Anda di halaman 1dari 3

“Cantik” bukan “prestasi

(sebuah keganjalan dalam trend perempuan di masa kini)

Oleh :

Ami galela

Camerad Samurai Maluku utara

“Cantik” mempunyai makna yang sangat mendalam, bila di telusuri secara seksama dan mengaali
sedalam mungkin terhadap perempuan. Maka, menjadi cantik bukan hanya sebuah prestasi yang di
piblikasikan kepada oaring banyak. Kenapa saya berkata seperti itu ?.

Sebab, “cantik” kalau hanya diandalkan oleh wajah yang dipoles dengan berbagai macam prodduk
kecantikan dan penampilan dengan style yang kekinian (modern) agar terlihat menarik didepan orang
banyak, hal tersebut tidak membuat kita mendapatkan penghargaan atau hadiah yang istimewa karena
seorang transgender pun bisa berpenampilan cantik. Contohnya Lunacinta Luna yang bertubuh seksi,
cantik dan penampilan yang sangat menarik.

Berbicara tentang “ cantik” dan “prestasi”. Jika dipaparkan secara tersistematik maka, cantik menurut
saya adalah jati diri seseorang yang sudsh ada dalam diri kita masing-masing tidak perlu ditambah atau
dikurangi karena kecantikan bukan sebagai tolak ukur dalam kondisi social masyarakat. Sedangkan,
“prestasi” adalah sebuah seni usaha kerja keras seseorang dalam melanjutkan karya-karya ilmiah yang
dapat memotivasi orang banyak dalam segi apapun. Seperti yang kita ketahui bahwasanya dizaman
sekarang, lagi trend dengan fashion ala-ala orang korea. Mereka berdandn sedemikian mungkin agar
terlihat menarik dan “cantik” karena hal tersebut membuat mereka terlihat percaya diri, ditambah
dengan polesan produkseperti make-up, lipstick,eyeliner, dan lain-lain.

Secara sadar atau tidak sadar, mereka telah terjebak dengan budaya luar. Sebab, seakarang lagi trend
fashion Korean style yang lagi booming. “Kebudayaan korea yang membudaya di indonesia juga
memberikan dampak positif dan negatif. Dampak positif adalah menambah pengetahuan. Yang
dimaksud dengan pengetahuan ialah masyarakat indonesia dapat mengetahui dan memahami bahsa
korea. Sedangkan, dampak negatif adalah mereka tidak kreatif dan berkreasi sendiri lebih cenderung
meniru dalam segi penampilan”. (Yesha ,2 Januari 21013). Ditambah lagi oleh oleh (Aeda) “Agar
perkembangan kebudayaan Indonesia tidak luntur,maka sebaiknya para remaja indonesia juga turut
mengembangkan kebudayaan mereka sendiri”. “Mereka harus bangga dengan semua yang mereka
miliki, jangan hanya membanggakan kebudayaan milik orang lain tau bahkan melakukan peniruan”.
(Aeda Aideafara/YSH). Tidak ada “prestasi” sama sekali jika melakukan hal seperti ini.
Disini saya tidak bermaksud untuk menghakimi seseorang, atas penampilan dan saya tidak melarang
kalian untuk berpenampilan sedemikian rupa karena ini hanyalah sebuah keresaan di sanubari, yang
ditulis sesuai dengan apa yang dilihat pada zaman sekarang. Kita semua mempunyai pilihan jika kalian
lebih nyaman dengan trend masa kini. Iya tidak apa-apa itu hak kalian, tidak menjadi masalah bagi
siapapun. Tapi jangan salahkan jika terjadi kekerasan seksual dari para kaum seksisme, otak patriarkii
yang mana mereka melihat kita dari keistimewaan di balik penampilan yang “cantik” itu. Karena banyak
yang terjebak dan keliru dalam menafsirkan arti dari kecantikan.

itulah mengapa, kaum patriarki menilai seseorang perempuan yang berpenampilan menonjol dan
cantik itu sebagai “objek” yang harus dimiliki dan dengan sendirinya akan terlintas dala pikiran yang
membuat para kaum patriarkii tergiur dan berasumi yang tidak jelas, saya sendiri pernah mengalami hal
tersebut karena cara berpenampilan saya waktu itu sangatlah menonjol dengan sendirinya akan
menimbulakan gairah para kaum patriarki yang penasaran dengan apa yang dipakai. Sebab , mereka
menilai kita dari satu faktor yakni “cantik”. Teringat dalam novel (Eka kurniawan, 2002) yang berjudul l
“cantik itu luka” mengajarkan kita bahwasanya cantik itu akan berdampak hal yang negatif ! . sebab,
seorang pemuda yang tertarik dengan seorang gadis yang bisa dikatakan sangatlah cantik, dan jika dia
menginginkan gadis tersebut, dengan cara apapun dia akan mendapatkan gadis itu.

