Anda di halaman 1dari 22

SUHU DAN KALOR

Oleh
Kelompok 3
A3C
Pande I Ketut Sukadiasa (18021082)
Ni Putu Eka Sintya Putri (18021084)
Pande Kadek Sri Octaviani (18021092)
Ni Made Dewi Yanti M.D (18021093)
I Gusti Ayu Diah Cadra Dewi (18021103)
A3D
Ni Kadek Indira Indrayani (18021118)
Made Rama Ananda (18021122)
Luh Ayu Eka Purnayanti (18021124)
Putu Ivan Budi Gunawan (18021130)
Ni Luh Lisa Kurniawati Putri (18021133)
Feliana Gita (18021147)

PRODI FARMASI KLINIS


INSTITUT ILMU KESEHATAN
MEDIKA PERSADA BALI DENPASAR
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur dihaturkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa)
karena atas karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”Suhu dan
Kalor” tepat pada waktunya. Tulisan ini disusun dalam rangka menempuh mata kuliah
Fisika . Adapun tujuan penyusunan tulisan ini adalah untuk mengetahui fungsi penggunaan
bahasa Indonesia dalam kehidupan brmasyarakat.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan tulisan ini, baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga dapat
diselesaikan dengan baik. Melalui pengantar ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Ibu Ida Ayu Manik Parthasutema, S.Farm, M.Farm, Apt Ketua Program Studi
Farmasi Klinis Institut Ilmu Kesehatan Medika Persada Bali;
2. Ibu Cokorda Istri Dharmayanti, S.Si, M.Erg dosen pengampu mata kuliah fisika
yang telah membimbing penyusunan karya tulis ini;
3. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari yang sempurna, oleh karena itu
segala kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan demi sempurnanya tulisan ini.
Akhir kata, semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak yang
membutuhkan.

Denpasar, 8 Januari 2019

Penulis,
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................
1.1....................................................................................................Latar
Belakang.................................................................................................. 1
1.1. Rumusan Masalah.......................................................................... 2
1.2. Tujuan Penulisan ........................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................
2.1 Suhu (Tempeatur)........................................................................... 3
1. Pengertian Suhu........................................................................
2. Alat Pengukur Suhu..................................................................
3. Macam-macam skala dan satuan suhu......................................
4. Cara menghitung Suhu Menggunakan Rumus
Konversi suhu............................................................................
5. Contoh Kasus Penerapan suhu..................................................
2.2 Kalor............................................................................................... 4
1. Pengertian Kalor.......................................................................
2. Asas Black................................................................................
3. Kalor Jenis................................................................................
4. Perpindahan Kalor....................................................................
5. Pemuaian serta koefisien pengukurannya.................................
6. Satuan Kalor..............................................................................
7. Penerapan Kalor Dalam Kehidupan Sehari-hari
Definisi Kalor............................................................................
8. Contoh Kasus Penerapan Kalor Dalam Kehidupan
Sehari-Hari................................................................................
BAB III PENUTUP...........................................................................................
3.1. Kesimpulan....................................................................................5
3.2. Saran..............................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHLUAN
1.1 Latar Belakang
Suhu dan kalor adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari.
Banyak kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan dua hal tersebut seperti hal yang paling
sederhana saja perbedaan temperatur udara saat siang dan malam hari, penurunan suhu teh
panas jika ditambah dengan es batu, dan lain sebagainya.
Kalor merupakan bentuk energi maka dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk
lain. Berdasarkan hukum kekkalan energi maka energi listrik dapat berubah menjadi kalor
energi kalor dan juga sebaliknya eergi kalor dapat berubah menjadi energi listrik.Pada
dasarnya kehidupan manusia selam ini tidak bisa terlepas dari yang namanya suhu dan kalor.
Dalam kehidupan manusia yang selalu menjadikan kalor sebagai alat untuk menjaga
kestabilan manusia dalam menjalankan kehidupannya di muka bumi ini. . Dialam
modernisasi seperti ini aplikasi kalor dibidang teknologi mungkin tidak sulit temukan bahkan
juga mungkin terdapat dirumah, yaitu lemari es, suatu mesin yang diantaranya mengubah
suatu air menjadi es. Aplikasi perpindahan kalor di alam jumpai pada sirkuilasi udara di
pantai. Pada siang hari bertiup angin dari laut menuju darat, disebut angin laut. Begitu pula
sebaliknya pada malam hari bertiup angin dari darat menuju laut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan suhu (temperature)?
2. Apa sajakah contoh kasus penerapan suhu (temperature)?
3. Apakah yang dimaksud dengan kalor?
4. Apa sajakah contoh kasus penerapan kalor?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan suhu (temperature),
2. Untuk mengetahui contoh kasus penerapan suhu (temperature),
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kalor,
4. Untuk mengetahui contoh kasus penerapan kalor.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 SUHU (TEMPERATUR)


1. Pengertian Suhu

Apa yang dimaksud dengan suhu? Suhu merupakan suatu besaran (berupa derajat
atau tingkatan) yang menyatakan ukuran dingin atau panasnya suatu benda. Nah, untuk
mengetahui dingin atau panasnya suatu benda dengan pasti, kita membutuhkan suatu besaran
yang dapat diukur dengan alat ukur. Misalnya ketika kita minum es apa yang kamu rasakan?
Pasti yang kita rasakan yaitu dingin. Lalu pada saat kita merebus air, air yang kita rebus lama
kelamaan akan menjadi panas. Itulah gambaran sederhana dari pengertian atau definisi dari
suhu. 

