahui jenis tumbuhan seperti Leaf Snap, Flower Checker, Plant Snap, Agrobase,
Google Lens dan masih banyak lagi yang bisa kita dapatkan di Playstore. Selanjutnya Ibu
Neni menjelaskan mengenai spesies, genus, family dan ordo. Spesies itu terdiri dari 2
kata, kata pertama menunjukan genus, kata kedua menunjukan spesifik epitetot yang
merupakan ciri-ciri spesifik yang nampak yang hanya pada spesies itu. Kata kedua ini
harus lowercase (tidak boleh kapital). Lalu genus memiliki hubungan yang dekat dengan
spesies yang ada persamaan. Pada genus, huruf pertamanya ditulis dengan kapital.
Kemudian untuk penulisan familia, nama genus diberi akhiran –ceae (misal :
Solanaceae). Lalu untuk penulisan ordo, nama familia yang berakhiran –ceae diganti
menjadi –ales (Solanales). Selanjutnya ada cultivar names, yang terdiri dari 3 kata
dimana kata kedua tersebut merupakan nama spesies. Lalu, untuk varietas names ditulis
lowercase, underline dan italic. Missal, Pinus contorta var contorta. Dan yang terakhir
ada hybrid yang ditandai dengan huruf ( X )

D. Identifikasi Masalah
1. Mengapa hanya nama divisi untuk jamur saja yang berakhiran –mycota, sedangkan
yang lainnya –phyta ?
2. Mengapa pada spesifik epitet yang belum diketahui diberi nama ( sp. ), tetapi untuk
hibrid mengapa tanda ( X ) ditulis italic ?
E. Catatan Hasil Ulasan Dosen
1. Nama divisi biasanya digunakan berdasarkan ciri-ciri/sifat divisi itu (kodrat). Oleh
sebab itu, nama divisi merupakan 1 kata majemuk berbentuk jamak. Misal,
Spermatophyta, Anthophyta, Phanerogamae. Semua divisi mempunyai alat kelamin
yaitu biji. Semua divisi harus diakhirin dengan kata –phyta, kecuali untuk jamur.
Misal alga merah divisinya yaitu Rhodophyceae. Beberapa ahli terkadang memasukan
jamur sebagai takson divisi. Jadi, agar tidak sama dengan tumbuhan tingkat tinggi,
maka untuk mencirikan divisinya harus diakhiri dengan kata mycota (khusus divisi).
Misal Eumycota dan Basidiomycota. Untuk 1 divisi boleh banyak namanya, tetapi
harus disepakti oleh ahli diseluruh dunia, dengan sebutan nominal divisiarum
conservada.

2. Untuk menulis nama spesies seharusnya tidak boleh di akhiri dengan ( sp. ). Ini
mungkin karena peneliti kurang teliti terhadap tumbuhan yang diidentifikasinya.
Boleh digunakan tetapi dengan syarat tanaman itu memang tidak dikenal/belum
pernah dipublish, sehingga spesifik epitet nya tidak diketahui. Tetapi, jika dicari
menggunakan kunci identifikasi atau bantuan aplikasi android, pasti akan ketemu
spesiesnya. Jadi, dalam hal ini harus dihindarkan penulisan nama spesies yang
diakhiri dengan ( sp. ) kita harus menulisnya dengan lengkap (detail). Kemudian,
untuk penamaan ciri khas dari varieras, hybrid, forma, dan cultivar penulisannya
dimiringkan (italic). Tetapi, untuk penyebutan yang ditengah ( var. ) tidak ditulis
miring. Contoh: Oryza sativa var. indica. Jadi kesimpulannya, mengapa untuk
penyebutan ( var. ) ( sp .) tidak ditulis miring, karena ini hanya keterangan saja, bukan
nama.
F. Tuliskan penjelasan Anda untuk pertanyaan-pertanyaan berikut :
1. Apakah anda benar-benar telah belajar tentang topik perkuliahan hari ini?
Saya rasa untuk pertemuan minggu ini, saya benar-benar mengikuti dan telah belajar
mengenai topik perkuliahan tersebut dengan baik.

2. Apakah Anda dapat mengikuti kegiatan belajar?


Saya rasa untuk minggu ini saya telah mengikuti kegiatan belajar dengan baik dan
cukup mengerti dengan topik perkuliahan tersebut dengan cara mencatat materi yang
diberikan dan dijelaskan oleh Bu Neni, dan tidak lupa saya pun merecord
pembicaraan beliau agar saya lebih mudah untuk mencatat dan mengingatnya, dan
saya juga membaca buku Botani Tumbuhan Rendah karya Ibu Neni Hasnunidah
untuk lebih memahami materi tersebut. Saya juga sempat ditanya bagaimana
penulisan nama orodo yang benar, dan saya dapat menjawabnya dengan baik.

3. Jika tidak, mengapa Anda tidak dapat belajar dengan baik? Apa penyebabnya?
Bagaimana alternatif solusinya?
Dikarenakan kuliah online yang hanya memanfaatkan gadget, sering kali saya
mengalami kendala sinyal yang membuat Zoom saya keluar masuk, sehingga
terkadang saya tertinggal dari apa yang dijelaskan oleh bu Neni, dan juga tidak seperti
saat kuliah offline yang dimana dosen tersebut dapat menjelaskan terlebih dahulu
secara langsung, dan diberi tahu bagaimana cara mengerjakan apa yang akan
didiskusikan. Kalau secara online, tidak semua siswa dapat mengerti apa yang
diinginkan oleh dosen tersebut, dan kalau secara daring juga kadang tidak bergitu
paham dengan materi yang disampaikan jika tidak memperhatikan dengan baik.

4. Bagaimana usaha dosen dalam mendorong mahasiswa yang tidak aktif untuk belajar?
Bu Neni selaku dosen sangat mendorong mahasiswa agar aktif untuk belajar dan
berdiskusi dengan cara menyimak materi yang beliau berikan, dan juga beliau
menampilkan tayangan video yang menjelaskan tentang berbagai aplikasi yang dapat
kita gunakan untuk mengidentifikasi tumbuhan yang belum kita ketahui. Diakhir
perkuliahan, Ibu Neni memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya
tentang materi tersebut dan ibu Neni menjawab nya setelah mahasiswa bertanya. Hal
ini bertujuan untuk mahasiswa yang belum mengerti materi tersebut agar menjadi
mengerti setelah bertanya.

5. Pembelajaran berharga apa yang dipetik dari observasi pembelajaran ini?


Pembelajaran berharga yang dapat dipetik dari topik perkuliahan minggu ini yaitu
kita dapat mengetahui secara spesifik mengenai identifikasi dan tatanama tumbuhan
secara detail, lalu kita juga dapat mengetahui definisi identifikasi dan menjelaskan
arti pentingnya bagi taksonomi, dapat membedakan identifikasi tumbuhan yang
belum dan sudah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan, dapat membedakan nama
biasa dan nama ilmiah bagi tumbuhan, dan dapat mengetahui tatanama takson sesuai
dengan KIT secara jelas dibandingkan pada saat yang telah dipelajari sebelumnya.
Dan dengan cara belajar dikondisi seperti ini, para mahasiswa harus bisa
memanfaatkan waktu dengan baik dan mengupayakan sinyal agar selalu stabil, dan
mahasiswa juga di dorong untuk lebih rajin lagi membaca kembali materi yang
berkaitan dengan topik perkuliahan yang akan dibahas agar bisa menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh dosen.

Anda mungkin juga menyukai