NIM : 2110522002
MATA KULIAH : KEWARGANEGARAAN
KELAS : 36 (RABU 13.30-15.10)
Dari bunyi alinea ke-4 Pembukan UUD NRI 1945 ini dapat diidentifikasi bahwa tujuan
Negara Republik Indonesia pun memiliki indicator yang sama sebagaimana yang dinyatakan
Kranenburg, yakni:
Perlindungan terhadap warga negara serta menjaga ketertiban masyarakat telah diatur
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 24, 24 A, 24 B, 24
C, dan 25 tentang Kekuasaan Kehakiman. Yang berbunyi “Kekuasaan kehakiman merupakan
kekuasaan yang merdeka untuk menyelegarakan peradilan guna menegakkan hukum dan
keadillan.” Negara kita lelah memiliki lembaga peradilan yang diatur dalam UUD NRI 1945
ialah Mahkamah Agung (MA), Koisi Yudisial (KY), dan Mahkamah Konstitusi (MK).
Secara Historis, pendidikan kewarganegaraan dalam arti substansi telah dimulai jauh
sebelum Indonesia diproklamasikan sebagai negara merdeka. Dalam sejarah kebangsaan
Indonesia, berdirinya organisasi Boudi Oetomo tahun 1908 disepakati sebagai hari Kebangkitan
Nasional karena pada saat itulah dalam diri bangsa Indonesia mulai tumbuh kesadaran sebagai
bangsa walaupun belum menamakan Indonesia.
Setelah Boedi Oetomo, berdiri pula organisasi-organisasi pergerakan kebangsaan lain
seperti Syariat Islam, Muhammadiyah, Indische Party, PSII, PKI, NU, dan lainnya yang tujuan
akhirnya ingin melepaskan diri dari penjajahan Belanda. Pada tahun 1928, para pemuda yang
berasal dari Nusantara berikrar menyatakan diri sebagai bangsa Indonesia, bertanah air, dan
berbahasa persatuan bahasa Indonesia.
Pada tahun 1930-an, organisasi kebangsaan baik yang berjuang secara terang-terangan
maupun diam-diam, baik didalam maupun luar negeri tumbuh bagaikan jamur di musin hujan.
Akhirnya Indonesia merdeka setelah melalui perjuangan panjang pengorbanan jwa dan
raga, pada tanggal 17 Agustus 1945. Soekarno dan Hatta atas nama bangsa Indonesia
menyatakan kemerdekaan Indonesia. Setelah Indonesia menyatakan kemerdekaan, melepaskan
diri dari penjajahan bangsa Indonesia masih harus berjuang mempertahankan kemerdekaan
karena ternyata penjajah belum mengakui kemerdekaan dan belum ikhlas melepaskan Indonesia
sebagai wilayah jajahannya. Oleh karena itu, periode pasca kemerdekaan Indonesia, tahun 1945
sampai saat ini bangsa Indonesia telah berusaha. mengisi perjuangan menpertahankan
kemerdekaan mekalui berbagai cara, baik perjuangan fisik maupun diplomatis. Perjuangan
mencapai kemerdekaan dari penjajah telah selesai, namun tantangan untuk menjaga dan
mempertahankan kemerdekaan yang hakiki belum selesai.
1. Masih hanyak perilaku warga nagara khusunya oknum aparatur negara yang belum
baik dan terpuju, terbukti masih ada praktik KKN, pratik suap, perilaku premanisme,
dan perilaku lain yang tidak terpuji.
2 Masih ada potensi konflik dan kekerasan sosial yang bermuatan SARA, tawuran,
pelanggaran HAM, dan sikap etnosentris .
3. Maraknya kasus-kasus ketidakadilan sosial dan hukum yang belum diselesaikan dan
ditangani secara tuntas.
Di era globalisasi yang penuh dengan iklim materialisme, banyak tantangan yang
dihadapi oleh aparat penegak hukum. Mereka harus memiliki sikap baja, akhlak mulia, dan
karakter yang kuat dalam menjalankan tugas. Pemerintah perlu melakukan upaya preventif
dalam mendidik warga negara temasuk melakukan pembinaan kepada semua aparatur negara
secara terus menerus. Apabila hal ini telah dilakukan, maka ketika ada warga negara yang
mencoba melakukan pelanggaran hukum pihak aparatur penegak hukum harus bekerja secara
profesional dan berkomitmen menegakkan hukum.
Kasus Sandal Jepit Ketidakadilan bagi Masyarakat Kecil ada sesuelu hal yang menarik
yang terjadi di Negara ini dalam kasus siding kasus „Sandal Jepit‟ dengan terdakwa siswa SMK
di pengadilan di dakwa 5 tahun penjara.
4. Menegakkan keadilan
Penegakan hukum bertujuan untuk meningkatkan ketertiban dan kepastian oknum dalam
masyarakat. Dalam menegakkan hukum terdapat tiga unsur yang harus selalu diperhatikan yaitu:
2) Kemanfaatan
3.) Keadilan
Aparatur hukum yang mempunyai tugas untuk menegakkan dan melaksanakan hukum
antara lain lembaga kepolisian, kejaksaan, dan kehakiman.
Pasal 10 ayat 1 Undang Undang No. 14 tahun 1970 yang telah diperbaharui menjadi UU
No. 48 tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman. Kekuasaan kehakiman dilaksanakan oleh
badan pangadilan dalam empat lingkungan yaitu:
1. Peradilan Umum
2. Peradilan Agama
3. Peradilan Militer
3) Tingkat Kasasi
Penegakan hukum sangat penting diupayakan secara terus menerus untuk meningkatkan
ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat.