DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
UNIVERSITAS JAMBI
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah Subhanahuwata’ala, yang telah memberikan rahmat serta
petunjukNya sehingga penulisan proposal kegiatan yang berjudul “Penyuluhan Kesehatan Pada
Ibu Post Partum (Perawatan Payudara) Di Ruang Kebidanan di Ruang Kebidanan RSUD Raden
Mattaher Jambi”dapat terselesaikan dengan baik.
Selanjutnya penulis menyadari bahwa penulisan proposal kegiatan penyuluhan ini tidak
lepas dari bimbingan, bantuan, serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
Kelompok 2
PRE PLANNING
PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG PERAWATAN PAYUDARA RSUD RADEN
MATTAHER JAMBI
Hari/tanggal :Rabu/27 November 2019
A. Latar Belakang
Post partum / puerperium adalah masa dimana tubuh menyesuaikan, baik fisik maupun
psikososial terhadap proses melahirkan, yang di mulai segera setelah bersalin sampai tubuh
menyesuaikan secara sempurna dan kembali mendekati keadaan sebelum hamil. Masa post
partum adalah kurang lebih 6 minggu dan dibagi dalam tiga tahap : Immediate post partum dalam
24 jam pertama, Early post partum period (minggu pertama) dan Late post partum period
(minggu kedua sampai minggu ke enam)..Potensial bahaya yang sering terjadi adalah pada
immediate dan early post partum period sedangkan perubahan secara bertahap kebanyakan terjadi
pada late post partum period.
Salah satu yang menjadi permasalahan pada ibu post partum terutama pada ibu yang baru
mempunyai anak pertama adalah sedikitnya jumlah ASI yang diproduksi oleh tubuh, penurunan
produksi ASI pada hari pertama persalinan karena kurangnya rangsangan hormon prolaktin dan
oksitosin yang berperan dalam produksi dan pengeluaran ASI, salah satunya adalah dengan
perawatan payudara, perawatan payudara dapat dilakukan setelah 1-2 hari pasca melahirkan dan
harus dilakukan secara rutin dengan dilakukan perawatan payudara dapat merangsang otot-otot
payudara yang dapat membantu merangsang hormon prolaktin. banyak ibu postpartum belum tau
cara perawatan payudara (breast care) pada saat nifas. ketidaklancaran ASI banyak dipengaruhi
oleh breast care yang kurang. Oleh karena itu, breast care sangat penting dilakukan bagi ibu yang
telah melahirkan utuk mencegah masalah-masalah yang timbul selama laktasi, seperti:
pembengkakan payudara, penyumbatan saluran ASI, radang payudara dan sebagainya. Untuk
mengatasi permasalahan diatas, lakukan breast care selama menyusui. Untuk mengurangi sakit
pada payudara maka lakukan pengurutan payudara secara perlahan, kompres air hangat sebelum
bayi menyusui karena panas dapat merangsang aliran ASI kemudian kompres air dingin setelah
menyusui untuk mengurangi rasa sakit dan pembengkakan. Sehingga dengan pengurutan
payudara secara perlahan, mengompres air hangat dan air dingin pada payudara, serta
membersihkan putting secara benar dan teratur diharapkan ASI dapat keluar lancar dan proses
laktasi pun berjalan lancar Ibu yang menyusui tidak akan mengalami kesulitan dalam pemberian
ASI bila sejak awal telah mengetahui bagaimana perawatan payudara (breast care) yang tepat dan
benar.
Selain itu yang perlu dilakukan oleh ibu post partum agar ASI tetap lancar adalah dengan
pemenuhan zat gizi yang baik Karena gizi dapat mempengaruhi produksi ASI, pemulihan masa
nifas, serta pengaruh lainya terhadap keberlangsungan ibu nifas tersebut. Jika ibu nifas
mengalami malnutrisi maka ibu nifas tersebut dapat menderita penyakit seperti anemia. Kejadian
tersebut berdampak pada bayinya mengalami gangguan tumbuh kembang, Pemenuhan gizi ibu
nifas dapat mempercepat pemulihan masa nifas meliputi nutrisi yang baik, gizi seimbang, dan
meningkatkan produksi ASI. Oleh karena itu pentingnya pemberian informasi kepada ibu dalam
melakukan perawatan payudara serta mengajarkan cara melakukan perawatan payudara dalam
rangka persiapan ibu untuk menyusui pada masa menyusui agar tidak terjadi masalah seperti ASI
sulit keluar, puting susu lecet, puting susu nyeri, payudara bengkak, mastitis atau abses payudara
dan lain-lain.
B. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan tentang cara perawatan payudara sendiri pada
wanita selama 30 menit, diharapkan para wanita di bangsal kebidanan dapat mengetahui,
memahami, serta melakukan perawatan payudara sendiri.
2. Tujuan Khusus
E. Tim Pelaksana
Presentator : Yuza Olsi Rahmi, S.Kep
Moderator : Diah Ayu Handayany, S.Kep
Notulen : Eka Desi Rahmasari, S.Kep
Fasilitator : Nur Afriza, S.Kep, Aururah Fitri, S.Kep, Linda Wati, S.Kep
Konsumsi : Winarni, S.Kep, Tobi Pitora, S.Kep
Observer : Intan Yullya Kardila, S.Kep
Dokumentasi : Lioni Rezki Ananda, S.Kep
F. Tugas dan Fungsi Tim Pelaksana
a. Moderator
Uraian tugas:
1) Membuka acara penyuluhan memperkenalkan diri dan tim kepada peserta.
2) Mengatur proses dan lama penyuluhan.
3) Memimpin jalannya penyuluhan
4) Menutup acara penyuluhan
b. Penyuluh/Presenter
Uraian tugas:
1) Menjelaskan tujuan dan manfaat penyuluhan dengan jelas dengan bahasa yang
dipahami oleh peserta
2) Memotivasi peserta untuk tetap aktif danmemperhatikan proses penyuluhan
3) Menjawab pertanyaan peserta.
c. Notulen
Uraian tugas: mencatat hasil dari diskusi dan tanya jawab serta membuat laporan hasil
penyuluhan
d. Fasilitator
Uraian tugas:
PINTU
Proyeksi
Pembimbing Peserta
Presenter Observer
Fasilitator Notulen
Moderator
H. Susunan Acara
Pendahuluan Moderator :
(10 menit) 1. Memberikan kesempatan pada 1. Bertanya dan menjawab Tobi, Diah, Intan,
audien untuk bertanya 2. Mendengarkan dan Aururah, Yuza, Linda,
2. Melakukan evaluasi memperhatikan Lioni, Nur, Wina, Eka
3. Menyimpulkan materi hasil 3. Menjawab salam
penyuluhan
4. Memberi salam penutup
I. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. 75 % peserta menghadiri penyuluhan
b. Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
c. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
b. Peserta penyuluhan dapat mengikuti acara atau kegiatan sampai selesai
c. 75 % Peserta penyuluhan berperan aktif selama kegiatan berjalan
3. Evaluasi Hasil
a. 75 % Peserta yang mengikuti penyuluhan mengetahui tentang cara perawatan
payudara
b. 75 % Peserta yang mengikuti mampu menyebutkan tujuan dari perawatan
payudara.
Materi Penyuluhan
A. Perawatan Payudara
1. Definisi Perawatan Payudara
Perawatan payudara adalah suatu cara merawat payudara yang dilakukan padasaat
kehamilan atau masa nifas untuk produksi ASI, selain itu untuk kebersihan payudara dan bentuk
puting susu yang masuk ke dalam atau datar. Puting susu demikian sebenarnya bukanlah
halangan bagi ibu untuk menyusui dengan baik dengan mengetahui sejak awal, ibu mempunyai
waktu untuk mengusahakan agar puting susu lebih mudah sewaktu menyusui. Disamping itu juga
sangat penting memperhatikan kebersihan personal hygiene Payudara adalah pelengkap organ
reproduksi wanita dan pada masa laktasi akan mengeluarkan air susu. Payudara mungkin akan
sedikit berubah warna sebelum kehamilan, areola (area yang mengelilingi puting susu) biasanya
berwarna kemerahan, tetapi akan menjadi coklat dan mungkin akan mengalami pembesaran
selama masa kehamilan dan masa menyusui. (Rustam, 2009).
