Anda di halaman 1dari 1

Memandang diri penuh keburukan, apalagi di hadapan manusia bukanlah perilaku

terpuji. Islam mengajarkan umatnya agar melihat kekurangan diri, tapi menjelekkan diri
sendiri tidak menjadikanmu orang yang bijak Hal ini tercantum dalam hadits shahih
muslim. Dari Aisyah radhiyalahu anha, katanya rasulullah bersabda: “Janganlah
seseorang kamu berkata, khabusat nafsi (diriku buruk), tetapi katakanlah: Laqisat nafsi
(diriku kurang).” maksudnya, daripada merendahkan diri dan tenggelam dalam pikiran
buruk tentang diri, kita bisa melihat kekurangan diri dan menjadikannya dasar evaluasi
terhadap diri kita. Orang yang rendah diri cenderung terlalu banyak memikirkan sisi
buruk dirinya dan takut untuk melangkah atau mencoba perubahan kecil untuk dirinya.
Alih-alih demikian, bersikap rendah hati (tawadhu) ialah ketika kita menerima
kekurangan kita tanpa perlu berpikir negatif terhadap diri kita.

Dalam psikologi pun, rendah diri termasuk dalam suatu penyakit yang dapat merusak
dari dalam mental. Sikap rendah diri dapat menyebabkan orang menarik diri dari
pergaulan, ragu dalam bertindak, dan tidak ingin bersaing secara positif. Banyaknya sisi
negatif yang timbul akibat sikap rendah diri inilah yang membuat Islam melarang
umatnya untuk bersikap rendah diri. Dengan demikian, Islam melarang umatnya
bersikap rendah diri karena :
•Rendah diri merupakan suatu gejala psikis yang sebagian besar dipengaruhi oleh pola
pikir.
•Rendah diri mengakibatkan seseorang tidak ingin bersosialisasi dan menarik diri.
•Rendah diri membuat seseorang tidak ingin berkompetisi secara sehat.
•Rendah diri membuat seseorang ragu-ragu untuk mengambil keputusan dan bertindak.

Perilaku rendah diri juga tergolong sebagai perilaku prasangka buruk terhadap diri
sendiri. faktanya, Pikiran manusia memiliki sistem kompleks yang cenderung
memandang dirinya dengan irasional bahkan memandang diri dengan cara buruk,
maka pemikiran tersebut dapat disebut buruk sangka. “Allah berfirman dalam Surat
Al-Hujurat ayat 12 ‘Wahai orang-orang yang beriman, Jauhilah banyak prasangka
karena sebagian prasangka mengandung dosa,’.

Untuk menjadi orang yang rendah hati, kita harus bisa mengenali diri kita sendiri secara
keseluruhan. Kita harus mengakui kemampuan apa yang ada dalam diri kita, sehingga
kita bisa mensyukuri akan kelebihan kita tersebut. jangan membandingkan kelebihanmu
itu dengan orang lain, sehingga kamu tidak merasa insecure.

Jika kita sudah mengenali diri kita dan kita akan selalu bersyukur dan bersikap rendah
hati akan kemampuan atau kelebihan yang kita punya saat ini. Namun, jangan jadikan
kelebihanmu tersebut sebagai bahan kesombongan, karena esensi rendah hati adalah
ketika kamu bisa menerima diri tanpa perlu merasa tinggi terhadap diri sendiri.

Anda mungkin juga menyukai