Anda di halaman 1dari 18

AKUNTANSI MANAJEMEN

KELOMPOK 4
RELFI DEVA 2110526034
NICI HADANI 2010521022
DWIKI HIDAYATULLAH 2010521036
BUDI MULYADI 2010522016
MUHAMMAD LUTHFI 2010523022

STANDARD COSTING
PERHITUNGAN HARGA POKOK STANDARD: SELISIH BAHAN BAKU LANGSUNG

PERHITUNGAN DAN ANALISIS SELISIH

A.Selisih BBL
Selisih harga bahan baku adalah selisih biaya yang disebabkan oleh adanya perbedaan antara harga bahan baku
yang dibeli dengan harga bahan baku standar.
Selisih biaya dapat disebabakan oleh :
•Perbedaaan antara harga standar dengan harga sesungguhnya
•Perbedaan antara kuantitas standar dengan kuantitas sesungguhnya

Keterangan :
A = Actual
S = Standard
P = Price
Q = Quantity
Selisih BBBL : Biaya Sesungguhnya (AC) - Biaya Standar (SC)

B.Analisis Selisih BBL


Metode analisis selisih BBL
1.Pendekatan kolom
2.Pendekatan rumus

● Jika kita mendapati;


● Biaya aktual > biaya standar = Unfavorable
● Biaya aktual < biaya standar = Favorable

SP
Variance analysis dengan rumus :

MPV (Material Price Variance) = (AP-SP) AQ

MUV (Direct Material Usage Variance) = (AQ-SQ) SP


Contoh Soal
Untuk menghasilkan 1 bungkus Potato Chip standar kuantitas bahan baku langsung (kentang) 0,2 kg per
bungkus. Standar harga bahan baku langsung (kentang) Rp10.000 per kg. Jika selama 1 bulan perusahaan
menghasilkan keripik kentang 5000 bungkus, pembelian bahan baku langsung (kentang) 1200 kg dengan harga
Rp11.000 per kg dan pemakaian bahan baku kentang 950 kg.
Diketahui :
 SQ : 0,2 kg per bungkus
 SP : Rp 10.000 per kg
 Jumlah produksi : 5000 bungkus
 AP : Rp 11.000 per kg
 AQ : 950 kg
Penyelesaian :
Kuantitas Standar
= Jumlah produksi x standar kuantitas
= 5000 bungkus x 0,2 kg
= 1000 kg
Variance analysis dengan pendekatan rumus :

MPV = (AP-SP) AQ
= (Rp 11.000 Rp 10.000) 950 kg
= Rp. 950.000 Unfavorable (AP > SP)

MUV = (AQ-SQ) SP
= (950 kg 100 kg) 10.000
= Rp 500.000 Favorable (AQ < SQ)
PERHITUNGAN HARGA POKOK STANDAR : PENCACATAN BIAYA BAHAN BAKU LANGSUNG

Ada 3 Alternatif pencatatan selisih harga bahan baku langsung (BBL)


1. Selisih harga Bahan baku langsung dicatat pada saat di beli
2. Selisih harga bahan baku langsung dicatat pada saat di pakai
3. Selisih harga bahan baku langsung dicatat pada saat di beli dan dipaka
Contoh :
 Standar kuantitas BBL 0,2kg/bungkus potato chip
 Standar harga bbl – kentang Rp 10.000/kg
 Pembelian bbl – kentang 1.500 kg dengan Rp 11.000/kg
 Produksi 5000 bungkus potato chip
 Pemakaian bbl- kentang 950 kg
Alternatif 1 :Selisih Bahan Baku Langsung Dicatat Pada Saat Di Beli

Ayat Jurnal

1.Mencatat pembelian Bahan Baku langsung (BBL)


Persediaan bbl dicatat berdasarkan harga standar
(Debit) (Kredit)
Persediaan bahan baku langsung (1.500 Kg X Rp10.000) 15.000.000 (D)
Selisih harga bahan baku langsung (Rp11.000-rp10.000) X 15.000kg 1.500.000 (D)
Kas 16.500.000 (K)
2.Mencatat pemakaian BBL
Persediaan barang dalam proses (BDP) dicatat berdasarkan biaya
standar (kstd X hstd) = kstd
(Debit) (Kredit)
5000 bungkus x 0,2 kg = 1.000kg
PERSEDIAAN BDP (1000kg x Rp 10.000) 10.000.000 (D)
SELISIH KUANTITAS BBL (950kg – 1000kg) x 10.000 500.000 (K)
persediaan bbl (950kg x Rp 10.000) 9.500.000 (K)

Kelemahan : Selisih harga bbl termasuk bbl yang belum terpakai sehingga tidak tepat kalau semua selisih harga bbl
diperlakukan sebagai beban di laporan laba rugi.

