(JUDUL)
LOGO KAMPUS
Oleh
Kelompok ……..:
2017
SISTEM PEMBERIAN PELAYANAN
KEPERAWATAN PROFESIONAL (SP2KP)
A. PENGERTIAN
Sistem pemberian pelayanan keperawatan profesional (SP2KP) merupakan
kegiatan pengelolaan asuhan keperawatan di setiap unit ruang rawat di rumah
sakit yang memungkinkan perawat untuk melaksanakan asuhan keperawatan
yang profesional bagi pasien. SP2KP mempunyai sistem pengorganisasian
yang baik dimana seluruh komponen yang terlibat dalam asuhan keperawatan
diatur secara profesional (Sitorus, dalam Rantung 2013).
SP2KP adalah sistem pemberian pelayanan keperawatan profesional yang
merupakan pengembangan dari MPKP (Model Praktek Keperawatan
Profesional) dimana dalam SP2KP ini terjadi kerjasama profesional antara
perawat primer (PP) dan perawat asosiet (PA) serta tenaga kesehatan lainnya
(Perry, Potter. 2009).
Model Pelayanan Keperawatan Profesional (MPKP) diartikan sebagai
suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional) yang memungkinkan
perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk
lingkungan yang diperlukan untuk menopang pemberian asuhan keperawatan
tersebut.
Model pelayanan keperawatan profesional merupakan suatu model yang
memberi kesempatan kepada perawat profesional untuk menerapkan
otonominya dalam mendesain, melaksanakan dan mengevaluasi
pelayanan/asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien. Model PKP terdiri
lima subsistem yaitu: nilai-nilai profesional yang merupakan inti dari model
MKP, hubungan antar profesional, metode pemberian asuhan keperawatan,
pendekatan manajemen terutama dalam perubahan pengambilan keputusan,
system kompensasi dan penghargaan (Hoffart & Woods, 1996, dalam
Sudarsono, 2000).
Komponen-komponen yang terlibat yaitu perawat, pasien, sistem
pemberian asuhan keperawatan, kepemimpinan, nilai-nilai profesional,
fasilitas, sarana prasarana serta dokumentasi asuhan keperawatan (Direktorat
Bina Pelayanan Keperawatan DEPKES RI, 2009).
Pada aspek proses ditetapkan penggunaan metode modifikasi keperawatan
primer (kombinasi metode tim dan metode keperawatan primer). Penetapan
metode ini didasarkan pada beberapa alasan sebagai berikut :
1. Pada metode keperawatan primer, pemberian asuhan keperawatan
dilakukan secara berkesinambungan sehingga memungkinkan adanya
tanggung jawab dan tanggung gugat yang merupakan esensi dari suatu
layanan profesional.
2. Terdapat satu orang perawat professional yang disebut PP, yang
bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas asuhan keperawatan yang
diberikan. Pada MPKP , perawat primer adalah perawat lulusan sarjana
keperawatan/Ners.
3. Pada metode keperawataan primer , hubungan professional dapat
ditingkatkan terutama dengan profesi lain.
4. Metode keperawatan primer tidak digunakan secara murni karena
membutuhkan jumlah tenaga Skp/Ners yang lebih banyak, karena setiap
PP hanya merawat 4-5 klien dan pada metode modifikasi keperawatan
primer , setiap PP merawat 9-10 klien.
5. Saat ini terdapat beberapa jenis tenaga keperawatan dengan kemampuan
yang berbeda-beda. Kombinasi metode tim dan perawat primer menjadi
penting sehingga perawat dengan kemampuan yang lebih tinggi mampu
mengarahkan dan membimbing perawat lain di bawah tanggung jawabnya.
6. Metode tim tidak digunakan secara murni karena pada metode ini
tanggung jawab terhadap asuhan keperawatan terbagi kepada semua
anggota tim, sehingga sukar menetapkan siapa yang bertanggung jawab
dan bertanggung gugat atas semua asuhan yang diberikan.
Apabila ditinjau dari 5 sub sistem yang diidentifikasi oleh Hoffart &
Woods (1996), secara sederhana dapat diartikan sebagai berikut :
a. Nilai-nilai profesional sebagai inti model
Pada model ini, PP dan PA membangun kontrak dengan klien/keluarga
sejak klien/keluarga masuk ke suatu ruang rawat yang merupakan awal
dari penghargaan atas harkat dan martabat manusia. Hubungan tersebut
akan terus dibina selama klien dirawat di ruang rawat, sehingga
klien/keluarga menjadi partner dalam memberikan asuhan keperawatan.
