Final Report
Eksplorasi Hubungan Antara Berat Janjang Rata-Rata,
OER, dan Curah Hujan
Juli 2010
1
PENDAHULUAN
Fluktuasi produksi kelapa sawit dan kaitannya dengan rendemen minyak sangat
menarik untuk diketahui faktor-faktor penyebab hal tersebut. Berdasar dari pengamatan
sebelumnya, bahwa produksi kelapa sawit sangat dipengaruhi oleh curah hujan.
METODE
Metode yang akan digunakan adalah metode korelasi, korelasi silang, regresi, dan
analisis deret waktu.
SUMBER DATA
Data yang digunakan adalah data berat janjang rata-rata (BJR), OER, dan curah hujan
PT. GSIP dari tahun 2007 sampai dengan bulan Mei 2010.
2
Gambar 1. Plot grafik antara berat janjang rata-rata dan OER
Pearson correlation of BJR and OER = 0.312
P-Value = 0.047
Dari hasil analisis korelasi diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi positif
antara berat janjang rata-rata dengan OER. Hal ini dapat dilihat dari nilai-p lebih kecil
dari nilai α 5% (0.047 < 0.05). Sedangkan koefisien korelasi pearson sebesar 0.312.
Sehingga akan dilakukan analisis regresi antara berat janjang rata-rata sebagai peubah
penjelas (x) dengan OER sebagai peubah respon (y).
Analysis of Variance
Source DF SS MS F P
Regression 1 1.4655 1.4655 4.20 0.047
Residual Error 39 13.6023 0.3488
Total 40 15.0678
Berdasarkan analisis ragam diatas, diketahui bahwa nilai-p lebih kecil dari nilai α 5%
(0.047 < 0.05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan regresi antara
peubah berat janjang rata-rata dan peubah OER.
Nilai S sebesar 0.590573 menunjukkan nilai standar error. Nilai R-Square sebesar 9.7%
dapat diartikan sebanyak 9,7% keragaman OER dapat dijelaskan oleh BJR dan sisanya
sebanyak 90.3% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
Gambar 2. Plot grafik antara berat janjang rata-rata dan curah hujan bulanan
Pearson correlation of Curah Hujan and BJR = 0.142
P-Value = 0.380
Dari hasil analisis korelasi diatas dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat korelasi antara curah hujan dengan BJR. Hal ini dapat dilihat dari
nilai-p lebih besar dari nilai α 5% (0.380 > 0.05).
Dari hasil analisis korelasi diatas dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat korelasi antara curah hujan dengan OER. Hal ini dapat dilihat
dari nilai-p lebih besar dari nilai α 5% (0.988 > 0.05).
Berdasarkan gambar 5 diatas diketahui bahwa tidak terdapat korelasi yang signifikan antara curah hujan dengan OER pada setiap waktu
(lag).
Kesimpulan :
Terdapat korelasi positif antara peubah berat janjang rata-rata (BJR) dengan Oil Extraction Rate (OER), namun peubah BJR hanya
memberikan kontribusi pengaruh terhadap OER sebesar 9.7%. Sehingga masih banyak faktor lain yang sangat mempengaruhi tingkat OER
di lapangan. Analisis korelasi silang antara peubah curah hujan dan BJR menyimpulkan bahwasanya ada hubungan signifikan yang
dipengaruhi oleh waktu. Sehingga akan dilakukan analisis lanjutan antara kedua peubah tersebut dengan pendekatan kerapatan stasiun
pengukur curah hujan.
Kami merekomendasikan apabila memang ada indikasi yang kuat hubungan antara curah hujan dengan OER maka perlu dilakukan suatu
penelitian yang intensif mengenai hal tersebut. Diantaranya adalah melakukan penelitian dengan menghitung tingkat OER sesuai dengan
luas efektif stasiun pengukur curah hujan yang ada. Hal ini sebagai usaha untuk mengkondisikan kehomogenan lingkungan dan tanaman
kelapa sawit di lapangan.