2. Alat Pengukur suhu


Untuk mengukur suhu suatu benda, kita membutuhkan alat pengukur suhu. Dengan
alat pengukur suhu, kita bisa mengetahui panas atau dingginya suatu benda. Ada beberapa
alat atau media yang bisa kita gunakan untuk mengukur suatu benda seperti termometer.
Termometer adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur suhu. Lebih luas lagi,
termometer adalah alat yang digunakan untuk mengetahui derajat dingin atau panas dari suatu
benda. Dalam mengukur suhu, termometer memanfaatkan sifat termometrik dari suatu zat,
yakni perubahan dari sifat-sifat zat yang disebabkan perubahan suhu dari zat tersebut. Zat cair
termometrik yaitu zat cair yang mudah mengalami perubahan fisis apabila dipanaskan /
didinginkan. Contoh dari termometrik yaitu zat  alkohol dan air raksa. 
Dalam kehidupan sehari-hari kita akan dijumpai dengan berbagai macam jenis
termometer. Supaya pembaca tidak bingung dalam mengidentifikasi termometer, kami
membagi macam-macam termometer menjadi beberapa klasifikasi, antara lain :
A. Macam-Macam Termometer Berdasarkan Bahan Pembuatannya
Berdasarkan bahan pembuatannya, termometer di bagi menjadi empat yaitu
termometer zat cair, termometer logam (Pirometer), termometer udara, dan termometer
listrik.
1) Termometer zat cair
Termometer zat cair merupakan termometer yang paling poluper. Karena
populer, termometer zat cair juga bermacam-macam. Pada umumnya, bentuk
termometer zat cair berupa bejana (tabung) yang dilengkapi dengan pipa yang sempit.
Untuk cairan yang digunakan untuk mengisi termometer ini biasanya yaitu alkohol
atau air raksa. Alkohol dan air raksa sebagai pengisi termometer zat cair mempunyai
kelebihan dan kekurangan masing-masing. Mengapa? Berikut penjelasannya. 

a. Kelebihan dan kekurangan air raksa sebagai pengisi termometer


Kelebihan air raksa
N KELEBIHAN KEKURANGAN
O
1 pemuaiannya teratur harganya mahal
2 mudah dilihat berbahaya karena bersifat racun
3 Tidak membasahi tempatnya sehingga tidak tidak bisa dipakai untuk mengukur
mengganggu pemuaiannya, suhu yang sangat rendah
4 batas ukurnya besar (mendidih pada 357 derajat
delcius dan membeku pada suhu – 39 derajat
Celcius)
5 mudah menyerap panas sehingga lebih cepat
dalam menunjukkan suhu.

b. Kelebihan dan kekurangan alkohol sebagai pengisi termometer 

N KELEBIHAN KEKURANGAN
O
1 Harganya relatif lebih murah tidak bisa dipakai untuk mengukur
suhu yang terlalu tinggi karena
mendidih pada suhi 78 C,
2 bisa dipakai pada suhu yang rendah (membeku tidak berwarna sehingga sulit
pada –112derajat celcius) dilihat
3 lebih teliti karena cepat memuainya membasahi tempatnya sehingga
pemuaiannya terhalang.

2) Termometer logam (pirometer)


Termometer logam basanya menggunakan bimetal sebagai bahan
pembuatannya, yaitu dua jenis logam yang disatukan, akan tetapi ada juga yang
memakai suatu perangkat dari logam. Termometer logam dipakai untuk mengukur
suhu benda yang sangat tinggi, misalnya pada peleburan besi. Pirometer dibuat sesuai
dnegan perubahan warna logam apabila dipanaskan. Contohnya, besi yang
dipanaskan, pada awalnya berwarna merah pijar, lalu hijau dan menjadi kebiru-
biruan. Setiap warna pijar besi memperlihatkansuhu tertentu. Perubahan warna ini
digunakan sebagai dasar dalam menentukan suhu benda. Dengan alasan inilah,
termometer logam dianggap kurang teliti.
3) Termometer udara
Termometer udara merupakan termometer yang pertama kali dibuat manusia.
Teknologinya sangat kuno, oleh karena itu pada zaman modern, termometer jenis
udara tidak digunakan lagi karena sangat tidak teliti. Termometer udara berbentuk
sebuah tabung bulat yang terbuat dari kaca kaca dan dilengkapi dengan pipa halus
yang berisi udara.

4) Termometer listrik
Termometer listrik bekerja sesuai dengab sifat listrik logam. Apabila dua
macam logam yang jenisnya berbeda dipanaskan, maka kedua logam tersebut
bermuatan listrik, akan tetapi tegangannya berbeda. Contoh penggunaan termometer
listrik yaitu pada pada panel pengamat suhu mesin mobil.

