Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AGREGAT ANAK USIA SEKOLAH (SD) DI

KOMUNITAS

1. Konsep Anak Usia Sekolah


1.1 Pengertian Anak Usia Sekolah
Anak merupakan usia yang rawan terserang berbagai penyakit, misalnya diare,
kecacingan dan anemia. Berdasarkan data WHO (2007) bahwa setiap tahun 100.000 anak
Indonesia meninggal akibat diare, angka kejadian kecacingan mencapai angka 40-60%
(Depkes, 2005).
Anak usia sekolah merupakan indivudu yang berusia antara 5-12 dan merupakan masa
peralihan antara masa anak-anak dengan masa remaja, sedangkan anak usia sekolah dasar
adalah anak yang berusia 6-13 tahun yang masih duduk dibangku sekolah dasar (Stanhope &
Lancaster, 2003; Steward, 2003). Anak usia sekolah merupakan generasi penerus bangsa
sebagai sumber daya manusia pada masa yang akan datang. Kualitas bangsa dimasa depan di
tentukan oleh kualitas anak-anak saat ini. Anak usia sekolah sering disebut sebagai periode
peralihan antara masa pra sekolah dengan masa remaja. Pada kondisi ini akan terjadi banyak
perubahan pada diri anak usia sekolah (AUS), baik dari kondisi fisik, mental, sosial serta
terjadi peningkatan kemampuan dan keterampilan motorik. Hal ini akan mempengaruhi
tumbuh kembang dan kesehatan usia sekolah (AUS) (Suryani, 2008).
Perilaku Hidup Bersih Sehat dapat diterapkan di sekolah atau diberikan dengan cara
memberikan pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan merupakan usaha untuk
menyiapkan siswa agar dapat tumbuh kembang sesuai, selaras, seimbang dan sehat baik fisik,
mental, sosial dan lingkungan melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan yang
diperlukan bagi peranannya saat ini maupun di masa yang akan datang (Ananto, 2006).
Pendidikan kesehatan bagi anak bertujuan menambah kebiasaan hidup sehat agar dapat
bertangung jawab terhadap kesehatan diri sendiri dan lingkungannya serta ikut aktif dalam
usaha–usaha kesehatan. Tujuan dari pendidikan kesehatan adalah memberikan pengetahuan
tentang prinsip dasar hidup sehat, menimbulkan sikap dan perilaku hidup sehat, dan
membentuk kebiasaan hidup sehat (Fitriani, 2011).
Ada beberapa indikator PHBS yang dilakukan di sekolah, yaitu cuci tangan dengan air
bersih dan sabun; jajan di kantin sekolah, BAB dan BAK di jamban; buang sampah di
tempatnya; berolah raga; mengukur tinggi dan berat badan; memeriksa jentik nyamuk; dan
tidak merokok di sekolah (Notoatmodjo, 2010). Salah satu perilaku hidup sehat yang
dilakukan anak sekolah diantaranya adalah mencuci tangan dengan sabun.
WHO (2005) memperkirakan sekitar 3 triliun penduduk dunia, 2 milyar diantaranya
menderita penyakit infeksi. Jumlah tersebut didominasi oleh populasi anak usia sekolah.
Anak pada hakikatnya merupakan aset terpenting dalam tercapainya keberhasilan suatu
negara, karena merupakan generasi penerus bangsa selanjutnya.derajat kesehatan anak pada
saat ini belum bisa dikatakan baikkarena masih banyak terdapat masalah kesehatan
khususnya pada anak sekolah. Anak usia sekolah merupakan kelompok usia yang kritis
karena pada usia tersebut rentan terhadap masalah kesehatan.
Masalah tersebut timbul karena kurangnya pengetahuan serta kesadaran akan
pentingnya kesehatan terutama kebiasaan mencuci tangan. Cuci tangan merupakan salah satu
solusi yang murah dan efektif dalam pencegahan penyakit menular, namun kebiasaan
mencuci tangan hingga saat ini masih dianggap remeh. Berdasarkan kajian WHO cuci tangan
menggunakan sabun dapat mengurangi angka kejadian diare sebesar 47%. Berbagai macam
jenis penyakit yang dapat timbulterkait kebiasaan mencuci tangan yaitu diare, infeksi saluran
pernapasan, flu burung (H1N1), dan cacingan. Penyakit-penyakit yang timbul tersebut akan
mempengaruhi tumbuh kembang anak sehingga mengakibatkan proses belajar mengajar
terganggu (Romeo, 2011).
Upaya pemerintah dalam mengatasi masalah tentang kebersihan yaitu dengan
mengeluarkan keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1193/menkes/SK/X/2004 tentang Visi
Promosi Kesehatan RI adalah “Perilaku Hidup Bersih Sehat 2010”. Perilaku hidup bersih dan
sehat atau PHBS terdiri dari beberapa indikator khususnya PHBS tatanan sekolah yaitu
mencuci tangan dengan air yang mengalir dan memakai sabun (Romeo, 2011).
Perilaku cuci tangan pakai sabun masih perlu mendapatkan perhatian khusus karena
kurangnya pengetahuan dan kesadaran dari para siswaterkait timbulnya penyakit menular
melalui kontak manusia. Berdasarkan fenomena yang ada pemberian informasi atau
pendidikan kesehatan tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) cuci tangan terhadap
tingkat pengetahuan dan keterampilan pada pencegahan penyakit menular ini perlu
dilakukan. Diharapkan dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang PHBS cuci tangan,
maka tingkat pengetahuan anak usia sekolah dapat meningkat dan bukan hanya sekedar tahu
dan menyebutkan bagaimana harus berperilaku, tetapi tumbuhnya kesadaran agar dapat
berperilaku lebih baik lagi atau perilaku kearah yang positif yaitu pencegahan penyakit
(Ardapratama, 2008).
Mencuci Tangan Dengan Sabun

