Anda di halaman 1dari 10

JURNAL TEKNOLOGI ACADEMIA ISTA ISSN: 1410-5829

Vol. 10. Edisi Khusus 2 September 2005

PRAKIRAAN KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN


MATLAB PADA PLN DISTRIBUSI JAWA TENGAH CABANG YOGYAKARTA
Slamet Hani1

ABSTRACT
To full fill the requirements of electric power to the customer economically, the
company have to able to predict the requirements of electric power itself accurately.
The study is aimed to see how multi linear regression works due to forecast con-
sumption of electric power. There are five sectors of Daerah Istimewa Yogyakarta which
has been research field, they are household, business, industrial, general and total sec-
tors.
The formulas are used and developed based on multi linear regression including
the requirements itself. The main tool to support the analysis utilized Matlab (Matrix La-
boratory) programming. The study succeeds to develop regression model for each sector.

Key words : Matlab, forecast consumption of electric power, multi linier regression.

INTISARI
Untuk memenuhi energi listrik dari konsumen secara ekonomis, suatu perusa-
haan listrik harus bisa memprakirakan kebutuhan energi listrik secara akurat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap unjuk kerja metode analisis regresi li-
nier ganda (MLR) untuk peramalan beban listrik. Riset dilakukan untuk data wilayah Dae-
rah Istimewa Yogyakarta terhadap 5 sektor kajian, yaitu sektor rumah tangga, unit usaha,
industri, umum dan total sektor.
Rumus-rumus yang dipakai dan dikembangkan berbasis MLR beserta persya-
ratannya. Peralatan pokok untuk menunjang analisis menggunakan pemrograman Matlab
(Matrix Laboratory). Penelitian ini berhasil mengembangkan model regresi untuk setiap
sektor kajian.

Kata kunci : Matlab, prakiraan kebutuhan energi listrik, regresi linier.

PENDAHULUAN babkan oleh kepadatan penduduk yang


Tenaga listrik merupakan suatu tidak merata. Permasalahan lain ialah la-
bentuk energi yang sangat dibutuhkan ju proses pembangunan yang begitu pe-
dalam kegiatan perindustrian, perumah- sat, sehingga menyebabkan permintaan
an dan aktivitas kehidupan sehari-hari energi meningkat dengan cepat.
terutama perkembangan teknologi. Sei- Prakiraan terhadap konsumsi e-
ring dengan perkembangan teknologi, nergi listrik merupakan informasi penting
maka permintaan energi listrik akan se- dalam langkah pengambilan keputusan
makin meningkat terutama di pulau Jawa atau kebijakan terhadap penambahan
dan pulau Bali. maupun perluasan penyaluran energi lis-
Meningkatnya taraf hidup masya- trik di suatu wilayah atau daerah ter-ten-
rakat menyebabkan pemakaian listrik tu. Pengetahuan akan informasi ten-tang
yang digunakan untuk kehidupan sehari- jumlah kebutuhan energi listrik merupa-
hari juga semakin meningkat. Kebutuhan kan suatu langkah antisipatif terhadap
akan tenaga listrik dari pelanggan selalu keadaan atau situasi yang terus berkem-
bertambah dari waktu ke waktu. Sehing- bang sejalan dengan lajunya pertumbuh-
ga pihak penyedia jasa lanyanan dituntut an ekonomi.
melaksanakan suatu pelayanan dan pe- Suatu cara untuk mengantisipasi
ngoperasian sistem tenaga listrik yang akan peningkatan kebutuhan energi ada-
maksimal serta memuaskan. lah dengan mempersiapkan atau menye-
Permintaan pasokan energi dan diakan sejumlah energi listrik melalui su-
tersedianya sumber energi yang tidak atu prediksi akan kebutuhan energi listrik
merata merupakan salah satu masalah. tersebut dengan mempertimbangkan dan
Tidak meratanya permintaan energi dise- informasi-informsi sebelumnya serta me-
1
Staf pengajar Jurusan Teknik Elektro IST AKPRIND