B. Macam-Macam Termometer Secara Umum


Secara umum, termometer daoat kita bagi menjadi 6 (enam) macam, yaitu termometer
air raksa, termometer klinis, termometer alkohol, termometer bimetal mekanik, dan
termometer inframerah. 
1) Termometer Air Raksa
Termometer air raksa adalah sebuah termometer cairan yang memanfaatkan air raksa
sebagai pengisinya. Termometer air raksa merupakan jenis termometer yang sering
digunakan dibandingkan dengan termometer alkohol. Ya hal ini mengingat air raksa
mempunyai banyak kelebihan jika digunakan sebagai bahan pengisi termometer.
Termometer air raksa dinamakan juga sebagai termometer maksimum karena mampu
mengukur suhu yang sangat tinggi. Apabila suhu panas, maka air raksa akan memuai
sehingga kita akan melihat air raksa pada tabung kaca naik. Namun ketika suhu turun,
maka air raksa akan tetap berada pada posisi ketika suhu panas. Mengapa demikian?
Hal ini karena adanya sebuah konstraksi yang menghambat air raksa untuk kembali ke
posisi semula. Untuk mengembalikan air raksa ke posisi semula, kita harus
mengocok-ngocok termometer tersebut dengan kuat.
2) Termometer Klinis
Termometer klinis adalah termometer yang dimanfaatkan untuk mengukur suhu
badan. Termometer klinis sering digunakan dalam bidang kedokteran. Suhu badan
seseorang dapat diukur menggunakan termometer klinis melalui ketiak, rongga mulut,
atau di antara lekukan tubuh lainnya. Termometer klinis dibagi menjadi dua, yaitu
termometer klinis digital. Dan termometer klinis analog. Perbedaan keduanya
termometer ini terletak pada penampilan nilai suhu. Pada termometer klinis digital,
nilai suhu ditampilkan langsung dalam sebuah bentuk angka yang tertera pada layar
kecil termometer. Sementara pada termometer klinis analog, nilai suhu ditampilkan
oleh naiknya air raksa dan untuk mengetahui nilainya dengan melihat angka yang
dicapai oleh air raksa pada pipa kapiler.
3) Termometer Alkohol
Termometer alkohol adalah sebuah termometer zat cair yang memanfaatkan alkohol
sebagai pengisinya. Alkohol ini lebih peka ketika memuai dibandingkan dengan air
raksa, sehingga perubahan volumenya lebih terlihat jelas. Termometer alkohol
dinamakan sebagai termometer minimum karena bisa mengukur suhu yang sangat
rendah. Untuk menghindari suatu gaya gravitasi bumi, termometer alkohol harus
diletakkan di bidang datar. Ababila suhu dingin, maka cairan alkohol akan bergerak
ke kiri dan membawa indeks penunjuk berwarna. Dan sebaliknya, apabila suhu naik,
maka indeks penunjuk berwarna akan tetap berada di posisinya walaupun cairan
alkohol mengembang dan bergerak ke kanan.
4) Termometer Bimetal Mekanik
Termometer bimetal mekanik yaitu jenis termometer yang terbuat dari dua buah
kepingan logam yang mempunyai koefisien muai yang berbeda. Bimetal berasal dari
gabungan dua kata, yaitu bi dan metal. Bi bermakna duo dan metal bermakna logam.
Jika terjadi perubahan suhu, dua kepingan logam pada termometer bimetal mekanik
akan melengkung. Prinsip kerja dari termometer bimetal ada pada suhu tinggi, keping
bimetal akan melengkung ke arah logam yang mempunyai koefisien muai lebih
tinggi. Sebaliknya, apabila suhu rendah, maka keping bimetal akan melengkung ke
arah logam yang memiliki koefisien muai yang lebih rendah.
5) Termometer Inframerah
Jenis Termometer inframerah ini dimanfaatkan untuk mengukur suhu benda yang
bergerak cepat, benda yang sangat panas, atau benda yang tidak dapat disentuh karena
berbahaya. Termometer inframerah dinamakan juga dengan nama termometer laser
apabila memanfaatkan sinar laser untuk mengukur suhu benda