A. Definisi Cuci Tangan


Menurut Perry & Potter (2005), mencuci tangan merupakan teknik dasar yang paling
penting dalam pencegahan dan pengontrolan infeksi. Mencuci tangan dengan sabun adalah
salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air
dan sabun oleh manusia untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman. Mencuci
tangan pakai sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari
jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia untuk menjadi bersih dan memutuskan mata
rantai kuman.mencuci tangan pakai sabun dikenal juga sebagai salah satu upaya pencegahan
penyakit. Hal ini dilakukan karena tangan sering sekali menjadi agen yang membawa kuman
dan menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dengan kontak
langsung maupun kontak tidak langsung.
Cuci tangan pakai sabun merupakan perilaku sehat yang telah terbukti secara ilmiah
dapat mencegah penyakit menular seperti diare, infeksi saluran pernafasan atas dab flu
burung. Perilaku cuci tangan pakai sabun yang tidak benar masih tinggi ditemukan pada anak
usia 10 tahun kebawah. Karena anak usia tersebut sangat rentan terhadap penyakit. Maka
dibutuhkan kesadaran bahwa pentingnya perilaku cuci tangan pakai sabun diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari

B. Waktu Mencuci Tangan


Sebagai upaya untuk membiasakan diri melakukan perilaku hidup bersih dan sehat
melalui tindakan mencuci tangan, walaupun tindakan cuci tangan dilakukan secara fleksibel
karena persepsi setiap orang akan kebutuhan untuk mencuci tangan dilakukan dalam waktu
yang bervariasi. Namun secara umum tindakan mencuci tangan sebaiknya dilakukan ketika:
1. sebelum menghidangkan makanan;
2. sebelum dan sesudah makan;
3. setelah BAB dan BAK;
4. setelah memegang hewan;
5. setelah bermain;
6. setelah memegang barang kotor ataupun uang,
7. akan istirahat (tidur).
C. Tujuan Mencuci Tangan
Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu upaya pencegahan
penyakit. Hal ini dilakukan karena tangan seringkali menjadi agen yang membawa kuman
dan menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dengan kontak
langsung ataupun kontak tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti
handuk, gelas. Selain itu manfaat lain dari cuci tangan yaitu menjaga kebersihan diri dan
mencegah infeksi silang,
D. Manfaat Cuci Tangan
1. mencucui tangan dengan sabun baik untuk kita dikarenakan terkadang air saja tidak
cukup karena lemak dan kotoran masih menempel di tangan;
2. mencegah timbulnya berbagai penyakit yang disebabkan oleh kuman;
3. tindakan preventif yang paling murah dan efektif untuk mencegah penyakit.
4. untuk menghindarkan penularan penyakit melalui tangan (makanan);
5. supaya tidak menjadi agen penular bibit penyakit kepada orang lain;
6. untuk menjaga kebersihan diri (perorangan).