60
JURNAL TEKNOLOGI ACADEMIA ISTA ISSN: 1410-5829
Vol. 10. Edisi Khusus 2 September 2005

ngumpulkan opini dari para ahli dalam kator-indikator ekonomi merupakan se-
berbagai penelitian sebelumnya. (Kolibu, buah bentuk dari model ekonometris.
1999). Prakiraan merupakan suatu ba-
Beban sistem tenaga listrik me- gian integral dari kegiatan pengambilan
rupakan pemakaian tenaga listrik dari pa- keputusan. Teknik prakiraan dibagi da-
ra pelanggan (konsumen) listrik. Oleh ka- lam dua kategori utama, yaitu metode ku-
rena itu besar kecilnya beban beserta pe- antitatif dan metode kualitatif. Metode ku-
rubahannya tergantung kepada kebutuh- antitatif dapat dibagi menjadi deret ber-
an para pelanggan akan tenaga listrik. kala dan metode kausal, sedangkan me-
Tidak ada perhitungan yang eksak me- tode kualitatif atau teknologis dapat diba-
ngenai berapa besarnya beban listrik pa- gi menjadi metode eksploratoris dan nor-
da suatu saat, yang bisa hanya diusa- matif. Prakiraan kuantitatif dapat diterap-
hakan agar daya yang dibangkitkan sa- kan bila terdapat tiga kondisi berikut : (1)
ma dengan beban sistem. Sehingga ma- Tersedia informasi tentang masa lalu, (2)
salah perkiraan beban merupakan masa- Informasi tersebut dalam bentuk data nu-
lah yang sangat menentukan bagi peru- merik, (3) Dapat diasumsikan bahwa be-
sahaan listrik dalam hal ini PT. PLN (per- berapa aspek pola masa lalu akan terus
sero), baik segi-segi material maupun ba- berlanjut di masa mendatang.
gi segi operasional, oleh karenanya perlu Model regresi atau kausal menga-
mendapat perhatian khusus. Untuk dapat sumsikan adanya hubungan sebab dan
membuat perkiraan beban yang sebaik akibat diantara input dengan output dari
mungkin, maka perlu dilakukan analisa suatu sistem. Menurut prakiraan eks-
beban sistem yang sebaik mungkin, ma- planatoris, setiap perubahan dalam in-put
ka perlu dilakukan analisa beban sistem akan berakibat pada output sistem de-
tenaga listrik dimasa lalu. (Juniza, 2002). ngan cara yang dapat diramalkan, de-
Kebutuhan beban suatu daerah ngan menganggap hubungan sebab dan
atau wilayah tertentu tergantung pada akibat tetap. Tugas pertama prakiraan a-
penduduk dan standar kehidupannya, dalah menemukan sebab dan akibat de-
rencana pengembangan sekarang dan ngan mengamati setiap output dan
masa datang, harga daya dan sebagai- menghubungkannya dengan input yang
nya. Metode prakiraan yang dipakai pa- bersangkutan.
da industri tenaga listrik dibagi dalam dua Metode sebab - akibat (causal
kategori, yaitu prakiraan berdasarkan pa- method) atau metode eksplanatoris (ex-
da kecenderungan-kecenderungan yang planatory method) merupakan pendekat-
ada serta metode model ekonomi. Mo- an yang menyesuaikan model rekursif
del statistik merupakan model matematis (seperti model pemulusan eksponensial)
yang menghubungkan satu variabel de- terhadap suatu data deret berkala tung-
ngan satu atau lebih variabel lainnya da- gal.
lam bentuk asumsi-asumsi dan hipotesis- Semua model regresi selalu ditu-
hipotesis. Semua variabel mempunyai liskan sebagai persamaan yang meng-
unsur-unsur statistik tertentu. Pada u- hubungkan variabel tidak bebas. Seba-
mumnya model ekonomi merupakan se- gai contoh, y = a + bx adalah pernyataan
buah model yang menghubungkan tata yang menyatakan y (variabel tidak be-
laku dari suatu fungsi ekonomi terhadap bas) sebagai fungsi dari x (variabel be-
fungsi ekonomi lainnya. Model ekonomi bas) dan melibatkan dua buah koefisien
yang dapat dipakai sebagai model sta- a dan b, sehingga y merupakan fungsi
tistik, disebut model ekonometris. Sering linier dari x serta linier terhadap koefi-
kali dalam kasus prakiraan daya dan be- sien-koefisiennya.
ban, model akan terdiri dari satu persa- Berdasarkan waktu manfaatnya,
maan saja, dimana model ini disebut mo- prakiraan dibagi atas tiga kategori pokok,
del regresi. Kebanyakan model prakiraan yaitu: (1) Ramalan jangka pendek (short
beban tidak memasukkan faktor-faktor e- term forecast), (2) Ramalan jangka me-
konomi secara langsung. Suatu model nengah (medium term forecast), (3) Ra-
prakiraan yang lengkap mengikuti indi- malan jangka panjang (Makridakis, 19-
99).

61
JURNAL TEKNOLOGI ACADEMIA ISTA ISSN: 1410-5829
Vol. 10. Edisi Khusus 2 September 2005

Persamaan matematik untuk me- F


=0
nentukan prakiraan beban didapat de- b
ngan mengolah data masa lampau dan Sehingga untuk F = 0 akan didapat :
masa sekarang yang menunjukkan hu- a
bungan antara dua variabel yaitu variabel  (Yi − a − bX i )(− 1) = 0
x1 dan y1, x2 dan y2, ...., xn dan yn. −  Y +  a + b X = 0
i i