3. Macam-macam skala dan satuan suhu


Dalam proses pengukuran suhu, kita akan mendapati angka yang menunjukkan titik suhu
suatu benda. Titik suhu suatu benda dinyatakan dalam satuan suhu. Secara umum, didunia ini
ada empat macam satuan atau skala suhu yaitu Celcius (C), Reamure (R), Fahrenheit (F), dan
Kelvin (K). Mari kita simak penjelasan empat macam suhu tersebut.
a. Skala Fahrenheit
Seorang ilmuwan Jerman (Daniel George Fahrenheit) tahun 1714 membuat
termometer yang mula-mula diisi alkohol dan lalu diganti dengan raksa. Sebagai titik
tetap pertama ia memakai campuran garam dapur dan es yang diberi angka 00F (suhu
terendah yang ia ketahui) dan titik tetap kedua ia memakai tubuh manusia dan diberi
angka 960C.Skala termometer Fahrenheit berdasarkan definisi modern adalah skala
dengan temperatur es melebur sebagai 32 dan derajat temperatur air mendidih
ditetapkan sebagai 212 derajat. Termometer ini pada jaman dulu banyak digunakan di
Amerika Serikat dan Eropa, akan tetapi sekrang ini negara di Eropa sudah beralih ke
termometer Celcius namun negara AS masih menggunakannya.
b. Skala Celcius
Selang 20 tahun setelah ditemukannya termometer Fahrenheit, seorang profesor
dari Swedia (Ander Celsius) membuat termometer. Termometer Celsius memakai titik
tetap atas adalah suhu air sedang mendidih sebagai 1000C dan titik tetap bawah adalah
suhu es sedang mencair sebagai 00C. Skala antar kedua temperatur ini dibagi dalam 100
derajat. Termometer dengan skala Celsius adalah termometer yang paling banyak
digunakan oleh berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia.
c. Skala Kelvin
Skala kelvin pada dasarnya sama dengan skala celcius (seperseratus). Akan tetapi,
skala kelvin dimulai dari suhu nol mutlak (0 K) yang nilainya sama dengan -273,150C.
Sehingga untuk suhu air mendidih sama dengan 373,15 K dan es mencair sama dengan
273,15 K.
d. Skala Reamur
Reamur memilih titik 80o untuk air mendidih dan 0o untuk es yang mencair.
Artinya skala reamur mempunyai rentang suhu antara 0oR - 80oR.
4. Cara menghitung Suhu Menggunakan Rumus Konversi suhu
Seperti yang disampaikan sebelumnya, bahwa ada empat skala suhu yang digunakan di
dunia, yaitu Celcius (C), Reamure (R), Fahrenheit (F), dan Kelvin (K). Keempat skala
tersebut dapat kita konversi, artinya dari skala satu ke skala lain bisa kita hubungkan dan kita
ubah nilainya. Contohnya jika kita mengukur suhu suatu benda menggunakan termometer
Celsius, akan tetapi ingin mengubah (konversi) hasilnya sehingga menjadi satuan Kelvin.
Mengubah skala suhu dari satu satuan ke satuan yang lainnya dinamakan dengan konversi
suhu. 
a. Rumus Konversi Suhu Cara Mudah
Cara mudah untuk mengubah (konversi) nilai suhi dari Fahrenheit, Celsius, dan
Reamur yaitu dengan menggunaka perbandingan C:F:R = 5:9:4. Caranya, yaitu
(Skala tujuan) / (Skala awal) x Suhu. 
Contoh soal konversi dari Celsius ke Fahrenheit 
77° Fahrenheit pada skala Celsius = 5/9 x (77-32) = 25
b. Rumus Konversi Suhu 

5. Contoh Kasus Penerapan Suhu


a) Perubahan suhu di gurun

Ketika sinar matahari mencapai permukaan bumi, pada umumnya akan diserap oleh
bumi dan sebagian dipantulkan. Namun hal ini hampir tidak terjadi di gurun karena
hampir seluruh permukaan gurun tertutupi oleh pasir saja. Pasir cenderung mudah
menyerap panas dan melepaskannya kembali sehingga suhu di sekitarnya naik.

Selain itu, minimnya uap air di gurun juga memberikan pengaruh. Radiasi yang
diterima di gurun menjadi lebih tinggi karena uap air di udara yang berfungsi untuk
menyerap dan memantulkan radiasi sinar matahari tidak ada. Kondisi gurun pasir yang
tidak memiliki air menyebabkan sebagian besar radiasi matahari dipancarkan dalam
bentuk fluks panas yang bercirikan kenaikan temperature.

Pada malam hari, bumi memancarkan radiasi balik dengan panas yang setara
jumlahnya dengan suhu permukaan gurun. Di daerah tropis dan berawan sebagian radiasi
balik itu dapat tertahan oleh uap air / awan yang menyebabkan suhu malam hari di daerah
tropis relative stabil dan tetap hangat. Tetapi di daerah gurun, radiasi balik itu tidak ada
yang tertahan, namun dikeluarkan terus ke troposfer sehingga panasnya pun cepat hilang
dan suhunya berubah menjadi dingin.
2.2 KALOR

