Anda di halaman 1dari 1

Harga diri seorang wanita sesungguhnya bukan terletak pada performance fisik semata, tetapi justru

nampak dari pancaran kepribadiannya. Secara tak sadar kita sering melihat wanita yang berpenampilan
bak selebritis yang tengah berjalan, praktis langsung atau tidak otak bawah sadar kita akan merespon
negatif, jangan-jangan itu simpanan pejabat anu atau jangan-jangan ia wanita penggoda atau jangan-
jangan ia bukan wanita baik-baik, dan sebagainya.

Dari penampilan fisik yang agak berbeda saja sudah cukup mengundang beragam pertanyaan yang
tertuju kepada wanita tersebut. Umumnya pertanyaan yang muncul bernada miring. Kendati ia seorang
yang berakhlak baik, tetapi penampilannya yang bernuansa selebritis mengenyampingkan harga dirinya
sendiri. Apalagi ia turun dari mobil keren bersama laki-laki buncit. Wah..tambah seru cara
menggunjingnya.

Tapi kalau saja ia berpenampilan yang tidak mengundang decak kagum berlebihan bagi orang yang
melihat, umumnya kitapun tidak akan menilai bahwa harga diri perempuan tersebut minus. Biasa saja
atau malah mengundang pujian positif. Kendati, dari penampilan memang tidak 100% mencerminkan
sebuah harga diri. Jadi, konon kata orang pinter, harga diri perempuan tercermin dari inner beauty,
inner talenta dan inner personality. Yang jadi masalah kemudian adalah penterjemahan dan persepsi
yang ditimbulkannya. Perempuan berjilbab belum tentu memiliki harga diri yang mantap kalau jilbabnya
hanya untuk kedok saja. Tentu akan lebih baik memilih perempuan yang tidak berjilbab tetapi mampu
mempertahankan harga dirinya. demikian halnya dengan perempuan yang tidak berjilbab, yang
notabene justru lebih banyak dimensi negatifnya, juga tidak menjamin harga diri perempuan tersebut.
Jadi bagaimana cara memilihnya?

Jika kita sandarkan persoalan harga diri perempuan pada landasan agama, agama apapun, tentu yang
bicara bukan sekedar logika semata, melainkan dengan rasio manusia. Untuk itulah manusia dilengkapi
nalar (kalau hewan kan cuma punya naluri). Jadi lihatlah wanita dengan nalar, jangan dengan naluri.
Karena naluri lebih dekat kepada nafsu hewani. Dan bagi wanita pergunakan nalar agar harga dirimu
terpancar.

Anda mungkin juga menyukai