E. Dampak Tidak Mencuci Tangan

CDC mengungkapkan cuci tangan yang baik dan bersih dengan sabun dan air hanya
membutuhkan waktu 15 sampai 20 detik saja. Itu sudah bisa membunuh kuman. Namun
hasil riset yang dipublikasikan di Journal of Environmental Health itu menunjukkan rata-rata
orang hanya mencuci tangan sekitar enam detik saja. Sebagian orang mungkin menganggap
remeh aktivitas mencuci tangan sebelum makan. Kenyataannya, banyak masyarakat yang
terserang berbagai penyakit akibat dari menyepelekan cuci tangan sebelum makan.
Berdasarkan data WHO, tangan mengandung 39.000-4.600.000 CFU/cm2
kuman bakteri yang berpotensi tinggi mengakibatkan penyakit infeksi menular. Menurut Dr.
Robert Imam Sutedja, Ketua Kompartemen Umum Humas Perhimpunan Rumah
Sakit Seluruh Indonesia (PERSI), tangan merupakan salah satu media penyebaran kuman
melalui suatu permukaan yang disentuhkan ke permukaan lainnya. Selain itu, sejalan dengan
perpindahan masyarakat, tambahnya, bakteri juga akan ikut berpindah melalui makanan, air,
nyamuk, lalat, hewan peliharaan, saat bersin, batuk, dan mengusap mata. Aapabila melalui
udara, beberapa kuman dapat berpindah dari satu permukaan ke permukaan lainnya. Bahkan
hasil penelitian medis menunjukkan, area di balik kuku adalah tempat yang paling banyak
menyimpan kuman. Beragam kuman yang dapat hidup di balik kuku, antara lain
Staphylococcus, Acinetobacter, Enterobacter, Klebsiella, Aeromonas, Serratio, serta jamur,
seperti Candida. “Jari yang terkontaminasi kuman dapat mengontaminasi tujuh permukaan
lain
Banyak sekali penyakit yang bisa datang bila tidak mencuci tangan. Bakteri, virus,
jamur dan penyakit parasit bisa terdapat pada kulit dan lendir, darah dan cairan tubuh lainnya.
Beberapa kuman yang ditransfer melalui inhalasi dan lainnya bisa diperoleh dengan sentuhan.
Penularan penyakit fecal-oral (kotoran ke mulut) terjadi ketika orang yang terinfeksi tidak
mencuci tangan dengan teknik yang baik, yaitu dengan menggunakan sabun dan air, yang
kemudian langsung menyentuh makanan. Salah satu penyakit yang diakibatkan tidak
mencuci tangan adalah diare 50%, ISPA 45% , dan infeksi cacing.

F. Cara Mencuci Tangan


Mencuci tangan yang benar harus menggunakan sabun dan di bawah air yang mengalir.
Sedangkan langkah-langkah teknik mencuci tangan yang benar adalah sebagai berikut:
a. basahi tangan dengan air di bawah kran atau air mengalir;
b. ambil sabun cair secukupnya untuk seluruh tangan, akan lebih baik bila sabun
mengandung antiseptik;
c. gosokkan kedua telapak tangan;
d. gosokkan sampai ke ujung jari;
e. telapak tangan tangan menggosok punggung tangan kiri (atau sebaliknya) dengan jari-
jari saling mengunci (berselang-seling) antara tangan kanan dan kiri, kemudian gosok
sela-sela jari tersebut dan lakukan sebaliknya;
f. letakkan punggung jari satu dengan punggung jari lainnya dan saling mengunci;
g. usapkan ibu jari tangan kanan dengan telapak kiri dengan gerakan berputar, kemudian
lakukan hal yang sama dengan ibu jari tangan kiri;
h. gosok telapak tangan dengan punggung jari tangan satunya dengan gerakan kedepan,
kebelakang dan berputar dan lakukan sebaliknya;
i. pegang pergelangan tangan kanan dengan tangan kiri dan lakukan gerakan memutar dan
lakukan pula untuk tangan kiri;
j. bersihkan sabun dari kedua tangan dengan air mengalir;
k. keringkan tangan dengan menggunakan tissue dan bila menggunkankran, tutup kran
dengan tissue.
G. Sabun yang Baik Untuk Cuci Tangan
Segala jenis sabun dapat digunakan untuk mencuci tangan baik itu sabun (mandi) biasa,
sabun antiseptik, ataupun sabun cair. Namun sabun antiseptik/ anti bakteri seringkali
dipromosikan lebih banyak pada publik. Hingga kini tidak ada penelitian yang dapat
membuktikan bahwa sabun antiseptik atau disinfektan tertentu dapat membuat seseorang
rentan pada organisme umum yang berada di alam. Perbedaan antara sabun antiseptik dan
sabun biasa adalah, sabun ini mengandung zat anti bakteri umum seperti Triklosan yang
memiliki daftar panjang akan resistensinya terhadap organisme tertentu

H. Penyakit yang Dapat Dicegah


Penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan menerapkan mencuci tangan memakai
sabun yaitu:
1) Diare
Penyakit diare menjadi penyebab kematian kedua yang paling umum untuk anak-anak
balita. Sebuah ulasan yang membahas sekitar 30 penelitian terkait menemukan bahwa cuci
tangan dengan sabut dapat memangkas angka penderita diare hingga separuh. Penyakit diare
seringkali diasosiasikan dengan keadaan air, namun secara akurat sebenarnya harus
diperhatikan juga penanganan kotoran manusia seperti tinja dan air kencing, karena kuman-
kuman penyakit penyebab diare berasal dari kotoran-kotoran ini. Kuman-kuman penyakit ini
membuat manusia sakit ketika mereka masuk mulut melalui tangan yang telah menyentuh
tinja, air minum yang terkontaminasi, makanan mentah, dan peralatan makan yang tidak
dicuci terlebih dahulu atau terkontaminasi akan tempat makannya yang kotor. Tingkat
kefektifan mencuci tangan dengan sabun dalam penurunan angka penderita diare dalam
persen menurut tipe inovasi pencegahan adalah: mencuci tangan dengan sabun (44%),
penggunaan air olahan (39%), sanitasi (32%), pendidikan kesehatan (28%), penyediaan air
(25%), sumber air yang diolah (11%).