1. Puting Lecet
a. Untuk mencegah rasa sakit, bersihkan puting susu dengan air hangat ketika sedang mandi
dan janganmenggunakan sabun, karena sabun bisa membuat puting susu kering dan
iritasi.
b. Pada ibu dengan puting susu yang sudah menonjol dan tanpa riwayat abortus,
perawatnnya dapat dimulai pada usia kehamilan 6 bulan atas.
c. Ibu dengan puting susu yang sudah menonjol dengan riwayat abortus, perawatannya dapat
dimulai pada usia kehamilan diatas 8 bulan.
d. Pada puting susu yang mendatar atau masuk kedalam, perawatannya harus dilakukan
lebih dini, yaitu usia kehamilan 3 bulan, kecuali bila ada riwayat abortus dilakukan
setelah usia kehamilan setelah 6 bulan.
2. Cara perawatan puting susu datar atau masuk ke dalam antara lain:
a. Puting susu diberi minyak atau baby oil.
b. Letakkan kedua ibu jari diatas dan dibawah puting.
c. Pegangkan daerah areola dengan menggerakan kedua ibu jari kearah atas dan kebawah ±
20 kali (gerakannya kearah luar)
d. Letakkan kedua ibu jari disamping kiri dan kanan puting susu
e. Pegang daerah areola dengan menggerakan kedua ibu jari kearah kiri dan kekanan ± 20
kali( Saiffudin, 2010)
Sebelum menyusui, pijat payudara dengan lembut, mulailah dari luar kemudian
perlahan-lahan bergerak ke arah puting susu dan lebih berhati-hatilah pada area yang
mengeras. Menyusui sesering mungkin dengan jangka waktu selama mungkin, susui bayi
dengan payudara yang sakit jika ibu kuat menahannya, karena bayi akan menyusui
dengan penuh semangat pada awal sesi menyusui, sehingga bisa mengeringkannya
dengan efektif. Lanjutkan dengan mengeluarkan air susu ibu dari payudara itu setiap kali
selesai menyusui jika bayi belum benar-benar menghabiskan isi payudara yang sakit
tersebut. Tempelkan handuk halus yang sudah dibasahi dengan air hangat pada payudara
yang sakit beberapa kali dalam sehari atau mandi dengan air hangat beberapa kali,
lakukan pemijatan dengan lembut di sekitar area yang mengalami penyumbatan kelenjar
susu dan secara perlahan-lahan turun ke arah puting susu. (Prawirohardjo, 2010).
4. Pengerasan payudara
Menyusui secara rutin sesuai dengan kebutuhan bisa membantu mengurangi pengerasan,
tetapi jika bayi sudah menyusui dengan baik dan sudah mencapai berat badan ideal, ibu
mungkin harus melakukan sesuatu untuk mengurangi tekanan pada payudara. Sebagai
contoh, merendam kain dalam air hangat dan kemudian di tempelkan pada payudara atau
mandi dengan air hangat sebelum menyuusi bayi. Mungkin ibu juga bisa mengeluarkan
sejumlah kecil ASI sebelum menyusui, baik secara manual atau dengan menggunakan
pompa payudara. Untuk pengerasan yang parah, gunakan kompres dingin atau es kemasan
ketika tidak sedang menyusui untuk mengurangi rasa tidak nyaman dan mengurangi
pembengkakan (Manuaba, 2010).
a. Pengurutan harus dilakukan secara sistematis dan teratur minimal 2 kali sehari.
b. Merawat Puting Susu dengan menggunakan kapas yang sudah diberi baby oil lalu di
tempelkan selama 5 menit
c. Memperhatikan kebersihan sehari-hari.
d. Memakai BH yang bersih dan menyokong payudara .
e. Jangan mengoleskan krim, minyak, alkohol, atau sabun pada puting susu
a. Massase
Pijat sel-sel pembuat ASI dan saluran ASI tekan 2-4 jari ke dinding dada, buat
gerakan melingkar pada satu titik di area payudara Setelah beberapa detik pindah ke
area lain dari payudara, dapat mengikuti gerakan spiral. mengelilingi payudara ke arah
puting susu ataugerakan lurus dari pangkal payudara ke arah puting susu.
b. Stroke
1) Mengurut dari pangkal payudara sampai ke puting susu dengan jarijari atau
telapak tangan.
