Oleh
Kelompok 3
A3C
Pande I Ketut Sukadiasa (18021082)
Ni Putu Eka Sintya Putri (18021084)
Pande Kadek Sri Octaviani (18021092)
Ni Made Dewi Yanti M.D (18021093)
I Gusti Ayu Diah Cadra Dewi (18021103)
A3D
Ni Kadek Indira Indrayani (18021118)
Made Rama Ananda (18021122)
Luh Ayu Eka Purnayanti (18021124)
Putu Ivan Budi Gunawan (18021130)
Ni Luh Lisa Kurniawati Putri (18021133)
Feliana Gita (18021147)
Puji syukur dihaturkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa)
karena atas karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”Suhu dan
Kalor” tepat pada waktunya. Tulisan ini disusun dalam rangka menempuh mata kuliah
Fisika . Adapun tujuan penyusunan tulisan ini adalah untuk mengetahui fungsi penggunaan
bahasa Indonesia dalam kehidupan brmasyarakat.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan tulisan ini, baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga dapat
diselesaikan dengan baik. Melalui pengantar ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ibu Ida Ayu Manik Parthasutema, S.Farm, M.Farm, Apt Ketua Program Studi
Farmasi Klinis Institut Ilmu Kesehatan Medika Persada Bali;
2. Ibu Cokorda Istri Dharmayanti, S.Si, M.Erg dosen pengampu mata kuliah fisika
yang telah membimbing penyusunan karya tulis ini;
3. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari yang sempurna, oleh karena itu
segala kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan demi sempurnanya tulisan ini.
Akhir kata, semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak yang
membutuhkan.
Penulis,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................
1.1....................................................................................................Latar
Belakang.................................................................................................. 1
1.1. Rumusan Masalah.......................................................................... 2
1.2. Tujuan Penulisan ........................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................
2.1 Suhu (Tempeatur)........................................................................... 3
1. Pengertian Suhu........................................................................
2. Alat Pengukur Suhu..................................................................
3. Macam-macam skala dan satuan suhu......................................
4. Cara menghitung Suhu Menggunakan Rumus
Konversi suhu............................................................................
5. Contoh Kasus Penerapan suhu..................................................
2.2 Kalor............................................................................................... 4
1. Pengertian Kalor.......................................................................
2. Asas Black................................................................................
3. Kalor Jenis................................................................................
4. Perpindahan Kalor....................................................................
5. Pemuaian serta koefisien pengukurannya.................................
6. Satuan Kalor..............................................................................
7. Penerapan Kalor Dalam Kehidupan Sehari-hari
Definisi Kalor............................................................................
8. Contoh Kasus Penerapan Kalor Dalam Kehidupan
Sehari-Hari................................................................................
BAB III PENUTUP...........................................................................................
3.1. Kesimpulan....................................................................................5
3.2. Saran..............................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHLUAN
1.1 Latar Belakang
Suhu dan kalor adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari.
Banyak kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan dua hal tersebut seperti hal yang paling
sederhana saja perbedaan temperatur udara saat siang dan malam hari, penurunan suhu teh
panas jika ditambah dengan es batu, dan lain sebagainya.
Kalor merupakan bentuk energi maka dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk
lain. Berdasarkan hukum kekkalan energi maka energi listrik dapat berubah menjadi kalor
energi kalor dan juga sebaliknya eergi kalor dapat berubah menjadi energi listrik.Pada
dasarnya kehidupan manusia selam ini tidak bisa terlepas dari yang namanya suhu dan kalor.
Dalam kehidupan manusia yang selalu menjadikan kalor sebagai alat untuk menjaga
kestabilan manusia dalam menjalankan kehidupannya di muka bumi ini. . Dialam
modernisasi seperti ini aplikasi kalor dibidang teknologi mungkin tidak sulit temukan bahkan
juga mungkin terdapat dirumah, yaitu lemari es, suatu mesin yang diantaranya mengubah
suatu air menjadi es. Aplikasi perpindahan kalor di alam jumpai pada sirkuilasi udara di
pantai. Pada siang hari bertiup angin dari laut menuju darat, disebut angin laut. Begitu pula
sebaliknya pada malam hari bertiup angin dari darat menuju laut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan suhu (temperature)?