1. Pengertian Kalor

Kalor adalah suatu energi yang mudah diterima dan mudah sekali dilepaskan
sehingga dapat mengubah temperatur zat tersebut menjadi naik atau turun. Kalor juga
bisa berpindah dari satu zat ke zat yang lain melalui medium atau perantara. Ternyata
Kalor adalah bentuk energi yang tidak dapat dilihat ataupun terlihat. Dan ternyata
Energi kalor juga dapat berubah menjadi bentuk energi lain, seperti cahaya, gerak,
listrik, kimia dan lain-lain.
Misalkan, dua buah zat yang memiliki temperatur berbeda dicampurkan pada
sebuah wadah. Maka temperatur kedua benda tersebut akan menjadi sama. Besarnya
temperatur akhir berada di antara temperatur awal kedua zat tersebut. Pada gejala ini,
kalor berpindah dari temperatur tinggi ke temperatur yang lebih rendah hingga
mencapai temperatur setimbangnya.
Pada 1850, untuk pertama kalinya Joule menggunakan sebuah alat yang di
dalamnya terdapat beban-beban yang jatuh dan merotasikan sekumpulan pengaduk di
dalam sebuah wadah air yang tertutup. Dalam satu siklus, beban-beban yang jatuh
tersebut melakukan sejumlah kerja pada air tersebut dengan massa air adalah m dan
air tersebut mengalami kenaikan temperature sebesar Dt . Percobaan ini menerangkan
tentang adanya energi yang menyebabkan timbulnya kalor dalam siklus tersebut.
Kalor dapat didefinisikan sebagai proses transfer energi dari suatu zat ke zat
lainnya dengan diikuti perubahan temperatur.
2. Asas Black
Asas Black adalah sebuah dalil fisika mengenai kalor yang di kemukakan oleh
ilmuwan Skotlandia. Kalor adalah energi yang dipindahkan dari benda yang memiliki
temperatur tinggi ke benda yang memiliki temperatur lebih rendah sehingga
pengukuran kalor selalu berhubungan dengan perpindahan energi. Energi adalah kekal
sehingga benda yang memiliki temperatur lebih tinggi akan melepaskan energi sebesar
QL dan benda yang memiliki temperatur lebih rendah akan menerima energi sebesar
QT dengan besar yang sama. Secara matematis, pernyataan tersebut dapat ditulis
sebagai berikut.
QLepas = QTerima
Persamaan tersebut menyatakan hukum kekekalan energi pada pertukaran kalor
yang disebut sebagai Asas Black. Nama hukum ini diambil dari nama seorang
ilmuwan Inggris sebagai penghargaan atas jasa-jasanya, yakni Joseph Black (1728–
1799). Pengukuran kalor sering dilakukan untuk menentukan kalor jenis suatu zat.
Jika kalor jenis suatu zat diketahui, kalor yang diserap atau dilepaskan dapat
ditentukan dengan mengukur perubahan temperatur zat tersebut. Ketika menggunakan
persamaan ini, perlu diingat bahwa temperatur naik berarti zat menerima kalor, dan
temperatur
turun berarti zat melepaskan kalor.

Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kalor. Salah satu
bentuk kalorimeter, Kalorimeter ini terdiri atas sebuah bejana logam dengan kalor
jenisnya telah diketahui. Bejana ini biasanya ditempatkan di dalam bejana lain yang
agak lebih besar. Kedua bejana dipisahkan oleh bahan penyekat, misalnya gabus atau
wol. Kegunaan bejana luar adalah sebagai pelindung agar pertukaran kalor dengan
lingkungan di sekitar kalorimeter dapat dikurangi.
Kalorimeter juga dilengkapi dengan batang pengaduk. Pada waktu zat
dicampurkan di dalam kalorimeter, air di dalam kalorimeter perlu diaduk agar
diperoleh temperatur merata dari percampuran dua zat yang suhunya berbeda. Batang
pengaduk ini biasanya terbuat dan bahan yang sama seperti bahan bejana kalorimeter.
Zat yang diketahui kalor jenisnya dipanaskan sampai temperatur tertentu. Kemudian,
zat tersebut dimasukkan ke dalam kalorimeter yang berisi air dengan temperatur dan
massanya yang telah diketahui. Selanjutnya, kalorimeter diaduk sampai suhunya tetap.
3. Kalor Jenis
Kalor jenis adalah sifat zat yang menunjukan banyaknya kalor yang dibutuhkan
untuk menaikkan suhu zat bermassa 1 kg sebesar 1°C atau 1 K. temperatur yang sama,
ternyata setiap benda akan menyerap energi kalor dengan besar yang berbeda.
Misalnya, terdapat empat buah bola masing-masing terbuat dari aliminium, besi,
kuningan, dan timah. Keempat bola ini memiliki massa sama dan ditempatkan di
dalam suatu tempat yang berisi air mendidih. Setelah 30 menit, keempat bola akan
mencapai kesetimbangan termal dengan air dan akan memiliki temperatur yang sama
dengan temperatur air. Kemudian, keempat bola diangkat dan ditempatkan di atas
kepingan parafin. Bola aluminium dapat melelehkan parafin dan jatuh menembus
parafin. Beberapa sekon kemudian, bola besi mengalami kejadian yang sama.
Bola kuningan hanya dapat melelehkan parafin sebagian, sedangkan bola timah
hampir tidak dapat melelehkan parafin. Keempat bola tersebut menyerap kalor dari air
mendidih, kemudian memindahkan kalor tersebut pada parafin sehingga parafin
meleleh.
Oleh karena setiap benda memiliki kemampuan berbeda untuk melelehkan
parafin, setiap bola akan memindahkan kalor dari air ke parafin dengan besar yang
berbeda. Kemampuan yang dimiliki setiap benda ini berhubungan dengan kalor jenis
benda tersebut. Kalor jenis suatu benda dapat didefinisikan sebagai jumlah kalor yang
diperlukan untuk menaikkan temperatur 1 kg suatu zat sebesar 1K.
Kalor jenis menunjukkan kemampuan suatu benda untuk menyerap kalor.
Semakin besar kalor jenis suatu benda, semakin besar pula kemampuan benda tersebut
untuk menyerap kalor. Secara matematis, kalor jenis suatu zat dapat dituliskan sebagai
berikut.
Q = m.c.ΔT