Titik-titik penyebaran (x1, y1 ) , atau,


(x2 , y2 ) , ...., (xn , yn ) digambarkan pada an + b X i =  Yi
1 b (4)
sebuah sumbu. Dari titik-titik penyebaran a=
n
Yi − n  X i
tersebut, dapat dibuat suatu kurva pen-
dekatan seperti Gambar 1. Persamaan (4) dapat diringkas menjadi :
a = Y − bX (5)
y dengan :
1
Y =
n
Y i
1
X=
n
Xi
dan untuk F = 0 akan didapat :
x b
0
(Yi − a − bX i )(− X i ) = 0 (6)
Gambar 1. Titik-titik penyebaran dan Persamaan (6) dapat ditulis :
kurva pendekatan linier a  X i + b X i2 =  X i Yi (7)
Bila koefisien a dari Persamaan (4) di-
Persamaan kurva regresi sering subtitusikan ke Persamaan (7), maka ko-
digunakan dalam prakiraan beban sistem efisien b akan diperoleh :
tenaga listrik untuk evaluasi kapasistas
n X iYi −  X i Yi (8)
beban adalah y = a + bx (linier). b=
n X i2 − ( X i )
2

Kurva pendekatan yang telah di-


ketahui dapat digunakan untuk mencari (Pabla, 1984)
konstanta-konstanta persamaan. Energi listrik dibangkitkan oleh
Garis regresi y = a + bx diguna- sebuah generator pada suatu pusat pem-
bangkit dengan memanfaatkan sumber-
kan untuk melakukan prakiraan harga y
sumber energi yang ada seperti air, batu
bila harga x sudah diketahui. Nilai x ada-
bara, minyak bumi dan sebagainya. Ge-
lah nilai yang sudah terjadi, menurut ren-
nerator-generator pada pusat pembang-
cana, atau berdasarkan nilai prakiraan.
kit memiliki kemampuan kerja atau ka-
Untuk menentukan koefisien a
pasitas maksimum yang dapat dibangkit-
dan b dari garis regresi tersebut, diguna-
kan.
kan metode kuadrat terkecil (least square
Daya listrik dapat didefinisikan
method) dengan :
sebagai ukuran pada saat energi listrik
F =  ei2
dikonversi. Sedangkan Watt merupakan
(
=  Yi − Yˆi )
2
ukuran dasar dari daya listrik, pada rang-
kaian AC tiga fase daya dapat dihitung
=  (Yi − a − bX i ) (1)
2
dengan menggunakan rumus :
Harga minimum dari Persamaan p = vlin  ilin  1,73  pf (9)
(1) dapat ditentukan dengan menurunkan dimana nilai 1,73 merupakan akar dari ti-
satu kali secara parsial dan sama de- ga, faktor pengali tersebut digunakan ka-
ngan nol. Jadi, rena kumparan berbeda 120º listrik satu
F
= 2 (Y − a − bX )(− 1)
 (2) sama lain.
a
i i
Pengukuran daya listrik pada su-
F
= 2 (Yi − a − bX i )(− X i ) (3) atu rangkaian dilakukan dengan menggu-
b
dengan : nakan Wattmeter, Wattmeter memperhi-
F tungkan semua faktor arus, tegangan
=0 dan faktor dayanya pada waktu yang sa-
a