2) Infeksi saluran pernapasan


Infeksi saluran pernapasan adalah penyebab kematian utama untuk anak-anak balita.
mencuci tangan dengan sabun mengurangi angka infeksi saluran pernapasan ini dengan dua
langkah: dengan melepaskan patogen-patogen pernapasan yang terdapat pada tangan dan
permukaan telapak tangan dan dengan menghilangkan patogen (kuman penyakit) lainnya
(terutama virus entrentic) yang menjadi penyebab tidak hanya diare namun juga gejala
penyakit pernapasan lainnya. Bukti-bukti telah ditemukan bahwa praktik-praktik menjaga
kesehatan dan kebersihan seperti mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, buang air
besar,kecil dapat mengurangi tingkat infeksi hingga 25 persen. Penelitian lain di Pakistan
menemukan bahwa mencuci tangan dengan sabun mengurangi infeksi saluran pernapasan
yang berkaitan dengan pnemonia pada anak-anak balita hingga lebih dari 50 persen.
3) Infeksi cacing, infeksi mata dan penyakit kulit.
Sebuah penelitian telah membuktikan bahwa selain diare dan infeksi saluran
pernapasan penggunaan sabun dalam mencuci tangan mengurangi kejadian penyakit kulit;
infeksi mata seperti trakoma, dan cacingan khususnya untuk ascariasis dan trichuriasis.

Meurut Departemen Kesehatan, Cuci tangan pakai sabun (CTPS) mempercepat


tangan jadi bersih, aktivitas menggosok jemari dengan sabun mampu menghilangkan kuman
yang tak tampak, minyak, lemak, kotoran di permukaan kulit, dan meninggalkan bau wangi.
Nah, wangi tadi dapat memberikan sensasi segar dan positif. CTPS terbukti ampuh
melindungi manusia dari 10 penyakit. Yaitu, muntaber, gastroenteritis, tifus, kolera, diare,
cacingan, hepatitis, leptospirosis, jamur kulit, sampai polio.

ANALISA DATA KOMUNITAS ANAK USIA SEKOLAH

NO DATA MASALAH PENYEBAB


: Angket Risiko penurunan Kurang
USIA SEKOLAH derajat kesehatan pengetahuan
orang (68 %) ibu tidak pernah 85 - pada anak usia tentang
sekolah pentingnya
memberikan suplemen dan
perawatan
vitamin tambahan personal higien
orang (52%) anak mengalami 65 -
masalah dengan gigi
orang (66.4 %) ibu tidak 83 -
pernah memeriksakan gigi
.anaknya ke pelayanan kesehatan
orang (15,2%) anak hanya 19 -
menggosok gigi 1 kali sehari
orang (9,6%) anak tidak 12 -
.pernah menggosok gigi
orang (53 %) Anak 70-
memanfaatkan bermain diluar
waktu sekolah

:Wawancara
anak mengatakan malas % 8 -
menggosok gigi
Dari hasil wawancara dengan -
salah seorang guru mengatakan
bahwa banyak siswa yang tidak
dapat hadir ke sekolah karena
.demam dan sakit kulit
Dari hasil wawancara dengan -
kepala sekolah SD mengatakan
bahwa disekolah ada UKS tapi
.kegiatannya tidak berjalan
Berdasarkan hasil wawancara -
dengan salah satu guru SD anak
SD tidak masuk sekolah karena
demam dan penyakit kulit kira-
kira 20-30 oranng per bulan
Beberapa anak mengatakan cuci -
tangan tidak pakai sabun

-
: Observasi
sebagian besar anak bermain -
setelah pulang sekolah sampai
menjelang sore
Tidak terdapat ruang khusus -
untuk UKS
Anak-anak bermain ke sungai dan-
kehutan dan tidak mengulang
pelajaran dirumah

