Anda di halaman 1dari 6

Pencegahan dan penaggulanagan penyakit jantung koroner

Menurut kemenkes 2018, untuk menggulangi penyakit jantung koroner dapat dilakukan dengan
menerapakan lima poin (patuh) berikut:

 Pariksa kesehatan atau skrining kesehatan secara berkala


 Atasi penyakit dengan memilih pengobatan yang tepat dan teratur
 Tetap jaga pola makan sesuai dengan pedoman gizi seimbang
 Upayakan aktifitas fisik dengan aman secara rutin
 Hindari mengonsumsi alkohol, asap rokok dan zat karsinogenik lainnya yang mengncam
kesehatan

Selain itu penyakit jantung koroner dapat dicegah dengan hal-hal berikut ini

A. Diet jantung koroner


1. Kurangi penggunaan garam ketika terjadi kenaikan pada tensi darah
2. batasi makanan yang berlemak
3. bagi penderita obesitas kurangi jumlah kalori dari pasokan makanan pokok seperti nasi,
biskuit, kentang, dan roti.
4. Hindari sayuran yang mengandung gas, lobak, kol dan nagka muda
5. Hindari mengonsumsi buah durian, nangka masak, dan alpukat
6. Sebaiknya memakan makanan yang mudah dicerna oleh tubuh
7. Tidak mengonsumsi kopi san alkohol
8. Tidak menggunakan cabe dan bumbu yang merangsang jantung koroner saat memasak.
B. Mengontrol faktor risiko
Menurut (Marniati dkk., 2019) terdapat faktor risiko yang dapat dimodifikasi
diantaraya hipertensi, dislipidemia, obesitas, diabetes melitus, merokok, konsumsi
minumam beralkohol, pola makan, aktivitas fisik yang kurang, dan stress. Faktor risiko
yang tidak dapat dimodifikasi diantaranya yaitu umur, jenis kelmain, dan riwayat
kelaurga.
a. Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Marniati dkk., 2019) menyatakan upaya
yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko penyakit jantung koroner dengan cara
pengendalian merokok melalui kawasan bebas asap rokok yang semakin luas, minum
kopi dapat diganti dnegan memperbanyak mengkonsumsi olahan buah yang dijaidkan
minuamn, dan pengendalian stress secara efektif seperti istirahat yang cukup dan
menghindari pemicu stress.
b. Menurut (Warganegara dan Nur, 2016) menyatakan faktor lingkungan meliputi
pembangunan, ekonomi, budaya, ketersediaan alkohol, serta pelaksanaan dan
pengakan kebijakan alkohol mempengaruhi pola konsumsi alkohol.
c. Menurut (Warganegara dan Nur, 2016) mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan
gula cenderung menyebabkan obesitas, konsumsi tinggi lemak jenuh dan trans fatty
acid terkait dengan penyakit jantung, dan jumlah konsumsi garam menjadi faktor
penentu tingkat tekanan darah dan risiko kardiovaskular secara keseluruhan,
diperkirakan mengurangi konsumsi garam dari rata-rata 9-12 gram menjadi 5 gram
memiliki dampak yang besar pada tekanan darah dan penyakit kardiovaskuler
d. Menurut (Warganegara dan Nur, 2016) menyatakan bahwa aktivitas fisik yang teratur
dapat mengurangi risiko penyakit jantung iskemik, diabetes, stroke, hipertensi, dan
depresi. Aktivitas fiisk dapat dilakukan setidaknya 150 menit per minggu.

Berikut adalah beberapa makanan yang menghambat dan mempercepat kejadian penyakit
jantung koroner

a.) Makanan yang menghambat


- Makanan berlemak yang jenuh
Pasien jantung koroner memang tidak disarankan untuk mengonsumsi lemak yang
berlebih. Kondisi lemak yang berlebih dapat membawa dampak buruk akrena
menyebabkan munculnya plak serta lemak yang menumpuk pada pembuluh darah
jantung. Hal ini dapat menjadi sumbatan sehingga sel darah merah yang membawa
oksigen ke jantung akan berkurang. Sehingga jika pasien tetap mengonsumsi makanan
berlemak jenuh maka proses penyembuhan akan lama atau tak kunjung sembuh.
Makanan berlemak jenuh atau bisa dikatakan lemak jahat yang merupakan pantangan
seperti daging babi, sapi atau daging olahan (sosis), keju, mayones hingga mentega.
- Minuman beralkohol
Mengonsumsi alkohol tentunya mempunyai efek pada lipid plasa dengan adanya
peningkatan kadar trigliserida. Dimana pada saat mengonsumsi alkohol, hati dapat
menstimulasi untuk mensekresikan VLDL sehingga terjadi hambatan oksidasi asam
lemak bebas dihati yang memicu sintesis trigliserida dan sekresi VLDL. Dilihat dari
durasi mengonsumsi alkohol dengan durasi setiap hari akan sangat berisiko terkena
jantung koroner (Rader, 2006 dalam Purbayanti & Saputra, 2017). Sehingga sangat tidak
disarankan pada pasien penyakit jantung koroner untuk mengonsumsi minuman
beralkohol karena dapat memperparah dan semakin lama untuk pasien tersebut sembuh.
- Makanan natrium
Tentunya mengonsumsi makanan dengan natrium secara berlebih juga tidak baik bagi
tubuh. Natrium yang masuk secara berlebihan dalam darah dapat menahan air yang
berakibat meningkatnya volume darah. Sehingga dapat memicu tekanan darah meningkat
dan kerja jantung juga meningkat. Dimana tekanan darah tinggi merupakan salah satu
faktor risiko dari jantung koroner sendiri. (Zuraida, 2015 dalam Khazanah, Mulyani,
Ramadhaniah, & Rahma, 2019) mengatakan bahwa orang yang sering mengonsumsi
natrium memiliki risiko 1,17 kali mengalami penyakit jantung. Jenis makanan yang
mengandung natrium yaitu ikan udang, ikan asin, kerang, makanan cepat saji, fozen food
dan lainnya.
b.) Makanan yang mempercepat
- Makanan tinggi serat
Serat merupakan faktor protektif dalam upaya pencegahan terjadinya jantung koroner.
Makanan yang tinggi serat tentunya dapat mencegah terjadinya penggumpalan darah,
aterosklerosis serta kegemukan yang tentunya dapat menurunkan risiko PJK. Dimana
makanan yang mengandung tinggi serat yang seharusnya dikonsumsi pasien jantung
koroner adalah buah-buahan dan sayur-sayuran. Tentunya kedua jenis makanan ini
tidaklah mahal dan juga kita bisa tanam sayur di lahan kosong rumah kita. Sayur yang
tinggi serat seperti wortel, bayam, asparagus, brokoli, kubis dan lainnya. Sedangkan
untuk buah yang tinggi serat seperti buah beri, , mengkudu yang dapat mengontrol
tekanan darah, aprikort, anggur dan laiinya. Dengan pasien mengonsumsi makanan diatas
maka akan mempercepat sembuhnya jantung koroner.
- Makanan lemak tak jenuh
Lemak tak jenuh tentu berbeda dengan lemak jenuh. Untuk makanan dengan lemak tak
jenuh memang dianjurkan bagi penderita jantung koroner. Dengan mengonsumsi
makanan yang mengandung lemak tak jenuh dapat menurunkan kadar kolestrol dalam
darah. Contoh yang mengandung lemak tak jenuh adalah alpukat yang kaya dengan
lemak tak jenuh, minyak zaitun, minyak kanola, kacang, kandungan omega6 dan omega 3
untuk pertumbuhan dan pertahanan struktur membran sel dan produksi zat kimia
perantara yang berfungsi mengatur proses pembekuan darah sehingga memperkecil
terjadinya serangan jantung.
Daftar gambar
Dapus

Cahyahati, J. S., Kartini, A., & Rahfiludin, M. Z. (2018). HUBUNGAN ASUPAN


MAKANAN(LEMAK, NATRIUM, MAGNESIU) DAN GAYA HIDUP DENGAN
TEKANAN DARAH PADA LANSIA DAERAH PESISIR (STUDI DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS TEGAL BARAT KOTA TEGAL). JURNAL KESEHATAN
MASYARAKAT.

Khazanah, W., Mulyani, N. S., Ramadhaniah, & Rahma, C. S. (2019). Konsumsi Natrium,
Lemak Jenuh dan Serat Berhubungan dengan Kejadian Penyakit Jantung Koroner di
Rumah Sakit dr. Zainoel Abidin, Banda Aceh. Jurnal Kesehatan.

Marniati, M., S. Notoatmodjo, S. Kasiman, dan R. K. Rochadi. 2019. Gaya hidup penderita
penyakit jantung koroner di rumah sakit zainoel abidin banda aceh. Journal of Healthcare
Technology and Medicine. 5(2):193.

Warganegara, E. dan N. N. Nur. 2016. Faktor risiko perilaku penyakit tidak menular. Majority.
5(2):90–93.
Purbayanti, D., & Saputra, N. A. (2017). Efek Mengkonsumsi Minuman Beralkohol Terhadap
Kadar Triglisrida. Jurnal Surya Medika.

http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/hipertensi/diet-pada-jantung-koroner-
bagian-pertama (diunduh pada 18 Desember 2020)

http://p2ptm.kemkes.go.id/preview/infografhic/diet-pada-jantung-koroner-bagian-kedua
(diunduh pada 18 Desember 2020)

Anda mungkin juga menyukai