Pelaksanaan dan evaluasi renpra, PP mempunyai otonomi dan
akuntabilitas untuk mempertanggungjawabkan asuhan yang diberikan
termasuk tindakan yang dilakukan PA di bawah tanggung jawab untuk
membina performa PA agar melakukan tindakan berdasarkan nilai-nilai
professional.
b. Pendekatan Manajemen
Model ini memberlakukan manajemen SDM, artinya ada garis komunikasi
yang jelas antara PP dan PA. performa PA dalam satu tim menjadi
tanggung jawab PP. PP adalah seorang manajer asuhan keperawatan yang
harus dibekali dengan kemampuan manajemen dan kepemimpinan
sehingga PP dapat menjadi manajer yang efektif dan pemimpin yang
efektif.
c. Metode pemberian asuhan keperawatan
Metode pemberian asuhan keperawatan yang digunakan adalah modifikasi
keperawatan primer sehingga keputusan tentang renpra ditetapkan oleh
PP. PP akan mengevaluasi perkembangan klien setiap hari dan membuat
modifikasi pada renpra sesuai kebutuhan klien.
d. Hubungan professional
Hubungan professional dilakukan oleh PP dimana PP lebih mengetahui
tentang perkembangan klien sejak awal masuk ke suatu ruang rawat
sehingga mampu member informasi tentang kondisi klien kepada profesi
lain khususnya dokter. Pemberian informasi yang akurat tentang
perkembangan klien akan membantu dalam penetapan rencana tindakan
medic.
e. Sistem kompensasi dan penghargaan
PP dan timnya berhak atas kompensasi serta penghargaan untuk asuhan
keperawatan yang professional. Kompensasi san penghargaan yang
diberikan kepada perawat bukan bagian dari asuhan medis atau
kompensasi dan penghargaan berdasarkan prosedur. Kompensasi berupa
jasa dapat diberikan kepada PP dan PA dalam satu tim yang dapat
ditentukan berdasarkan derajat ketergantungan klien. PP dapat
mempelajari secara detail asuhan keperawatan klien tertentu sesuai dengan
gangguan/masalah yang dialami sehingga mengarah pada pendidikan ners
spesialis.
1. Pengertian Operan
Operan sering disebut dengan timbang terima atau over hand. Operan
adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang
berkaitan dengan keadaan klien.
Timbang terima memiliki beberapa istilah lain. Beberapa istilah itu
diantaranya handover, handoffs, shift report, signout, signover dan cross
coverage. Handover adalah komunikasi oral dari informasi tentang pasien
yang dilakukan oleh perawat pada pergantian shift jaga. Clair dan Trussel
(dalam Kerr, 2001) menyusun pengertian darihandover adalah komunikasi
oral dari informasi tentang pasien yang dilakukan oleh perawat pada
pergantian shift jaga. Friesen (2008) menyebutkan tentang definisi
dari handover adalah transfer tentang informasi (termasuk tanggungjawab dan
tanggunggugat) selama perpindahan perawatan yang berkelanjutan yang
mencakup peluang tentang pertanyaan, klarifikasi dan konfirmasi tentang
pasien.MenurutKuntoro(2010)Operanadalahteknikataucarauntukmenyampaika
ndanmenerimalaporanyangberkaitandengankeadaanklien.
Handoff juga meliputi mekanisme transfer informasi yang dilakukan,
tanggungjawab utama dan kewenangan perawat dari perawat sebelumnya ke
perawat yang akan melanjutnya perawatan.
Runy (2008), menyatakan handover adalah waktu dimana terjadi
perpindahan atau transfer tanggungjawab tentang pasien dari perawat yang
satu ke perawat yang lain. Tujuan dari handover adalah menyediakan waktu,
informasi yang akuta tentang rencana perawatan pasien, terapi, kondisi
terbaru, dan perubahan yang akan terjadi dan antisipasinya.
Nursalam (2008), menyatakan timbang terima adalah suatu cara dalam
menyampaikan sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien.
Handover adalah waktu dimana terjadi perpindahan atau transfer
tanggungjawab tentang pasien dari perawat yang satu ke perawat yang lain.
Tujuan dari handover adalah menyediakan waktu, informasi yang akurat
tentang rencana perawatan pasien, terapi, kondisi terbaru, dan perubahan yang
akan terjadi dan antisipasinya.