62
JURNAL TEKNOLOGI ACADEMIA ISTA ISSN: 1410-5829
Vol. 10. Edisi Khusus 2 September 2005

ma dan menunjukkan daya yang sung- dan 60 kV. dari gardu induk ini, tenaga
guh-sungguh terpakai. listrik didistribusikan ke trafo-trafo distri-
busi dalam bentuk tegangan distribusi 20
kV dan 6 kV. Melalui trafo distribusi ini,
p=vi tegangan distribusi diturunkan menjadi
tegangan rendah 220/380 V, yang kemu-
v dian disalurkan ke pemakai (Arismunan-
i dar, 2001).
Energi listrik yang dibangkitkan
0 π/2 π 2 ω (dihasilkan) tidak dapat disimpan, melain-
π t kan langsung habis digunakan oleh kon-
sumen. Oleh karena itu, daya yang di-
bangkitkan harus selalu sama dengan
daya yang digunakan oleh konsumen.
Apabila pembangkitan daya tidak men-
Gambar 2. Bentuk gelombang daya AC
cukupi kebutuhan konsumen, maka hal
ini akan ditandai dengan turunnya fre-
Daya rata-rata pada rangkaian
kuensi dalam sistem. Sebaliknya, apabila
AC adalah daya listrik yang seungguhnya
pembangkitan daya lebih besar daripada
dikonversi menjadi panas atau dalam
kebutuhan konsumen, maka frekuensi
bentuk energi lain. Gambar 2 menunjuk-
sistem akan naik. Penyedia tenaga listrik
kan bahwa v dan i selalu berubah pada
harus menyediakan tenaga listrik dengan
rangkaian AC. Daya pada rangkaian itu
frekuensi yang konstan, yaitu : 50 Hertz
adalah rata-rata dari semua harga sesaat
atau 60 Hertz dalam batas-batas pe-
tegangan dikalikan dengan harga arus
nyimpangan yang masih diizinkan.
sesaat dari arus yang bersesuaian.
Karena kebutuhan daya oleh
Satuan yang digunakan untuk
konsumen terus berubah sepanjang wak-
pengukuran enegi listrik adalah killowatt-
tu, maka untuk mempertahankan freku-
hour (kWh), kWh digunakan untuk me-
ensi (agar tetap 50 atau 60 Hz), daya
ngukur jumlah energi listrik yang diguna-
yang dibangkitkan di pusat listrik harus
kan untuk menentukan tarif listrik dalam
diubah-ubah sepajang waktu untuk me-
satu periode. kWh merupakan perkalian
nyesuaikan daya tersebut dengan ke-
dari daya dalam kW dikalikan dengan
butuhan konsumen agar frekuensi bisa
waktu dalam jam (h), atau dengan ru-
konstan. Pengaturan pembangkitan te-
musan :
naga listrik yang berubah-ubah untuk
kWh = kW  jam(h) (10)
mengikuti perubahan kebutuhan daya
(Petruzella, Frank D., 2002) dari konsumen memerlukan perencana-
Pada dasarnya sistem tenaga lis- an operasi pembangkitan yang cukup
trik terdiri dari empat bagian utama, yaitu rumit dan menyangkut biaya bahan bakar
: pusat pembangkitan (generation), sis- yang tidak kecil, diperlukan pra-kiraan
tem penyaluran (transmission), sistem beban kebutuhan daya konsumen se-
pembagian (distribution) dan pemakaian bagai dasar perencanaan operasi.
(utilization). Keempat bagian ini memiliki Tidak ada rumus yang eksak un-
peranan penting dalam upaya kelang- tuk membuat prakiraan beban ini. Oleh
sungan penyaluran energi listrik ke be- karena itu, perlu ada teknik membuat
ban atau konsumen. Pada suatu pusat prakiraan yang umumnya mengacu ke-
pembangkit listrik, terdapat generator sin- pada statistik masa lalu dan atas dasar
kron yang dapat menghasilkan tenaga analisis karakteristik beban yang lalu.
listrik dengan tegangan antara 6-20 kV. Gambar 3 menunjukkan kurva beban
Melalui sebuah transformator, tegangan puncak pada tahun baru tahun tanggal
yang dihasilkan oleh generator dinaikkan 01 Januari 2002, terjadi pada pukul 19.30
menjadi tegangan transmisi utama. WIB sebesar 9660 MW (Netto).
Saluran tegangan tinggi ini me- Hal-hal yang juga mempengaruhi
nyalurkan tenaga listrik menuju gardu in- beban atau kebutuhan daya konsumen
duk (GI) yang tegangannya diturunkan adalah suhu udara dan acara televisi
menjadi tegangan sub transmisi 150 kV