2. Apa sajakah contoh kasus penerapan suhu (temperature)?
3. Apakah yang dimaksud dengan kalor?
4. Apa sajakah contoh kasus penerapan kalor?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan suhu (temperature),
2. Untuk mengetahui contoh kasus penerapan suhu (temperature),
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kalor,
4. Untuk mengetahui contoh kasus penerapan kalor.
BAB II
PEMBAHASAN
Apa yang dimaksud dengan suhu? Suhu merupakan suatu besaran (berupa derajat
atau tingkatan) yang menyatakan ukuran dingin atau panasnya suatu benda. Nah, untuk
mengetahui dingin atau panasnya suatu benda dengan pasti, kita membutuhkan suatu besaran
yang dapat diukur dengan alat ukur. Misalnya ketika kita minum es apa yang kamu rasakan?
Pasti yang kita rasakan yaitu dingin. Lalu pada saat kita merebus air, air yang kita rebus lama
kelamaan akan menjadi panas. Itulah gambaran sederhana dari pengertian atau definisi dari
suhu.
N KELEBIHAN KEKURANGAN
O
1 Harganya relatif lebih murah tidak bisa dipakai untuk mengukur
suhu yang terlalu tinggi karena
mendidih pada suhi 78 C,
2 bisa dipakai pada suhu yang rendah (membeku tidak berwarna sehingga sulit
pada –112derajat celcius) dilihat
3 lebih teliti karena cepat memuainya membasahi tempatnya sehingga
pemuaiannya terhalang.
4) Termometer listrik
Termometer listrik bekerja sesuai dengab sifat listrik logam. Apabila dua
macam logam yang jenisnya berbeda dipanaskan, maka kedua logam tersebut
bermuatan listrik, akan tetapi tegangannya berbeda. Contoh penggunaan termometer
listrik yaitu pada pada panel pengamat suhu mesin mobil.
Ketika sinar matahari mencapai permukaan bumi, pada umumnya akan diserap oleh
bumi dan sebagian dipantulkan. Namun hal ini hampir tidak terjadi di gurun karena
hampir seluruh permukaan gurun tertutupi oleh pasir saja. Pasir cenderung mudah
menyerap panas dan melepaskannya kembali sehingga suhu di sekitarnya naik.
Selain itu, minimnya uap air di gurun juga memberikan pengaruh. Radiasi yang
diterima di gurun menjadi lebih tinggi karena uap air di udara yang berfungsi untuk
menyerap dan memantulkan radiasi sinar matahari tidak ada. Kondisi gurun pasir yang
tidak memiliki air menyebabkan sebagian besar radiasi matahari dipancarkan dalam
bentuk fluks panas yang bercirikan kenaikan temperature.
Pada malam hari, bumi memancarkan radiasi balik dengan panas yang setara
jumlahnya dengan suhu permukaan gurun. Di daerah tropis dan berawan sebagian radiasi
balik itu dapat tertahan oleh uap air / awan yang menyebabkan suhu malam hari di daerah
tropis relative stabil dan tetap hangat. Tetapi di daerah gurun, radiasi balik itu tidak ada
yang tertahan, namun dikeluarkan terus ke troposfer sehingga panasnya pun cepat hilang
dan suhunya berubah menjadi dingin.
2.2 KALOR
1. Pengertian Kalor
Kalor adalah suatu energi yang mudah diterima dan mudah sekali dilepaskan
sehingga dapat mengubah temperatur zat tersebut menjadi naik atau turun. Kalor juga
bisa berpindah dari satu zat ke zat yang lain melalui medium atau perantara. Ternyata
Kalor adalah bentuk energi yang tidak dapat dilihat ataupun terlihat. Dan ternyata
Energi kalor juga dapat berubah menjadi bentuk energi lain, seperti cahaya, gerak,
listrik, kimia dan lain-lain.
Misalkan, dua buah zat yang memiliki temperatur berbeda dicampurkan pada
sebuah wadah. Maka temperatur kedua benda tersebut akan menjadi sama. Besarnya
temperatur akhir berada di antara temperatur awal kedua zat tersebut. Pada gejala ini,
kalor berpindah dari temperatur tinggi ke temperatur yang lebih rendah hingga
mencapai temperatur setimbangnya.