2. Tujuan Operan
a. Menyampaikan kondisi atau keadaan secara umum klien
b. Menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindaklanjuti oleh dinas
berikutnya.
c. Tersusunnya rencana kerja untuk dinas berikutnya.
d. Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara paripurna.
e. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.
f. Akan terjalin suatu hubungan kerjasama yang bertanggung jawab antar
anggota tim perawat.
g. Terlaksananya Asuhan Keperawatan terhadap klien yang
berkesinambungan.
h. Timbang terima (handover) memiliki tujuan untuk mengakurasi,
mereliabilisasi komunikasi tentang tugas perpindahan informasi yang
relevan yang digunakan untuk kesinambungan dalam keselamatan dan
keefektifan dalam bekerja.
3. Manfaat Operan
a) Dapat menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindak lanjuti oleh
perawat pada shift berikutnya.
b) Dapat melakukan cross check ulang tentang hal-hal yang dilaporkan
dengan keadaan klien yang sebenarnya.
c) Klien dapat menyampaikan masalahnya secara langsung bila ada yang
belum terungkap.
4. Fungsi Operan
Timbang terima (handover) memiliki 2 fungsi utama yaitu:
a. Sebagai forum diskusi untuk bertukar pendapat dan mengekspresikan
perasaan perawat.
b. Sebagai sumber informasi yang akan menjadi dasar dalam penetapan
keputusan dan tindakan keperawatan.
8. Metode Pelaporan
a. Perawat yang bertanggung jawab terhadap pasien melaporkan langsung
kepada perawat penanggung jawab berikutnya. Cara ini memberikan
kesempatan diskusi yang maksimal untuk kelanjutan dan kejelasan
rencana keperawatan.
b. Pelaksanaan timbang terima dapat juga dilakukan di ruang perawat
kemudian dilanjutkan dengan berkeliling mengunjungi klien satu persatu.
9. Skema Operan
Skenario :
RS. Pelamonia Tk. II Makassar merupakan salah satu Rumah Sakit Tipe B
dan merupakan salah satu RS. di wilayah Sulawesi yang terus
mengembangkan pelayanan kesehatan yang bermutu. Di Salah Satu Ruangan
di RS. Pelamonia ini yakni Ruang Perawatan Bedah, telah menerapkan salah
satu metode profesional dalam pemberian Asuhan Keperawatannya yaitu
Metode TIM. Metode ini terbagi menjadi dua Tim yakni Tim A dan Tim B.
Perawat yang bertugas dalam Ruangan ini terdiri dari 14 Perawat. Masing-
masing TIM A dan B terdiri dari 1 Perawat Primer dan 6 perawat Pelaksana.
Ruang Perawatan Bedah ini dapat menampung 28 pasien, dengan pembagian
masing-masing 14 pasien per Timnya.
Selain itu, Ruang Perawatan Bedah juga menerapkan pembagian shift
kerja menjadi 3 shift : Pagi, Sore, dan Malam. Untuk TIM A, pembagian
jadwal dinas terdiri dari: Shift Pagi 3 perawat, shift sore 2 perawat, dan shift
malam 2 perawat. Begitu pula dengan TIM B, dengan pembagian Shift Pagi 3
perawat, shift sore 2 perawat, dan shift malam 2 perawat.
Pada Tanggal 5 Desember 2014 pukul 14.20 WITA, seperti biasanya
perawat yang berjaga pagi akan bersiap melakukan pergantian shift dengan
perawat yang akan berjaga sore. Perawat Pagi yang bertugas telah
menjalankan Tugasnya pada hari itu dalam memberikan Asuhan Keperawatan
ke Pasien sesuai dengan SOP dan rencana tindakan yang ada. Selanjutnya,
perawat yang akan bertugas di sore ini bersiap menerima rencana tindakan
yang belum di lakukan oleh perawat yang bertugas di dhift pagi tadi. Hal ini
dilakukan, untuk meneruskan Asuhan Keperawatan yang diberikan ke pasien
sehingga dapat terus berjalan dan tidak terputus yang dapat merugikan pasien
nantinya.
Peran Masing-masing Anggota Kelompok:
KARU : Pujianti Baharuddin
Perawat TIM A (Pagi) :1. Rini Indriani
2. Marlina Abdul Malik
3. Yayuk Tri Widiarti
Perawat TIM B (Pagi) : 1. Nurlaila Fitriani
2. Muida Fitria
Perawat TIM A (Siang) : 1. Indriani
2. Rahmawati
Perawat TIM B (Siang) : 1. Hastati
2. Sulfianti
Pasien & Keluarga :
Pasien 1 & Keluarga : Chairun Nisa & Hasmidar
Pasien 2& Keluarga : Andi Musyawirah &Nurul Aprilia
Setting :
Ruang
Cempaka
Kamar 1
Ns. Puji : Assalamualaikum…(Masuk Ke kamar pasien Bersama Perawat
lainnya). Permisi Ibu, dengan Ibu Nisa yang dari Ternate.