63
JURNAL TEKNOLOGI ACADEMIA ISTA ISSN: 1410-5829
Vol. 10. Edisi Khusus 2 September 2005

yang menarik perhatian publik, seperti : dilayani, PLN cabang Yogyakarta mem-
acara pertandingan sepak bola dan per- bedakan atas empat kelompok beban,
tandingan tinju. Dengan mempelajari ka- yaitu : (1) rumah tangga; (2) usaha; (3)
rakteristik beban dimasa lalu dan mem- industri; (4) Umum.
perkirakan suhu serta memperhitungkan Matlab (Matrix Laboratory) Ba-
acara televisi, maka dapat dibuat praki- hasa pemrograman merupakan media
raan beban setiap jam dan untuk satu untuk berinteraksi antara manusia de-
minggu (7 x 24 jam = 168 jam) yang a- ngan komputer saat ini dibuat agar se-
kan datang. makin mudah dan cepat. Sebagai con-
toh, perkembangan bahasa pemrogram-
an Pascal, yang terus berkembang de-
BEBAN PUNCAK TAHUN BARU ngan berbagai varian baru hingga akhir-
Selasa, 01 Januari 2002
Pkl. 19.30 = 9660 MW (Netto) nya menjadi Delphi, demikian pula de-
ngan Basic yang kini menjadi Visual Ba-
sic, serta C dengan C++ Builder. Pada a-
khirnya semua bahasa pemrograman a-
kan semakin memanjakan pemakainya
dengan penambahan fungsi-fungsi baru
yang sangat mudah digunakan bahkan o-
leh pemakai tingkat pemula.
Bahasa pemrograman Matlab
Gambar 3. Kurva beban puncak merupakan bahasa pemrograman tingkat
tinggi yang dalam dunia pemrograman,
Terutama untuk sistem dengan semakin tinggi level bahasa akan sema-
beban yang besar, misalnya yang be- kin mudah cara menggunakannya. Mat-
bannya di atas 10.000 MW, biaya bahan lab dikhususkan untuk komputasi teknis
bakarnya per hari juga besar, yang bisa yang dapat mengintegrasikan kemampu-
mencapai milyaran rupiah per hari. Da- an komputasi, visualisasi dan pemro-
lam sistem yang demikian, prakiraan be- graman dalam sebuah lingkungan yang
ban perlu dibuat seakurat mungkin. Hal tunggal dan mudah digunakan. Bahasa
ini perlu karena prakiraan beban meru- ini memberikan sistem interaktif yang
pakan dasar untuk perencanaan operasi menggunakan konsep array/matrik seba-
selanjutnya, yang menyangkut biaya ba- gai standar variabel elemen-elemennya
han bakar yang tidak kecil. Berbagai mo- tanpa membutuhkan pendeklarasian ar-
del matematika telah dibuat orang untuk ray seperti bahasa lainnya.
menyusun prakiraan beban ini. Matlab dikembangkan oleh Math-
Kebutuhan energi listrik merupa- Works, yang pada awalnya dibuat untuk
kan beban pada titik penerimaan rata-ra- memberikan kemudahan mengakses da-
ta yang terjadi selama periode waktu ta matrik pada proyek LINPACK dan EIS-
yang ditentukan, misalnya harian, ming- PACK. Selanjutnya menjadi sebuah apli-
guan, bulanan serta tahunan. Dalam per- kasi untuk komputasi matrik. Dari sejak
luasan suatu sistem tenaga listrik, faktor awal dipergunakan Matlab memperoleh
kebutuhan beban memiliki peranan pen- masukan dari ribuan pemakai. Dalam
ting, karena kebutuhan energi listrik su- lingkungan pendidikan ilmiah menjadi a-
atu daerah tergantung pada kondisi da- lat pemrograman standar bidang mate-
erah, penduduk, standar kehidupan, ren- matika, rekayasa dan keilmuan terkait.
cana pengembangan sekarang dan yang Dan dalam lingkungan industri dapat
akan datang, harga energi listrik dan se- menjadi pilihan paling produktif untuk ri-
bagainya. set, pengembangan dan analisa.
Wilayah kerja PLN cabang Yog- Matlab juga bersifat extensible,
yakarta dibagi dalam 8 ranting, yaitu PLN sehingga pengguna dapat menulis fungsi
ranting : (1) Yogyakarta Utara, (2) Yog- baru untuk ditambahkan pada library jika
yakarta Selatan, (3) Sleman, (4) Bantul, fungsi-fungsi built-in yang tersedia tidak
(5) Wonosari, (6) Sedayu, (7) Wates, (8) dapat melaksanakan tugas-tugas terten-
Kalasan. Ditinjau dari konsumen yang tu.

64
JURNAL TEKNOLOGI ACADEMIA ISTA ISSN: 1410-5829
Vol. 10. Edisi Khusus 2 September 2005

Matlab merupakan perangkat lu- pada direktori c:\latihan dengan nama file
nak yang paling efisien untuk perhitung- latih1.txt, maka dapat dilakukan dengan
an numerik berbasis matrik. Dengan de- mengetik :
mikian jika di dalam perhitungan kita >> m=[1 2 3;5 2 1]
memformulasikan masalah ke dalam for- m=
mat matrik, maka Matlab merupakan 1 2 3
software terbaik untuk penyelesaian nu- 5 2 1
meriknya. Selain itu, Matlab juga sering >> diary ‘c:\latihan\latih1.txt’
digunakan untuk menyelesaikan masa- dan untuk menutup file ini maka dilaku-
lah-masalah yang melbatkan operasi ma- kan dengan mengetikkan :
tematika elemen, matrik, optimasi, aprok- >> diary off
simasi dan lain-lain. Matlab juga banyak Comannd windows juga digunakan
digunakan pada : untuk memanggil tool Matlab seperti edi-
- Matematika dan komputasi. tor, debugger, atau fungsi. Ciri fungsi ini
- Pengembangan dan algoritma. adalah adanya promt (>>) yang me-
- Perograman pemodelan, simulasi dan nyatakan Matlab siap menerima perintah.
pembuatan prototipe. Window ini merupakan tool yang
- Analisa data, eksplorasi dan visuali- disediakan oleh Matlab pada versi 5 ke
sasi. atas yang berfungsi sebagai editor script
- Analisis numerik dan statistik. Matlab (M-File), ditunjukkan pada gam-
- Pengembangan aplikasi teknik. bar 5. Walaupun sebenarnya script ini
Matlab command window/editor adalah merupakan pemrograman Mat-lab
merupakan window yang dibuka pertama dapat saja menggunakan editor lain se-
kali setiap kali Matlab dijalankan seperti perti Notepad, Wordpad, atau bahkan
Gambar 4. Word. Untuk mengakses window M-File
ini dapat dilakukan dengan cara :
1. Klik File, kemudian pilih New dan M-
File,
2. Pilih M-File, maka Matlab akan me-
nampilkan editor window.