Pada 1850, untuk pertama kalinya Joule menggunakan sebuah alat yang di
dalamnya terdapat beban-beban yang jatuh dan merotasikan sekumpulan pengaduk di
dalam sebuah wadah air yang tertutup. Dalam satu siklus, beban-beban yang jatuh
tersebut melakukan sejumlah kerja pada air tersebut dengan massa air adalah m dan
air tersebut mengalami kenaikan temperature sebesar Dt . Percobaan ini menerangkan
tentang adanya energi yang menyebabkan timbulnya kalor dalam siklus tersebut.
Kalor dapat didefinisikan sebagai proses transfer energi dari suatu zat ke zat
lainnya dengan diikuti perubahan temperatur.
2. Asas Black
Asas Black adalah sebuah dalil fisika mengenai kalor yang di kemukakan oleh
ilmuwan Skotlandia. Kalor adalah energi yang dipindahkan dari benda yang memiliki
temperatur tinggi ke benda yang memiliki temperatur lebih rendah sehingga
pengukuran kalor selalu berhubungan dengan perpindahan energi. Energi adalah kekal
sehingga benda yang memiliki temperatur lebih tinggi akan melepaskan energi sebesar
QL dan benda yang memiliki temperatur lebih rendah akan menerima energi sebesar
QT dengan besar yang sama. Secara matematis, pernyataan tersebut dapat ditulis
sebagai berikut.
QLepas = QTerima
Persamaan tersebut menyatakan hukum kekekalan energi pada pertukaran kalor
yang disebut sebagai Asas Black. Nama hukum ini diambil dari nama seorang
ilmuwan Inggris sebagai penghargaan atas jasa-jasanya, yakni Joseph Black (1728–
1799). Pengukuran kalor sering dilakukan untuk menentukan kalor jenis suatu zat.
Jika kalor jenis suatu zat diketahui, kalor yang diserap atau dilepaskan dapat
ditentukan dengan mengukur perubahan temperatur zat tersebut. Ketika menggunakan
persamaan ini, perlu diingat bahwa temperatur naik berarti zat menerima kalor, dan
temperatur
turun berarti zat melepaskan kalor.
Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kalor. Salah satu
bentuk kalorimeter, Kalorimeter ini terdiri atas sebuah bejana logam dengan kalor
jenisnya telah diketahui. Bejana ini biasanya ditempatkan di dalam bejana lain yang
agak lebih besar. Kedua bejana dipisahkan oleh bahan penyekat, misalnya gabus atau
wol. Kegunaan bejana luar adalah sebagai pelindung agar pertukaran kalor dengan
lingkungan di sekitar kalorimeter dapat dikurangi.
Kalorimeter juga dilengkapi dengan batang pengaduk. Pada waktu zat
dicampurkan di dalam kalorimeter, air di dalam kalorimeter perlu diaduk agar
diperoleh temperatur merata dari percampuran dua zat yang suhunya berbeda. Batang
pengaduk ini biasanya terbuat dan bahan yang sama seperti bahan bejana kalorimeter.
Zat yang diketahui kalor jenisnya dipanaskan sampai temperatur tertentu. Kemudian,
zat tersebut dimasukkan ke dalam kalorimeter yang berisi air dengan temperatur dan
massanya yang telah diketahui. Selanjutnya, kalorimeter diaduk sampai suhunya tetap.
3. Kalor Jenis
Kalor jenis adalah sifat zat yang menunjukan banyaknya kalor yang dibutuhkan
untuk menaikkan suhu zat bermassa 1 kg sebesar 1°C atau 1 K. temperatur yang sama,
ternyata setiap benda akan menyerap energi kalor dengan besar yang berbeda.
Misalnya, terdapat empat buah bola masing-masing terbuat dari aliminium, besi,
kuningan, dan timah. Keempat bola ini memiliki massa sama dan ditempatkan di
dalam suatu tempat yang berisi air mendidih. Setelah 30 menit, keempat bola akan
mencapai kesetimbangan termal dengan air dan akan memiliki temperatur yang sama
dengan temperatur air. Kemudian, keempat bola diangkat dan ditempatkan di atas
kepingan parafin. Bola aluminium dapat melelehkan parafin dan jatuh menembus
parafin. Beberapa sekon kemudian, bola besi mengalami kejadian yang sama.
Bola kuningan hanya dapat melelehkan parafin sebagian, sedangkan bola timah
hampir tidak dapat melelehkan parafin. Keempat bola tersebut menyerap kalor dari air
mendidih, kemudian memindahkan kalor tersebut pada parafin sehingga parafin
meleleh.
Oleh karena setiap benda memiliki kemampuan berbeda untuk melelehkan
parafin, setiap bola akan memindahkan kalor dari air ke parafin dengan besar yang
berbeda. Kemampuan yang dimiliki setiap benda ini berhubungan dengan kalor jenis
benda tersebut. Kalor jenis suatu benda dapat didefinisikan sebagai jumlah kalor yang
diperlukan untuk menaikkan temperatur 1 kg suatu zat sebesar 1K.
Kalor jenis menunjukkan kemampuan suatu benda untuk menyerap kalor.
Semakin besar kalor jenis suatu benda, semakin besar pula kemampuan benda tersebut
untuk menyerap kalor. Secara matematis, kalor jenis suatu zat dapat dituliskan sebagai
berikut.
Q = m.c.ΔT
Pemuaian yang terjadi pada kaca jendela termasuk dalam pemuaian zat padat.
Sebagian besar zat akan memuai bila dipanaskan dan menyusut ketika didinginkan. Bila
suatu zat dipanaskan (suhunya dinaikkan) maka molekul-molekulnya akan bergetar lebih
cepat dan amplitudo getaran akan bertambah besar, akibatnya jarak antara molekul benda
menjadi lebih besar dan terjadilah pemuaian. Pemuaian adalah bertambahnya ukuran
benda akibat kenaikan suhu zat tersebut.Besarnya pemuaian zat sangat tergantung ukuran
benda semula, kenaikan suhu dan jenis zat. Efek pemuaian zat sangat bermanfaat dalam
pengembangan berbagai teknologi.Alat yang digunakan untuk menyelidiki pemuaian
panjang berbagai jenis zat padat adalah Musschenbroek. Pemuaian panjang suatu benda
dipengaruhi oleh panjang mula-mula benda, besar kenaikan suhu, dan tergantung dari
jenis benda.
Jika kita perhatikan secara saksama pada cuaca yang cukup dingin kaca yang
terpasang pada bingkai terlihat longgar . Sedangkan pada cuaca yang panas kaca jendela
pada bingkainya terlihat terpasang erat . pemasangan kaca pada bingkainya disengaja agar
terdapat celah untuk kaca memuai pada siang hari ketika terkena sinar matahari yang
begitu panas atau pada hari yang cukup dingin .
Pada hari yang cukup dingin , kaca jendela dan bingkai kayunya yang terpasang
sama-sama mengalami pengerutan . Namun , kaca jendela memuai lebih cepat daripada
bingkai kayu (muai kaca jendela lebih besar dari muai kayu) . dan hal itulah yang
menyebabkan jika kita memperhatikan kaca jendela pada cuaca yang cukup dingin
terlihat longgar terhadap bingkainya . Sedangkan pada hari yang terik dan panas , kaca
jendela mengembang lebih cepat daripada bingkainya . mengembangnya kaca jendela
pada bingkainya ini menyebabkan kaca terpasang erat sekali. selain itu tujuan dari
pemasangan kaca pada jendela yang terlihat longgar adalah untuk mencegah pecahnya
kaca saat terjadi getaran yang besar .
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan materi diatas suhu atau temperatur benda adalah besaran yang menyatakan
derajat panas suatu benda. Benda yang panas memiliki suhu yang tinggi, sedangakan
benda yang diinginkan memiliki suhu yang rendah. Kalor adalah energi yang berpindah
dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah ketika dua
benda bersentuhan. Besar kalor yang diberikan pada sebuah benda yang digunakan untuk
menaikkan suhu tergantung pada :
a. Massa benda
b. Kalor jenis benda
c. Perbedaan suhu kedua benda
Perpindahan kalor dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu:
1. Konduksi
2. Konveksi
3. Radiasi
Pemuaian adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh perubahan suhu atau
bertambahnya ukuran suatu benda karena menerima kalor. Pemuaian terjadi pada 3 zat yaitu
pemuaian pada zat padat, pada zat cair, pada zat gas
3.2 Saran
Daftar Pustaka
https://brainly.co.id/tugas/270056#readmore
http://belajar-sampai-mati.blogspot.com/2014/10/mengapa-suhu-di-gurun-sangat-
ekstrim.html
http://fathul-ilmi.blogspot.com/2014/01/proses-perpindahan-panas-konveksi.html
http://bangkoyoy.blogspot.com/2011/02/kenapa-perbedaan-suhu-di-gurun-sangat.html