c = kalor jenis suatu zat (J/kg K),


Q = kalor (J),
m = massa benda (kg), dan
ΔT = perubahan temperatur (K).
4. Perpindahan Kalor
a) Perpindahan Kalor Secara Konduksi
Konduksi adalah perpindahan panas melalui zat perantara. Namun, zat tersebut
tidak ikut berpindah ataupun bergerak. COntoh sederhana dalam kehidupan sehari-hari
misalnya, ketika kita membuat kopi atau minuman panas, lalu kita mencelupkan sendok
untuk mengaduk gulanya. Biarkan beberapa menit, maka sendok tersebut akan ikut
panas. Panas dari air mengalir ke seluruh bagian sendok. Atau contoh lain misalnya saat
kita membakar besi logam dan sejenisnya. Walau hanya salah satu ujung dari besi logam
tersebut yang dipanaskan, namun panasnya akan menyebar ke seluruh bagian logam
sampai ke ujung logam yang tidak ikut dipanasi. Hal ini menunjukkan panas berpindah
dengan perantara besi logam tersebut.
b) Perpindahan Kalor Secara Konveksi
Konveksi adalah perpindahan panas yang disertai dengan perpindahan zat
perantaranya. Perpindahan panas secara Konveksi terjadi melalui aliran zat. Contoh yang
sederhana adalah proses mencairnya es batu yang dimasukkan ke dalam air panas. Panas
pada air berpindah bersamaan dengan mengalirnya air panas ke es batu. Panas tersebut
kemudian menyebabkan es batunya meleleh.
c) Perpindahan Kalor Secara Radiasi
Radiasi adalah perpindahan panas tanpa melalui perantara. Untuk memahami ini,
dapat kita lihat kehidupan kita sehari-hari. Ketika matahari bersinar terik pada siang hari,
maka kita akan merasakan gerah atau kepanasan. Atau ketika kita duduk dan
mengelilingi api unggun, kita  merasakan hangat walaupun kita tidak bersentukan dengan
apinya secara langsung. Dalam kedua peristiwa di atas, terjadi perpindahan panas yang
dipancarkan oleh asal panas tersebut sehingga disebut dengan Radiasi.
5. Pemuaian serta koefisien pengukurannya
……..Pemuaian zat adalah bertambahnya ukuran benda karena pengaruh perubahan suhu
atau bertabahnya ukuran benda karena menerima kalor.pemuaian benda dapat diamati dalam
dalam bentuk pemuaian panjang, pemuaian luas, dan pemuaian volume.
A. Pemuaian zat padat
……..Pemuaian yang terjadi pada zat padat ada tiga kemungkinan yaitu, muai panjang,
muai luas, dan muai volume.
a) Muai panjang
Adalah bertambahnya ukuran panjang suatu benda karena perubahan suhu. Muai panjang
terjadi pada benda yang bentuknya batang (memanjang).
b) Pemuaian luas
Adalah bertamabhnya ukuran luas permukaan suatu benda karena perubahan suhu.
Sebuah benda yang padat, baik bentuk persegi maupun silinder, pasti memiliki luas dan
volume. Seperti halnya pada pemuaian panjang, ketika benda dipanaskan, selain terjadi
pemuaian panjang juga akan mengalami pemuaian luas. 
c) Pemuaian volume
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, setiap benda yang padat pasti memiliki
volume.Jika panjang sebuah benda dapat memuai ketika dipanaskan maka volume benda
tersebut juga ikut memuai. 
6.   Satuan kalor 
Satuan untuk menyatakan kalor adalah Joule (J) atau Kalori (kal). Joule menyatakan
satuan usaha atau energi. Satuan Joule merupakan satuan kalor yang umum digunakan dalam
fisika. Sedangkan Kalori menyatakan satuan kalor. Kalori (kal) merupakan satuan kalor yang
biasa digunakan untuk menyatakan kandungan energi dalam bahan makanan. Contohnya:
sepotong roti memiliki kandungan energi 200 kalori dan sepotong daging memiliki
kandungan energi 600 kalori. Nilai 1 kalori (1 kal) adalah banyaknya kalor yang diperlukan
untuk memanaskan 1 kg air agar suhunya nai 1°C.
7. Penerapan Kalor Dalam Kehidupan Sehari-hari Definisi Kalor
Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-
hari.Misalnya, pada waktu memasak air dengan menggunakankompor. Air yang semula
dinginlama kelamaan menjadi panas. Mengapa air menjadi panas? Air menjadi panas
karenamendapat kalor, kalor yang diberikan pada air mengakibatkan suhu air naik. Dari
manakah kalor itu? Kalor berasal dari bahan bakar, dalam hal ini terjadi perubahanenergi
kimia yang terkandung dalam gas menjadi energi panas atau kalor yang dapat memanaskan
air.
a) Kalor dapat Mengubah Suhu Benda
Apa yang terjadi apabila dua zat cair yang berbeda suhunya dicampur menjadi
satu? Bagaimana hubungan antara kalor terhadap perubahan suhu suatu zat? Adakah
hubungan antara kalor yang diterimadan kalor yang dilepaskan oleh suatu zat? Semua
benda dapat melepas danmenerima kalor.Benda-benda yang bersuhu lebih tinggi dari
lingkungannya akan cenderung melepaskan kalor. Demikian juga sebaliknya benda-benda
yang bersuhu lebih rendah dari lingkungannya akancenderung menerima kalor untuk
menstabilkan kondisi dengan lingkungan disekitarnya. Suhu zat akan berubah ketika zat
tersebut melepas atau menerima
b) Kalor dapat Mengubah Wujud Zat
Suatu zat apabila diberi kalor terus-menerus dan mencapai suhu maksimum,
maka zat akanmengalami perubahan wujud. Peristiwa ini jugaberlaku jika suatu zat
melepaskan kalor terus-menerus dan mencapai suhu minimumnya. Oleh karena itu,