Ada satu video yang berdurasi satu menit, oleh Dr. Fahruddin Faiz tentang ngaji filsafat perempuan “ aku
sangat menentang menentang make-up dan sepatu high heels yang semua kita sebut kecantikan(Nawal
El Saadawi). Itukan barang yang menyengsarakan perempuan. Coba saja berdandan bisa berjam-jam itu
untuk siapa ?. ya, umtuk laki-laki. Katanya Nawal lagi, gaya yang natural, kreatif dan ngomong yang lurus
dan benar saja itu baru “cantik”. Jadi tidak masalah bagi Nawal jika tidak “cantik” lagi, malahan dia lebih
percaya diri dengan keriputnya karena kerutan disetiap wajahnya menpunyai banyak cerita”. Itulah yang
membuat orang terinspirasi dengannya karena dia mempunyai “prestasi” yang membuatnya terlihat
“cantik” sepanjang masa. Jadi, untuk apa “cantik” jika “prestasi” dalan segi apapun tidak ada ?.

Maka, berpenampilan lah sedemikian yang membuat anda merasa nyaman aman, karena kecantikan
yang hakiki bukan dari penampilan yang fantastic. Tapi, kecantikan dalam jiwa “inner beauty” kecantikan
sejati yang di miliki oleh seorang perempan yang muncul dari dalam diri, tidak hanya sesuatu yang
dipoles dari luar karena kecantikan yang dipoles akan pudar di makan waktu. Jikalau “prestasi” lah yang
membuat anda percaya diri dan merasa nyaman, maka dengan penampilan sederhana saja anda akan
terlihat sangat cantik, fantastic dan terhormat. Kecantikan akan terlihat jika anda berprestasi dalam segi
menulis, berdiskusi, dan public speaking yang lancar dan karya-karya anda diminati banyak orang, maka
dengan sendirinya anda akan terkenal tanpa polesan produk make-up yang cepat di makan waktu itu.

Disini kita sama-sama belajar dan mencari tahu, apa yang menjadi yang menjadi kendala dalam sebuah
trend denga berbagai model dan produk kapitalis yang hanya dapat dilakukan dengan
menggunakansistem imperialis masyarakat dalam kepentingan industry memperluas sistem kapitalis.
Jadi, jangan eran kalau kita di tempatkan sebagai objek yang dapat di eksploitasi oleh sistem patriarki.
Kita sebagai perempuan, harus bersatu dengan genggaman yang erat untuk melawan, para kaum
seksisme. Sebab, perempuan harus memperjuangkan hak kita , di mana pun kita berada.
Di era revolusi, para pejaung perempuan salah satunya Raden ajeng kartini Djojo Adiningrat yang sibuk
berjaung dalam dalam hak-hak perempuan di masa itu di mana akan menjadikan perempuan yang
cerdas.” Kecerdasan dan berwawasan luas R.A.Kartini memiliki sikap berani dan mandiri, selain itu juga
tidak pernah malas untuk belajar.ia merasa pendidikan sangatlah penting bagi kehidupan dan ia
membangun sekolah perempuan pertama di jawa dan menjadi guru untuk mengajar.Kartini adalah
seorang yang di lahirkan dari kalangan bangasawan.dan ia memiliki sifat yang sederhana dan tidak
menggunakan status derajat untuk menindas kamu di bawahnya “ (Irene Wibowo 6 April ).Tapi,yang
saya salut adalah penampilannya yang “cantik” dengan tidak ada polesan produk make-up dan
berpenampilan sederhana dengan senyuman mempesona.mungkin dengan senyuman manisnya yang
membuat dia terlihat “ cantik”seperti kata Marilyn Monroe “sebuah senyum adalah make-up terbaik
yang dapat di gunakan oleh wanita”.iya sebuah kalimat yang indah dari marliyn yang selalu saya
lakukansetiap bersapaan dengan siapapun.dan “prestasi”yang di dapatkan oleh seorang pejuang
perempuan R.A.Kartini sampai saat ini.namanya masih terdengar walaupun dia sudah tidak ada di
bumi.sosok pejuang yang tangguh dan sang motivator yang menginspirasikan anak bangsa dan
mengharumkan nama bangsa.Seperti yang di katakan bahwa “habis gelap terbitlah terang”
(R.A.Kartini).iya,itu yang harus di terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari

Amie,Thursday,30120 % & 1:11

Anda mungkin juga menyukai