Keunggulan : Tidak perlu buku pembantu persediaan bbl karena setiap kali pembelian bbl harga bbl yang dicatat di
akun persediaan bbl adalah sebesar harga standar.
Alternatif 2 :Selisih Harga Bbl Dicatat Pada Saat Di Pakai

Ayat jurnal

1.Mencatat pembelian bahan baku langsung


Persediaan bbl dicatat sebesar harga sesungguhnya
(Debit) (Kredit)
persediaan bahan baku langsung1.500kg x Rp 11.000 16.500.000 (D)
kas 16.500.000 (K)

2.Mencatat pemakaian bahan baku langsung


Persediaan BDP dicatat sebesar biaya standar
(Debit) (Kredit)
Persediaan BDP 1.000kg x Rp10.000 10.000.000 (D)
Selisih harga bahan baku langsung (11.000-10.000) 950kg 950.000 (D)
Selisih kuantitas bahan baku langsung (950-1000)Rp10.000 500.000(K)
Persaman bbl 950kg x Rp 11.000 10.450.000 (K)

Keunggulan : Selisih harga bbl hanya untuk bblyang sudah terpakai sehingga akan tepat kalau di perlakukan sebagai
beban di laporan laba rugi

Kelemahan : Perlu buku pembantu persediaan bbl karena harga bbl sesungguhnya yang di catat pada akun persediaan bbl
yang harganya berkemungkinan berbeda beda pada setiap kali pembelian
Alternatif 3 :Selisih Harga Bbl Dicatat Pada Saat Dibeli dan Dipakai

Ayat jurnal
1.Mencatat pembelian bahan baku langsung.
Persediaan bahan baku langsung di catat berdasarkan harga standar. Dibuat 2 akun selisih harga bbl yaitu : selisih harga
bbl dibeli dan selisih harga bbl di pakai.
(Debit) (Kredit)
Persediaan bahan baku langsung (1.500kg x Rp 10.000) 15.000.000 (D)
Selisih harga bahan baku langsung dibeli (11.000-10.000)1.500kg 1.500.000 (D)
Kas 16.500.000 (K)

2.Mengambil selisih harga bbl dibeli ke selisih harga bahan baku langsung dipakai.
(Debit) (Kredit)
selisih harga bahan baku langsung dipakai (11.000-10.000)950kg 950.000 (D)
selisih harga bahan baku langsung dibeli 950.000 (K)

3.Mencatat pemakaian bahan baku langsung.


(Debit) (Kredit)
Persediaan BDP (1000kg x Rp 10.000) 10.000.000 (D)
Selisih kuantitas bbl (950kg-1000kg)x Rp10.000 500.000 (K)
Persediaan bbl (950kg x Rp10.000) 9.500.000 (K)
PERHITUNGAN DAN ANALISIS SELISIH BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG

Perhitungan dan analisis selish BTKL

Contoh

Misalkan
• Standar jam kerja langsung (JKL) untuk menghasilkan 1 bungkus potato chip adalah 0,1 JKL.
• Standar tarif upahnya Rp 8.000/JKL.
• Perusahaan memproduksi potato chip 5.000 bungkus.
• Pemakaian tenaga kerja langsungnya 600 JKL.
• Tarif upah sesungguhnya Rp 7.500/JKL.

Terlihat tarif upah sesungguhnya lebih rendah dari tarif upah standar, sehingga pembayarannya lebih
rendah dari standar yang ditetapkan. Dari contoh ini kita dapat menghitung selisih BTKL yaitu dengan
membandingkan biaya tarif upah standar dengan biaya tarif upah sesungguhnya.
ANGGARAN FLEKSIBLE
BTKL SESUNGGUHNYA BTKL STANDART
600 JKL x RP.8000
600 JKL x RP. 7500 500 JKL x RP 8.000
Rp 4.800
Rp 4.500.000 Rp 4000.000