selain kalor dapatdigunakan untukmengubah suhu zat, juga dapat digunakan untuk
mengubah wujud zat.
c) Menguap(terjadi perubahan suhu)
Apakah pada waktu zat menguap memerlukan kalor? Darimanakah kalor itu
diperoleh? pada waktu air dipanaskan akan tampak uap keluar daripermukaan air.
Kenyataan ini menunjukkan bahwa pada waktu menguap zatmemerlukan kalor. Jika air
dipanaskan terus-menerus, lama-kelamaan air tersebut akanhabis. Habisnya air akibat
berubah wujud menjadi uap atau gas. Peristiwa ini disebutmenguap, yaitu
perubahanwujud dari cair ke gas, karena molekul-molekul zat cair bergerak
meninggalkan permukaan zat cairnya. P(tidak mengalami perubahan suhu, namun terjadi
perubahan wujud)Mendidih adalah peristiwa penguapan zat cair yang terjadi di seluruh
bagian zat cair tersebut. Peristiwa inidapat dilihat dengan munculnyagelembung-
gelembung yang berisi uap air dan bergerak dari bawah ke atas dalam zat cair. Zat cair
yang mendidih jika dipanaskan terus-menerusakan berubah menjadi uap. Banyaknya
kalor yang diperlukan untuk mengubah 1 kg zat cair menjadi uap seluruhnya pada titik
didihnyadisebut kalor uap (U). Karena
9. Contoh Kasus Penerapan Kalor Dalam Kehidupan Sehari-Hari
a) Proses Memasak Air
Konveksi adalah perpindahan panas yang disertai dengan perpindahan zat
perantaranya. Perpindahan panas secara Konveksi terjadi melalui aliran zat. Contoh yang
sederhana adalah proses mencairnya es batu yang dimasukkan ke dalam air panas. Panas
pada air berpindah bersamaan dengan mengalirnya air panas ke es batu. Panas tersebut
kemudian menyebabkan es batunya meleleh. Contoh lainnya yaitu ketika kita sedang
memasak air. Air yang berada di bagian bawah mendapatkan panas lebih dahulu,
kemudian pindah ke bagian atas tempat suhu dingin, dengan demikian suhu yang dingin
pindah ke bawah. Begitu seterusnya sehingga kita melihat air yang dimasak itu turun
naik. Untuk membuktikannya, saat memasak air, masukkan biji kacang hijau, lihat
bagaimana kacang hijau tersebut bergerak naik turun.
Contoh proses perpindahan panas konveksi
Perhatikanlah gambar di diatas dengan penuh seksama. Air yang berada di dalam wadah
dipanaskan dengan nyala api yang berasal dari kompor. Ketika kita memanaskan air
menggunakan kompor, kalor mengalir dari nyala api (suhu lebih tinggi) menuju dasar
wadah (suhu lebih rendah). Karena mendapat tambahan kalor, maka suhu dasar wadah
meningkat. Ingat ya, yang bersentuhan dengan nyala api adalah bagian luar dasar wadah.
Karena terdapat perbedaan suhu, maka kalor mengalir dari bagian luar dasar wadah
(yang bersentuhan dengan nyala api) menuju bagian dalam dasar wadah (yang
bersentuhan dengan air). Suhu bagian dalam dasar wadah pun meningkat. Karena air
yang berada di permukaan wadah memiliki suhu yang lebih kecil, maka kalor mengalir
dari dasar wadah (suhu lebih tinggi) menuju air (suhu lebih rendah). Perlu diketahui
bahwa perpindahan kalor pada wadah terjadi secara konduksi. Perpindahan kalor dari
dasar wadah menuju air yang berada di permukaannya juga terjadi secara konduksi.
Adanya tambahan kalor membuat air yang menempel dengan dasar wadah
mengalami peningkatan suhu. Akibatnya air tersebut memuai. Ketika memuai, volume
air bertambah. Karena volume air bertambah maka massa jenis air berkurang. Kalau
bingung, ingat lagi persamaan massa jenis alias kerapatan (massa jenis = massa /
volume). Massa air yang memuai tidak berubah, yang berubah hanya volumeya saja.
Karena volume air bertambah, maka massa jenisnya berkurang. Berkurangnya massa
jenis air menyebabkan si air bergerak ke atas (kita bisa mengatakan air tersebut
mengapung). Mirip seperti gabus atau kayu kering yang terapung jika dimasukan ke
dalam air. Gabus atau kayu kering bisa terapung karena massa jenisnya lebih kecil dari
massa jenis air.
Karena air yang terpanaskan bergerak ke atas maka posisi air tadi digantikan oleh
air yang bersuhu lebih rendah yang berada di sebelah atas, dimana air tersebut akan
menempel dengan dasar wadah. Karena terdapat perbedaan suhu, maka kalor mengalir
dari dasar wadah menuju air yang bersuhu lebih rendah tersebut, Sehingga suhu air yang
menempel atau yang dekat dengan dasar wadah berangsur-angsur menjadi panas (suhu
meningkat) sehingga massa jenisnya berkurang. Karena massa jenisnya berkurang maka
ia bergerak ke atas. Proses ini berlangsung terus menerus selama proses pemanasan
(Pertukaran panas berlangsung). Jika lebih kita perhatikan lagi, air yang memiliki suhu
yang tinggi tidak langsung meluncur tegak lurus ke atas tetapi berputar seperti yang
ditunjukkan pada gambar. Hal ini disebabkan karena air yang berada tepat di atasnya
memiliki massa jenis yang lebih besar, itulah kenapa ketika kita memasak air terlihat
bergolak atau lazim disebut mendidih.
Perpindahan kalor pada proses pemanasan air merupakan salah satu contoh
perpindahan kalor secara konveksi.
b) Pemuaian kaca pada saat pemasangan kaca jendela