Ny. Hasmidar: WaAlaikumsalam, Iya betul Suster (sambil berdiri
menghampiri Perawat)
Ns. Puji : Oh iya bu, Bagaimana Keadaannyaibu Nisa Saat Ini?..
Ny. Hasmidar : Masih terasa nyeri katanya suster. (Sambil menunjuk daerah
yang sakit)
Ns. Puji : Oh iya bu,Nanti akan diberikan obat. Namun sebelumnya,Seperti
biasa Ibu kita di sini akan melakukan Kegiatan operanyangrutin
setiap pergantian shift dari yang jaga pagi tadi ke jaga siang.
Ny. Hasmidar : Iya Sus, silahkan (Sambil menarik kursi dan duduk)
Ns. Puji : Baik bu. Sebelumnya saya jelaskan dulu tujuan dari operan Ini
adalah mengkomunikasikan keadaan keluarga Ibu sekarang,
memperkenalkan perawat penganti yang akan membantu ibu jika
ada keluhan nantinya, dan Menyampaikan Informasi yang
pentingantar Shift Jaga.Sebelumnya ibu sudah mengenal perawat
pagi kan,??
Ny. Hasmidar : Iye, sudah.. Yang ini Ns. Rini dan ini Ns. Lina (sambil
menunjuk ke2 Perawat)
Ns. Puji : Baiklah Bu, selanjutnya saya Perkenalkan kepada perawat
pelaksana sore ini dari Tim A ada Ns. Indridan Ns. Rahma dari tim
B ada Ns. Hastati dan Ns. Sulfianti yang akan bertugas
menggantikan perawatpelaksana yang bertugas pagi ini dan
membantu Ibu jika ada yang ibu perlukan. Saya persilahkan untuk
masing-masing perawat pelaksana dari tim Ayang dinas pagi untuk
membacakan laporan hasil intervensi yang dilakukan.
Ns. Rini :Terima kasih, saya Ns. Rini akan mengkonfirmasi kembali
Intervensi yang telah diberikan pada Ny. Nisa. Nama : Ny. Nisa,
umur 42 thn dengan Diagnosa : Ca.Mammae post mastektomi.
Rencana yang sudah dilakukan: monitor TTV, Relaksasi &
distraksi, ganti balut, Injeksi Tramadol 1 ampul, Injeksi Cefotaxim
500 mg. Rencana yang belum dilakukan: Kaji tanda-tanda infeksi,
Kaji luka dan kaji nyeri. Terapi: Tramadol 3x1 amp, Cefotaxim 2 x
500 mg, Infus NaCl 20 tts/mnt. Persiapan lain tidak ada.
Itu tadi beberapa Rencana lanjutan yang dapat di lakukan, sekian
dari saya.
Ns. Indriani: Oh, iya, Cefo nya berapa tadi?? (bertanya ke shift Pagi)
Ns. Rini : Cefotaximnya 2 x 500 Mg.
Ns. Indriani : (Bertanya Ke pasien) Bagaimana Perasaan ta’ Saat ini Bu,
apakahsudah ada perkembanganyang lebih baik dari sebelumnya?
Ny. Hasmidar : Sudah mulai ada perkembangan suster di banding kemarin.
Tapi tadi ibu Nisa mengeluh sakit suster di daerah bekas Operasi.
Ns. Indriani: Iya Bu, sakit dan nyeri yang dirasakanmerupakan efek dari
proses pembedahan kemarin, namun ibu janganterlalu khawatir
karena sudah adaterapi obat penghilang Nyeri yang di berikan
dokter untuk mengatasi masalah ibu Nisa saat ini (Sambil Melihat
kondisi luka)
Ny. Hasmidar : Oh Begitu Suster.
Ns. Rini : Selain itu Bu, Ibu bisa terus mengajarkan teknik relaksasi ke Ibu
Nisa yang tadi pagi saya ajarkan ke Ibu, jika Ny. Nisa mulai
merasakan nyeri, ibu bisa ajarkan biar nyerinya berkurang.
Ny. Hasmidar : Oh iye Suster (sambil mengangguk mengerti)
Ns. Puji :Baiklah Bu, Jika ada yang Ibu perlukan bisa ke Ruang Perawat,
kami siap membantu ibu. Baiklah Bu, Kami Permisi dulu yah,
Mari Bu… (Bersama perawat lainnya keluar dari kamar pasien)
Ny. Hasmidar : Terima kasih banyak suster.