2. Asuhan Keperawatan Pada Agregat Usia Sekolah di Komunitas


1. Pengkajian
a. Sejarah
Terdapat 194 KK yang memilki anak usia prasekolah dan sekolah.
Distribusi kebiasaan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan pada anak di Desa
Pondokrejo bulan Maret 2013 didapatkan bahwa anak yang terbiasa mencuci tangan
sebelum dan setelah makan sebanyak 169 anak (87,11%) sedangkan anak yang tidak
memiliki kebiasaan mencuci tangan sebelum dan setelah makan sebanyak 25 anak
(12,89%).
b. Demografi
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan, terdapat 504 KK yang dikaji yang
terdiri dari1697 penduduk. Perbandingan sex ratiodari jumlah penduduk yang
dilakukan pengkajian. Sebagian besar penduduk berjenis kelamin perempuan
sebanyak 825 orang (48.62%) dan jenis kelamin laki-laki sebanyak 872 orang
(51.38%). Hal ini menggambarkan pertumbuhan penduduk perempuan lebih tinggi.
komposisi jumlah penduduk berdasar rentang usia dari 1697 penduduk yang
dilakukan pengkajian. Sebagian besar penduduk yang dikaji terdiri dari kelompok
usia dewasa sebanyak 931 penduduk (54.9%) dan sebagian kecil terdiri dari
kelompok bayi, batita, balita sejumlah 164 penduduk (9.7%). Data tersebut
menjelaskan kelompok usia produktif menempati urutan jumlah tertinggi sehingga
angka ketergantungan semakin kecil.
c. Etnisitas
Suku di Desa Pondokrejo mayoritas adalah suku Madura.
d. Nilai dan Keyankinan
Penduduk di desa Pondokrejo mayoritas beragama Islam. Banyak berdiri
masjid dan musholla di sekitar perumahan warga.

Subsistem Komunitas
a. Lingkungan
Sebagian besar rumah penduduk telah memenuhi persyaratan lantai rumah
sehat dengan lantai berupa ubin atau semen yang kedap air dan mudah dibersihkan.
Mayoritas penduduk yang dilakukan pengkajian mengatakan nyamuk sebagai vektor
penyakit terbesar sebanyak 392 rumah (77.93%) dan sebagian kecil diakibatkan oleh
kecoa sebanyak 16 rumah (2.98%). Kondisi ini mendukung fakta di lapangan bahwa
Desa Pondokrejo dengan insiden penyakit Demam Berdarah tergolong tinggi akibat
vektor penyakit berupa nyamuk.
b. Pelayanan Kesehatan dan Sosial
` Distribusi kebiasaan keluarga untuk minta tolong bila sakit ke Puskesmas
sebanyak 261warga (42,86%). Kebiasaan keluarga untuk minta tolong bila sakit ke
dokter praktik sebanyak 64warga (12,70%). Kebiasaan keluarga untuk minta tolong
bila sakit ke perawat sebanyak 101warga (20,01%). Kebiasaan keluarga untuk minta
tolong bila sakit ke bidan sebanyak 107 warga (21,23%). Kebiasaan keluarga untuk
minta tolong bila sakit ke ke fasilitas lain sebanyak 9 warga (1,79%).
c. Ekonomi
Sebagian besar mata pencaharian penduduk yaitu buruh tani sebanyak 807 orang dan
karyawan sebesar 654 orang.
d. Transportasi dan Keamanan
Transportasi di Desa Pondokrejo mayoritas menggunakan kendaraan roda dua.
Sebagian penduduk juga ada yang menggunakan kendaraan roda empat dalam
melakukan mobilisasi, dan ada juga yang hanya berjalan kaki dalam mengakses
pelayanan kesehatan.
e. Politik dan Pemerintahan
f. Untuk meningkatkan kebiasaan perilaku Perilaku Hidup Bersih dan Sehat maka
banyak dilakukan program pendidikan kesehatan mengenai praktek mencuci tangan
dengan sabun.

g. Komunikasi
Desa Pondokrejo tidak memiliki telepon umum, karena masyarakat sebagian besar
menggunakan ponsel untuk saling berkomunikasi antar masyarkat.
h. Pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat Desa Pondokrejo sebagian besar adalah yang sedang
sekolah yaitu sejumlah 530 orang (76,3 %). Sedangkan penduduk yang belum TK
sebesar 26 orang, penduduk TK 96 orang dan tamat S-1 43 orang.
i. Rekreasi
Desa Pondokrejo tidak memiliki tempat rekreasi atau fasilitas rekreasi. Masyarakat
Sukowono biasanya pergi ke pantai, atau ke taman hiburan lain yang letaknya berada
di Kecamatan lain.
2. Diagnosa
Ketidakefektifan koping komunitas pada kelompok sekolah di Desa Pondokrejo
mengenai tidak terciptanya perilaku hidup bersih dan sehat (mencuci tangan pakai
sabun) berhubungan dengan nilai dan keyakinan masyarakat yang kurang sesuai, dan
sarana prasarana yang kurang mendukung kesehatan.
.
3. Intervensi

No Diagnosa Tgl Tujuan dan Intervensi Nama


Keperawatan Pem Kriteria Keperawatan dan tanda
buat Hasil tangan
an
1 Ketidakefektifan 15 Tujuan: 1. Pendidikan
koping komunitas Juli Dapat Kesehatan
pada kelompok 2013 melakukan Tentang
sekolah di Desa kegiatan cuci Pentingnya
Pondokrejo tangan pakai Mencuci
mengenai tidak sabun Tangan
terciptanya dengan baik Pakai Sabun
perilaku hidup dan benar Bagi Anak
bersih dan sehat secara Usia Sekolah
(mencuci tangan teratur dan 2. Memberikan
pakai sabun) menerapkan informasi
berhubungan di kehidupan tentang
dengan nilai dan sehari-hari manfaat
keyakinan Kriteria mencuci
masyarakat yang hasil: tangan
kurang sesuai, Minimal dengan
dan sarana 85% peserta sabun
prasarana yang hadir, serta 3. Mengajarkan
kurang mampu bagaimana
mendukung mendemonst cara mencuci
kesehatan. rasikan cara tangan
mencuci dengan
tangan pakai benar
sabun yang 4. Memberikan
benar informasi
kepada
siswa-siswi
tentang
akibat tidak
mencuci
tangan
5. Memberikan
informasi
kepada
siswa-siswi
tentang
penyakit
yang dapat
dihindari
apabila
mencuci
tangan

4. Implementasi
Komponen implementasi dalam proses keperawatan mencakup penerapan keterampilan
yang diperlukan untuk mengimplementasikan intervensi keperawatan yang telah dibuat.
Implementasi dilakukan sesuai intervensi yang telah dibuat.

5. Evaluasi
Kriteria :
85% peserta hadir, serta mampu mendemonstrasikan cara mencuci tangan pakai sabun
yang benar.

1.      ANALISA DATA


No. Data Fokus Korelasi dengan masalah Faktor yan
11.      Mencuci tangan dengan air bersih Kurang optimalnya budaya perilaku kurang pengetah
yang mengalir dan menggunakan hidup bersih dan sehat di sekolah. hidup bersih dan
sabun:
22% siswa mencuci tangan sebelum
makan, 78% siswa tidak mencuci
tangan sebelum makan.
2.      Mengkonsumsi jajanan sehat di
kantin sekolah:
98% siswa suka mengkonsumsi jajan,
2% siswa tidak biasa mengkonsumsi
jajan,
3.      Menggunakan jamban yang bersih
dan sehat ketika BAK dan BAB:
89% siswa menggunakan jamban
yang bersih ketika BAK dan BAB,
11% tidak menggunakan jamban
bersih ketika BAK dan BAB.
4.      Menimbang berat badan dan
mengukur tinggi badan setiap bulan: .
32% siswa yang menimbang BB
setiap bulan, 68% siswa tidak
menimbang BB setiap bulan
5.      Membuang sampah pada tempatnya:
55% siswa membuang sampah pada
tempatnya, 45% siswa tidak
membuang sampah pada tempatnya. .
6.      Tidak merokok di sekolah:
100% siswa tidak merokok di
sekolah,
7.      Mengikuti kegiatan olah raga di
sekolah secara teratur:
95% siswa mengikuti kegiatan olah
raga di sekolah secara teratur, 5% .
siswa tidak mengikuti kegiatan olah
raga disekolah secara teratur.
8.      Melakukan pemantauan jentik-jentik
nyamuk:
Bak mandi terlihat kotor,
mengakibatkan tempat untuk sarang
nyamuk.
21 Kebiasaan menggosok gigi: 1x Kurang optimalnya perawatan gigi Kurang pengetahu
sehari: 13%, 2x sehari 82% dan 3x ( kerusakan gigi) menggosok gigi y
sehari 5%.
Lebih dari ¾ siswa sudah menggosok
gigi secara teratur. Namun lebih dari
separo siswa tidak mengetahui cara
menggosok gigi yang benar.
2.         Karies gigi 70%

3.      DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS

No DiagnosaKeperawatanKomunitas
.
1. Kurang optimalnya budaya perilaku hidup bersih dan sehat pada siswa kelas I, II, III di
SDN Sentul 2 kecamatan Kepanjen Kidul Kota Blitar berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang perilaku hidup bersih dan sehat yang ditandai dengan 22% siswa
mencuci tangan sebelum makan, 78% siswa tidak mencuci tangan, 98% siswa suka
mengkonsumsi jajan, 2% siswa tidak biasa mengkonsumsi jajan, Kebiasaan 89% siswa
menggunakan jamban yang bersih ketika BAK dan BAB, 11% tidak menggunakan
jamban bersih ketika BAK dan BAB, 32% siswa yang menimbang BB setiap bulan,
68% siswa tidak menimbang BB setiap bulan, 55% siswa membuang sampah pada
tempatnya, 45% siswa tidak membuang sampah pada tempatnya, 100% siswa tidak
merokok di sekolah, 95% siswa mengikuti kegiatan olah raga di sekolah secara teratur,
5% siswa tidak mengikuti kegiatan olah raga disekolah secara teratur,
2. Kurang optimalnya perawatan gigi ( kerusakan gigi) pada siswa kelas I, II dan III di
SDN Sentul 2 Kecamatan Kepanjen Kidul Kota Blitar berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang cara menggosok gigi yang benar ditandai dengan, Lebih dari ¾
siswa sudah menggosok gigi secara teratur, namun lebih dari separo siswa tidak
mengetahui cara menggosok gigi yang benar. Serta mengalami karies gigi 70% siswa
mengalami karies gigi.