Pemuaian yang terjadi pada kaca jendela termasuk dalam pemuaian zat padat.
Sebagian besar zat akan memuai bila dipanaskan dan menyusut ketika didinginkan. Bila
suatu zat dipanaskan (suhunya dinaikkan) maka molekul-molekulnya akan bergetar lebih
cepat dan amplitudo getaran akan bertambah besar, akibatnya jarak antara molekul benda
menjadi lebih besar dan terjadilah pemuaian. Pemuaian adalah bertambahnya ukuran
benda akibat kenaikan suhu zat tersebut.Besarnya pemuaian zat sangat tergantung ukuran
benda semula, kenaikan suhu dan jenis zat. Efek pemuaian zat sangat bermanfaat dalam
pengembangan berbagai teknologi.Alat yang digunakan untuk menyelidiki pemuaian
panjang berbagai jenis zat padat adalah Musschenbroek. Pemuaian panjang suatu benda
dipengaruhi oleh panjang mula-mula benda, besar kenaikan suhu, dan tergantung dari
jenis benda.

Jika kita perhatikan secara saksama pada cuaca yang cukup dingin kaca yang
terpasang pada bingkai terlihat longgar . Sedangkan pada cuaca yang panas kaca jendela
pada bingkainya terlihat terpasang erat . pemasangan kaca pada bingkainya disengaja agar
terdapat celah untuk kaca memuai pada siang hari ketika terkena sinar matahari yang
begitu panas atau pada hari yang cukup dingin .

Pada hari yang cukup dingin , kaca jendela dan bingkai kayunya yang terpasang
sama-sama mengalami pengerutan . Namun , kaca jendela memuai lebih cepat daripada
bingkai kayu (muai kaca jendela lebih besar dari muai kayu) . dan hal itulah yang
menyebabkan jika kita memperhatikan kaca jendela pada cuaca yang cukup dingin
terlihat longgar terhadap bingkainya . Sedangkan pada hari yang terik dan panas , kaca
jendela mengembang lebih cepat daripada bingkainya . mengembangnya kaca jendela
pada bingkainya ini menyebabkan kaca terpasang erat sekali. selain itu tujuan dari
pemasangan kaca pada jendela yang terlihat longgar adalah untuk mencegah pecahnya
kaca saat terjadi getaran yang besar .
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan materi diatas suhu atau temperatur benda adalah besaran yang menyatakan
derajat panas suatu benda. Benda yang panas memiliki suhu yang tinggi, sedangakan
benda yang diinginkan memiliki suhu yang rendah. Kalor adalah energi yang berpindah
dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah ketika dua
benda bersentuhan. Besar kalor yang diberikan pada sebuah benda yang digunakan untuk
menaikkan suhu tergantung pada :
a. Massa benda
b. Kalor jenis benda
c. Perbedaan suhu kedua benda
Perpindahan kalor dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu:
1.      Konduksi
2.      Konveksi
3.      Radiasi
Pemuaian adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh perubahan suhu atau
bertambahnya ukuran suatu benda karena menerima kalor. Pemuaian terjadi pada 3 zat yaitu
pemuaian pada zat padat, pada zat cair, pada zat gas

3.2 Saran
Daftar Pustaka

Marthon Kanginan, Sain Fisika SMP, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2004


Widagdo Mangunwiyoto, Harjono, Pokok-Pokok Fisika SMP Untuk Kelas VIII, Penerbit
Erlangga, Jakarta, 2004.
Malino, Jupri. 2002, Perpindaham Kalor. (diakses pada tanggal 4 Januari 2019)
http://juprimalino.blogspot.com/2012/05/perpindahan-panas-konveksi-radiasi.html

https://brainly.co.id/tugas/270056#readmore

http://belajar-sampai-mati.blogspot.com/2014/10/mengapa-suhu-di-gurun-sangat-
ekstrim.html

http://fathul-ilmi.blogspot.com/2014/01/proses-perpindahan-panas-konveksi.html

http://bangkoyoy.blogspot.com/2011/02/kenapa-perbedaan-suhu-di-gurun-sangat.html

Anda mungkin juga menyukai