2) Lanjutkan mengurut dari dinding dada kearah payudara diseluruh bagian
payudara.
3) Ini akan membuat ibu lebih rileks dan merangsang pengaliran ASI (hormon
oksitosin).
c. Shake (goyang)
Dengan posisi condong kedepan, goyangkan payudara dengan lembut, biarkan gaya
tarik bumi meningkatkan stimulasi pengaliran.
2. Cara pengurutan payudara
Cara pengurutan payudara dapat di lakukan dengan cara sebagai berikut : (Prawirohardjo,
2010)
1) Pengurutan Pertama
a. Telapak tangan diberi sedikit minyak atau baby oil.
b. Kedua tangan diletakkan diantara kedua payudara ke arah atas, samping, bawah,
dan melintang sehingga tangan menyangga payudara, lakukan 30 kali selama 5
menit
2) Pengurutan kedua
a. Licinkan telapak tangan dengan minyak atau baby oil.
b. Telapak tangan kiri menopang payudara kiri dan jari-jari tangan kanan saling
dirapatkan Sisi kelingking tangan kanan memegang payudara kiri dari pangkal
payudara kearah puting, demikian pula payudara kanan lakukan 30 kali selama 5
menit (Manuaba, 2010).
3) Pengurutan ketiga
a. Licinkan telapak tangan dengan minyak
b. Telapak tangan kiri menopang payudara kiri.Jari-jari tangan kanan dikepalkan,
kemudian tulang kepalantangan kanan mengurut payudara dari pangkal ke arah
puting susulakukan 30 kali selama 5 menit.
4. Penanganan pada payudara yang terasa keras sekali dan nyeri, asi menetes pelan dan badan
terasa demam.
Pada hari ke empat masa nifas kadang payudara terasa penuh dan keras, juga sedikit
nyeri. Justru ini pertanda baik. Berarti kelenjar air susu ibu mulai berproduksi. Tak jarang diikuti
pembesaran kelenjar di ketiak, jangan cemas ini bukan penyakit dan masih dalam batas wajar.
Dengan adanya adanya reaksi alamiah tubuh seorang ibu dalam masa menyusui untuk
meningkatkan produksi ASI,maka tubuh memerlukan cairan lebih banyak. Inilah pentingnya
minum air putih 8 sampai dengan 10 gelas sehari.
DAFTAR PUSTAKA
1. Abdul Bari Saifuddin. 2011. Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal
neonatal. Jakarta; Pt Bina pustaka Sarwono Prawirohardjo
2. Raybrun, W.F & Carey, C. 2001. Obsterti dan Ginekologi , Jakarta; Widya Medik.
3. Saputra, Dr Lyndon, 2014. Asuhan Kebidanan Masa Nifas Fisiologis dan Patologis.
Tangerang Selatan : Binarupa Aksara Publisher,
4. Almatsier, Sunita, 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
5. Ambarwati, Retna 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Mitra Cendikia Offset. Jakarta
6. Saifudin, Abdul Bari Dkk, 2010, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal, Yayasan Bidan Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta
7. Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia.
8. Ibrahim, Christin S, 2013, Perawatan Keebidanan (Perawatan Nifas), Bharata Niaga
Media Jakarta
9. Pusdiknakes, 2013. Asuhan Kebidanan Post Partum. Jakarta: Pusdiknakes.
10. Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
11. Suherni, 2008. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya.
12. MB. Arisman. 2009. Gizi dalam Daur Kehidupan. EGC. Jakarta