Pada tahun 1967 ASEAN berdiri atas dasar Deklarasi Bangkok. Saat itu, tokoh-tokoh dari lima
negara yang terlibat dalam diskusi menjadi pencetus dan pendiri organisasi ini. Lima negara
yang menjadi anggota pertama ASEAN di tahun 1967
adalah Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura, dan Filipina.
Para utusan dari kelima negara tersebut, yang sekaligus merupakan tokoh-tokoh pendiri ASEAN,
adalah Adam Malik (Indonesia), Tun Abdul Razak (Malaysia), Thanat Khoman (Thailand), S.
Rajaratnam (Singapura), dan Narciso Ramos (Filipina).
Saat ini ada sepuluh negara yang menjadi anggota ASEAN. Berdasarkan urutan waktu
bergabungnya, negara anggota ASEAN tersebut adalah:
Lima negara pendiri, yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura, Filipina, yang
bergabung pada tanggal 8 Agustus 1967.
Brunei Darussalam, bergabung pada tanggal 7 Januari 1984.
Vietnam, bergabung pada tanggal 28 Juli 1995.
Laos dan Myanmar, bergabung pada tanggal 23 Juli 1997.
Kamboja, bergabung pada tanggal 30 April 1999
Nah, anak-anak setelah kalian memahami sejarah terbentuknya ASEAN, kita akan lanjutkan
untuk mempelajari kondisi geografis negara-negara ASEAN dan kehidupan sosial budayanya.
Kondisi Geografis Negara ASEAN
Negara-negara di Asia Tenggara umumnya memiliki kondisi geografis yang sama. Akan tetapi,
kesamaan kondisi geografis tersebut tidak menjamin kehidupan sosial budayanya pun sama.
Letak sosiokultural adalah letak berdasarkan keadaan sosial dan budaya daerah yang
bersangkutan terhadap daerah di sekelilingnya. Indonesia, secara sosiogeografis–kultural,
terletak di perempatan jalan antara Benua Asia dan Australia yang terdiri dari berbagai bangsa.
Hal ini menyebabkan terjadinya akulturasi budaya. Secara sosiokultural, Indonesia mempunyai
banyak persamaan umum dengan negara-negara tetangga. Misalnya, sama-sama merupakan
negara sedang berkembang, samasama sedang menghadapi masalah ledakan penduduk, sama-
sama berlandaskan kehidupan beragama, sama-sama bekas negara jajahan, dan sebagian besar
penduduknya mempunyai persamaan ras. Melihat kondisi-kondisi sosial tersebut, tidak
mengherankan apabila bangsa-bangsa di Asia, khususnya di Asia Tenggara berupaya memajukan
masyarakat dan memperbaiki keadaan sosiokulturalnya. Adanya kerja sama dan kontak sosial ini
dapat dilihat dengan dibentuknya ASEAN, Asean Games, dan berbagai bentuk kerja sama
lainnya.