Anda di halaman 1dari 6

1

ANALISIS DESAIN BANGUNAN INTAKE BENDUNG


JRAGUNG KABUPATEN DEMAK, JAWA TENGAH

Analysis Of Intake Bendung Jragung Building Design Of Demak


Regency, Central Java
Ahnaf Muhammad Zufar1, Fitri Devi2, Furqon Habibie3,
Muhammad Yuza Augusti 4
Rabu- Kelompok 1
1,2,3,4)
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor, Jln. Kamper,
Kampus IPB Dramaga,
Bogor, 16680
fitri_devi@apps.ipb.ac.id

PENDAHULUAN
Sebagai negara agraris, sektor pertanian merupakan sektor penting sebagai
penopang perekonomian nasional. Sebagian besar penduduk Indonesia bermata
pencaharian di bidang pertanian. Namun demikian hasil yang diharapkan dari
sektor pertanian belum optimal. Hal itu ditunjukkan dengan masih belum
mencukupinya hasil pertanian dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri, terutama
beras sebagai makanan pokok masyarakat Indonesia. Dalam proses menopang
peningkatan hasil produksi pertanian maka dibutuhkan proses irigasi karena irigasi
merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan produksi bahan pangan
(Pitana 1993).
Sistem irigasi dapat diartikan suatu kesatuan yang tersusun dari berbagai
komponen, menyangkut upaya penyediaan, pembagian, pengelolaan dan
pengaturan air dalam rangka meningkatkan produksi pertanian, untuk itu
diperlukan upaya demi kelestarian sarana irigasi dan aset-asetnya yang ada, hal ini
diperlukan pengelolaan aset irigasi yang optimal. Kegiatan-kegiatan yang
mendukung penyelenggaraan pengelolaan aset irigasi seperti yang diatur dalam
ketentuan perundangan yang ada, tertulis pada UU No. 7 tahun 2004 pasal 41
tentang Sumber Daya Air, irigasi diatur tersendiri dalam suatu peraturan
pemerintah. Dengan terbitnya PP No. 20 tahun 2006 tentang irigasi, maka amanat
tersebut telah terpenuhi. Dalam PP No. 20 tahun 2006 tesebut. Pengelolaan Aset
Irigasi diatur dalam Bab X (Rahman 2009).
Daerah Irigasi Jragung pertama kali dibangun pada tahun 1930. Daerah irigasi
mendapat suplai air dari Bendung Jragung yang terletak di Desa Padang,
Kecamatan Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan, Propinsi Jawa Tengah.
Sedangkan keseluruhan jaringan irigasi berada di Kabupaten Demak. Oleh karena
itu Untuk menciptakan ketersediaan air secara terus menerus dan menjaga
ketersedian sumber air, maka diperlukan serangkaian usaha secara terus menerus
dalam rangaka perlindungan, pengendalian, pengembangan dan pemanfaatan
sumber daya air (Soewarno 1995). Untuk itu perlu dibangun sebuah bendung di
sungai Jragung sebagai upaya pemanfaatan sumber air bagi irigasi pertanian.
Bendung merupakan bangunan melintasi sungai yang berfungsi untuk menaikan
2

elevasi sungai dan membelokan air agar dapat mengalir kesaluran dan masuk ke
sawah untuk keperluan irigasi(Triadmodjo 2010).

METODOLOGI
Praktikum mata kuliah Bangunan Hidrolika dengan topik “Bangunan Intake”
dilakukan pada hari Rabu, 22 September 2021 pukul 13.00–16.00 WIB melalui
aplikasi Zoom Meeting. Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini
berupa Microsoft Word, Microsoft PowerPoint, Google Chrome, serta literatur
mengenai perancangan bendung. Studi kasus yang digunakan yaitu Perancangan
Bendung Jragung Kabupaten Demak, Jawa Timur. Menurut Pondaag dan Yasser
(2016), dalam perencanaan bendung perlu dilakukan analisis hidrologi, perhitungan
kebutuhan air irigasi, analisis debit andalan, analisis neraca air, analisis hidrolis dan
struktur bendung, analisis stabilitas bendung, serta perhitungan rencana anggaran
biaya. Analisis hidrolis bendung meliputi tubuh bendung itu sendiri dan bangunan-
bangunan pelengkap sesuai dengan tujuan bendung. Perhitungan struktur bendung
pada praktikum ini difokuskan pada bagian mercu bendung, lebar bendung, bahan
pembangun, elevasi, dll. Langkah-langkah yang dilakukan dalam perencanaan
bendung disajikan pada diagram alir berikut.

Mulai

Analisis Hidrologi

Penentuan Debit Banjir Rencana

Analisa Kebutuhan Air

Analisis Hidrolis Bangunan Intake

Analisis Dimensi Bangun Intake

Selesai

Gambar 1 Diagram alir langkah-langkah pengerjaan praktikum


3

Gambar 2 Peta lokasi perencanaan

HASIL DAN PEMBAHASAN


Bangunan pengambilan adalah sebuah bangunan berupa pintu air. Air irigasi
dibelokkan dari sungai melalui bangunan ini. Bangunan ini dibangun untuk dapat
mengatur banyaknya air yang masuk saluran sesuai dengan yang dibutuhkan dan
menjaga air banjir tidak masuk saluran. Pembilas pengambilan dilengkapi dengan
pintu dan bagian depannya terbuka untuk menjaga jika terjadi muka air tinggi
selama banjir, besarnya bukaan pintu bergantung kepada kecepatan aliran masuk
yang diizinkan. Kecepatan ini bergantung kepada ukuran butir bahan yang dapat
diangkut.
Kapasitas pengambilan harus sekurang kurangnya 120% dari kebutuhan
pengambilan (dimension requirement) guna menambah fleksibilitas dan agar dapat
memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi selama umur proyek. Dengan kecepatan
masuk sebesar 1,0 – 2,0 m/dt yang merupakan besaran perencanaan normal, dapat
diharapkan bahwa butir – butir berdiameter 0,01 sampai 0,04 m dapat masuk.
Elevasi dasar bangunan pengambilan sebaiknya 0,20 m diatas muka kantong
lumpur dalam keadaan penuh.

Data awal yang dibutuhkan :


Q50 = 231,157 m3/det.
Luas area irigasi = 475 Ha
Kebutuhan Air irigasi = 0,678 m3/det
Qn = 1,2 × Q
Debit rencana = 0,814 m3/det
Kecepatan pengambilan (V) = 1,5 m/det
Kehilangan tinggi energi pada bukaan = 0,16 m

Rumus :
4

V = μ . √2 .g .z
Qn = V . α . b
Qn = μ . α . b √2 .g .z.
Dimana:
Qn = debit rencana = 0,814 m3/det
μ = koefesien debit = 0,8 (untuk pengambilan tenggelam)
α = tinggi bersih bukaan (m)
b = lebar pintu pengambilan (asumsi awal = 1,50 m)
g = percepatan gravitasi = 9,81 m/det2
z = kehilangan energi pada bukaan, diambil 0,16

Gambar 3 Potongan Melintang Pintu Pengambilan

Elevasi pada bangunan pengambilan Bendung Jragung terdapat Elevasi dasar


hilir saluran pengambilan saat kantong lumpur penuh sebesar +35,993 m, Elevasi
dasar bangunan pengambilan sebesar +36,193 m, Elevasi muka air di hilir pintu
sebesar +36,576 m dan Elevasi muka air di hulu pintu sebesar +36,736 m. Dimensi
Pintu pengambilan sendiri memiliki lebar pintu 1,5 m dan tinggi 2,24 m. Untuk
lebar total saluran pengambilan didapat dari jumlah pintu dikalikan dengan lebar
pintu sehingga didapat 1,5 m.

Dimensi Balok Pengambilan

Gambar 4 Sket Pintu Pengambilan untuk Perhitungan Tekanan Balok Kayu


5

Pintu pengambilan Bendung Jragung ini menggunakan material yang terbuat


dari kayu jati kelas 2 yang memiliki besar tekanan 800 kg/cm2 dan memiliki tebal
papan kayu 2 cm.

Dimensi Stang Pengangkat Pintu Pengambilan

Gambar 5 Sket Pintu Pengambilan untuk Perhitungan Stang Pengangkat Pintu

Dimensi stang pada pintu pengambilan yang memiliki lebar pintu 1, diameter
sebesar 3 cm, dan tinggi pintu (hp) = 0,543.

Gambar 6 Detail stang pengangkat pintu pengambilan

Rencana Anggaran Biaya


Rencana anggaran biaya pembangunan pintu intake pada bendung berjumlah 1
buah pintu sorong dengan ukuran pintu lebar 1,50 m dan tinggi 2,24 m diperkirakan
sebesar Rp 70.000.000,00 (dibulatkan).
6

SIMPULAN
Elevasi dasar hilir saluran pengambilan saat kantong lumpur penuh sebesar
+35,993 m, Elevasi dasar bangunan pengambilan sebesar +36,193 m, Elevasi muka
air di hilir pintu sebesar +36,576 m dan Elevasi muka air di hulu pintu sebesar
+36,736 m. Dimensi Pintu pengambilan sendiri memiliki lebar pintu 1,5 m dan
tinggi 2,24 m. Pintu pengambilan menggunakan material yang terbuat dari kayu jati
kelas 2 yang memiliki besar tekanan 800 kg/cm2 dan memiliki tebal papan kayu 2
cm. Dimensi stang pada pintu pengambilan yang memiliki lebar pintu 1, diameter
sebesar 3 cm, dan tinggi pintu (hp) = 0,543.

SARAN
Dalam perencanaan intake harus memperhatikan lokasi dan kesulitan yang
mungkin timbul untuk mendapatkan hasil optimal.

Daftar Pustaka

Pitana, I Gde. 1993. Subak, Sistem Irigasi Tradisional di Bali. Upada Sastra. Denpasar.

Rahman, B. 2009. Kebijakan sistem kelembagaan pengelolaan irigasi: Kasus provinsi


banten. Jurnal Analisis Kebijakan Pertanian. Volume 7 No. 1, Maret 2009 : 1-19.

Soewarno. 1995. Hidrologi Untuk Teknik. Penerbit Nova, Bandung.

Triatmodjo, Bambang. 2010. Hidrologi Terapan. Cetakan kedua. Beta Offset. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai