Anda di halaman 1dari 13

Gelar Dokter Spesialis

dan Artinya
eddydata.wordpress.com
9 mins read

D
okter spesialis adalah dokter yang mengkhususkan diri
dalam suatu bidang ilmu kedokteran tertentu. Seorang dok­
ter harus menjalani pendidikan profesi dokter pasca sar­
jana(spesialisi) untuk dapat menjadi dokter spesialis. Pendidikan
dokter spesialis merupakan program pendidikan profesi lanjutan dari
program pendidikan dokter setelah dokter menyelesaikan wajib kerja
sarjananya dan atau langsung setelah menyelesaikan pendidikan dok­
ter umum.

Pendidikan Dokter Spesialis di Indonesia


Pendidikan dokter spesialis di Indonesia dinamakan Program Pendidi­
kan Dokter Spesialis atau PPDS yaitu program pendidikan untuk mel­
atih seorang dokter umum untuk menjadi dokter spesialis tertentu.
Lama pendidikan ini bervariasi rata­rata 8 semester. Program ini
baru dilakukan oleh beberapa fakultas kedokteran di universitas
negeri yang bekerja sama dengan rumah sakit pendidikan. Dokter
umum yang melanjutkan pendidikan sebagai dokter spesialis disebut
residen.

Di bawah ini adalah gelar­gelar dokter spesialis dan lama pendidi­


kannya di Indonesia:

Gelar Nama Kepanjangan Gelar Semester


Sp.A Spesialis Anak 8
Sp.An Spesialis Anestesiologi dan Reanimasi 7
Sp.And Spesialis Andrologi 6
Sp.B Spesialis Bedah 10
Sp.BA Spesialis Bedah Anak 10
Spesialis Bedah Mulut dan Maksilofasial
Sp.BM 10
(Dokter gigi)
Sp.BP Spesialis Bedah Plastik 10
Sp.BS Spesialis Bedah Saraf 11
Sp.BTKV Spesialis Bedah Toraks Kardiovaskuler 10
Sp.F Spesialis Kedokteran Forensik & Medikolegal 6
Sp.FK Spesialis Farmakologi Klinik 6
Sp.Ger Spesialis Geriatri (sedang dikaji) 9
Sp.JP Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah 10
Sp.KFR Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi 10
Sp.KG Spesialis Konservasi Gigi (Dokter Gigi) 10
Sp.KGA Spesialis Kedokteran Gigi Anak (Dokter Gigi) 10
Sp.KJ Spesialis Kedokteran Jiwa atau Psikiatri 8
Sp.KK Spesialis Penyakit Kulit dan Kelamin 7
Sp.KM Spesialis Kedaruratan Medik 8
Sp.KN Spesialis Kedokteran Nuklir 7
Sp.KO Spesialis Kedokteran Olahraga 7
Sp.M Spesialis Mata 7
Sp.MK Spesialis Mikrobiologi Klinik 6
Spesialis Obstetri & Ginekologi (Kebidanan
Sp.OG 9
dan Kandungan)
Sp.Ok Spesialis Kedokteran Okupasi (Kerja) 6
Sp.Onk.Rad Spesialis Onkologi Radiasi 7
Spesialis Ortodonsia (Perawatan Maloklusi)
Sp.Ort 10
(Dokter Gigi)
Sp.OT Spesialis Bedah Orthopaedi dan Traumatologi 9
Sp.P Spesialis Paru (Pulmonologi) 7
Sp.PA Spesialis Patologi Anatomi 6
Sp.PD Spesialis Penyakit Dalam 9
Spesialis Periodonsia (Jaringan Gusi dan
Sp.Perio 10
Penyangga Gigi) (Dokter Gigi)
Sp.PK Spesialis Patologi Klinik 8
Sp.PM Spesialis Penyakit Mulut (Dokter Gigi) 10
Spesialis Prostodonsia (Restorasi Rongga
Sp.Pros 10
Mulut) (Dokter Gigi)
Sp.Rad Spesialis Radiologi 7
Spesialis Radiologi Kedokteran Gigi (Dokter
Sp.RKG 10
Gigi)
Sp.RM Spesialis Rehabilitasi Medik 8
Sp.S Spesialis Saraf 8
Spesialis Telinga Hidung Tenggorok­Bedah
Sp.THT­KL 8
Kepala Leher
Sp.U Spesialis Urologi 10

Sub-spesialis / konsultan

Sebagian dokter spesialis melanjutkan pendidikan ke jenjang yang


lebih tinggi yaitu subspesialis (Sp2), atau lebih dikenal sebagai kon­
sultan. Pendidikan Sp2 ini dijalani selama 4 sampai 6 smester.
Beberapa gelar yang ditambahkan:

• (K) diakhir gelar spesialisasi berarti Konsultan/Spesialis


2/Sub Spesialis, misalnya Sp.A (K) – artinya Spesialis Anak
Konsultan
• KFER – “Konsultan Fertilitas Endokrinologi Reproduksi”
(biasanya dimiliki oleh spesialis kebidanan)
• KFM – “Konsultan Feto Maternal” (dimiliki oleh spesialis
kebidanan­kandungan)
• Gelar yang bisa ditambahkan pada spesialis jantung dan
spesialis bedah:
◦ FACC – “Fellow of the American College of
Cardiologists”
◦ FACP – “Fellow of the American College of
Physicians”
◦ FACS – “Fellow of the American College of
Surgeons”, menandakan anggota dari “American
College of Surgeons”
◦ FESC – “Fellow of the European Society of
Cardiology”
◦ FICS – “Fellow Of the International College Of
Surgeon”
◦ FIHA – “Fellows Indonesian Heart Association”

• Tambahan gelar lainnya:

◦ DPM – “Doctor of Pediatric Medicine”


◦ FAAEM – “Fellow of the American Academy of
Emergency Medicine”
◦ FAAFP – “Fellow of the American Academy of
Family Physicians” spesialis di bidang “dokter
keluarga”
◦ FACE – “Fellow of the American College of
Endocrinology”
◦ FACEP – “Fellow of the American College of
Emergency Physicians”
◦ FACFAS – “Fellow of the American College of Foot
and Ankle Surgeons”
◦ FACOG – “Fellow of the American College of
Obstetrics and Gynecologists”
◦ FCCP – “Fellow of the American College of Chest
Physicians”

• Dalam ilmu penyakit dalam, terdapat 12 sub­spesialis,


diantaranya:

◦ Alergi­Immunologi Klinik (Sp.PD­KAI)


◦ Gastroenterologi­Hepatologi (Sp.PD­KGEH)
◦ Geriatri (Sp.PD­KGer)
◦ Ginjal­Hipertensi (Sp.PD­KGH)
◦ Hematologi – Onkologi Medik (Sp.PD­KHOM)
◦ Hepatologi (Sp.PD­KH)
◦ Kardiovaskular (Sp.PD­KKV)
◦ Endokrin­Metabolik­Diabetes(Sp.PD­KEMD)
◦ Psikosomatik (Sp.PD­KPsi)
◦ Pulmonologi (Sp.PD­KP)
◦ Reumatologi (Sp.PD­KR) (Spesialis penyakit dalam
konsultan rematologis)
◦ Penyakit Tropik­Infeksi (Sp.PD­KPTI) (Spesialis
penyakit dalam konsultan tropik infeksi)

• Terdapat 15 sub­spesialis Ilmu Kesehatan Anak, antara lain:

◦ Alergi Imunologi
◦ Endokrinologi
◦ Gastro­Hepatologi
◦ Hematologi Onkologi
◦ Infeksi & Pediatri Tropis
◦ Kardiologi
◦ Nefrologi
◦ Neurologi
◦ Nutrisi & Penyakit Metabolik
◦ Pediatri Gawat Darurat
◦ Pencitraan
◦ Perinatologi
◦ Respirologi
◦ Tumbuh Kembang Ped. Sosial
◦ Kesehatan Remaja

• Terdapat 9 sub­spesialis ilmu THT­KL, antara lain:

◦ Otologi
◦ Neurotologi
◦ Rinologi
◦ Laringo­Faringologi
◦ Onkologi Kepala Leher
◦ Plastik Rekonstruksi
◦ Bronkoesofagologi
◦ Alergi Imunologi
◦ THT Komunitas

• Sub­spesialis dalam Ilmu Anestesiologi dan Reanimasi,


diantaranya:

◦ Perawatan Intensif/ICU (Sp.An­KIC)


◦ Anestesi Bedah Jantung, torax dan kardiovaskuler
◦ Klinik nyeri
◦ Regional analgesi
◦ Anestesi bedah saraf
◦ Anestesi pediatrik
◦ Anestesi bedah umum

• Sub­spesialis dalam Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, antara


lain:

◦ Infeksi Menular Seksual, Herpes, Dermatosis,


Bedah Kulit.

• Sub­spesialis dalam ilmu bedah, antara lain:

◦ Bedah Digestif (SpB.KBD)


◦ Bedah Onkologi (SpB(K)Onk)
◦ Bedah Anak
◦ Bedah Urologi
◦ Bedah Umum

• Sub­spesialis dalam ailmu Pulmonologi dan Kedokteran


Respirasi (Paru) , antara lain:

◦ Infeksi
◦ Onkologi Toraks
◦ Asma dan PPOK
◦ Pulmonologi Intervensi dan Gawat Darurat Napas
◦ Faal Paru Klinik
◦ Paru Kerja dan Lingkungan
◦ Imunologik klinik

Gelar Magister

◦ M.Kes – Magister Kesehatan


◦ M.Ked – Magister Kedokteran
◦ M.Pd.Ked – Magister Pendidikan Kedokteran
◦ M.Kesja – Magister Kesehatan Kerja
◦ MMR – Magister Manajemen Rumahsakit
◦ MARS – Magister Administrasi Rumah Sakit
◦ MKK – Magister Kedokteran Kerja
◦ MKK – Magister Kedokteran Klinik
◦ M.Biomed – Master Ilmu Biomedik (Kedokteran
Dasar)

Perguruan tinggi yang menyediakan pendidikan


spesialis

Di Indonesia, hingga sekarang terdapat sedikitnya 15 perguruan


tinggi yang menyediakan program pendidikan dokter spesialis, yakni:

• Universitas Sumatera Utara, Medan


• Universitas Andalas, Padang
• Universitas Sriwijaya, Palembang
• Universitas Indonesia, Jakarta
• Universitas Padjajaran, Bandung
• Universitas Diponegoro, Semarang
• Universitas Negeri Sebelas Maret, Surakarta
• Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
• Universitas Airlangga, Surabaya
• Universitas Brawijaya, Malang
• Universitas Udayana, Denpasar
• Universitas Sam Ratulangi, Manado
• Universitas Hasanuddin, Makassar
• Universitas Riau, Pekanbaru
• Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh

Penjelasan tambahan :

• Sp.PD: Spesialis Penyakit Dalam. Gelar ini saya kira cukup


jelas, hanya saja banyak pula sub spesialis di dalamnya,
dimana seorang Sp.PD menjadi ahli di dalamnya. Biasanya
gelar tambahan ini banyak dimiliki oleh dokter sekaligus
dosen di fakultas kedokteran. Contohnya: KGH: Konsultan
Ginjal Hipertensi, KGEH: Konsultan Gastro­Entero­
Hepatologi, KKV: Konsultan Kardiovaskular, KHOM:
Konsultan Hematologi­Onkologi Medik, dan lain­lain. Ada
kemungkinan sub­sub bagian ini akan berkembang menjadi
spesialisasi sendiri di masa yang akan datang seperti yang
sudah terjadi pada beberapa sub bagian penyakit dalam
tertentu.
• Sp.P: Spesialis Paru. Ini merupakan pengembangan sub
bagian penyakit dalam menjadi spesialisasi sendiri.
Spesialis ini menangani berbagai penyakit paru­paru.
• Sp.JP: Spesialis Jantung dan pembuluh. Merupakan
pengembangan spesialisasi dari penyakit dalam. Ahli ini
menangani pasien jantung dengan kemampuan untuk
melebarkan atau memasang cincin pada penyempitan
pembuluh koroner yang menyebabkan serangan jantung,
memasang alat pacu jantung, dan berbagai tindakan invasif
lainnya.
• Sp.A: Spesialis Anak. Ini mungkin selevel dengan Sp.PD
dalam cakupan ruang lingkup tugas dan
tanggungjawabnya,hanya bedanya mereka menangani
pasien anak. Berbeda dengan Sp.PD, Sp.A nampaknya tidak
membakukan gelar­gelar konsultan sub bagian seperti pada
Sp.PD. Hanya saja di belakang gelar Sp.A biasanya ditambah
dengan hurup K yang artinya konsultan jadi gelarnya
menjadi Sp.A(K).
• Sp.S: Spesialis Saraf. Menangani penyakit­penyakit saraf
atau terkait dengan fungsi otak, saraf tulang belakang, dan
saraf tepi. Penyakit­penyakit seperti stroke, kelumpuhan,
ayan atau epilepsi adalah contoh penyakit yang ditangani
oleh spesialisasi in. Untuk konsultan biasanya di tambah
pada bagian akhir dengan huruf K : Sp.S(K)
• Sp.PK: Spesialis Patologi klinik. Dokter ini lebih banyak
bertugas di laboratorium untuk memeriksa dan
menginterpretasi pemeriksaan laboratorium pasien,
contohnya pemeriksaan darah, pemeriksaan cairan otak,
pemeriksaan lab yang lain. Biasanya mereka tidak membuka
praktek sendiri dengan gelar spesialisnya, tapi kadang
mereka berpraktek sebagai dokter umum. Untuk konsultan
memakai tambahan hurup K.
• Sp.PA: Spesialis Patologi Anatomi. Spesialis ini juga lebih
banyak bekerja di laboratorium, hanya saja yang mereka
periksa adalah sel dan jaringan tubuh. Sebagai contoh
apabila seseorang memiliki benjolan di payudara, maka
dokter spesialis ini bisa mengambil contoh benjolan
tersebut untuk diperiksa untuk menentukan apakah
benjolan tersebut jinak atau ganas. Sering dokter spesialis
bidang lain mengirim contoh jaringan ke Sp.PA untuk
mendapatkan masukan tentang diagnosis dan pengobatan
pasiennya. Untuk konsultan memakai huruf K.
• Sp.R: Spesialis Radiologi. Dokter ini bertugas melakukan
pemeriksaan image atau gambar­gambar medis seperti foto
rontgen, CT­Scan, MRI, dan prosedur­prosedur lain untuk
membantu mendiagnosis penyakit pasien dan pada keadaan
tertentu mengobati pasien. Dokter ini juga memberikan
terapi radiasi untuk pasien penderita kanker. Untuk
konsultan memakai tambahan K.
• Sp.M: Spesialis Mata
• Sp. THT­KL: Spesialis Telinga Hidung Tenggorokan­Kepala
dan Leher. Dulu hanya dipakai Sp.THT namun nampaknya
spesialisasi ini mengembangkan bidang tugasnya. Untuk
konsultan memakai huruf K
• Sp.OG: Spesialis Obstetri Ginekologi atau spesialis
kebidanan dan kandungan. Konsultan memakai huruf K
• Sp.And: Spesialis Andrologi. Spesialis yang menangani
kelainan­kelainan terkait hormon seksual pada laki­laki.
Pasien­pasien disfungsi ereksi, dan gangguan seksual
lainnya bisa berkonsultasi pada dokter spesialis ini.
• Sp.MK: Spesialis Mikrobiologi Klinik. Dokter yang bertugas
mengidentifikasi kuman yang menyebabkan penyakit pada
pasien. Lebih banyak bekerja di laboratorium.
• Sp.B: Spesialis Bedah. Biasanya disebut juga spesialis bedah
umum karena bisa menangani berbagai penyakit yang
memerlukan pembedahan. Biasanya untuk menjadi dokter
bedah yang lebih khusus, mereka harus menjadi Sp.B dulu,
namun kini hal tersebut mulai berubah dan sudah ada yang
membolehkan langsung ke spesialis bedah yang lebih
khusus.
• Sp.BD: Spesialis Bedah Digestif. Spesialis bedah untuk
penyakit organ­organ pencernaan seperti usus, hati,
pankreas, kantong empedu.
• Sp.OT: Spesialis Bedah Orthopedi dan Traumatologi,
menangani pembedahan tulang, otot dan ligamen (jaringan
yang menyambung otot dan tulang), serta keadaan yang
diakibatkan oleh trauma atau luka akibat kecelakaan,
bencana dan sebagainya.
• Sp.BS: Spesialis Bedah Saraf. menangani pembedahan saraf
seperti otak, tulang belakang, dan saraf­saraf yang lain.
• Sp.BTKV: Spesialis Bedah Thoraks Kardiovaskular.
Menangani bedah pada organ dada termasuk jantung dan
pembuluh darah jantung, dan paru­paru
• Sp.BP: Spesialis Bedah Plastik
• Sp.BA: Spesialis Bedah Anak
• Sp.BOnk: Spesialis Bedah Onkologi. Dokter yang menangani
pembedahan tumor dan kanker.
• Sp.U: Spesialis Urologi. Dulu disebut Sp.BU Spesialis Bedah
Urologi. Menangani pembedahan ginjal dan saluran kemih,
dan alat kelamin.
• Sp.GK: Spesialis Gizi Klinik. Menangani perawatan gizi pada
penyakit seperti pada diabetes, kegemukan dan keadaan­
keadaan lain yang memerlukan penanganan gizi. Spesialis
ini relatif masih baru. Saat ini pendidikannya hanya ada di
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar.
• Sp.RM: Spesialis Rehabilitas Medik. Dokter ini bertugas
untuk melakukan rehabilitasi fungsi­fungsi fisik dan organ
yang mengalami gangguan akibat kondisi dan penyakit
tertentu misalnya pasien pasca stroke yang kesulitan
berbicara dan berjalan, pasien dengan fungsi paru yang
menurun akibat penyakit paru kronis atau menahun dan
lain­lain.
• Sp.KK: Spesialis kulit dan Kelamin. Dokter spesialis ini
adapula yang lebih terkonsentrasi ke kecantikan dan
kosmetik.
• Sp.An: Spesialis Anestesiologi. Dokter spesialis yang
bertugas melakukan pembiusan serta penanganan pasien­
pasien di ICU. sekarang telah berkembang pula sub
spesialisasi atau konsultan dari bidang ini sebagai contoh:
Sp.An­KIC Spesialis Anastesi­Konsultan Intensive Care atau
intensivist yang merupakan sub bagian yang mendalami
penanganan pasien­pasien gawat di ICU.
• Sp.KJ: Spesialis Kedokteran Jiwa. Ahli inilah yang
menangani pasien­pasien jiwa (gila), gangguan mental
lainnya. Masyarakat masih sering bingung membedakan
dokter untuk orang gangguan mental. Sering orang bilang
bahwa orang gangguan dengan mental perlu perawatan
dokter saraf padahal itu bagian Sp.KJ.

Daftar di atas sangat mungkin tidak lengkap dan tidak komfrehen­


sif. Ada kecenderungan terjadinya spesialisasi ke arah yang lebih
sempit lagi sedang terjadi sekarang ini, serta kadang­kadang adanya
tumpang tindih diantara bidang tugas dokter­dokter spesialis terse­
but. Jadi satu penyakit tertentu bisa saja diterapi oleh satu atau lebih
bidang spesialisasi. Sebagai contoh penyakit pembesaran kelenjar
tiroid atau gondok dulunya menjadi bidang garapan ahli bedah,
namun sekarang juga menjadi milik Sp.THT­KL.

Berprofesi sebagai dokter menuntut kemauan dan kemampuan bela­


jar secara terus menerus untuk meningkatkan pengetahuan dan ket­
erampilan dalam menangani pasien. Dokter dengan bidang
spesialisasi yang sama seringkali punya pengetahuan dan keterampi­
lan yang sangat berbeda, oleh karena itu pasien juga memiliki
tanggungjawab untuk bersikap kritis dan mungkin perlu untuk men­
cari `second opinion` terkait diagnosis dan pengobatannya. Second
opinion ini berasal dari dokter lain dengan bidang keahlian yang
sama yang meninjau kasus dan data­data pasien untuk memberikan
pendapat profesionalnya tentang bagaimana diagnosis dan pen­
gobatan pasien tersebut. Second opinion bisa saja mengkomfirmasi
keputusan dokter pertama atau berlainan, atau menambah beberapa
pendapat tentang diagnosis dan pengobatan.

Namun dikalangan dokter, ada kewajiban merujuk pasien kepada


dokter yang lebih ahli dan berpengalaman jika mengetahui bahwa
kemampuannya tidak cukup untuk menangani kasus tertentu atau
hasil evaluasi tindakan dan pengobatannya tidak memberikan hasil
sesuai yang diharapkan.

Jadi kombinasi antara kewajiban dokter merujuk dan terbukanya


peluang pasien mencari second opinion, secara teoretis bisa mening­
katkan kualitas pelayanan dan kepuasan kepada pasien. Namun fakta
lapangan tentunya tidak pernah atau jarang semanis dengan teori,
bukan?

Sangat sering dalam penanganan medis, seorang pasien ditangani


oleh lebih dari satu orang dokter yang tergabung dalam satu tim agar
penanganannya menjadi lebih komplit. Hanya saja hal ini juga
mengakibatkan biaya pelayanan kesehatan yang harus dibayar pasien
menjadi lebih banyak.

Perlu pembaca ketahui bahwa kecenderungan dokter­dokter indone­


sia memakai terlalu banyak gelar, setahu saya sangat berbeda dengan
yang terjadi diluar negeri dimana dokternya hanya memakai gelar
MD saja (Medical Doctor) tanpa tambahan embel­embel spesialisas­
inya. Dokter di luar negeri yang ahli atau spesialis dalam bidang ter­
tentu tidak memakai gelar spesialis di depan atau di belakang
namanya.

Saya kira perbedaan ini menjadi menarik untuk didiskusikan dari


berbagai perspektif. Mungkinkah ini terkait dengan kecenderungan di
masyarakat kita yang menjadikan gelar akademik sebagai lambang
status sosial? Ataukah ini tanda bahwa jiwa feodalisme masih
bercokol di tengah­tengah kita?

SpOT, FICS itu singkatan Spesialis Orthopedi dan traumatologi , Fel­


low of International College of Surgeons. Jadi dokter ini ahli bedah
tulang dan penanganan trauma (segala macam luka otot dan tulang)
dan merupakan anggota/keahliannya diakui oleh organisasi dokter
bedah secara internasional.

Gelar professor itu berarti mereka juga adalah dosen yang menyan­
dang pangkat guru besar di perguruan tinggi. Professor adalah gelar
kepangkatan dan bukan gelar akademik atau keahlian. Untuk menjadi
professor, sekarang ini diwajibkan untuk menyandang gelar akade­
mik S3 dan tentu saja pencapaian akademik untuk memenuhi per­
syaratan kepangkatan guru besar.

SpOG artinya spesialis obstetri ginekologi yang berarti spesialis


kebidanan dan kandungan.

SpOG(K) Konsultan pada SpOG itu berarti kepakarannya lebih


mengkhusus lagi dan biasanya mereka adalah dosen di fakultas
kedokteran. Ada beberapa kepakaran khusus ini seperti pakar
onkologi obgin, pakar feto­maternal, pakar fertilitas dan lain­lain.

Advertisements
Report this ad
Report this ad

Anda mungkin juga menyukai