SELISIH TARIF UPAH SELISIH EFISIENSI


(7.500-8.000) 600 JKL (600-500) 8000
Rp 300.000 Rp 800.000
FAVORABLE UNFAVORABLE

Selisih efisiensi - Selisih tarif upah


Rp 800.000 - Rp 300.000 =
Rp 500.000

KETERANGAN
Cara menghitung biaya tenaga kerja standar:
Jam standar x tarif upah standar
Jam standar = 0,1 JKL x 5.000 bungkus = 500 JKL
Formula mencari selisih BTKL (labor cost varians)
= BTKL sesungguhnya - BTKL standar
= (JKL sesungguhnya x tarif upah sesungguhnya ) - (JKL standar - tarif upah standar)

Selisih BTKL ini dapat kita analisis dengan Analisis Selisih ( varians analyisis)
1) Selisihh Tarif Upah ( labor rate varians)
=> (Tarif upah sesungguhnya - Tarif upah standar) x JKL sesungguhnya
2) Selisih Efisiensi ( efisiency varians)
=> (JKL sesungguhnya - JKL standar) x Tarif upah standar

Selisih BTKL efisien ketika BTKL sesungguhnya lebih kecil daripada BTKL standar, jika sebaliknya maka tidak efisien.
Sama halnya dengan selisih efisiensi, jika jam sesungguhnya lebih kecil daripada jam standar maka efisien, jika tidak
maka tidak efisien..

AYAT JURNAL

1. Mencatat Pembayaran BTKL


(Debit) (Kredit)

Biaya Gaji dan Upah 4.500.000 (D)


Kas 4.500.000 (K)
2) mencatat pembebanan BTKL
(Debit) (Kredit)

Persediaan barang dalam proses/BDP (biaya standar) Rp 4.000.000


Selisih Efisiensi (UF) Rp 800.000
Selisih tarif upah (F) Rp 300.000
Biaya gaji dan upah ( biaya standar) Rp 4.500.000
ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK
Selisih upah langsung adalah perbedaan antara biaya overhead pabrik standar dengan biaya overhead pabrik
sesungguhnya dikeluarkan (aktual). Selisih overhead membutuhkan analisis yang berbeda dengan biaya manufaktur
yang lainnya karena overhead in terdiri atas berbagai jenis biaya.

Tingkah laku biaya overhead ini biasa digambarkan sebagai garis lurus, biaya ini terdiri atas dua komponen yaitu tetap
dan variable , yang dirumuskan sebagai berikut:

Y=a+bX
a = biaya tetap
b = biaya variabel

Jika
• biaya tetap (a) Rp 10.000,00/ bulan
• biaya variable (b)Rp 200 per unit
• sementara barang yang diproduksi 400 unit. Maka anggaran BOP adalah :
Y=a+bX
= Rp 10.000,00 + (200) ( 400)
= Rp 90.000,000

dengan demikian, tarif overhead per unitnya = Rp 90.000,00 /400 = Rp 225,00 per unit
Menghitung Selisih Overhead Pabrik

Selisih bersih biaya overhead pabrik terdiri atas dua jenis selisih, yaitu :

Selisih volume produksi = BOP dibebankan - BOP


anggaran

Selisih anggaran (spending variances) = BOP aktual -BOP


anggaran

Contoh Kasus:
PT Ben Pecah memproduksi berbagai perabot rumah tangga dari kaca, diantaranya piring. Volume menurut
anggaran adalah 4000 unit, akan tetapi dalam relisasinya hanya mencapai 3000 unit. Tarif biaya overhead
Rp 2500,00 per unit. Anggaran untuk biaya tetap adalah Rp 2.000.000,00 dan Rp 1.500,00 per unit untuk
biaya variable. BOP yang sesungguhnya terjadi adalah Rp. 6.000.000,00. Berapakah selisih BOP yang terjadi ?

a = Biaya tetap = Rp 2.000.000,00


b = Biaya variable = Rp 1.500,00
X = 3000
BOP anggaran = a + b X
= Rp 2.000.000,00 + (Rp 1.500,00) 3000
= Rp 6.500.000,00

BOP dibebankan = tarif BOP x kuantitas


= Rp 2500,00 X 3000
= Rp 7.500.000,00

Selisih volume produksi = BOP dibebankan - BOP anggaran


= Rp 7.500.000,00 - Rp 6.500.000,00
= Rp 1.000.000,00

Selisih ini merupakan selisih yang menguntungkan, karena volume produksi aktual lebih besar dari pada volume
anggaran

Selisih anggaran = BOP aktual -BOP anggaran


= Rp. 6.000.000,00 - Rp 6.500.000,00
= - Rp 500.000,00
Selisih ini menguntungkan karena BOP aktual lebih kecil daripada dari BOP anggaran
Thank you 

Anda mungkin juga menyukai