Gambar 4. Matlab command


window/editor

Pada window tersebut dapat di-


lakukan akses-akses ke command-com-
mand Matlab dengan mengetikkan ba- Gambar 5. Editor M-File
risan-barisan ekspresi Matlab, seperti
mengakses help window dan lain-lain- Selain cara di atas, untuk me-
nya. nampilkan editor M-File ini dapat juga di-
Jika perintah-perintah yang su- lakukan dengan mengetik :
dah diketikkan dan hasil yang ditampil- >> edit
kan pada layar command window akan pada Matlab command window.
disimpan, maka dapat dilakukan dengan Kelebihan penggunaan cara ini
menggunakan command diary. Sebagai adalah kemudahan untuk memeriksa pe-
contoh, jika ingin menyiman output dari : rintah secara keseluruhan. Terutama un-
m= tuk program yang membutuhkan waktu
1 2 3 pengerjaan yang cukup lama serta script
5 2 1 yang cukup panjang (Hanselman, 2000).

65
JURNAL TEKNOLOGI ACADEMIA ISTA ISSN: 1410-5829
Vol. 10. Edisi Khusus 2 September 2005

PEMBAHASAN Tahun Industri Umum


Penelitian prakiraan kebutuhan 2000 149.071.008 91.637.339
2001 144.322.484 93.454.460
energi listrik ini dilasanakan pada wilayah 2002 160.406.956 112.258.055
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakrta 2003 159.098.518 120.448.766
yang merupakan daerah kerja PLN Ca- 2004 164.738.274 151.291.872
bang Yogyakarta dengan lokasi pengam-
bilan data pada kantor Badan Pusat Sta- Tahun Jumlah
2000 946.027.049
tistik Yogyakarta.
2001 966.509.300
Subyek penelitian ini adalah se- 2002 1.098.609.062
luruh kelompok beban atau jenis pelang- 2003 1.130.827.845
gan pada konsumen listrik yang berada 2004 1.244.409.538
pada wilayah PLN Cabang Yogyakarta
yang meliputi kelompok beban : rumah Data jumlah tenaga lsitrik yang
tangga (household), usaha (business), terjual menurut jenis pelanggan pada
industri (industrial), umum (general). tabel 1 menunjukkan besarnya tenaga
Data penelitian yang digunakan listrik yang terjual untuk jenis pelanggan
dalam penelitian ini berupa data pema- rumah tangga sebesar 556.253.964 kWh,
kaian energi listrik keseluruhan dari se- angka tersebut merupakan total pema-
mua kelompok beban konsumen dan dari kaian dari pelanggan rumah tangga yang
seluruh wilayah DIY, periode tahun 2000 dilayani oleh PLN Distribisi Cabang Yog-
sampai dengan tahun 2004. Data yang yakarta yang meliputi 8 Unit Pelayanan
bersumber pada PLN cabag Yogyakarta yaitu : Kulonprogo, Bantul, Gunungkidul,
ini terdiri dari data penjualan tenaga lis- Yogya selatan, Yogya utara, Sleman,
trik dalam kWh. Data pada penelitian ini Sedayu dan Kalasan.
diperoleh dari pembacaan alat ukur e- Data energi listrik pada semua
nergi (kWh) pada seluruh konsumen tiap jenis pelanggan yang terjual pada tabel 1
bulannya oleh petugas PLN, sehingga merupakan akumulasi dari semua wila-
data tersebut memiliki tingkat validitas yah Yogyakarta, dimasukan dalam sintak
dan reabilitas yang tinggi. Data tersebut program Matlab sebagai Y dengan
berbentuk buku tahunan Daerah Istime- menggunakan Persamaan (8).
wa Yogyakarta Dalam Angka tahun 2002
sampai dengan tahun 2005, bersumber Sintak program Matlabnya :
dari PLN Yogyakarta sebagai arsip Pro- disp(' ')
pinsi untuk tiap tahunnya yang disusun disp('____________________________
oleh Badan Pusat Statistik Yogyakarta. _____________')
Parameter-parameter yang digu- disp('! !')
nakan dalam menghitung prakiraan ke- disp('! PRAKIRAAN KEBUTUHAN
butuhan energi listrik ini merupakan data ENERGI LISTRIK !')
jumlah tenaga listrik yang terjual (kWh) disp('! WILAYAH DIY TAHUN 2005 s/d
pada unit pelayanan Yogyakarta yang TAHUN 2010 !')
meliputi jenis pelanggan rumah tangga, disp('! OLEH : BAKHTIAR AKHMADI
unit usaha, industri, umum dari tahun !')
2000 sampai dengan tahun 2004 sebagai disp('!____________________________
berikut : ___________!')
disp(' ')
Tabel 1. Data Jumlah Tenaga Listrik n=5;
yang Terjual menurut Jenis Pe- % Data pertumbuhan beban dibuat
langgan dalam bentuk matrik kolom :
X = [1; 2; 3; 4; 5];
Jenis Pelanggan (kWh) Y = [946027049; 966509300;
Tahun
Rumah Tangga Usaha 1098609062; 1130827845; 1244409538];
2000 556.253.964 149.064.738
2001 573.808.092 154.924.264
% Menentukan jumlah X :
2002 644.111.155 181.832.896 Xt = (X(1) + X(2) + X(3) + X(4) + X(5));
2003 657.376.016 193.904.545 % Menentukan jumlah Y :
2004 716.062.049 212.317.343 Yt = (Y(1) + Y(2) + Y(3) + Y(4) + Y(5));

