Anda di halaman 1dari 6

GIGI RACK

Gigi rack berfungsi sebagai pemindahan suatu beban secara tegak lurus yang bekerja sama
dengan roda gigi racknya (roda gigi pasangannya).

Untuk pembuatan roda gigi rack, sama halnya dengan pembuatan roda gigi lurus diatas,
karena bentuk roda gigi rack ini berbentuk silindiris yang mempunyai tiga diameter pokok, yaitu
diameter luar (DL), diameter tusuk (Dt), dan diameter kaki (Dk) serta menggunakan standard
normalisasi yang sama. Namun karena roda gigi rack ini berpasangan dengan batang bergigi rack
yang saling tegak lurus, sehingga pergerakan radius pada profil gigi hanya aktif di roda giginya saja.
Untuk mengatasi hal diatas, maka dalam pembuatan gigi rack ini digunakan nomor cutter khusus (no.
8 untuk sistim modul atau no. 1 untuk sistim Dp) karena radius profil giginya relatif besar atau untuk
pembuatan gigi pada suatu roda gigi yang jumlah giginya banyak.

Gigi rack ini ada 2 macam, yaitu :

- Gigi rack lurus


- Gigi rack miring

Nomor pisau yang digunakan untuk pembuatan gigi rack dan roda gigi racknya adalah nomor 8
pada pisau modul atau nomor 1 pada pisau Dp.
Gigi rack lurus

Pembuatan gigi pada batang bergigi rack ini didasarkan pada roda gigi racknya sebagai pinion
/ pasangannya, sehingga akan diperoleh suatu persamaan sebagai berikut :

π . Dt =t . Z

t.Z t
Dt=
π

π
=m

Maka, t=π .m

Banyak gigi yang terdapat pada batang ialah P = Z.t. Namun oleh larena panjang batang
adalah L, maka masih ada sisa batang yang tidak terbagi sebesar X = L – P, sehingga untuk
mendapatkan banyaknya gigi yang dapat dibuat pada suatu batang adalah :
P=L-X

Oleh karena P = Z.t, maka persamaan tersebut menjadi : Z.t = L- X

Dari persamaan diatas, maka akan diperoleh rumusan-rumusan untuk pembuatan gigi rack
sebagai berikut :

t=π.m L−X X = L – Z.t


z=
t

Z = jumlah gigi X = sisa pembagian

M = Modul P = panjang pembagian

t = jarak tusuk gigi L = panjang benda kerja


Teknik pengefraisan gigi rack

- Sentuhkan pisau pada sisi benda kerja seperti pada


gambar.
- Atur skala kedudukan meja arah melintang pada
posisi nol.
- Turunkan meja, kemudian putar manual meja arah
melintang ke kiri sebesar 12 a+12 X untuk mendapatkan
kesimetrisan gigi yang akan dibuat.
- Lakukan pemakanan sedalam h (tinggi gigi) untuk
pemakanan pertama.
- Untuk pengefraisan gigi-gigi yang lainnya, lakukan
pergeseran benda kerja sebesar tusuk giginya (t)
dengan memutarkan handel eretan meja arah
melintang kemudian dengan pemakanan seperti cara
pemakanan pertama diatas hingga selesai.

Contoh :

Sebuah logam persegi panjang dengan panjang 180 mm akan dibuat gigi rack lurus dengan
modul 1,75. Bila tebal pisau frais yang digunakan 6 mm, tentukanlah posisi awal pisau
(seatting) untuk pemakanan alur gigi yang pertama.

Penyelesaian

L−x 180−X
t = π. m z= = = 32
t 5 , 495

= 3,14 x 1,75 p=Z.t

= 5, 495 mm = 32 x 5,495

x =L–P = 175, 84 mm

= 180 – 175,84 mm

= 4,16 mm

a+ x 6 +4,16
Seatting ¿ = =5 , 08 mm
2 2
Gigi rack miring

Untuk pengefraisan gigi rack miring ini dimana panjang benda kerja yang harus dibagi
adalah berdasarkan panjang tusuk giginya yang diukur secara tegak lurus terhadap profil giginya
(L = Z.t + X)

Dalam pengefraisan gigi rack miring ini, dimana


panjang benda kerja yang harus dibagi adalah
BC + DE, sesuai dengan jarak tusuk giginya
yang diukur secara tegak lurus antara gigi-gigi
tersebut.

Dari uraian pada gambar diatas, maka didapat rumusan untuk mendapatkan panjang
pembagian benda kerja yang harus dibagi (L = BC + DE)

BC=P cos ∝ dan DE=B sin ∝

maka panjang L adalah :

L=P cos ∝ dan DE=B sin ∝

L = panjang benda kerja yang harus dibagi

P = panjang benda kerja

B = lebar benda kerja

t = jarak tusuk antara gigi yang diukur pada ketegak lurusan gigi (normal pitch)

∝ = besar sudut kemiringan gigi

X = sisa pembagian untuk mendapatkan kesimetrisan batang bergigi

Contoh :

Rencanakanlah gigi rack miring dengan standard modul serta proses pembuatannya bila
panjang benda kerja = 100,75 mm dan lebarnya = 18 mm, modul yang digunakan adalah 2,
kemiringan gigi 200 dan tebal pisau frais (a) = 7 mm.
Penyelesaian :

Panjang benda kerja yang harus dibagi untuk menentukan banyaknya gigi yang diperoleh adalah :

L = P cos ∝ dan DE=B sin ∝

= P cos 200 + B sin 200

= 100, 75 x 0,9397 + 18 x 0,3420

= 94, 674775 + 6,056

= 100,830775 mm dibulatkan 100,83 mm

L−x 100,83−X
t = π. m z= =
t 6,28

= 3,14 x 2 = 16

= 6,28 mm

X = L – (z.t)

= 100,83 – (16 x 6,28) = 100,83 – 100,46

= 0,35 mm

untuk mendapatkan kesimetrisan, maka seatting dilakukan sebesar :

a+ x 7+0,35 7,35
= = =3,675 mm
2 2 2

Proses pembuatannya

1. Siapkan bahan yang sudah presisi dengan ketentuan panjang (L) = 100,83 mm ; lebar (B) =
18 mm dan tebal yang dikehendaki.
2. Pasang pisau frais nomor 8 dengan modul 2, kemudian atur kecepatan putarnya yang sesuai.
3. Jepit benda kerja pada ragum dan atur kesejajaran serta ketegak lurusannya terhadap pisau.
4. Seatting bidang permukaan benda kerja terhadap pisau, kemudian stel skala nonius meja arah
vertikal pada posisi nol. Dalam hal ini pisau harus dalam keadaan berputar.
5. Tempatkan benda kerja pada posisi
200 (kemiringan gigi) terhadap
meja arah melintang dengan
memiringkan ragum atau meja
kekiri / kekanan sesuai dengan
yang dikehendaki.
6. Naikkan meja, kemudian sentuhkan bagian samping pisau terhadap bidang samping benda
kerja seperti terlihat pada gambar diatas.
7. Stel skala monius meja arah melintang pada posisi nol.
a+ x
8. Gerakkan meja kekiri atau kekanan, kemudian majukan meja ke arah melintang sebesar
2
atau 3,675 mm.
9. Sentuhkan kembali ujung pisau terhadap permukaan benda kerja, kemudian cek kembali skala
meja arah vertikal pada posisi nol.
10. Naikkan meja setinggi 4,5 mm (h).
11. Lakukan pemakanan alur gigi yang pertama dengan baik.
12. Putar handel meja arah melintang sebesar tusuk gigi (t) = 6,28 mm.
13. Lakukan pemakanan alur gigi selanjutnya dengan jarak pergeseran (t) = 6,28 mm hingga
selesai.
14. Lepaskan benda kerja dan hilangkan bagian-bagian yang tajam, kemudian beri minyak
pelumas untuk menghindari terjadinya karat / korosi.

Anda mungkin juga menyukai