OPERAN TIM A
2. Ny. Dewi (41 thn) (5874031) Ca.Mammae / Dr. Samsul KU: baik,
komposmentis. TD: 110/80, N: 100 x/mnt, RR: 20 x/mnt, T: 37 C. Keluhan:
takut kalau mau dioperasi. Masalah keperawatan: Ansietas. Rencana yg sudah
dilakukan: monitor TTV, Motivasi individu. Rencana yg belum dilakukan:
Relaksasi, Pendidikan klien. Terapi: Vitamin C 3 x 500 mg, Vitamin B
kompleks 3 x 1 tablet peroral. Persiapan lain : Cek darah rutin.
OPERAN TIM B
NO. NAMA/UMUR/NO.REG/ DX/DR. LAPORAN KEGIATAN
1. Ny. Ira (47 thn) (5873281) Ca Recti / Dr. Nindi KU : lemah, komposmentis,
pucat, anemis. TD: 100/60, N: 80 x/mnt, RR : 20 x mnt, S: 37 C. Keluhan
nyeri diarea anal, skala 7 dari 10. Masalah keperawatan: Nyeri. Rencana yang
sudah dilakukan: monitor TTV dan distraksi dan relaksasi. Rencana yang
belum dilakukan : pemberian asam mefenamat 500 mg peroral.
Terapi: Asam mefenamat 3 x 500 mg, Vit. B kompleks 3 x 1 tablet.
Persiapan lain: USG abdomen dan Cek albumin besok pagi, Konsul ke
Internis, Persiapan kolon in loop.
2. Ny. Masamah (67 thn) (5870051) Tumor kulit / Dr. Joko KU : baik,
komposmentis. TD: 150/80, N: 80 x/mnt, RR : 20 x mnt, S: 37 C. Keluhan
nyeri skala 7 dari 10. Masalah keperawatan: Nyeri. Resikio tinggi infeksi,
gangguan integritas kulit. Rencana yang sudah dilakukan: monitor TTV dan
distraksi dan relaksasi, ganti balut, Injeksi Cefotaxim 500 mg. Rencana yang
belum dilakukan : pemberian asam mefenamat 500 mg peroral, Monitor TTV.
Terapi: Asam mefenamat 3 x 500 mg, Cefotaxim 2 x 500 mg.
Persiapan lain: Program operasi ditunda besok pagi.
DAFTAR PUSTAKA
Aru Pratiwi & Abi Muhlisin. 2008. Kajian Penerapan Model Praktik
Keperawatan Profesional (Mpkp) Dalam Pemberian Asuhan
Keperawatan Di Rumah Sakit. Surakarta : Jurnal Kesehatan UMS di
postkan pada
http://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/123456789/3421/9%20K
AJIAN%20PENERAPAN%20MODEL%20PRAKTIK
%20KEPERAWATAN.pdf?sequence=1diakses pada tanggal 6 Desember
2014 pukul 23.38 WITA
Kirana, Vha Candra. 2013. Dialog Operan. Diposkan pada
https://www.scribd.com/doc/130622922/Dialog-Operan Diakses pada
tanggal 6 Desember 2014 Pukul 16.34 WITA
Nursalam. 2008. Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Jakarta: Salemba Medika.
Prisma Karunianingsih, Etika. 2013. SP2KP. Dipostkan pada
https://www.scribd.com/doc/186519462/SP2KPdiakses pada tanggal 6
Desember 2014 pukul 18.43 WITA
Pramudya, Dhita. 2014. Penerapan SP2KP di Rumah Sakit. Dipostkan pada
https://www.scribd.com/doc/220697971/Penerapan-SP2KP-Di-Rumah-
Sakit diakses pada tanggal 6 Desember 2014 pukul 19.22 WITA
http://askep-ebenzalukhu.blogspot.com/2011/01/sp2kp-sistem-pemberian-
pelayanan.htmldiakses pada tanggal 6 Desember 2014 pukul 19.13 WITA
http://ckjnersmanajer.blogspot.com/2009/03/handover-operan-jaga.html diakses
pada tanggal 6 Desember 2014 pukul 14.28 WITA
http://rofinursemanager.blogspot.com/2010/02/operan-timbang-terima.html
diakses pada tanggal 6 Desember 2014 pukul 23.33 WITA
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/145/jtptunimus-gdl-anitanuurl-7231-3-
babii.pdf diakses pada tanggal 7 Desember 2014 pukul 09.43 WITA
http://repository.unand.ac.id/19754/2/BAB%20I.pdf diakses pada tanggal 7
Desember 2014 pukul 09.55 WITA