66
JURNAL TEKNOLOGI ACADEMIA ISTA ISSN: 1410-5829
Vol. 10. Edisi Khusus 2 September 2005

% Menentukan jumlah dari X^2 : Y2 = a + b*X2;


X_kwadrat = (X(1)^2 + X(2)^2 + X(3)^2 + fprintf('%i'),disp([Tahun, Y2]);
X(4)^2 + X(5)^2); X2 = X2 + 1;
% Menentukan jumlah X.Y : Tahun = Tahun + 1;
XtYt = (X(1)*Y(1) + X(2)*Y(2) + X(3)*Y(3) end
+ X(4)*Y(4) + X(5)*Y(5)); disp('____________________________
% Menentukan koefisien a dan b : _____________')
b = ((n*XtYt)-(Xt*Yt))/((n*X_kwadrat)-
(Xt^2)); Bila dijalankan, programnya adalah :
a = ((1/n)*Yt-(b/n)*Xt);
% Menampilkan :
% 1. Titik-titik penyebaran dari data
% 2. Kurva kecenderungan
% 3. Kurva prakiraan kebutuhan
energi listrik
X1 = 1:14;
Y1 = a + b*X1;
plot(X,Y,'-o',X1,Y1,':')
grid
title(' TITIK-TITIK PENYEBARAN ')
xlabel ('TAHUN KE : ')
ylabel ('ENERGI LISTRIK (kWh)')
text(2,395000000,'Keterangan :')
text(2,340000000,'1. o------o dari tahun
pertama sampai tahun ke lima')
text(3.3,285000000,'menyatakan titik-titik
penyebaran')
text(2,230000000,'2. --------- dari tahun
pertama sampai tahun ke lima') Gambar 6. Hasil eksekusi semua jenis
text(3.3,175000000,'menyatakan kurva pelanggan
kecenderungan')
text(2,120000000,'3. --------- dari tahun Jadi prakiraan kebutuhan tenaga listrik
enam sampai tahun ke sebelas') jenis pelanggan rumah tangga adalah :
text(3.3,65000000,'menyatakan kurva 1. Tahun 2005 : 1.305.601.615,7 kWh.
prakiraan kebutuhan energi listrik') 2. Tahun 2006 : 1.381.709.968 kWh.
axis([0,10,0,1300000000]) 3. Tahun 2007 : 1.457.818.320,3 kWh.
pause 4. Tahun 2008 : 1.533.926.672,6 kWh.
% Perhitungan prakiraan kebutuhan 5. Tahun 2009 : 1.610.035.024,9 kWh.
energi listrik dari tahun 2005 sampai 6. Tahun 2010 : 1.686.143.377,2 kWh.
dengan tahun 2010
disp('____________________________ Tampilan titik-titik penyebaran
_____________') dari data, kurva kecenderungan serta
disp('! ! !') kurva prakiraan kebutuhan energi listrik
disp('! TAHUN ! PRAKIRAAN ENERGI adalah seperti pada Gambar 7.
LISTRIK !') Dari hasil analisa data berikut
disp('! ! (kWh) !') dapat diketahui bahwa prakiraan energi
disp('____________________________ listrik pada tahun 2010 di Propinsi Dae-
_____________') rah Istimewa Yogyakarta adalah sebesar
disp(' 1.686.143.377,2 kWh. Kemampuan un-
') tuk melakukan pengamatan berulang sa-
format long g ngat dibutuhkan guna pembaharuan nilai
N = 11; prakiraan. Kecenderungan terjadinya pe-
X2 = 6; rubahan sangat memungkinkan, karena
Tahun = 2005; pembangunan di wilayah Yogyakarta te-
while N >= X2 rus dilaksanakan. Perkembangan pem-