a.                  PENYUSUNAN SKALA PRIORITAS


DiagnosaKeperawatan/Kriteria Perhatian Poin Tingkat Kemung
masyarakat/kelompok prevalensi bahaya untuk di
khusus
Kurang optimalnya budaya +++ (3) ++++(4) +++(3) +++
perilaku hidup bersih dan sehat
pada siswa kelas I, II, III di SDN
Sentul 2 kecamatan Kepanjenkidul
Kota Blitar berhubungan dengan
kurang pengetahuan tentang
perilaku hidup bersih dan sehat
Kurang optimalnya perawatan gigi +++(3) ++++(4) ++(2) +++
( kerusakan gigi) pada siswa kelas
I, II dan III di SDN Sentul 2
Kecamatan Kepanjekidul Kota
Blitar berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang cara
menggosok gigi yang benar
ditandai dengan, Lebih dari ¾
siswa sudah menggosok gigi secara
teratur, namun lebih dari separo
siswa tidak mengetahui cara
menggosok gigi yang benar. Serta
mengalami karies gigi 70% siswa
mengalami karies gigi.

RENCANA TINDAKAN PLANING OF ACTION (POA)

Setelah mendapatkan data-data yang sudah didapatkan dan menentukan diagnosa


prioritas yaitu kurang optimalnya budaya perilaku hidup bersih dan sehat pada siswa kelas I,
II, dan III di SDN Sentul 2 Kecamatan Kepanjenkidul Kota Blitar berhubungan dengan
kurang pengetahuan tentang perilaku hidup bersih dan sehat maka kelompok 5A menyusun
rencana kegiatan untuk menangani masalah yang terkait. Berikut beberapa kegiatan-kegiatan
yang akan dilakukan:

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI SDN 2SENTUL


KECAMATAN KEPANJENKIDUL KOTA BLITAR
N Diagnosa Tujuan Indikator Rencana Tindakan Tempat Waktu
o keperawatan pencapaian
hasil
1. Kurang Setelah          Kognitif Lakukan pendidikan Ruang Selasa, Ce
optimalnya mengikuti (pengetahuan) : kesehatan tentang 6 kelas, 28 April Ta
budaya perilaku kegiatan Siswa dapat langkah cara halaman 2015 per
hidup bersih dan penyuluhan menjawab mencuci tangan sekolah Pukul dem
sehat pada siswa cuci tangan pertanyaan yang benar 08.00
kelas I, II, III di yang baik tentang cuci WIB-
SDN Sentul 2 dan benar tangan yang 11.30
kecamatan selama 45 baik dan benar WIB
Kepanjen Kidul menit,          Affektif
Kota Blitar diharapkan (sikap):
berhubungan siswa dapat Siswa dapat
dengan kurang memahami mengerti kapan
pengetahuan materi waktu yang
tentang perilaku penyuluhan tepat harus
hidup bersih dan yang mencuci
sehat diberikan tangan
tentang cuci Psikomotor
tangan. (tindakan) :
siswa dapat
melakukan
tindakan cuci
tangan dengan  Ruang  Ce
baik dan benar. Lakukan pendidikan kelas Ta
 Setelah kesehatan tentang per
mengikuti  Kognitif jajanan sehat Rabu, 29
kegiatan (pengetahuan) : April
penyuluhan siswa dapat 2015
tentang mengetahui pukul
jajanan tentang jajanan 08.00
sehat, sehat yang WIB-
selama 20 dapat 11.30
menit, dikonsumsi di WIB
siswa dapat sekolah.
memahami Affektif
mana (sikap): siswa
jajanan dapat
sehat di membedakan  
dalam area jajanan sehat  
sekolah. dan tidak sehat.
Psikomotor  
(tindakan): Lakukan pendidikan Ruang Ce
siswa dapat kesehatan cara kelas, dis
memilih menggosok gigi halaman
jajanan sehat di yang benar sekolah
sekolah.
.
Setelah Kognitif Kamis,
mengikuti (pengetahuan) : 30 April
kegiatan siswa dapat 2015
penyuluhan menjawab pukul
menggosok pertanyaan 08.00
gigi selama tentang WIB-
45 menit, di menggosok 11.30
harapkan gigi yang benar WIB
siswa dapat dan teratur.
menggosok Affektif
gigi dengan (sikap): siswa
benar dan dapat
teratur. menentukan
berapa kali
harus
menggosok
gigi
Psikomotor
(tindakan):
siswa dapat
melakukan
menggosok
gigi dengan
benar
Dari rencana kegiatan atau plan of action yang sudah disusun, kelompok 5A merencanakan
kegiatan yang berhubungan dengan budaya perilaku hidup bersih dan sehat, kami
merencanakan 3 kegiatan di SDN Sentul 2 Kecamatan Kepanjenkidul Kota Blitar antara lain
pendidikan kesehatan tentang 6 langkah cara mencuci tangan yang benar, pendidikan
kesehatan tentang jajanan sehat dan pendidikan kesehatan kesehatan tentang cara menggosok
gigi yang benar yang akan dilakukan pada minggu ke -3 untuk meningkatkan pola hidup
sehat di SDN Sentul 2 Kecamatan Kepanjenkidul Kota Blitar.