67
JURNAL TEKNOLOGI ACADEMIA ISTA ISSN: 1410-5829
Vol. 10. Edisi Khusus 2 September 2005

bangunan pada bidang industri membu- KESIMPULAN


tuhkan energi listrik yang sangat besar. Bahwa laju permintaan kebutuh-
Hal ini akan melampaui nilai prakiraan. an energi listrik di wilayah Propinsi Da-
Oleh karena itu informasi-informasi ten- erah Istimewa Yogyakarta terus mening-
tang perkembangan tiap sektor terutama kat dari tahun ke tahun. Besar prediksi e-
sektor industri sangat dibutuhkan guna nergi listrik pada tahun 2010 di propinsi
penelitian lebih lanjut. Derah Istimewa Yogyakarta adalah sebe-
sar 1.686.143.377,2 kWh yang dibagi da-
lam 4 jenis pelanggan pada tiap-tiap unit
pelayanannya. Angka tersebut sangat
berbeda jauh dengan kondisi pada tahun
2000 yang hanya sebesar 946.027.049
kWh, hal tersebut menunjukkan laju pe-
ningkatkan kebutuhan energi listrik pada
wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta
meningkat pesat.
Perangkat lunak Matlab dapat
melaksanakan perhitungan prakiraan e-
nergi listrik dengan mudah karena meng-
gunakan bahasa pemrograman yang se-
derhana dan dengan logika matematika
yang mudah. Dari segi visual, Matlab ju-
ga mampu menampilkan bentuk grafik
dari data yang diolah, hanya saja masih
Gambar 7. Titik-titik penyebaran membutuhkan penyempurnaan pada sisi
kebutuhan energi listrik semua jenis penampilan bentuk datanya.
pelanggan Penelitian prakiraaan kebutuhan
energi listrik ini dapat memberikan gam-
Tabel 2. Data Prakiraan Kebutuhan Ener- baran tentang besarnya kebutuhan e-
gi Listrik Tahun 2005 s/d 2010 nergi listrik yang akan dibutuhkan atau
sebagai bahan acuan untuk memberikan
Jenis Pelanggan (kWh) pelayanan yang maksimal kepada mas-
Tahun
Rumah Tangga Usaha
2005 750.477.483,4 228.054.404,5
yarakat secara berkesinambungan.
2006 790.795.892,8 244.602.953,6 Penelitian prakiraan kebutuhan
2007 831.114.302,2 261.151.502,7 energi listrik hendaknya dilaksanakan se-
2008 871.432.711,6 277.700.051,8 cara berkesinambungan, karena setiap
2009 911.751.121 294.248.600,9 perubahan atau penambahan data yang
2010 952.069.530,4 310.797.150
baru akan merubah hasil prakiraan sebe-
Tahun Industri Umum lumnya, serta prakiraan semacam ini ju-
2005 169.360.617,8 157.709.110 ga tidak bisa digunakan untuk jangka
2006 173.971.674,4 172.339.447,2 waktu yang lama karena pertimbangan-
2007 178.582.731 186.969.784,4 pertimbangan tersebut.
2008 183.193.787,6 201.600.121,6 Penelitian ini dapat dikembang-
2009 187.804.844,2 216.230.458,8
2010 192.415.900,8 230.860.796
kan dengan mempertimbangkan lebih
banyak faktor seperti ekonomi, demografi
Tahun Jumlah dan faktor lain yang berhubungan, agar
2005 1.305.601.615,7 hasil prediksi kebutuhan energi listrik ini
2006 1.381.709.968 bisa lebih baik dan lebih akurat. Akan le-
2007 1.457.818.320,3
bih sempurna jika dapat mengetahui be-
2008 1.533.926.672,6
2009 1.610.035.024,9 sarnya kebutuhan energi listrik tiap-tiap
2010 1.686.143.377,2 ranting (wilayah kerja) di PLN Cabang
Yogyakarta maupun tiap-tiap kelompok
beban sebagai data prakiraan.
Hasil penelitian ini akan membe-
rikan informasi kepada PLN Cabang

68
JURNAL TEKNOLOGI ACADEMIA ISTA ISSN: 1410-5829
Vol. 10. Edisi Khusus 2 September 2005

Yogyakarta sebagai pertimbangan dalam Hanselman, D., & Littlefield, B. “Matlab


pengembangan sarana dan pra-sarana Bahasa Komputasi Teknis”. Pe-
untuk penyaluran energi listrik di propinsi arson Education Asia & Andi,
Daerah Istimewa Yogyakarta terutama Yogyakarta. 2000.
penyaluran energi listrik untuk industri- Juniza, Rifa, “Koordinasi Jaringan”, Ak-
industri sehingga dengan adanya peneli- prind, Yogyakarta, 2002.
tian ini PLN dapat memberikan pelayan- Kolibu, Stevy Hesky. “Peramalan Energi
an yang berkualitas kepada masyarakat Listrik”, UNY, Yogyakarta, 1999.
dan dapat memberikan pelayanan yang Makridakis, S., dkk. “Metode dan Apli-
berkesinambungan. Dari hasil ini juga da- kasi Peramalan”. Binarupa ak-
pat memberikan masukan bagi Pemerin- sara, Jakarta, 1999.
tah Daerah Propinsi DIY dalam menen- Pabla, A. S., “Electric Power Distribution
tukan kebijakan Tata Ruang Propinsi System”. McGraw-Hill, New Del-
DIY. hi. 1984.
Petruzella, Frank D., “Elektronik Indus-
DAFTAR PUSTAKA tri”. Andi, Yogyakarta. 2002.
Arismunandar, A., 2001 “Teknik Tegang-
an Tinggi”. Pradnya Paramita.
Jakarta

69

Anda mungkin juga menyukai