IMPLEMENTASI
Jumlah Penanggung
No Diagnosa Waktu Sasaran Tempat Kegiatan
peserta jawab

1. Kurang optimalnya Selasa, Calon Ruang 211 siswa Melakukan Siska Sapitri Cer
budaya perilaku 28 April dokter kelas, pendidikan Tan
hidup bersih dan 2015 kecil, halaman kesehatan perm
sehat pada siswa Pukul siswa sekolah tentang 6 dem
kelas I, II, III di 08.00 kelas I, langkah cara
SDN Sentul 2 WIB- II, III mencuci tangan
Kecamatan 11.30 yang benar
Kepanjen Kidul WIB
Kota Blitar
berhubungan
dengan kurang Rabu, 29 Calon Ruang 211 siswa Melakukan Tika Cer
pengetahuan April dokter kelas pendidikan Permatasari Tan
tentang perilaku 2015 kecil, kesehatan perm
hidup bersih dan pukul siswa tentang jajanan
sehat 08.00 kelas I, sehat
dan sehat WIB- II, III
11.30
WIB
2. Kurang optimalnya Kamis, Calon Ruang 211 siswa Melakukan Isna Khusnul Cer
perawatan gigi 30 April dokter kelas, pendidikan Khotimah Tan
( kerusakan gigi) 2015 kecil, halaman kesehatan dem
pada siswa kelas I, pukul siswa sekolah tentang cara
II dan III di SDN 08.00 kelas I, menggosok gigi
Sentul 2 WIB- II, III yang benar
Kecamatan 11.30
Kepanjen Kidul WIB
Kota Blitar
berhubungan
dengan kurang
pengetahuan
tentang cara
menggosok gigi
yang benar.
3. Sabtu, 2 Semua Ruang 477 orang Melakukan kerja Jati Ari
Mei 2015 warga kelas bakti Setiawan
sekolah dan membersihkan
lingkun ruang kelas dan
gan lingkungan
sekolah sekolah.

Calon Ruang 26 siswa Melakukan Isna Khusnul Cer


dokter UKS pendidikan Khotimah Tan
kecil kesehatan dem
tentang:
1.    Pengenalan
macam-macam
penyakit.
2.    Pengenalan alat-
alat kesehatan.
3.    Penanganan
orang pingsan.
4.    Perawatan luka.
5.    Penghentian
Perdarahan.

EVALUASI KEPERAWATAN KOMUNITAS


No. Selasa, 28 April Rabu, 29 April Kamis, 30 April 2015 Sabtu, 02 Mei 2015
2015 2015
S: S: S: S:
26 dokter kecil 26 dokter kecil 26 dokter kecil Pembina UKS
mengatakan bisa mengatakan tahu mengatakan bisa mengatakan jika
melakukan cuci jajanan sehat dan melakukan gosok sekarang lingkungan
tangan. mana jajanan tidak gigi yang benar. sekolah jadi lebih
O: sehat. O: nyaman dan bersih.
26 dokter kecil O: 26 dokter kecil dapat UKS tidak sepi lagi.
bisa melakukan 26 dokter kecil bisa mempraktekkan 26 dokter kecil
cuci tangan dan menjawab gosok gigi yang mengatakan paham
dapat menjawab pertanyaan yang benar. tentang penanganan
pertanyaan yang diberikan tentang 26 dokter kecil dapat orang pingsan,
diberikan apa itu jajanan menyebutkan perawatan luka,
mengenai sehat, jenisnya. manfaat gosok gigi O:
manfaat dan Dan bisa yang benar. 26 dokter kecil bisa
langkah-langkah menyebutkan mana A: mempraktekkan
cuci tangan . jajanan yang tidak Masalah teratasi, 26 penanganan orang
A: sehat. dokter kecil dapat pingsan, bisa
Masalah teratasi, A: malakukan gosok mempraktekkan
26 dokter kecil Masalah teratasi, gigi dengan benar. perawatan luka.
dapat melakukan 26 dokter kecil P: A:
cuci tangan dan dapat menyebutkan Melakukan rencana Masalah teratasi, 26
mengerti mana jajanan sehat tindakan nomer 4. dokter kecil dapat
manfaatnya. dan mana jajanan mempraktekkan
P: yang tidak sehat penanganan orang
Melakukan P: pingsan dan dapat
rencana tindakan Melekukan rencana mempraktekkan
nomer 2. tindakan nomer 3 perawatan luka
P:
Seluruh jadwal yang
telah disetujui oleh
pengurus UKS
dengan dokter kecil
dapat dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai